PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PTIRIASIS VERSIKOLOR

I. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan infeksi kronis granulomatous yang mengenai kulit, syaraf tepi

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadiannya yang masih tinggi (World Health Organization

Klasifikasi penyakit kusta

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

KUSTA SALAH SATU PENYAKIT MENULAR YANG MASIH DI JUMPAI DI INDONESIA. Drh. Hiswani Mkes Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

-Faktor penyebab penyakit kusta. -Tanda dan gejala penyakit kusta. -Cara penularan penyakit kusta. -Cara mengobati penyakit kusta

STRONGILOIDIASIS No. Dokumen : No Revisi : Tanggal terbit : Halaman :


Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

BAB I PENDAHULUAN. dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECACATAN PENDERITA KUSTA (Kajian di Kabupaten Sukoharjo)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium leprae (M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk batang yang

Kelompok. Nama Anggota

TATALAKSANA SKISTOSOMIASIS. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kronis pada manusia yang disebabkan Mycobacterium leprae (M. leprae) yang

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

Gangguan Neuromuskular

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

Tingginya prevalensi kusta di Kabupaten Blora juga didukung oleh angka penemuan kasus baru yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan

Laporan Pendahuluan Morbus Hansen. BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ALUR PELAYANAN LABORATORIUM No.Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : KEPALA PUSKESMAS PRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium

Pencegahan Primer, Sekunder & T ersier (Sistem Neurobehavi. dr. Riska Yulinta V, MMR

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

Laporan Kasus REAKSI KUSTA TIPE 2 PADA PENDERITA KUSTA MULTIBASILER (MB) YANG TELAH MENYELESAIKAN TERAPI MDT-MB. dr. Cut Putri Hazlianda

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

PENGALAMAN KLIEN DALAM MENJALANI PENGOBATAN KUSTA DI WILAYAH KABUPATEN BATANG

PERSALINAN LAMA No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal : Terbit. berlaku Halaman :

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: YUVENSIUS USBOKO NPM :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah. diketahui,tanpa adanya kelainan neurologic lain. Pada sebagian besar

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I KONSEP MEDIK A. DEFINISI

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PELATIHAN PERAWATAN DIRI BERBASIS KELUARGA TERHADAP PRAKTIK PERAWATAN DIRI PENDERITA KUSTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai, memiliki karakteristik kemerahan dan skuama, terjadi di. daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti di wajah, kulit

Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara

b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas mengukur suhu tubuh pasien

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB III BAHAN DAN METODE

Unit. Terbitan : 2014 No. Revisi : Tanggal mulai berlaku 01 Januari 2014 Halaman : 1-7

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

A. Formulir Pelacakan Kasus AFP

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KURUN KECAMATAN KURUN Jl. TAMANGGUNG PANJI No. 18 (0537) 31026, KUALA KURUN 74511

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema

BAB I PENDAHULUAN. hipopigmentasi berwarna putih susu berbatas tegas. Vitiligo mengenai sekitar 0,5-1% dari

Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella

PEMERIKSAAN IVA. : A/II/SOP-PKM/III/2016/001 Dokumen No.Revisi : 00 Tanggalterbit : 01 Maret 2016 Halaman : 1/2

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit tertua di dunia yang disebabkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Variable bebas

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Kabupaten dr. ABDUL FATAH A. NIP: 197207292006041014 1.Pengertian 2.Tujuan Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang sistematis. Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh individu. Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai 3.Kebijakan SK No : 440 /... / 431.201.7.1.15 / 2015 tentang Penanggung Jawab Pelayanan dan Program UPTD 4.Referensi - 5.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register kohort kusta. 2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta yang telah dicatat pada kartu penderita. 3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta, yaitu : A. Tanda-tanda pada kulit - Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit, terutama di wajah dan telinga. - Bercak kurang / mati rasa. - Bercak yang tidak gatal - Kulit mengkilap atau kering bersisik - Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut - Kulit melepuh dan tidak nyeri B. Tanda-tanda pada syaraf - Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf - Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak - Kelemahan anggota gerak dan atau wajah - Adanya cacat ( deformitas ) - Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat keterlibatan syaraf tepi. 4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan lain-lain ) 5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah pengambilan kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di laboratorium.

A. Bila tersedia - Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk pengambilan kerokan jaringan. B. Bila tidak tersedia - Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di daerah endemik kusta. 6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu : a. Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih ( hipopigmentasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf. Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan syaraf tepi ( neuritis perifer ) kronis. Gangguan fungsi syaraf ini bisa berupa : - Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa. - Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau kelumpuhan ( paralisis ) otot. - Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-retak. c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di laboratorium tersedia. 7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan pasien untuk kembali lagi setelah 3 6 bulan untuk diperiksa kembali adanya tanda utama atau pasien harus dirujuk. 8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam kartu penderita dan register kohort kusta. 6. Unit Terkait Distribusi 8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur