PEMBEKUAN PEMBEKUAN PEMBEKUAN 10/15/2012

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBEKUAN PEMBEKUAN PEMBEKUAN 10/4/2012

PEMBEKUAN PEMBEKUAN Tujuan

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

ITP530 PEMBEKUAN PANGAN

Heat Transfer Nur Istianah-THP-FTP-UB-2016

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Heat Transfer Nur Istianah-THP-FTP-UB-2015

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Eksergi Proses Pembekuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

ITP530 PEMBEKUAN PANGAN (Freezing of Foods)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Beku

III. METODOLOGI PENELITIAN

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

TIM DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

PEMBEKUAN. AINUN ROHANAH Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Program Studi Mekanisasi Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) secara sepintas

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

BAB II LANDASAN TEORI

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

ANALISA PERHITUNGAN BEBAN KALOR DAN PEMILIHAN KOMPRESOR DALAM PERANCANGAN AIR BLAST FREEZER UNTUK MEMBEKUKAN ADONAN ROTI DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h =

Referensi. Penilaian. Pokok Bahasan 9/12/2012. Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc. Quiz 20% Tugas 20% UTS 20% UAS 20% Praktikum 20%

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Blansing kemudian pembekuan Ditambahkan saus, keuntungannya : - memperbaiki flavor - menutupi off flavor - mencegah oksidasi - menambah kemudahan

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1/14/2014 FREEZE DRYING PROSES PENGERINGAN BEKU

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Produksi Kayu Bulat oleh Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Menurut Jenis Kayu, Lampiran 2. System pengeringan kayu Meranti

BAB I PENDAHULUAN I.1.

TPG330-Prinsip Teknik Pangan 8/24/2011

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN MESIN PEMBEKU TIPE LEMPENG SENTUH DENGAN SUHU MEDIA PEMBEKU BERTAHAP DENY FRAHMANA PUTRA SITUMORANG

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

III. METODE PENDEKATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

Referensi. Penilaian. Pokok Bahasan 9/26/2012. Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc. Quiz 20% Tugas 20% UTS 20% UAS 20% Praktikum 20%

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

E V A P O R A S I PENGUAPAN

KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract

KONSEP DASAR PENGE G RIN I GA G N

PERENCANAAN EVAPORATOR PADA FREEZER DENGAN KAPASITAS 8 KG

Bab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data 57 Maka setelah di klik akan muncul seperti gambar dibawah ini, lalu klik continue.

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

BAHAN AJAR TEKNIK PENDINGINAN Dan PEMBEKUAN

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN PERALATAN

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

KESETIMBANGAN ENERGI

FISIKA TERMAL Bagian I

SIDANG P3 SKRIPSI ME

Pengolahan dengan Suhu Tinggi

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB III PERANCANGAN.

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

Konduksi mantap 1-D pada fin. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN PANAS DAN PENGOLAHAN PEMBEKUAN KELOMPOK 1

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Transkripsi:

PEMBEKUAN PEMBEKUAN Tujuan menurunkan suhu sampai batas titik tertentu yang dapat menghambat proses deteriorasi oleh mikroba sehingga diperoleh produk yang lebih awet. Dewi Maya Maharani PEMBEKUAN Mekanisme Pembekuan : 1. Panas bahan pangan diambil suhu turun hingga titik beku 2. Energi panas terus dilepaskan air dan bahan pangan membeku 3. Energi panas terus dilepaskan hingga suhu yang dikehendaki Pembeku Semburan Udara (Air Blast Freezers) Produk pangan diletakkan dalam sistem rak atau konveyor yang dihembus dengan udara dingin berkecepatan tinggi. Modiikasi dari pembekuan semburan udara ini adalah luidized bed, dimana produk pangan dibekukan diluidasi dengan udara yang bersuhu rendah. Istilah komersial untuk pembeku ini adalah Instant-Quick- Frozen (IQF). Buah-buahan dan sayuran dapat dibekukan dalam 3 5 menit dengan IQF. Salah satu contoh Pembeku Semburan Udara adalah Spiral air blast reezer 1

Gambar Spiral air blast reezer : Air Blast Freezer (ABF) Untuk membekukan produk perikanan yang sudah dikemas dan diletakkan dalam pan-pan tertutup seperti udang dan ish illet. Pembekuan produk perikanan dengan Air Blast Freezer tergantung pada kecepatannya, makin cepat makin cepat dingin. Kelebihan : untuk produk perikanan segala ukuran dan jenis secara bersamaan. Air Blast Freezer (ABF) Penerapan Prinsip kerja Air Blast Freezer pembekuan produk dengan udara dingin, dalam hal ini terjadi perpindahan panas secara konveksi dari rerigerant di dalam pipa-pipa (koil) evaporator yang dihembuskan dengan bantuan an (kipas angin) berkekuatan besar. Pembekuan ikan Kakap Merah (Lutjanus sp) di PT. Inti Luhur Fuja Abadi menggunakan metode pembekuan cepat Air Blast Freezer (ABF) yang menggunakan rerigerant berupa reon dan ammonia dengan kisaran suhu pembekuan antara -35 0 C sampai -40 0 C selama 4-6 jam. 2

Pembeku Lempengan Gambar Pembeku Lempengan Produk pangan atau dalam kemasannya disentuhkan langsung dengan lempengan yang dijaga pada suhu pembekuan. Pembeku ini dapat didesain baik secara batch maupun kontinyu. Pergerakan udara tidak diperlukan sehingga akan menghemat tenaga apabila dibandingkan dengan pembeku semburan udara. Pembeku ini biasanya digunakan untuk membekukan ikan atau daging. Pembeku Pencelupan Gambar Pembekuan Pencelupan : Produk pangan bersentuhan langsung dengan rerigeran pembeku yang mempunyai suhu rendah. Rerigeran yang umum dipakai untuk pembeku ini adalah cairan Nitrogen yang mempunyai titik beku - 196 C Pembekuan akan cepat apabila produk pangan dipindahkan berlawanan arah dengan aliran rerigeran. Dua rerigeran lain yang sudah digunakan dalam pembekuan pencelupan adalah karbon dioksida cair dan R-12. 3

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembekuan (1) Kecepatan pembekuan, yaitu jumlah bahan yang dapat dibekukan tiap satuan waktu. (2) Waktu pembekuan, dipengaruhi : kecepatan pembekuan, suhu pendinginan, ukuran bahan, suhu dan angka (koeisien) hantaran panas. (3) Suhu pembekuan, adalah suhu akhir pembekuan yang dikehendaki dan pada suhu pembekuan titik beku bahan sudah terlampaui sehingga dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pembekuan Jenis reezer Suhu kerja Kecepatan udara di dalam air blast reezer Air Velocity 10 m/s 5 m/s Freezing Time Optimum Operation Gambar Pengaruh Kecepatan Udara terhadap Waktu Pembekuan Pada kecepatan udara yang tinggi, waktu pembekuan akan lebih pendek tetapi memerlukan tenaga yang lebih besar. Untuk berbagai tujuan disarankan menggunakan kecepatan 5 m/dtk sebagai kecepatan yang optimal. Pada kecepatan udara 10-15 m/dtk masih ekonomis dilakukan karena waktu pembekuan menjadi lebih pendek dan biaya menjadi lebih rendah (Muchtadi dan Fitriyono, 2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pembekuan : Suhu produk sebelum pembekuan Tebal produk Bentuk produk, bentuk bahan dan kemasan berpengaruh terhadap waktu pembekuan. Luas permukaan persinggungan dan kepadatan produk di dalam plate reezer. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pembekuan : Pengepakan produk, cara pengepakan, jenis, dan tebal bahan kemasan dapat berpengaruh terhadap kecepatan pembekuan. Jenis produk/bahan, semakin tinggi kandungan lemak maka semakin rendah kandungan airnya. Sebagian besar panas yang dikeluarkan dari produk pada proses pembekuan adalah untuk membekukan air, jika airnya sedikit maka semakin sedikit pula panas yang diambil untuk membekukan produk. 4

Waktu pembekuan (Freezing Time) waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu pusat dari suhu awal produk tersebut menjadi suhu yang diinginkan (Muchtadi dan Fitriyono, 2010). Pendugaan Laju Pembekuan Persamaan Plank Persamaan ini menggambarkan periode perubahan ase pada proses pembekuan untuk air. Jumlah pindah panas,q, yang melewati dua lapisan beku secara konduksi dan konveksi : q = Karena semua panas yang dilepas pada saat pembekuan harus dilepaskan ke sekelilingnya maka : L r ( - ) A T F T 1 x + h k dx dt a ( - ) T F T a = 1 x + h k sehingga, waktu pembekuan, t F adalah: t F = r L 2 P a R a + ( T - T ) h k F a r = the density o the rozen material L = the change in the latent heat o the ood (kj/kg) T = the reezing temperature (C) T a = the reezing air temperature (C) h = the convective heat transer coeicient at the surace o the material (W/(m 2 C)) k = the thermal conductivity o the rozen material (W/m C) 5

P = 1/2, R = 1/8 ininite plate P = 1/4, R = 1/16 ininite cylinder P = 1/6, R = 1/24 sphere Panas Laten Bahan: L = m m L L = 333,2 kj/(kg K) Example 1 : A spherical ood product is being rozen in an airblast reezer. The initial product temperature is 10C and the cold air -40C. The product has a 7 cm diameter with density o 1000 kg/m 3, the initial reezing temperature is -1,25C, the thermal conductivity o the rozen product is 1,2 W/(mC), the convective heat transer coeicient is 50 W/(m 2 C) and the latent heat o usion is 250 kj/kg. Metode Pham Metode ini dapat digunakan untuk bahan yang bentuk tidak beraturan dengan pendekatan elipsoidal. Diagram Pembekuan Keunggulan dari metode ini adalah mudah digunakan dengan tingkat keakuratan yang dapat dipercaya Metode ini menggunakan asumsi sebagai berikut: - kondisi lingkungan adalah konstan - suhu awal, Ti, konstan - nilai suhu akhir, Tc, tetap - konveksi pada permukaan bahan mengikuti hukum Newton tentang pendinginan. 6

Suhu rata-rata pembekuan (T m) membagi pembekuan menjadi dua bagian yaitu pre cooling dan post cooling Dari data penelitian Pham (1986) maka ditemukan : T = 1,8 + 0,263T + 0, 105T m c dimana Tc : suhu akhir (C) dan Ta : suhu medium pembekuan (C) Persamaan tersebut cocok untuk bahan pangan yang banyak mengandung air. a Waktu pembekuan untuk beberapa bentuk beraturan : dc D H D H t = + E D D h T 1 T 2 N 1 + 2 1 2 Bi dc = a characteristic dimension or radius (m) h = the convective heat transer coeicient (W/m 2 K) E = the shape actor, an equivalent heat transer dimension E = 1 ininite slab E = 2 ininite cylinder E = 3 sphere DH 1 adalah perubahan enthalpi secara volumetrik untuk periode pre cooling (J/m 3 ). ( ) D H = r c T - T 1 u u i cu = panas spesiik untuk bahan yang tak terbekukan (J/[kg.K]) Ti = suhu awal bahan ( C) m DT1 = T i + T 2 m - Ta DH 2 adalah perubahan enthalpi secara volumetrik pada periode perubahan ase dan post cooling. ( T T ) DH = r L + c - 2 c = panas spesiik untuk bahan beku (J/[kg.K]) L = panas laten pembekuan (J/kg) r = massa jenis bahan beku (kg/m 3 ) m c DT2 = Tm - Ta Tm = mean reezing temperature T a = reezing medium temperature 7

Example 2 : A spherical ood product (M=75%) is being rozen in an air-blast reezer. The initial product temperature is 10C and the cold air -15C. The product has a 7 cm diameter with density o unrozen product is 1000 kg/m 3, density o rozen product is 950 kg/m 3. Final center temperature is -18C, the thermal conductivity o the rozen product is 1,2 W/(m C), the convective heat transer coeicient is 50 W/(m 2 C), the speciic heat or the unrozen product is 3,6 kj/kg C and the speciic heat or the rozen product is 1,8 kj/kg C. Prediction o Freezing Time o Finite-Shaped Objects Table G Values or Dierent Shapes G1 G2 G3 Finite cylinder, height < diameter 1 2 0 Finite cylinder, height > diameter 2 0 1 Example 3 : Lean bee in the shape o a large slab with 1 m length, 0,6 m width and 0,25 m thickness is to be rozen in an air-blast reezer with a Biot Number 0 2,5. Calculate the shape actor rom the given dimensions. Rectangular rod 1 1 0 Rectangular brick 1 1 1 8

Example 4 : Lean bee with 74,5% moisture content and 1 m length, 0,6 m width, and 0,25 m thickness is being rozen in an air-blast reezer with hc = 30 W/(m 2 K) and air temperature o -30 o C. I the initial product temperature is 5 o C, estimate the time required to reduce the product temperature -10 o C. An initial reezing temperature o -1,75 o C has been measured or the product. The thermal conductivity o rozen bee is 1,5 W/(m K), and the speciic heat o unrozen bee is 3,5 kj/(kg K). A product density o 1050 kg/m 3 can be assumed, and a speciic heat o 1,8 kj/(kg K) or rozen bee can be estimated rom properties o ice. Terima Kasih.. 9