pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENDUKUNG LINGKUNGANKAWASAN BERWAWASAN LINGKUNGAN MANDIRI (Pemetaan Klaster Industri Dalam Penanganan Limbah Industri Tahu)

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG TIDAR CAMPUR KOTA MAGELANG

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

Dari Pengusaha Tepung Tapioka Jadi Konsultan Biogas

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANAN BUMDes DALAM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR TAHU DAN PEMANFAATAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. membuang sampah di jalan, saluran selokan, sungai dan lahan-lahan terbuka.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,

ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

IV. METODE PENELITIAN

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

Iklim Perubahan iklim

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

PEMBUATAN TOILET KERING

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3. Subdirektorat Penanganan B3

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

Transkripsi:

PENDAHULUAN Sampah atau limbah, selalu saja menjadi permasalahan. Masalah selalu timbul sebagai akibat dari tidak mampunya masyarakat melakukan tata kelola terhadap sampah atau limbah yang dihasilkan baik oleh rumah tangga maupun oleh industri. Pemerintah sesungguhnya telah mengatur masalah pengelolaan sampah yang dituangkan dalam UU no. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, walaupun kewenangan tersebut telah didistribusikan kepada semua pihak, dan pihak-pihak tersebut seharusnya sudah memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah, namun hal ini selalu tidak dapat terselesaikan secara tuntas. Seperti yang terjadi di Kota Pekalongan, dimana berdasarkan hasil pemetaan daerah-daerah penghasil tahu, khususnya di 70 unit usaha tahu di Kelurahan Duwet, yang masyarakatnya bergantung penghidupan dari penghasilan mereka memproduksi tahu, dan dari produksi tahulah mereka mendapat kecukupan kesejahteraan, namun disisi lain, tanpa disadari tahu memiliki limbah yang sudah tak terpakai lagi. Limbah dari tahu ini terdiri atas dua jenis limbah padat yang disebut dengan ampas tahu dan limbah cair. Limbah tahu di buang begitu saja bukan pada tempatnya, dan menyebabkan lingkungan sekitar menjadi kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap, bahkan tanah pun ikut terkena imbasnya, yaitu tanah menjadi rusak dan tidak subur lagi. Ada pula unit usaha tahu yang membuang ampas tahu ke Sungai Baros, sehingga sungai menjadi kotor dan tercemar. Limbah tahu ternyata jika dikelola kurang tepat akan berakibat pula terhadap pemanasan global. Emisi gas yang dihasilkan oleh ampas tahu memiliki potensi penghasil emisi gas rumah kaca, yang jika dibiarkan secara terus menerus akan berakibat pada peningkatan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan berdampak pada perubahan iklim. Kota Pekalongan adalah kota yang memiliki visi mewujudkan kota jasa yang berwawasan lingkungan. Sebagaimana laiknya kota, masyarakat Kota Pekalongan menggunakan energy sebagai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti untuk keperluan rumah tangga yang digunakan untuk keperluan memasak, masyarakat masih menggantungkan energy gas yang tersedia, baik itu yang disediakan oleh pihak swasta maupun pemerintah. Namun bagaimana jika terjadi kelangkaan energy, jika tidak tersedia enelgi alternative, maka masyarakat akan kembali menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak,.

Adapun dampak yang akan ditimbulkan adalah pencemaran udara dan penebangan liar. Jika hal ini terjadi maka visi yang sedang diwujudkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan tidak tercapai. Berangkat dari permasalah di atas, maka sebagai upaya menciptakan kota jasa yang berwawasan lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan membuat terobosan baru melalui revitalisasi ampas tahu menjadi energy alternative dengan nama program Energi Ampas Tahu Kota Pekalongan. INOVASI Penyelesaian permasalahan lingkungan hidup tidak terlepas dari bagaimana kita menemukan cara dalam pengelolaan masalah limbah. Kelurahan Duwet Kota Pekalongan, berdasarkan hasil pemetaan daerahdaerah penghasil tahu di Kota Pekalongan saat itu telah memiliki limbah tahu sebanyak 192m³ yang langsung dibuang ke tanah, sehingga menimbulkan dampka pencemaran lingkugan. Adapun factor lain yang mempengaruhi pencemaran lingkunganpun terjadidi saat pemerintah kota tidak mampu lagi menyediakan energy alternative disaat terjadinya kelangkaan energy. Ampas tahu yang semula barang yang sangat tidak berguna kini dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat dan swasta, dapat dimanfaatkan sebagai energy alternative untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Energi ampas tahu Kota Pekalongan merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan, melalui program mengajak masyarakat untuk mengelola kembali limbah tahu yang sudah tidak terpakai menjadi energy alternative, yang bertujuan menjaga lingkungan agar terpelihara dengan menjaga kadar air limbah serta memanfaatkan biogas yang dihasilkan dari limbah tahu menjadi alternatif energi untuk masyarakat sekitarnya. STRATEGI Program Energi ampas tahu Kota Pekalongan, merupakan program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan dalam rangka mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan menciptakan lingkungan yang asri dan terpelihara. Adapun strategi yang dilakukan sebagai berikut: 1. Pemerintah Kota Pekalongan merancang konsep energy alternative yang berasal dari limbah tahu. Rancangan konsep dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan beberapa universitas;

2. Mengidentifikasi daerah-daerah penghasil tahu yang tersebar di Kota Pekalongan, seperti di beberapa Kelurahan Kota Pekalongan, yaitu Kelurahan Duwet, Kertoharjo, Kuripan Kidul, Banyurip Ageng, dan Banyurip Alit; 3. Membuat dokumen perencanaan, yang dalam prosesnya pemerintah mendengarkan pendapat masyarakat serta berkonsultasi pada para akademisi; 4. Mengintegerasikan program dalam program kerja Pemerintah Kota Pekalongan, untuk ditindaklanjuti dengan proses pengadaan instalasi dan fasilitas; 5. Melakukan kolaborasi antar semua pihak, pemerintah, masyarakat dan swata. Perlibatan pihak swasta adalah untuk pembangunan desain, instalasi dan fasilitasnya; 6. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai proses penggunaan dan proses perawatan instalasi; 7. Implementasi program pada industry-industri tahu yang telah ditetapkan. Konsep energy ampas tahu Kota Pekalongan diperoleh melalui cara prkonsultasian dengan bebrapa universitas, hal ini ditujukan untuk memperoleh gambar bagaimana model yang akan dikembangkan dalam pengelolaan ampas tahu. Selanjutnya mengidentifikasi industry kecil penghasil tahu, dimana dari hasil idenfikasi daerah di Kota Pekalongan, Kelurahan Duwet, Kertoharjo, Kuripan Kidul, Banyurip Ageng, dan Banyurip Alit menjadi lokus yang tepat untuk menerapkan program ini. Selanjutnya Untuk mewujudkan ide tersebut Kantor Lingkungan Hidup Kota Pekalongan mencoba mengajukan pendanaan melalui penggunaan Dana Alokasi Khusus bidang Lingkungan Hidup, mengakses dana hibah dari AUSAID, dan mempergunakan APBD Kota Pekalongan. Selain itu, pemerintah kota juga menggandeng lembaga pemerintahan lain untuk membangun jaringan dan reaktor pengolahan limbah tahu. Sebagai contoh, untuk membangun sebuah instalasi pengolahan limbah tahu beserta jaringannya di Kelurahan Duwet, Kecamatan Pekalongan Selatan, dana pembangunan IPAL diperoleh dari DAK sebesar 99 juta rupiah dan Dana Hibah sebesar 150 juta rupiah. Adapun pengadaan lahan tempat instalasi diperoleh melalui sumbangan dari warga setempat. Adapun proses energy ampas tahu ini adalah dengan melakukan pemisahan limbah tahu. Limbah tahu terdiri dari 2 jenis, ada limbah cair dan ada pula limbah padat atau yang biasa disebut ampas tahu. Limbah cair industri tahu sendiri sebenarnya sebagian dimanfaatkan kembali untuk membuat nata de coco sedangkan sisanya dibuang. Sisa yang dibuang ini yang kemudian mencemari air dan tanah karena mengandung metana. Perombakan (degradasi) limbah cair organik akan menghasilkan gas metana, karbondioksida, dan gas-gas lain serta air. Air limbah yang dibuang dari para pengrajin kemudian ditampung pada bak pengurai yang kedap udara anaerob. Dari bak tersebut air dialirkan beberapa kali ke bak pengolahan lanjutan yang kemudian memisahkan air dan gas. Gas yang terkumpul dialirkan ke rumah penduduk melalui pipa-pipa gas. Di tiap rumah penduduk dilengkapi dengan pengukur tekanan gas. Jika tekanan gas di alat pengukur tersebut mencapai 7 bar penduduk dapat memanfaatkan gas dari reactor. Sampai saat ini gas dapat dimanfaatkan secara cuma- cuma oleh masyarakat yang berada di sekitar industri tahu. Sebagian digunakan untuk memasak dalam proses pembuatan tahu bagi

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya KENDALA Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan kurangnya pemahaman ilmu tentang pengelolaan limbah menjadi kendala berlangsungnya program energy ampas tahu Kota Pekalongan. HASIL YANG DICAPAI Selama program energy ampas tahu Kota Pekalongan, adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah: 1. Berkurangnya tingkat pencemaran lingkungan akibat limbah tahu bagi masyarakat sekita; 2. Dihasilkannya biogas dari sumur IPAL sebagai bahan bakar alternatif untuk keperluan memasak; 3. Penataan lingkungan sekitar IKM menjadikan tidak lagi kumuh sehingga meningkatkan tingkat kesehatan dan kenyamanan bagi masyarakat sekitar; 4. Dihasilkannya 28,32-30 m 3 gas setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan memasak bagi 18-24 rumah warga sekitar; 5. Penghematan sebesar rata-rata Rp 60.000/bulan untuk pengeluaran memasak bagi rumah tangga yang dialiri biogas dari ampas tahu, sehingga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar; 6. Proses ini mampu mengurangi penggunaan kayu bakar, minyak tanah, maupun LPG sehingga dapat mengurangi emisi GRK yang dihasilkan; 7. Saat ini telah terbangun IPAL biogas industri tahu sejumlah 4 (empat) unit yang sudah dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar; 8. Dengan inovasi bidang pemanfaatan limbah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat otomatis dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintah daerah mengingat terjadi penghematan terhadap konsumsi bahan bakar untuk kebutuhan energinya, sekaligus menyumbang upaya mengurangi emisi GRK Kota Pekalongan; 9. Berkat proses yang dikembangkan, Pemerintah Kota Pekalongan dapat menjaring pendanaan dari pusat atau yang dimasukkan dalam kegiatan untuk memperbaiki sanitasi perkotaan (setiap tahun pembiayaan untuk pembangunan instalasi biogas melalui DAK-LH dan tahun 2011 mendapatkan bantuan dana hibah AUSAID).

KEBERLANJUTAN Untuk menjamin keberlanjutan Program Ampas Tahu Kota Pekalongan, Pemerintah melakukan kerjasama yang ditindaklanjuti dengan MoU pada tiap-tiap daerah yang belum memanfaatkan ampas tahu sebagai energy alternative. LESSON LEARN Program Taling Siswa Kota Tarakan dapat berjalan sesuai rencana disebabkan oleh adanya komitmen kuat dan kolaborasi antar semua pihak.