Program Jurusan Progam Studi Mata Kuliah Bobot Studi Dosen : Strata I (S-1) : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam : Al-Qur an I : 2 sks : H. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M. PdI. PROGRAM SARJANA ( STRATA I ) STAIN SALATIGA SEMESTER GENAP (II) TAHUN AKADEMIK 2011/2012 1. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Al-Qur an merupakan upaya akademik yang didesain untuk membekali mahasiswa agar mampu untuk membaca Al-Qur an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tata baca Al-qur an yang biasa dikenal dengan ilmu Tajwid. Dalam wacana studi ke-islaman, Al-Qur an merupakan sumber dari segala sumber hukum, yang menjiwai seluruh keyakinan umat dan telah menjadi pandangan hidup dalam menjalani kehidupan ini, yang didefinisikan sebagai firman Allah ( Kalamullah) yang diturunkan kepada kepada Nabi Muhammad SAW tertulis dalam mushaf yang kita terima dengan jalan mutawatir, diberikan pahala bagi para pembacanya, dan terjaga ke orisinilitasnya karena kemukjizatannya. Satu catatan penting dalam wacana studi Al-Qur an, adalah upaya membumikan Al-Qur;an pada diri setiap muslim dengan membaca, mengkaji dan menyampaikan isi firman tersebut adalah tanggung jawab setiap ummat muslim dari masa ke masa. Melihat kedudukan al-qur an yang sangat penting ini, maka dalam mengikuti perkuliahan Al-Qur an I ini, mahasiswa dituntut untuk dapat membaca al-qur an sesuai dengan ilmu Tajwid dan mampu menghafal beberapa surat dan ayat-ayat dalam Al-Qur an, serta menggali makna-makna yang terkandung di dalamnya secara menyeluruh agar dapat memahami dan mengetahui hal ihwal Al-Qur an secara maksimal untuk pengamalan ajaran Islam. Maka dari sini terlihat keindahan Al-Qur an sebagai firman Allah menjadi hidup bagi para pendengarnya manakala yang membaca al-qur an tersebut sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh ilmu Tajwid. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk menyadari bahwa semakin luas horison dan perspektif yang dipakai untuk menyampaikan dan mengungkap pesanpesan yang ada dalam al-qur an. 2. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu membaca Al-Qur an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu Tajwid dan mampu menghafal beberapa surat dan ayat-ayat Al-Qur an. 3. STRATEGI PEMBELAJARAN & EVALUASI PEMBELAJARAN Pembelajaran dilakukan dengan cara kuliah interaktif, ceramah, praktek membaca, serta menghafal Surat dan ayat dari Al-Qur an yang telah di tentukan oleh Akademik. Sedangkan dala evaluasi pembelajaran: Partisipasi dalam pertemuan kelas (kehadiran), hafalan Al-Qur an, kualitas bacaan dan hafalan dan ujian tertulis baik UTS maupun UAS menjadi fokus penilaian. 4. TIME LINE TOPIK-TOPIK PERKULIAHAN 1) Definisi dan kegunaan Ilmu Tajwid serta kedudukannya dalam ilmu-ilmu Islam 2) Hukum Nun dan Mim yang bersyiddah 3) Hukum-Hukum Nun Sukun dan tanwin 4) Hukum-Hukum Mim Sukun 5) Hukum-Hum Lam dan Ra 6) Mad, Waqaf dan Ibtida 7) Surat An-Nass s.d. Al-Dhuha 8) Surat Al-lail s.d. Al-Fajr. 9) Surat Al-Ghasiyah s.d. Al-Thoriq 10) Surat Al-Buruj s.d. Al-Insyiqaq 11) Surat Al-Muthaffifin s.d. Al-Infithar 12) Surat Al-Takwir s.d. Abasa 13) Surat An-Nazi at s.d. Al-Naba DIKTAT PERKULIAHAN AL-QUR AN I A. Pengertian Tajwid dan Hukum Mempelajarinya Tajwid menurut bahasa berasal dari kata 1) Al-Baqarah: 255 dan 284-286 2) Al-Baqarah:183-186 3) Al-Maidah: 6 4) Al-Baqarah:275-282 5) Surat pilihan (misalnya: Yasin-Al-mulk) - - yang berarti bagus atau membaguskan. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al- Qur an maupun bukan. Ilmu Tajwid bertujuan untuk memberikan tuntunan cara bagaimana pengucapan ayat yang tepat, sehingga lafal dan maknanya terpelihara. Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah: 1. Makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf) 2. Shifatul huruf (cara pengucapan huruf) 3. Ahkamul huruf (hubungan antar huruf) 4. Ahkamul madd wal qasr (panjang dan pendek ucapan) 5. Ahkamul waqaf wal ibtida (memulai dan menghentikan bacaan) 6. Mengenal Khat al-utsmani. Hukum Mempelajari tajwid sebagai suatu ilmu pengetahuan hukumnya Fardhu Kifayah Adapun mempraktekan ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur an adalah Fardhu Ain, hal tsb sesuai dengan QS. Al-Muzammil 4: Dan bacalah Al Qur an dengan Tartil. Menurut Ibnu Katsir Tartil artinya membaca Al-Qur an dengan perlahan-lahan dan hatihati karena itu akan membantu pemahaman dan tadabbur perenungan terhadap al-qur an. Inilah yang dimaksud dengan membaca al-qur an dengan tartil. B. Hukum Mim dan Nun bersyiddah Setiap huruf Nun atau Mim bertasydid dalam ilmu tajwid namanya Gunnah Musyaddadah, dan setiap Mim dan nun yang bertasydid semuanya wajib dibaca ghunnah, yaitu mendengung. Ghunnah adalah suara hallus yang keluar dari rongga hidung atau. Sedangkan ukuran panjang dengungnya adalah satu alif. Contoh : ا ن ثم ان ما فلم ا ولكن ا C. Hukum Nun Sukun dan Tanwin ( dan ) Nun Sukun dan Tanwin apabila bertemu dengan 28, terdapat lima bacaan, yaitu: 1. Idhar Halqi Yaitu Nun sukun ( (ن atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf halqi أ ح خ ع غ ه yaitu Maka harus dibaca idhar halqi yakni terang dan jelas. Sebagaimana contoh:.م ن نا و ن ب ك م ع م ي. ا و ان ح ر ح. اد.
2. Idghom Bigunnah Apabila ada nun sukun ( (ن atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf 4 yaitu, 3. Idgham Bilaghunnah maka harus dibaca dengan mendengung. Yaitu bila ada Nun sukun ( (ن atau tanwin ( ) dengan Lam ( ل ) dan Ro ( ر ), maka dibaca tanpa mendengung, sebagaimana contoh: 4. Iqlab ). ب ( ba atau tanwin ( ) dengan (ن ( sukun Yaitu bila ada Nun Membacanya Yaitu mengganti suara nun sukun atau tanwin dengan suara mim dengan mendengung ketika bertemu ba. Sebagaimana contoh: 5. Ikhfa Haqiqi Yaitu bila ada Nun sukun ( (ن atau tanwin ( ) dengan salah satu huruf 15, yaitu dengan bacaan menyamarkan antara ( idhar dan idghom ) serta mendengung. Sebagaimana contoh berikut ini: D. Hukum - Hukum Mim Bila Bertemu 28 Huruf Hijaiyah 1. Ikhfa Syafawi برق ج علون ح ط ة نغفرلكم. Yang dimaksud Ikhfa Safawi yaitu apabila mim sukun bertemu dengan. مال من من و..ر ح مة ل. ل.م ن ر م ن ب. ع ن ب ت ل ك م ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك م ن ت.م ا ثج اجا. ا ن ج. ا ع ت ص م ب ا ف ح ك م ب ب ال قس ط contoh: sebagaimana.ب huruf Adapun cara membacanya adalah samar-samar dibibir dan didengungkan. 2. Idgham Ma al Ghunnah Idgham Ma al Ghunnah biasa disebut juga dengan Idgham Mimi, hal tersebut dikarenakan keberadaan mim sukun bertemu degan huruf mim. adapun cara membacanya adalah dengan mendengung, sebagaimana contoh: 3. Idhar Syafawi م م ن ام ن. ع ل م م و ص دة Yang dimaksud Idhar Syafawi adalah apabila mim sukun bertemu degan huruf selain mim dan ba, sedangkan cara membacanya adalah jelas / terang di bibir. Sebagaimana contoh: خ ر ج ت م ج ا دا ا ن ع م ت
E. Hukum Bacaan Lam ( ) ) Lam ( ل ) dan ( ر ) adalah huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda ada yang dibaca tipis yang disebut juga Tarqiq yang disebut juga dengan Tafkhim 1. Hukum Bacaan Lam ( ), dan ada juga yang dibaca dengan tebal atau, adapun penjabarannya adalah sebagai berikut: a) Lam ( ل ) dibaca tipis apabila di dahului huruf yang berharokat kasroh, sebagaimana contoh: b) Lam ( ل ) dibaca tebal apabila di dahului huruf yang berharokat fathah atau dhommah, sebagaimana contoh: 2. H ) a) Ra ( ر ) dibaca tebal, apabila 1). Berharakat fahah atau fathatain, 2). berharakat dhommah, 3). Ra berharakat sukun, dan huruf sebelumnya berharakat fatkhah atau dhommah, 4). Ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat, 5). Ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat asli dan sesudahnya berupa huruf istila yaitu:, ب ر ق - ق ر ا ن- b) Ra ( ر ) dibaca tipis, apabila 1). Ra berharakat kasrah atau kasrataini, 2). Ra berharakat sukun, sebelumnya berharakat asli dan sesudah huruf ra tidak ada huruf istila 3). Sebelum Ra ada yang sukun. م ن - c) Jawazul Wajhain (boleh dibaca tebal dan juga tipis), yaitu apabila ra sukun, sebelumnya berupa harakat kasrah dan sesudahnya berupa huruf istila : adapun contohnya adalah sebagai berikut: ب س م الله ب ا ا ح ر ص م ن ع ر ض م ر ص اد ف ر ق ة م ر ص اد F. Dalam Membaca Al- الله ن ص ر الله إ ر ف ع وا- إ ر ك ع وا- إ ر ح م ح ص ض غ ط ق ط ح ر م ر ز ق ن ا- ر و ي ق ر ط اس ر ض ي -ف خ و ر ا 1. Hukum bacaan Mad Mad artinya panjang (bacaan panjang). Artinya jika huruf hijaiyah bertemu dengan salah satu dari tiga huruf mad yaitu wawu, alif, dan ya maka dibaca panjang. Mad dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Berikut jenis-jenis mad tersebut: ) مد طبعي ( : Thobi I (1) Mad ) ي ( ya ) sesudah fatkah, apabila ada ا ( alif dikatakan mad thobii, apabila ada sesudah kasroh, apabila ada wawu ( و ) sesudah dhomah, mad: maknanya panjang, sedangkan thobii maknanya biasa, cara membacanya panjang satu alif. ق ال ق ل ق ال و ا contoh: ر ز ق ن ا أ ر نا الغ ار م ن - ف ر ح و ن ر ع و ن م ر ص اد - ف ر ق ة م ر ف ق -ف ر د و س
) مد واجب المتصل ( : muttasil (2) Mad wajib yaitu apabila ada mad thobii bertemu dengan hamzah ( ء ) di dalam satu kata (kalimat) wajib artinya harus, dan muttasil artinya nyambung. Cara membacanya: wajib panjang sepanjang tiga alif م ن الس ماء >< ا و لي ك >< ب ال ب ا س اء ) مد جاي ز منفصل ( Munfasil: (3) Mad jaiz apabila ada mad thobii bertemu dengan hamzah ( ء ) tetapi hamzah tersebut dilain perkataan (kalimat) jaiz: boleh, munfasil: terpisah, cara membacanya: boleh dipanjangkan seperti mad wajib muttasil dan boleh juga seperti mad thobii. ب م ا ا و ت وا ><م اا ن ز ل >< الذيا ن ز ل ) مد لازم مثقل كلمي ( Kilmi (4) Mad Lazim Mutsaqol apabila ada mad thobii bertemu dengan tasdid didalam satu perkataan (kalimat) lazim (pasti/wajib) mutsaqqol (diberatkan) cara membacanya: harus panjang tiga alif. - الصافة الصاخة ) مد لازم مخفف كلمي ( Kilmi (5) Mad Lazim Mukhoffaf apabila ada mad thobii bertemu dengan huruf mati (sukun) lazim (pasti atau harus) mukhofaf (diringankan) cara membacanya: dibaca panjang tiga alif. الان (6) Mad Layyin : ( ) Apabila sebelum wawu ( و ) atau ya ( ي ) sukun ada huruf berharokat fatkhah ك ف - خ و ف layyin (lunak). ) مد عارض للسكون ( : Lis-sukun (7) Mad Arid Apabila ada tanda waqof sebelumnya ada mad thobii atau lain. Arid (mendatang atau menghadapi) lis-sukun (sukun atau mati) cara membacanya ada tiga cara: 1). Lebih baik dibaca panjang tiga alif, 2). Yang pertengahan dibaca dua alif, 3). Yang pendek dibaca satu alif. بما كنتم تعملون (8) Mad Silah Qoshiroh : ( ) apabila ada haa dhomir sedang sebelum haa ( ) ada huruf hidup (berharokat). Mad (panjang) shilah (hubungan) Qhosiroh (pendek). Cara membacanya: panjang dua harokat atau satu alif حبة (9) Mad Shilah Thowilah : ( ) apabila ada mad shilah qoshiroh bertemu dengan hamzah ( ء ) cara membacanya dibaca tiga alif, tapi juga boleh satu alif. - ) مد عوض ( : Iwad (10)Mad Apabila ada fathatain yang jatuh pada waqof pada akhir kalimat, cara membacanya: dipanjangkan seperti mad thobii dan tidak dibaca tanwin. ) مد بدل ( Badal: (11)Mad Apabila ada dua hamzah yang pertama hidup dan yang kedua mati, maka hamzah yang mati akan diganti dengan: 1). Alif bila mana hamzah yang pertama berharokat fatkhah, 2). Wawu apabila hamzah yang pertama berharokat dhommah, 3) Ya apabila hamzah yang pertama berharokat kasroh. ا أ د م : ا د م ا ي م ان : ا م ان ا ؤ تى : ا و تى
) مد لازم مثقل حرف ( Harfi: (12)Mad Lazim Mutsaqol Apabila ada permulaan surat dari al-qur an terdapat salah satu dari antara huruf delapan, yaitu: nun, qof, sad, ain, lam dan mim. ( ا ن ق ص ع س ل م ) mutsaqqal (diberatkan), cara membacanya harus panjang tiga alif. الم ن ص ) مد لازم مخفف حرف ( Harfi: (13)Mad lazim Mukhoffaf Apabila ada permulaan surat dari al-qur an terdapat salah satu dari antara huruf lima, yaitu: haa, yaa, thoo, maa, ha ( ه ي ط ما ح ). Cara membacanya: harus dibaca panjang satu alif - حم - (14)Mad Tamkin: ( ) Apabila ada ya sukun didahului dengan yaa yang bertasdid dan harokat kasroh, tamkin (penempatan). Cara b acanya ditempatkan dengan tasydid dan Mad thobiinya, contoh: ) مد فرق ( Farqi; (15)Mad - bacaan panjang tiga alif untuk membedakan pertanyaan atau bukan. قل الله اذن لكم - Contoh 2. Waqof Waqof adalah proses Berhenti pembaca dengan memutuskan suara pada akhir kalimah untuk mengambil nafas. Adapun Waqof terbagi menjadi 4 bagian: a. Waqof ikhtibari: yaitu waqof yang digunakan untuk menguji atau mengajar murid bagaimana mewaqofkan ditempat yg mendadak b. Waqof intidhori: yaitu waqof untuk mengumpulkan beberapa Qiroat yang berlainan riwayat c. Waqof Idlthirori: yaitu waqof sebab terpaksa karena kehabisan Nafas, lupa, atau lemah dalam membaca. d. Waqof ikhtiyari: yaitu waqof yang sengaja bedasarkan susunan kalam dan makna, waqof ikhtiari ini para ulama membaginya dengan 4 tingkatan: a) waqof tam: adalah waqof yang sempurna, yaitu waqof yang berhenti pada akhir kalam yang sempurna dan tidak ada kaitannya dengan kalam berikutnya baik lafadz maupun maknanya, seperti waqof pada akhir surat, akhir sebuah kisah, kadang-kadang diakhir ayat dan lain-lain, waqof ini lebih baik berhenti dan mulai kalam berikutnya. b) waqof hasan: yaitu waqof pada akhir kalam yang sempurna tapi masih ada hubungan lafadz dan maknanya dengan kalam berikutnya. Waqof ini boleh berhenti tapi harus mengulangi sebelumnya, kecuali pada akhir ayat maka memulai ayat berikutnya. Waqof ini bila nafasnya masih panjang lebih baik diwasholkan c) waqof kaafi: yaitu waqof pada akhir kalam sempurna yg masih ada hubungan makna dengan kalam berikutnya, seperti waqof pada akhir ayat, kadang-kadang ditengah ayat. Waqof ini baik untuk berhenti dan melanjutkan kalam berikutnya d) waqof qobih: yaitu waqof yang berhenti pada kalam yang tidak sempurna, belum bisa dipahami dan tidak boleh berhenti, kecuali memang terpaksa seperti kehabisan nafas atau terkena sesuatu yang mendadak, tapi harus mengulangi ا لحمد Dari ا لحمد. lafadz. seperti pada RUMUS-RUMUS WAQOF Rumus Artinya Keterangan م وقف لازم Lebih baik berhenti jangan diwasholkan ط وقف مطلق Tempat yang baik untuk berhenti
ج وقف جاي ز Boleh berhenti boleh washol ز وقف مجوز Boleh waqof tapi lebih baik washol ص وقف مرحص ضرورة ق Tidak boleh berhenti, baik washol صلى الو ص ل الاولى Tidak boleh berhenti, baik washol لا Bukan tempat waqof, baik washol Boleh Waqof bila terpaksa, lebih baik washol Berhenti pada salah satu tanda وقف معانقة :. :. وقف اولى قلى Lebih Utama Diwaqofkan 3. Adalah :memulai suatu bacaan yang pas dengan lafadz dan maknanya. Untuk imam hafash riwayat Imam Ashim menyambung basmalah dengan dua surah ada 3 cara : a) Qoth ul Jami : yaitu Akhir surah ( waqof) Basmalah (waqof ) awalu shuroh b) Qoth ul Awal wawaslusy Tsani: yaitu Akhirus surah ( waqof ) Basmalah (washol) Awalu shuroh c) Washlul Jami, yaitu Akhirur Shuroh- ( washol) Basmalah (washol ) - Awal Shuroh) G. Bacaan dalam al-qur an yang diluar dari teori yang biasa dilafalkan seperti diatas, karena diluar kebiasaan tersebut disebulah dengan sebutan ghorib (keanehan) yang terbentuk karena baik makna, kata dan lafal membutuhkannya. seperti: 1). Imalah; kubro & shughro, 2). Isymam, 3) Saktah, 4). Tashil, adapun penjelasannya akan diuraikan lebih panjang dalam perkuliahan. Demikian materi pengantar pembelajaran al-qur an 1, semoga dapat bermanfaat. amin