PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT SIKAP ILMIAH BERBASIS SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes. Oleh : Tomoliyus

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

Document Title KATA PENGANTAR

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENILAIAN BERBASIS KELAS

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

DAMPAK UJIAN NASIONAL

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA DIKLAT TEORI PRODUKTIF UNTUK SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL 2012/2013 ARTIKEL

Arman Efendi * Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

STRATEGI PENGEMBANGAN ASESMEN

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA. Heru Kuswanto

SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501)

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Mei, 2014

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

DIREKTORAT PEMBINAAN

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA

PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN ASESMEN PORTOFOLIO PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK PEMBELAJARAN TEKNOLOGI

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

TEKNIK PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM A. Muliati, AM Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengacu pada seluruh Ranah Sikap Capaian Pembelajaran Lulusan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO

ANALISIS KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EVALUASI HASIL BELAJAR Oleh : Badrun Kartowagiran (2005) Abstrak Makalah ini mencoba

ANALISIS TINGKAT KESULITAN (DIFFICULTY LEVEL) SOAL PADA BUKU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KURIKULUM 2013

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES GEOMETRI DAN PENGUKURAN PADA JENJANG SMP

Transkripsi:

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) Disampaikan Oleh: Badrun Kartowagiran**) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 ============================ *) Makalah disampaikan pada Pelatihan Penilaian Otentik Bagi Guru SMP di Wonosari yang mengimplementasikan kurikulum 2013, pada 29 Ahustus 2014 **) Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

A. PENDAHULUAN Sampai saat ini banyak usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satu di antaranya adalah penerapan kurikulum 2013. Pada dasarnya, kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP, utamanya dalam tataran implementasi. Sebagai contoh, baru sedikit sekolah yang mampu melakukan penilaian seperti yang dituntut pada kurikulum KTSP. Oleh karena itu, agar tujuan kurikulum 2013 tercapai maka selain baik konsepnya, maka implementasinya juga harus baik. Seperti yang tertera dalam dokumen, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Tujuan ini bakal terwujud manakala Pemerintah dan semua warga masyarakat, terutama guru berusaha mengiplementasikan kurikulum tahun 2013 dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan implementasi kurikulum tidak hanya tergantung pada guru tetapi juga fasilitasi Pemerintah dan dukungan semua warga masyarakat. Selain proses pembelajaran, komponen penting dalam implementasi kurikulum tahun 2013 adalah penilaian. Penilaian yang diterapkan oleh pendidik (guru), satuan pendidikan (sekolah), dan Pemerintah harus berbasis atau benar-benar mengacu kurikulum 2013. Hal ini dapat difahami karena penilaian dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan karena bisa saja penilaian merupakan sarana untuk perbaikan mengajar guru atau assessment for learning (AfL) dan penilaian sebagai sarana untuk perbaikan belajar peserta didik atau assessment as learning (AaL). Sementara itu, penilaian yang dilakukan oleh Pemerintah berupa penilaian sumatif atau assessment of learning (AoL) yang biasanya: (1) dilakukan pada akhir jenjang, dan (2) bertujuan untuk mengelompokkan peserta didik berdasarkan pada penguasaan kompetensi yang dipelajarinya. Pada prinsipnya, penilaian yang dilakukan pendidik harus mampu mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik belajar lebih baik.

B. PENDEKATAN DAN INSTRUMEN PENILAIAN Penilaian adalah kegiatan yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi secara akurat dan bermanfaat untuk menafsirkan keberhasilan belajar siswa. Sttigins (2012) menjelaskan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan informasi tentang belajar siswa untuk perbaikan pembelajaran. Wright dan Stones (1992) menuliskan assessment provides an accounting of how much student learn in school and what resources are expended on achieving those learning outcome. Penilaian dapat menjelaskan seberapa jauh siswa belajar di sekolah dan sumber apa saja yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran tersebut. Djemari Mardapi (2008) menjelaskan bahwa penilaian meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar siswa. Bukti ini tidak selalu diperoleh melalui tes, tetapi juga bisa dikumpukan melalui pengamatan atau laporan diri. Dengan demikian, penilaian adalah penafsiran terhadap informasi atau dapat juga skor hasil pengukuran dan hasilnya dikenakan pada orang perorang. Sementara itu Brown dan Keegan (2014) menjelaskan bahwa penilaian autentik adalah suatu kegiatan penilaian yang mengungkap apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, bila kegiatan itu tidak layak dilakukan oleh orang dalam kehidupan nyata maka kegiatan itu bukan penilaian autentik. Penilaian autentik harus sama atau sangat mirip dengan situasi nyata, permasalahan yang ditanyakan kepada siswa sangat realistik, benar-benar dihadapi atau ditemui oleh siswa di dunia nyata. Atau boleh juga, yang ditanyakan adalah hal-hal nyata yang terkait dengan pembelajaran yang baru saja berlangsung. Penilaian Pencapaian Kompetensi peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut. 1. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan

untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Jenis penilaian yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menilai kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap adalah penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian perilaku peserta didik secara multi-dimensional pada situasi nyata. Penilaian seperti ini tidak hanya menggunakan tes kertas pensil atau tes tertulis saja tetapi juga menggunakan berbagai metode, misalnya tes perbuatan, pemberian tugas, dan portofolio. Hargreaves dan Lorna Earl (2002) menjelaskan bahwa penilaian otentik mampu memotivasi peserta didik untuk lebih bertanggungjawab atas belajar mereka sendiri, membuat penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, mendorong peserta didik untuk lebih berkreasi dan menerapkan pengetahuannya daripada hanya sekedar melatih ingatan. Di bagian lain, Hargreaves dan Lorna Earl (2002) memaparkan hasil penelitiannya bahwa: (1) guru lebih senang menggunakan penilaian otentik karena soal yang digunakan tidak harus diuji-coba terlebih dahulu, (2) dengan penilaian otentik dapat dibangun pemahaman kolaboratif antara guru, peserta didik, dan orang tua karena penilaian otentik menilai setiap kegiatan peserta didik dan kadang-kadang melibatkan orang tua, dan (3) penilaian otentik juga Instrumen yang digunakan dalam penilaian harus memenuhi persyaratan: 1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; 2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan 3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Persyaratan ini dapat terpenuhi manakala instrumen ditulis didasarkan langkah-langkah baku, yakni: (a) menulis kisi-kisi, (b) menulis butir soal, dan (c) menelaah butir-butir instrumen. Langkah-langkah ini adalah langkah minimum yang harus dilakukan agar butir-butir instrumen

dikatakan baik. Untuk ujian skala besar, setelah ditelaah dan direvisi, maka instrumen itu harus diuji- cobakan untuk melihat bukti empirik validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. C. PENENTUAN KELULUSAN Setiap kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi sikap, meskipun demikian penilaiannya dilakukan secara terpisah. Kriteria kelulusan untuk kompetensi pengetahuan adalah tercapainya kompetensi minimum, yakni bila siswa sudah mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperolehnya; atau bisa dinyatakan dengan skor, yakni bila skor yang diperolehnya adalah 75 atau lebih besar. Kriteria kelulusan untuk kompetensi keterampilan adalah bila seorang siswa sudah mampu mendemosntrasikan substansi yang dipelajarinya dengan benar; atau bila dinyatakan dengan skor sebesar 75 atau lebih besar. Sementara itu, kriteria kelulusan untuk kompetensi sikap adalah bila peserta didik itu berperilaku baik, atau bila dinyatakan dalam bentuk nilai sebesar 3,67 atau lebih. D. PENUTUP Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui perbaikan kegiatan di ruang kelas, perbaiki proses pembelajaran dan penilaiannya. Hal ini dapat difahami karena penilaian yang baik dapat digunakan untuk perbaikan guru mengajar dan perbaikan siswa belajar. Semakin berkualitas kegiatan mengajar guru dan semakin berkualitas kegiatan belajar siswa maka semakin tinggi pula kualitas pendidikan di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Brown TL, Gavin, Irving, S. Earl, dan Keegan, J. Peter. 2014. An Introduction to educational assessment, measurement and evaluation: Improving the quality of teacher-based assessment, 3 rd Edition. Auckland: Dunmore Publishing Ltd. Djemari Mardapi. 2008. Teknik penyusunan instrumen: tes dan non tes. Yogyakarta: MITRA CENDIKIA Earl, L; Hargreaves, A; dan Schmidt, M. 2002. Perspective on Reform. American Educational Research Journal, Spring 2002, Vol. 39. No. 1. Stigin, R. and Chapuis, J. 2012. Introduction to student involved assessment for learning, 2 nd edition. Boston: Addison Wesley. Wright, B. D., & Stone, M. H. 1992. Best test design. Chicago: Mesa Press.