PENGANTAR. Jakarta 08 Februari 2017 Dewan Standar Akuntansi Syariah. M Jusuf Wibisana. M. Gunawan Yasni Anggota. Sigid Eko Pramono

dokumen-dokumen yang mirip
Tanggapan atas Draf Eksposur ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 31 Juli 2017

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PENCABUTAN PSAK 59: AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

PUBLIC HEARING ED PSAK 110 (2014) : Akuntansi Sukuk

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR AMENDEMEN PSAK 71: INSTRUMEN KEUANGAN TENTANG FITUR PERCEPATAN PELUNASAN DENGAN KOMPENSASI NEGATIF

AKUNTANSI SALAM PSAK. penyesuaian

ED PSAK 102. akuntansi murabahah. exposure draft

AKUNTANSI IJARAH PSAK. penyesuaian

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 107

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH

DE PSAK 112 AKUNTANSI WAKAF

DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IAI. Balai Kartini, Ruang Mawar/ Kamis, 8 Juni 2017

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

ED PSAK 70 AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK EXPOSURE DRAFT

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

No. 17/10/DKMP Jakarta, 29 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH

ED PSAK 4. exposure draft

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 110 AKUNTANSI HAWALAH

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM

ED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT

ED PSAK 46. exposure draft

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penerapan Laporan Keuangan Syariah PSAK 110 : Sukuk pada Lembaga Keuangan Syariah

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

ED ISAK 15 PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM, DAN INTERAKSINYA EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

Exposure Draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

BAB II LANDASAN TEORI

Amendemen PSAK 71 InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 103 AKUNTANSI SALAM

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 26

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

PENGUKURAN NILAI WAJAR

ED ISAK 32: DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi Salam ED PSAK 103 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH

Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

P ENCABUTAN PSAK 54: AKUNTANTSI R ESTRUKTURISASI UTANG PIUTANG BERMASALAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 104 AKUNTANSI ISTISHNA'

KOMBINASI BISNIS PSAK

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 28 FEBRUARI 2018

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB


LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018

PENCABUTAN PSAK 41 : AKUNTANTSI WARAN

BAB VI PENUTUP. (Akuntansi Murabahah) dan fikih muamalah. Dalam rangka meningkatkan dan

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

1 L a p o r a n T a h u n a n

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017

Interpretasi. Sewa Operasi Insentif. ED ISAK No Februari Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

Pernyataan Pencabutan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu yang telah dikeluarkan oleh DSAK sejak

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

DISTRIBUSI ASET NONKAS KEPADA PEMILIK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR AMENDEMEN PSAK 13: PROPERTI INVESTASI TENTANG PENGALIHAN PROPERTI INVESTASI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IAI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT SESUAI GMRA INDONESIA

Standar Akuntansi Keuangan

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI SALAM IKATAN AKUNTAN INDONESIA

ED PSAK 68. exposure draft

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IAI Grha Akuntan/ Jumat, 8 Desember 2017

PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM

KUIS & SOAL INVESTASI BONDS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 6. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

ED ISAK 26. exposure draft interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

TAMBAHAN ILUSTRASI DAN PENJELASAN PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN INDONESIA BUKU 1

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

PENGATURAN BERSAMA PSAK AMANDEMEN. Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

TOTAL ASET 81,190,623

TOTAL ASET 84,802,795

TOTAL ASET 84,923,383

TOTAL ASET 83,967,262

Transkripsi:

PENGANTAR Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia telah menyetujui penerbitan Exposure Draft Buletin Teknis 12: Akuntansi Transaksi Repo Syariah dalam rapatnya pada 08 Februari 2017. Jakarta 08 Februari 2017 Dewan Standar Akuntansi Syariah M Jusuf Wibisana Ketua Moch. Muchlasin Wakil Ketua Mahfud Solihin Wakil Ketua M. Gunawan Yasni Yasir Suhendar Juni Supriyanto Sigid Eko Pramono Dien Sukmarini Gunawan Setyo Utomo Adiwarwan A. Karim Ah. Azharuddin Latif Jaih Mubarok Oni Sahroni B12.1

[EXPOSURE DRAFT] BULETIN TEKNIS 12 AKUNTANSI TRANSAKSI REPO SYARIAH [Exposure Draft] Buletin Teknis ini bukan merupakan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. PENDAHULUAN 01 Transaksi repo surat berharga syariah (untuk selanjutnya disebut dengan transaksi repo syariah ) adalah transaksi penjualan surat berharga syariah (SBS) oleh pihak pertama kepada pihak kedua dengan janji (wa d) dari pihak pertama untuk membeli kembali SBS dari pihak kedua, dan janji dari pihak kedua untuk menjual kembali SBS tersebut kepada pihak pertama di masa mendatang. 02 Ketentuan syariah mengenai transaksi repo syariah diatur dalam Fatwa DSN MUI Nomor 94 tentang Repo Surat Berharga Syariah (SBS) Berdasarkan Prinsip Syariah yang dikeluarkan pada 2 April 2014. 03 Saat ini transaksi repo syariah telah dilakukan oleh beberapa lembaga keuangan. Namun, terdapat keragaman praktik akuntansi atas transaksi repo syariah tersebut. Bahkan sebagian pihak membukukan transaksi repo syariah sama dengan transaksi repo konvensional. Hal ini dapat menimbulkan persoalan terkait perbedaan substansi antara repo syariah dan repo konvensional. 04 Kondisi tersebut menjadi pertimbangan bagi DSAS IAI dalam menerbitkan Buletin Teknis ini dengan tujuan agar terjadi keseragaman perlakuan akuntansi atas transaksi repo syariah sesuai dengan substansinya berdasarkan tujuan dan maksud dari ketentuan Fatwa DSN MUI Nomor 94. 05 Buletin Teknis ini membahas akuntansi transaksi repo syariah baik di sisi penjual maupun pembeli dan diterapkan pada semua entitas yang melakukan transaksi repo syariah. 06 Akuntansi transaksi repo syariah yang dijelaskan dalam Buletin Teknis ini mencakup: (a) Pengakuan dan pengukuran atas akad jual beli pertama (first leg); (b) Pengakuan dan pengukuran atas janji untuk membeli kembali dan menjual kembali sejak jual beli pertama sampai jual beli kedua; (c) Pengakuan dan pengukuran atas akad jual beli kedua (second leg). B12.2

TRANSAKSI REPO SYARIAH 07 Secara umum transaksi repo syariah dilakukan sebagai berikut: (a) Pihak pertama menjual SBS kepada pihak kedua; (b) Pihak pertama berjanji untuk membeli kembali SBS dari pihak kedua, dan pihak kedua berjanji akan menjual kembali SBS kepada pihak pertama, di masa mendatang. 08 Pada saat jual beli pertama, akad jual beli antara pihak pertama dan pihak kedua merupakan akad jual beli yang sesungguhnya (al-bai' al-haqiqi). 09 Pada saat jual beli kedua, harga beli kembali oleh pihak pertama atau harga jual kembali oleh pihak kedua adalah: (a) Harga yang sudah disepakati pada saat janji; atau (b) Harga pasar pada saat terjadinya akad jual beli kedua. Akad Jual Beli 10 Repo syariah dilakukan melalui akad jual beli atas SBS dengan akad jual beli yang sesungguhnya yang antara lain ditandai dengan berpindahnya kepemilikan SBS yang diperjualbelikan. 11 Jual beli SBS tersebut menggunakan atau mengacu pada harga pasar atau harga yang disepakati. 12 Pengertian akad jual beli sesungguhnya berarti telah terjadi perpindahan dari pihak pertama kepada pihak kedua atas: (a) hak dan kewajiban hukum dari SBS; (b) semua manfaat dan risiko secara substansial (substantially all risk and reward) dari SBS; dan (c) pengendalian (control) atas SBS. 13 Akad jual beli SBS yang pertama dalam transaksi repo syariah merupakan akad jual beli yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan (derecognition) atas SBS dari laporan keuangan penjual, serta pengakuan awal (initial recognition) SBS tersebut dalam laporan keuangan pembeli. 14 Akad jual beli SBS yang pertama dan akad jual beli SBS yang kedua merupakan dua transaksi yang terpisah. Kedua transaksi tersebut tidak diperlakukan sebagai transaksi tunggal atau berkaitan. B12.3

Janji Membeli Kembali dan Menjual Kembali 15 Janji adalah pernyataan kehendak dari seseorang atau satu pihak untuk melakukan sesuatu yang benar (atau tidak melakukan sesuatu yang menyalahi syariah) kepada pihak lain di masa yang akan datang. 16 Janji dalam transaksi keuangan dan bisnis syariah bersifat mengikat (mulzim) sebagaimana yang diatur dalam Fatwa DSN MUI Nomor 85 tentang Janji (Wa d) dalam Transaksi Keuangan dan Bisnis Syariah. 17 Janji membeli kembali oleh pihak pertama dan janji untuk menjual kembali oleh pihak kedua (saling berjanji atau muwa adah) dalam transaksi repo syariah yang bersifat mengikat tersebut akan mempengaruhi model usaha atas kepemilikan SBS seperti yang diatur dalam PSAK 110: Akuntansi Sukuk. Hal ini akan berdampak terhadap klasifikasi yang sesuai atas SBS dalam laporan keuangan pihak kedua di antara tanggal jual beli pertama dan tanggal jual beli kedua. 18 Pihak pertama dan pihak kedua tidak melakukan pencatatan akuntansi pada saat memberikan janji untuk membeli hingga transaksi dilakukan. Pada saat tanggal pelaporan keuangan, pihak pertama dan pihak kedua memberikan pengungkapan tambahan atas janji dalam transaksi repo syariah pada laporan keuangan. AKUNTANSI TRANSAKSI REPO SYARIAH Pada Saat Jual Beli Pertama 19 Ketika jual beli SBS dalam akad jual beli pertama, maka: (a) Pihak pertama menghentikan pengakuan SBS dari laporan keuangannya, serta mengakui keuntungan atau kerugian dari penjualan SBS sebesar selisih antara jumlah neto yang diperoleh (net proceed) dan jumlah tercatat (carrying amount) dari SBS; (b) Pihak kedua mengakui SBS yang dibeli dari pihak pertama dalam laporan keuangan pada nilai wajarnya. 20 Pihak kedua mengklasifikasikan SBS yang diperoleh dari transaksi repo syariah di transaksi jual beli pertama dalam kategori: (a) diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through profit or loss atau FVTPL); atau (b) diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (fair value through other comprehensive income atau FVTOCI) B12.4

21 Klasifikasi SBS tersebut mengacu pada pengaturan dalam PSAK 110: Akuntansi Sukuk. PSAK 110 paragraf 40 mengatur bahwa SBS akan diklasifikasikan dalam kategori FVTOCI jika SBS tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual dan melakukan penjualan; dan persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Ketika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka SBS diklasifikasikan dalam kategori FVTPL. 22 Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi yang tepat atas SBS adalah keberadaan pembayaran kupon di antara tanggal jual beli pertama dan tanggal jual beli kedua. Di Antara Jual Beli Pertama dan Jual Beli Kedua 23 Dalam periode di antara jual beli pertama dan jual beli kedua, pihak kedua mengukur SBS pada nilai wajar dan perubahan nilai wajarnya diakui di: (a) penghasilan komprehensif lain, jika SBS diklasifikasikan dalam kategori FVTOCI; (b) laba rugi, jika SBS diklasifikasikan dalam kategori FVTPL. 24 Pihak kedua juga mengakui penghasilan investasi yang berasal dari SBS, seperti bagi hasil atau imbalan jika SBS berupa sukuk dan dividen jika SBS berupa saham. Pada Saat Jual Beli Kedua 25 Ketika jual beli kedua, pihak pertama mengakui dan mengukur SBS sebagai berikut: (a) jika SBS diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through profit or loss), maka SBS diukur pada nilai wajarnya. Selisih antara jumlah yang dibayarkan kepada pihak kedua dan nilai wajar SBS saat jual beli kedua diakui di laba rugi. (b) jika SBS diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (fair value through other comprehensive income) atau diukur pada biaya perolehan (amortised cost), maka SBS diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Dalam hal terdapat selisih antara harga beli kembali yang telah disepakati di awal dengan nilai wajarnya, maka selisih tersebut bukan merupakan biaya transaksi sehingga diakui di laba rugi. 26 Perlakuan akuntansi selanjutnya atas SBS dalam laporan keuangan pihak pertama mengikuti pengaturan dalam PSAK yang relevan. B12.5

PENGUNGKAPAN 27 Pihak pertama dan pihak kedua mengungkapkan penjelasan mengenai janji untuk melakukan transaksi repo syariah, yang setidaknya meliputi: (a) tanggal janji; (b) pihak lawan; (c) tanggal pembelian atau penjualan kembali; (d) jenis instrumen keuangan repo; (e) nilai jual beli pertama; (f) nilai jual beli kedua; (g) nilai wajar SBS pada tanggal pelaporan; (h) informasi lain yang relevan. B12.6

CONTOH ILUSTRASI 1 Contoh 1: Harga jual beli pertama pada diskonto, harga jual beli kedua pada harga kesepakatan, dan SBS berupa sukuk diklasifikasikan dalam FVTOCI A memiliki sukuk dengan jumlah tercatat Rp100. Kemudian A dan B melakukan transaksi repo atas sukuk tersebut dengan kesepakatan sebagai berikut: A menjual sukuk ke B seharga Rp98 pada 1 April 2017. A berjanji akan membeli sukuk tersebut dari B, dan B berjanji akan menjual sukuk tersebut ke A, pada harga Rp100 pada 15 Mei 2017. B menjual sukuk ke A seharga Rp100 pada 15 Mei 2017. B mengklasifikasikan sukuk dalam kategori FVTOCI selama periode kepemilikan antara 1 April sampai 15 Mei 2017. Nilai wajar sukuk pada 1 April, 30 April, dan 15 Mei 2017 masing-masing Rp101, Rp103, dan Rp105. Kupon sukuk sebesar Rp1 diterima pada 30 April 2017. Jatuh tempo sukuk pada 31 Desember 2019. Tanggal Pembukuan di A (pihak pertama) Pembukuan di B (pihak kedua) 2 01-04-2017 Kas 98 Sukuk 98 Kerugian 2 Kas 98 Sukuk 100 Sukuk 3 Keuntungan 3 30-04-2017 - Kas 1 Sukuk 3 0,03 Penghasilan 0,97 Sukuk 2,03 Keuntungan (OCI) 2,03 15-05-2017 Sukuk 105 Kas 100 Kas 100 Kerugian 3 Keuntungan 5 Sukuk 103 Keuntungan (OCI) 2,03 Keuntungan 2,03 1 Dalam contoh ini diasumsi tidak ada dampak pajak penghasilan. 2 Total penghasilan B adalah Rp3 yang meliputi pengukuran kembali pada nilai wajar dan penjualan Rp2,03, dan imbal hasil Rp0,97. 3 Amortisasi selisih harga perolehan dan nilai nominal secara garis lurus sampai dengan jatuh tempo. B12.7

Contoh 2: Harga jual beli pertama pada diskonto, harga jual beli kedua pada harga kesepakatan, dan SBS diklasifikasikan dalam FVTPL A memiliki sukuk dengan jumlah tercatat Rp100. Kemudian A dan B melakukan transaksi repo atas sukuk tersebut dengan kesepakatan sebagai berikut: A menjual sukuk ke B seharga Rp98 pada 1 April 2017. A berjanji akan membeli sukuk tersebut dari B, dan B berjanji akan menjual sukuk tersebut ke A, pada harga Rp100 pada 15 Mei 2017. B menjual sukuk ke A seharga Rp100 pada 15 Mei 2017. B mengklasifikasikan sukuk dalam kategori FVTPL selama periode kepemilikan antara 1 April sampai 15 Mei 2017. Nilai wajar sukuk pada 1 April, 30 April, dan 15 Mei 2017 masing-masing Rp101, Rp103, dan Rp105. Kupon sukuk sebesar Rp1 diterima pada 30 April 2017. Jatuh tempo sukuk pada 31 Desember 2019. Tanggal Pembukuan di A (pihak pertama) Pembukuan di B (pihak kedua) 4 01-04-2017 Kas 98 Sukuk 98 Kerugian 2 Kas 98 Sukuk 100 Sukuk 3 Keuntungan 3 30-04-2017 - Kas 1 Penghasilan 1 Sukuk 2 Keuntungan 2 15-05-2017 Sukuk 105 Kas 100 Kas 100 Kerugian 3 Keuntungan 5 Sukuk 103 4 Total penghasilan B adalah Rp3 yang meliputi pengukuran kembali pada nilai wajar dan penjualan Rp2, dan imbal hasil Rp1. B12.8

Contoh 3: Harga jual beli pertama pada nilai wajar, harga jual beli kedua pada nilai wajar, dan SBS diklasifikasikan dalam FVTOCI A memiliki sukuk dengan jumlah tercatat Rp100. Kemudian A dan B melakukan transaksi repo atas sukuk tersebut dengan kesepakatan sebagai berikut: A menjual sukuk ke B seharga nilai wajar pada 1 April 2017. A berjanji akan membeli sukuk tersebut dari B, dan B berjanji akan menjual sukuk tersebut ke A, seharga nilai wajar pada 15 Mei 2017. B menjual sukuk ke A seharga nilai wajar pada 15 Mei 2017. B mengklasifikasikan sukuk dalam kategori FVTOCI selama periode kepemilikan antara 1 April sampai 15 Mei 2017. Nilai wajar sukuk pada 1 April, 30 April, dan 15 Mei 2017 masing-masing Rp101, Rp103, dan Rp105. Kupon sukuk sebesar Rp1 diterima pada 30 April 2017. Jatuh tempo sukuk pada 31 Desember 2019. Tanggal Pembukuan di A (pihak pertama) Pembukuan di B (pihak kedua) 5 01-04-2017 Kas 101 Sukuk 101 Keuntungan 1 Kas 101 Sukuk 100 30-04-2017 - Kas 1 Sukuk 6 0,03 Penghasilan 0,97 Sukuk 2,03 Keuntungan (OCI) 2,03 15-05-2017 Sukuk 105 Kas 105 Kas 105 Keuntungan 2 Sukuk 103 Keuntungan (OCI) 2,06 Keuntungan 2,06 5 Total penghasilan B adalah Rp5 yang meliputi pengukuran kembali pada nilai wajar dan penjualan Rp4,03 dan imbal hasil Rp0,97. 6 Amortisasi selisih harga perolehan dan nilai nominal secara garis lurus sampai dengan jatuh tempo. B12.9

Contoh 4: Harga jual beli pertama pada nilai wajar, harga jual beli kedua pada nilai wajar, dan SBS diklasifikasikan dalam FVTPL A memiliki sukuk dengan jumlah tercatat Rp100. Kemudian A dan B melakukan transaksi repo atas sukuk tersebut dengan kesepakatan sebagai berikut: A menjual sukuk ke B seharga nilai wajar pada 1 April 2017. A berjanji akan membeli sukuk tersebut dari B, dan B berjanji akan menjual sukuk tersebut ke A, seharga nilai wajar pada 15 Mei 2017. B menjual sukuk ke A seharga nilai wajar pada 15 Mei 2017. B mengklasifikasikan sukuk dalam kategori FVTPL selama periode kepemilikan antara 1 April sampai 15 Mei 2017. Nilai wajar sukuk pada 1 April, 30 April, dan 15 Mei 2017 masing-masing Rp101, Rp103, dan Rp105. Kupon sukuk sebesar Rp1 diterima pada 30 April 2017. Jatuh tempo sukuk pada 31 Desember 2019. Tanggal Pembukuan di A (pihak pertama) Pembukuan di B (pihak kedua) 7 01-04-2017 Kas 101 Sukuk 101 Keuntungan 1 Kas 101 Sukuk 100 30-04-2017 - Kas 1 Penghasilan 1 Sukuk 2 Keuntungan 2 15-05-2017 Sukuk 105 Kas 105 Kas 105 Keuntungan 2 Sukuk 103 7 Total penghasilan B adalah Rp5 yang meliputi pengukuran kembali pada nilai wajar dan penjualan Rp4 dan imbal hasil Rp1. B12.10

Contoh 5: Pengungkapan informasi kuantitatif 8 Pihak Pertama (Entitas A) Surat berharga yang dijual dengan janji (wa d) dibeli kembali per 30 April 2017 terdiri atas: Pihak Lawan Entitas B Jenis Surat Berharga Sukuk Z Seri 123 Tanggal Jual dan Janji Tanggal Beli Kembali Harga Jual Harga Beli Kembali Nilai Wajar Per 30 April 2017 1/4/2017 15/5/2017 98 100 103 Pihak Kedua (Entitas B) Surat berharga yang dibeli dengan janji (wa d) dijual kembali per 30 April 2017 terdiri atas: Pihak Lawan Entitas A Jenis Surat Berharga Sukuk Z Seri 123 Tanggal Beli dan Janji Tanggal Jual Kembali Harga Beli Harga Jual Kembali Nilai Wajar Per 30 April 2017 1/4/2017 15/5/2017 98 100 103 8 Contoh pengungkapan ini hanya memberikan ilustrasi tambahan pengungkapan sesuai Buletin Teknis 12, yang mana tidak menampilkan pengungkapan informasi lain yang relevan sesuai PSAK yang berlaku. B12.11

MASUKAN/ INFORMASI LEBIH LANJUT Masukan atau informasi lebih lanjut terkait ED Bultek 12: Akuntansi Transaksi Repo Syariah dapat hubungi: IKATAN AKUNTAN INDONESIA Institute of Indonesia Chartered Accountants Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310 Phone: +6221-3190 4232 ext. 514 Fax: +6221-390 0016 www.iaiglobal.or.id dsas@iaiglobal.or.id B12.12