BAB I PENDAHULUAN. justru menciptakan efek-efek yang tidak diharapkan. Sifat ambigu dan kompleks yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. internet berupa hotspot yang terpasang di pos kamling. yang mencanangkan program Yogyakarta Cyber Province di tingkat provinsi

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat

BAB I. Latar Belakang. menjadi sarana dan media baru (new media) bagi masyarakat untuk saling berkomunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah menjadi elemen penting dalam arus globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

Bab 1 PENDAHULUAN. Bertetangga merupakan bagian kehidupan manusia yang hampir tidak

INTERNET DAN PERUBAHAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak orang

BAB V KESIMPULAN DA SARAN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Tepus berada di sebelah selatan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. sedemikian penting tersebut dicapai melalui proses perjalanan yang cukup. yang saat ini menjadi sangat populer didunia.

POLA INTERAKSI MASYARAKAT DI KAMPUNG CYBER RT.36 RW.09 TAMAN, KELURAHAN PATEHAN, KECAMATAN KRATON, YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

BAB V. Modal Sosial di dalam Kampoeng Cyber. new media yang intens di kampung tersebut mampu memberikan identitas khusus bagi komunitas

I. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi jaringan internet telah mengubah paradigma dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan peneliti dalam memilih judul Representasi Kampoeng Cyber

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sangat didukung oleh berbagai kecanggihan jaringan internet dan jaringan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB V PENUTUP. pola interaksi yang diterapkan masyarakat Kampung Cyber yaitu secara

BAB V RENCANA AKSI. Bagian terakhir dari pelaksanaan rencana model bisnis cuci mobil keliling

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

VISI MISI DAN PROGRAM KERJA AZAS (AZAN PIOLA & SYAMSU BOTUTIHE)

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN KELURAHAN BLIMBING

BAB I LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perguruan tinggi disuatu daerah seringkali akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

UPAYA OPTIMALISASI PANGAN BERBASIS TEPUNG NONBERAS SEBAGAI PENGEMBANGAN UMKM KABUPATEN CILACAP

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. ( /30621/4/chapter%20i.pdf)

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BERINGIN GANG HIJAU & POSYANDU RUMAH TOGA

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan pemimpin sebagai sumber daya manusia yang sangat. yang diperintahkan atau dikehendaki pemimpin. Gibson dalam Pasolong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

Belakang Latar. yaitu. Kota. yang. dan dekat

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA NGLINGGI TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong permintaan yang tinggi akan layanan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya teknologi. Era globalisasi merupakan era di mana setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, lingkup masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian dan

Bisnis Modal Kecil Penjualan Pulsa Handphone

LAMPIRAN L.3 - B. PROPOSAL KERJASAMA CSR Program Makassar Bebas Sampah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. Pengaruh modal sosial..., Gigih Guntoro, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN C. Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah abu-abu )

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan elemen yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan masyarakat. Dia berperan sebagai alat yang diniatkan sebagai perangkat untuk membantu tercapainya tujuan manusia sekaligus memudahkan kerja manusia. Dalam kapasitasnya yang demikian, dapat dikatakan bahwa tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa teknologi dan tidak ada masyarakat yang mampu mengembangkan peradaban serta kebudayaannya tanpa teknologi. Namun demikian, teknologi seringkali berkembang dengan cara yang tak terduga. Apa yang pada mulanya diikhtiarkan sebagai pemudah kehidupan manusia acapkali justru menciptakan efek-efek yang tidak diharapkan. Sifat ambigu dan kompleks yang melekat pada teknologi tersebut menunjukkan manifestasinya yang tegas lebih-lebih pada era modern, di mana berbagai teknologi yang lebih canggih, kompleks, dan rumit dikembangkan. Meskipun diakui bahwa penciptaan teknologi modern disertai pula dengan penciptaan rasa nyaman dan tawaran kemudahan yang semakin tinggi, namun serentak dengan itu risiko yang ditimbulkan dari teknologi tetaplah melekat jika bukannya bertambah tinggi. Teknologi telah menjadi elemen yang sedemikian vital 1

dalam sistem kerja masyarakat modern hingga dalam beberapa hal dapat dikatakan bahwa masyarakat modern adalah masyarakat yang bergantung pada teknologi. Meskipun sifat teknologi yang kompleks tersebut telah disadari, sebagian besar pihak tetap percaya dan bersedia untuk menggunakan teknologi sebagai perangkat untuk membantu kehidupan. Pemerintah misalnya, selalu mencanangkan pembangunan dan modernisasi teknologi di daerah-daerah tertinggal dengan harapan bahwa daerah tersebut mampu untuk maju dan mengejar ketinggalannya. Sementara pada sisi warga, sifat mengandalkan teknologi yang sama juga dapat ditemukan. Dalam kehidupan sehari-harinya, sebagian besar warga hampir tidak dapat lepas dari teknologi, mulai dari teknologi listrik, transportasi, sampai telepon genggam. Adapun pada level komunitas atau masyarakat, dapat ditemui berbagai inisiatif kolektif untuk mengenalkan dan menginstalasi teknologi-teknologi yang dirasa bermanfaat demi memajukan kehidupan bersama. Internet adalah salah satu dari teknologi modern yang banyak dirujuk sebagai akselerator kemajuan tersebut. Fenomena ini cukup jamak ditemui di Kota Yogyakarta. Di kota ini, terdapat beberapa kampung yang secara sadar membangun jaringan internet untuk warganya demi perkembangan dan kemajuan kehidupan warga kampung. Kampung semacam ini biasa disebut dengan kampoeng cyber. Kampoeng cyber pertama yang dirintis di Yogyakarta terletak di RT 36, RW 09, Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Warga setempat menamakan kampung mereka RT 36 Taman kampoeng cyber, sebagaimana yang 2

tertulis pada salah satu tembok yang dihiasi mural di kampung tersebut. Meskipun baru dibuka sebagai kampoeng cyber pada Juni 2009, sesungguhnya sudah sejak 2008 pembentukan kampoeng cyber dicanangkan. Rumah-rumah warga di kampung yang terletak persis di belakang obyek wisata Istana Air Tamansari tersebut sebagian besar terhubung dengan jaringan kabel internet yang berpusat di rumah salah satu warga. Pembangunan jaringan internet tersebut dilakukan secara gotong-royong oleh warga dengan bekerjasama dengan sebuah perusahaan telekomunikasi nasional. Pembangunan kampoeng cyber di RT 36 Taman merupakan sebuah fenomena yang menarik. Sebagian besar warga yang tinggal di kampung tersebut adalah masyarakat yang secara status sosial-ekonomi berposisi menengah ke bawah. Rata-rata warga bekerja di sektor informal dan memiliki latar belakang pendidikan dengan tingkat menengah. Rumah-rumah yang ada terkesan padat karena saling berhimpitan. Sebagai sebuah kampung di tengah perkotaan, kehidupan sosial di antara para warga menunjukkan pola yang serupa dengan warga yang tinggal di daerah pedesaan. Keguyuban antarwarga masih terjaga dengan baik yang ditandai dengan rutinnya kegiatan gotong-royong dan kegiatan komunal lain (arisan, siskamling, pengajian, olahraga bersama) yang diselenggarakan secara rutin. Namun ternyata warga yang tinggal di kampung tersebut justru memiliki inisiatif untuk membangun jaringan internet yang terhubung ke sebagian besar rumah warga. Padahal, internet selama ini diasosiasikan sebagai teknologi yang hanya digunakan oleh kelompok menengah ke atas seperti kaum professional, pengusaha, dan mahasiswa. Selain itu, internet juga tergolong sebagai teknologi yang canggih sehingga hanya kalangan tertentu yang 3

mampu mengoperasikannya, yakni mereka yang telah melek dengan komputer dan teknologi informasi terbarukan. Pemasangan jaringan internet di rumah warga RT 36 Taman memang tidak berlangsung secara massal dan serentak. Ide dari pembangunan kampoeng cyber dipelopori oleh dua orang, yakni Ketua RT Heri Sutanto dan seorang warga Sasongko Wahyukusumo. Pak Heri adalah pegawai teknologi informasi yang bekerja di salah satu kampus swasta yang ada di Yogyakarta dan Mas Koko, panggilan akrab Sasongko Karena latar belakang pekerjaannya, tidak heran jika mereka mahir menggunakan internet dan pada akhirnya secara bersama-sama bergerak menjadi pelopor pembentukan kampoeng cyber, meskipun bukan berarti bahwa hanya mereka berdualah warga yang saat itu bisa menggunakan internet. Wahyukusumo, adalah desainer grafis lepas yang biasa memanfaatkan internet untuk bekerja. Mereka berdua prihatin menghadapi fakta bahwa sebagian besar warga tidak mempunyai akses internet di rumah dan tidak dapat pula menggunakannya. Padahal seandainya warga dapat memanfaatkan internet, beberapa manfaat positif dapat dipetik. Misalnya adalah manfaat ekonomi berupa semakin majunya usaha warga karena mereka dapat mempromosikan produk yang dijualnya di internet. Sebagian warga RT 36 Taman memang berprofesi sebagai pengusaha kecil atau menengah. Terdapat beberapa rumah tangga yang membuka usaha kecil dan menengah (UMKM) dengan menjual berbagai macam produk dan jasa seperti batik, peralatan pancing, sablon, jasa pijat, dan lain-lain. Sosialisasi pun dilakukan oleh Pak Heri dan Mas Koko untuk mengajak dan meyakinkan warga agar memasang jaringan internet. Berbagai manfaat internet dan cara 4

untuk menggunakan internet diberitahukan secara pelan-pelan dan bertahap pada berbagai pertemuan kewargaan. Mulanya hanya ada ada tujuh rumah yang tersambung. Lambat laun semakin banyak rumah tangga yang memutuskan rumahnya untuk dipasangi internet. Kini sebagian besar rumah telah terhubung dengan jaringan internet. Selain itu, di pos ronda yang terletak di ujung kampung juga disediakan satu buah komputer yang dapat digunakan oleh siapa pun untuk mengakses internet secara gratis. RT 36 pun kemudian menjadi termasyhur dengan julukan kampoeng cyber, yang menarik kedatangan wistawan, media massa, peneliti, dan pihak-pihak dari luar (mahasiswa, pemerintah daerah) yang ingin belajar. Berdasarkan paparan mengenai gambaran umum dari RT 36 Taman kampoeng cyber di atas, dapat dilihat bahwa warga RT 36 Taman mengalami perubahan sosial yang cukup signifikan, yakni perubahan kehidupan sehari-hari dalam komunitas ketetanggaan dari yang sebelumnya tidak mempunyai akses dengan internet menjadi mempunyai akses dengan internet. Bersama dengan perubahan dasar tersebut, muncul pula perubahan lain yang mengiringi berupa peningkatan keterampilan dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet dan komputer. Kemudian, dari peningkatan keterampilan tersebut, warga memperoleh manfaat-manfaat sosial yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan, seperti semakin dikenalnya kampung dan usaha mereka (bagi yang memiliki tempat usaha), semakin luasnya jaringan mereka, dan semakin mudahnya mereka mengakses informasi terbaru tentang segala macam hal dari seluruh penjuru dunia. 5

Penulis ingin mengkaji mengenai proses yang dijalani oleh komunitas ketetanggaan yang ada di RT 36 Taman dalam menggunakan dan memanfaatkan internet dalam kehidupan sehari-harinya. Bagi penulis, proses ini merupakan hal yang menarik karena di dalamnya dapat dilihat sebuah transformasi radikal yang berlangsung dengan cepat. Sebelum berdirinya kampung internet, sebagian besar warga tidak pernah atau setidaknya tidak mahir menggunakan dan memanfaatkan internet. Namun, dalam waktu yang relatif singkat, mereka dapat diyakinkan mengenai pentingnya akses internet hingga kini akhirnya sebagian besar warga telah tersambung dengan internet. Dalam waktu yang relatif singkat pula, sebagian besar warga dapat mengubah kondisinya dari yang mulanya tidak dapat menggunakan internet menjadi mahir menggunakannya. Untuk mengetahui proses yang dijalani dalam menggunakan dan memanfaatkan internet dalam kehidupan sehari-hari tersebut, penelitian ini memanfaatkan teori domestikasi teknologi sebagai kerangka teoretis. 1.2. RUMUSAN MASALAH - Bagaimana proses domestikasi teknologi yang dilakukan oleh komunitas ketetanggaan di RT 36 Taman Yogyakarta? 6

1.3. TUJUAN PENELITAN - Mengkaji proses domestikasi teknologi yang dilakukan oleh komunitas ketetanggaan di RT 36 Taman Yogyakarta. 1.4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Manfaat Teoretis 1) Memberikan kontribusi wawasan dan pengetahuan dalam bidang ilmu sosiologi. 2) Memberikan kontribusi wawasan dan pengetahuan dalam kajian-kajian dalam berbagai bidang ilmu yang berkait dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam suatu komunitas. 1.4.2. Manfaat Praktis 1) Dapat menjadi masukan bagi warga RT 36 Taman Yogyakarta untuk mengembangkan kualitas dari kampoeng cyber yang dikelola dan dihidupinya. 2) Bagi warga yang tinggal di tempat lain, dapat menjadi masukan apabila saat ini atau suatu saat memiliki keinginan untuk mengembangkan kampung cyber di wilayahnya 3) Bagi pemerintah, dapat menjadi masukan untuk merumuskan kebijakan, program, dan strategi untuk meningkatkan prasarana teknologi internet di daerah yang menjadi wilayahnya 7