PERCOBAAN 5 SERVICE RESTRICTION CLASS

dokumen-dokumen yang mirip
PERCOBAAN 9 PEMROGRAMAN PENOMORAN ANTAR PABX

PERCOBAAN 4 PEMROGRAMAN PENOMORAN DI PABX

PERCOBAAN 4 PEMROGRAMAN OUTGOING CALL

PERCOBAAN 10 PEMROGRAMAN OUTGOING DAN INCOMING CALL

PERCOBAAN 12 PEMROGRAMAN AUTHORIZATION CODE

PERCOBAAN 2 PEMROGRAMAN PENOMORAN LOKAL

P A B X (Private Automatic Branch Exchange)

PERCOBAAN 8 KONSEP CONTEXT DAN SETTING FITUR DENGAN ASTERISK

Integrated Telephone System. No. model S88 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF. Petunjuk Penggunaan BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

PERCOBAAN 8. KONFIGURASI FITUR PADA VoIP Server PENS

Panduan Penggunaan IP PHONE Yealink. di Lingkungan Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi Tim Komunikasi 2018 Versi 0.1

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

Percobaan 1. Pengenalan IVR (Interactive Voice Response) dan Sample Program

Bacalah buku petunjuk ini dan simpan

STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro)

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup

Petunjuk Penggunaan. No. model S767 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF. Integrated Telephone System BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

Petunjuk Penggunaan. No. model S769 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF. Integrated Telephone System BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

PABX DAN CENTREX. Mike Yuliana PENS-ITS

Petunjuk Penggunaan. No. model S752 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF. Integrated Telephone System BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

PROTEKSI JALUR TELEPHONE OLEH MODUL DST-52 DAN DF-88 DENGAN TAMPILAN M1632 LCD

PERCOBAAN 1 INSTALASI IVR SERVER

INSTALLASI DASAR PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE (PABX)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODEL: S 91 TELEPON STANDAR. Bacalah petunjuk ini dan simpan.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODEL: S 95 TELEPON CALLER ID. Bacalah petunjuk ini dan simpan

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

Petunjuk Penggunaan BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN. Integrated Telephone System Model : S57 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF

Petunjuk Penggunaan. No. model S778 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF. Integrated Telephone System BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN 7 INSTALASI PABX NEAX 2000 IPS

Adapun kelengkapan-kelengkapan yang terdapat dalam PABX antara lain:

PERCOBAAN 1 INSTALASI PABX PANASONIC KX-TES824

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup

SISTEM PABX ERICSSON MD110 BC9 PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP

Petunjuk Penggunaan BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN. Integrated Telephone System Model : S52 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN

TELEPHONE. Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 7 Telefoni

S77. Anda dapat mengatur volume ring dari HI/LOW dengan cara menggeser saklar yang ada di unit induk.

PERCOBAAN 6 INTEGRASI LENGKAP SENTRAL DIGITAL

MODEL: C 515 PETUNJUK PENGGUNAAN. Cordless Telephone

ANALISA JALUR EKSTENSION PADA PABX PANASONIC SERI KXT - 206SBX

S7282. Anda dapat mengatur volume ring dari HI/LOW dengan cara menekan tombol VOLUME.

PETUNJUK PENGGUNAAN C555

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

PERCOBAAN 2. MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data.

PERCOBAAN 10. Integrasi VoIP server dengan Jaringan Analog

DT-AVR Application Note

Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran

MODEL: CS215 S/T Caller ID dan Speakerphone

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

PERCOBAAN 5 SWITCHING NETWORK DENGAN SIMULASI PC

PETUNJUK PENGGUNAAN C575. Bacalah buku petunjuk ini dan simpan. Isilah baterai selama 12 jam sebelum digunakan untuk pertama kalinya.

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony

S7281. Anda dapat mengatur volume ring dari HI/LOW dengan cara menekan tombol VOLUME.

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

Teknik Pengoperasian CCU (Cardphone Connection Unit)

Setting Briker/Asterisk dengan SPA-3102

PABX SIEMENS Hipath Series ( 1120 / 1150 / 1190 )

ANALISA JALUR EKSTENSION PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC SERI KXT - 206SBX

Konfigurasi Fitur padavoip Server

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT

IMAXIndo di Indonesia

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

DT-51 Application Note

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko.

ISDN. (Integrated Services Digital Network)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mulai. Baca status register. Tulis control register dengan data 00H. Tulis control register dengan data 00H

PERANCANGAN OVERHANDLE SYSTEM PADA KASUS KESALAHAN PELETAKAN GAGANG TELEPON

BAB I PENGANTAR SISTEL

Model : S99. Petunjuk Penggunaan. Telepon. Caller ID. Sistem FSK / DTMF BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

Selamat Datang. philips. Petunjuk singkat untuk penggunaan. Menyambung. Menginstal. Nikmatilah

LAMPIRAN. Cara Membuat Virtual Machine di VMware vsphere Client. 1. Masuk ke Vmware server melalui vsphere Client dengan memasukan IP

Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS. PENS-Akatel. Modul 2-2 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (November 2014)

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

a b c Gambar 1 DT-BASIC Nano System (a), DT-BASIC Micro System (b), DT-BASIC Mini System (c), de KITS Phone Interface ver 2.0 (d)

PERCOBAAN 2 MULTIFREQUENCY RECEIVER UNIT. Tabel 2.1. Kombinasi 2 Frekuensi pada Metode DTMF

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

Sentral Telepon. Syah Alam, M.T STTI JAKARTA

Buku Panduan Operasional. Aplikasi Caller ID

TEKNIK SWITCHING SENTRAL SPC DAN KONFIGURASI ELEMEN KONTROL

PETUNJUK PENGGUNAAN (MANUAL) DAN KARTU JAMINAN / GARANSI DALAM BAHASA INDONESIA BAGI PRODUK ELEKTRONIKA PT. DAMAI SEJATI. Gedung Sastra Graha Lantai 3

PERCOBAAN 9. Pemrograman SRC(Service Restriction Class) pada VoIP Server Lokal dengan Asterisk

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

Operating and Instruction Manual Book. Smile Caller ID MCU Dms-adp


BASIC SYSTEM CONSTRUCTION TAU-120 AUTO ATTENDANT CONSOLE 10/5/ :57 1/9. Hubungkan Port 1&2 ke extension dari PABX POWER 220VAC

Panasonic KX-TS820ND. Informasi Perlengkapan. Persiapan. Pemasangan. Handset Kabel Handset Kabel Line Telepon

Transkripsi:

PERCOBAAN 5 SERVICE RESTRICTION CLASS 5.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengerti jenis fitur layanan yang disediakan sebuah PABX Mengetahui prinsip kerja masing-masing fitur Memprogram masing masing fitur layanan Memprogram sistim Hunting pada jaringan PABX 5.2. Peralatan : 1 buah PABX NEAX 2000 IPS 2 Pesawat Telepon DTerm (1 digunakan untuk Attendant Console) 2 Pesawat Telepon Analog 4 Roxette RJ 11 Indoor Telephone Cable (AWG 26) Kabel Telepon Modular 5.3. Teori : Fasilitas station (fitur) pada sebuah PABX dapat diberikan pada masing-masing pesawat ekstensi yang sudah diberi penomoran. Pada PABX NEC, fitur dibedakan menjadi tiga, yaitu SRC A, SRC B dan SRC C. SRC () merupakan kelas-kelas layanan yang disediakan oleh sebuah PABX. Beberapa jenis layanan yang disediakan adalah sebagai berikut : 5.3.1. Call Pick Up Layanan ini disediakan untuk pengambilan nomor ekstensi lain oleh ekstensi yang terdekat (dalam satu grup), jika pengguna ekstensi lain tersebut tidak berada di tempat. Mekanisme Call Pick Up digambarkan pada gambar 5.1 berikut ini. Percobaan 5. 42

Gambar 5.1. Mekanisme Call Pick Up Pada gambar di atas, ada dua grup pada sebuah PABX (jumlah grup dapat didefinisikan sendiri). Grup 1 terdiri dari ekstensi A, B dan C. Sedangkan grup 2 terdiri dari ekstensi D, E dan F. Ekstensi B dipanggil oleh ekstensi D, namun saat itu pengguna ekstensi B tidak berada di tempat. Pengguna lain yang berada di dekat ekstensi B tersebut dan satu grup dengan ekstensi B (pada gambar 5.1, yaitu pengguna C) dapat mem-pick up panggilan ke B tersebut dan melakukan pembicaraan dengan ekstensi D sebagai pemanggil. Pengguna lain di luar grup 1 tidak dapat mem-pick up panggilan ke B. 5.3.2. Call Forward / Divert Mekanisme Call Forward adalah sebagai berikut : jika seorang pengguna dengan nomor ekstensi tertentu sedang tidak berada di tempat atau sedang sibuk, maka panggilan yang ditujukan kepadanya dapat diteruskan ke nomor ekstensi lain yang berada satu grp dengannya. Untuk mengaktifkan fasilitas tersebut pengguna yang akan melakukan Call Forward ini harus mengeset kode tertentu. Fasilitas Call Forward ada bermacam-macam, diantaranya : 1. Call Forward All Calls Percobaan 5. 43

Seluruh panggilan yang menuju ke sebuah nomor ekstensi akan langsung diteruskan ke nomor ekstensi lain yang berada dalam satu grup 2. Call Forward No Answer Jika sebuah panggilan ke suatu nomor ekstensi tidak mendapat jawaban, maka panggilan tersebut akan diteruskan ke nomor ekstensi lain yang berada dalam satu grup. 3. Call Forward Busy Line Jika ada sebuah panggilan datang ke suatu nomor ekstensi tertentu, dan kebetulan saat itu nomor yang dituju sedang sibuk (sedang off hook), maka panggilan tadi akan diteruskan ke nomor ekstensi lain yang berada satu grup dengan tujuannya. 4. Call Forward Busy / No Answer Ini adalah kombinasi dari fngsi ke-3 dan ke-4 di atas. Panggilan akan diteruskan ke nomor ekstensi lain jika yang dituju sedang sibuk atau tidak segera off hook (no answer). 5. Call Forward All Calls Outside Jika ada panggilan dari luar (COT) ke sebuah ekstensi tertentu, maka panggilan tersebut akan diteruskan ke nomor ekstensi lain. Mekanisme Call Forward ditunjukkan pada gambar 5.2. Gambar 5.2. Mekanisme Call Forward No Answer Percobaan 5. 44

Pada gambar di atas terlihat, saat D memanggil B, B tidak segera mengangkat handset teleponnya (No Answer). Selanjutnya panggilan tersebut secara otomatis diteruskan ke pesawat A, sehingga A mendengar nada panggil. Jika A off hook, maka ada pembicaraan antara A dengan D. 5.3.3. Call Back Fasilitas Call Back adalah fasilitas yang menguntungkan pemanggil, dimana pemanggil tidak perlu menekan nomor tujuan lagi untuk mengulang panggilan, jika nomor yang dituju kebetulan sedang sibuk. Mekanisme Call Back adalah sebagai berikut: jia seorang pemanggil melakukan panggilan ke satu nomor ekstensi tertentu, kebetulan nomor ekstensi tersebut sedang bicara, maka pemanggil tadi hanya perlu menekan kode tertentu supaya saat nomor yang dituju tadi sudah selesai bicara, pemanggil tadi dapat mendengar nada panggil. Jika nada panggil berbunyi, berarti nomor tujuan siap dihubungi. Gambar 5.3. Mekanisme Call Back Pada gambar di atas, D memanggil B, namun B sedang bicara sehingga D mendengar nada sibuk. D kemudian menutup handset dan mengaktifkan fasilitas Call Back. Saat B sudah selesai bicara, D akan mendengar ring tone, demikian pula B. Percobaan 5. 45

5.3.4. Hunting Hunting adalah proses pemberian sebah nomor ekstensi kepada beberapa jalur pemakai. Pemberian hanya sebuah nomor ini dimaksudkan untuk memudahkan mengingat bagi pemanggil. Biasanya sebuah jalur pengguna memiliki sebuah nomor ekstensi tersendiri. Ada kalanya sebuah ruangan memiliki beberapa jalur ekstensi tapi hanya ingin memiliki satu nomor saja untuk seluruh jalur yang terpasang di ruangan tersebut. Hunting banyak dipakai oleh sentral Telkom untuk memberikan penomoran kepada instansi-instansi besar yang memiliki banyak jalur PSTN, namun menginginkan hanya satu nomor saja yang diingat pelanggannya. Mekanisme hunting adalah sebagai berikut : sebuah ruangan memiliki 3 jalur ke PABX. Jalur tersebut, misalkan, dinamai A, B dan C. Ketiga jalur tersebut diberikan fasilitas hunting dengan sebuah nomor 301. Jika seorang pemanggil menekan nomor tujuan 301, maka yang terhubung lebih dulu adalah jalur A. Jika A sedang sibuk (karena sudah dipakai lebih dulu), maka dia akan dihubungkan dengan B. Jika B juga sibuk, maka dia akan terhubung dengan C. Jika C juga sibuk, sementara A sudah selesai bicara, maka dia akan dihubungkan dengan A kembali. Begitu seterusnya. Jika ketiga-tiganya sibuk, pemanggil akan mendengar nada sibuk. Mekanisme Hunting ditunjukkan pada gambar 5.4. Gambar 5.4. Mekanisme Hunting Percobaan 5. 46

5.3.5. Langkah Pemrograman Sebelum melakukan pemrograman ini, buatlah Tabel yang berisi nomor ekstensi terlebih dahulu. Nomor-nomor ini akan dimasukkan ke grup berapa, fasilitas apa saja yang bisa diberikan kepada nomor ekstensi tersebut dan nomor berapa saja yang bisa di-hunting. Contoh sebuah Tabel yang berisi fasilitas SRC seperti ditunjukkan pada Tabel 5.1 Tabel 5.1. Contoh Tabel Nomor Ekstensi dengan fasilitas SRC A. SRC A No. Ekstensi Nama Grup Hunting Pick Up Call Forward Call Back 100 Boss 15 Pilot 1 101 Sekretaris 15 Member 1 102 Sekretaris 15 Member 1 200 Division Head 1 13 Member 2 201 Customer Service 1 13 Pilot 2 300 Division Head 2 10 Member 2 302 Customer Service 2 10 Member 2 1. Pembuatan grup fasilitas Pada kelompok SRC A, B dan C dapat dibuat grup fasilitas. Jumlah grup maksimal 16 grup (class 00 s/d 15). Setiap grup dapat memiliki fasilitas yang berbeda atau sama dengan grup yang lain. Perintah : CM 15Y > Group Number : X Dimana : Y kode nomor jenis fasilitas SRC A = 00 s/d 49, 100, 102 s/d 104, 110 s/d 128 SRC B = 53 s/d 78 SRC C = 80 s/d 99 X 0 (tidak diberi fasilitas), 1(diberi fasilitas) default = 1 Lihat di Command Manual NEAX 2000 IPS Percobaan 5. 47

Contoh : Untuk membuat supaya grup 15 dapat menggunakan fasilitas pick up, diberikan perintah : CM 1514 > 15 : 1 CM 1514 > 00 : 0 CM 1514 > 01 : 0... dst s/d 14 diberi nilai X = 0 2. Menerapkan grup yang sudah dibuat ke nomor ekstensi yang dikehendaki Dengan perintah ini, setiap ekstensi dimasukkan ke dalam grup-grup yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Perintah : CM 1202 > No.Ekstensi : XY Dimana : X nomor grup untuk SRC A Y nomor grup untuk SRC B (pada praktikum tidak digunakan, berikan sembarang nomor) Untuk SRC C dibuat dengan CM 1207 Contoh : Untuk membuat supaya nomor ekstensi 100 dan 101 berada di grup 15 pada saat menggunakan fasilitas SRC A dan SRC B, yaitu dapat menggunakan fasilitas pick up, diberikan perintah : CM 1202 > 100 : 1515 CM 1202 > 101 : 1515 3. Membuat kode akses untuk setiap fasilitas yang telah didefinisikan Kode akses ini dipakai oleh setiap ekstensi yang berada di bawah grup yang telah dinyatakan sebelumnya, untuk mengeset pesawat teleponnya supaya dapat menggunakan fasilitas tertentu (seperti yang tercantum dalam Tabel yang telah didisain sebelumnya). Percobaan 5. 48

Perintah : CM 20Y > kode akses : data (3 / 4 bit) Dimana : Y Numbering Plan Group (0 s/d 3), default = 0 Kode akses dapat menggunakan semua tombol yang ada di keypad, panjangnya juga terserah, tidak boleh sama dengan digit awal penomoran lokal Data (3 / 4 bit) ada di Command Manual PABX NEC NEAX 2000 IPS. Keterangan : Data 3 atau 4 bit yang akan digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : A002 Call Back Set A003 Call Back Reset A010 Call Forward All Calls Entry A011 Call Forward All Calls Cancel A021 Call Pickup Direct Contoh : Untuk membuat semua nomor ekstensi yang berada di sebuah grup dapat mempick up nomor ekstensi lain yang berada di grup tersebut, dengan kode akses *7, diberikan perintah : CM 200 > *7 : A021 (Kasus : jika ada panggilan ke ekstensi 100, tapi tidak segera diangkat, maka ekstensi 101 di dekatnya dapat mem-pick dengan menekan *7 diikuti 100 di pesawatnya sendiri, selanjutnya ekstensi 101 akan terhubung dengan pemanggil). 4. Mengeset Hunting Untuk mengeset fasilitas hunting ini perlu ditentukan lebih dulu nomor ekstensi mana dari sekian banyak jalur ekstensi tersedia, yang akan digunakan sebagai pilot, yang lain tinggal mengikuti. Misal, tersedia nomor ekstensi 100,101 dan Percobaan 5. 49

102. Yang akan dijadikan pilot adalah nomor ekstensi 100, sedangkan ekstensi yang lain sebagai pengikut saja. Jadi, pemanggil hanya mengenal nomor 100 saja untuk ke-tiga nomor ekstensi yang tersedia di atas. Perintah : 1. Me-rutekan ekstensi-ekstensi yang terlibat CM 180 > nomor ekstensi 1 : nomor ekstensi 2 CM 180 > nomor ekstensi 2 : nomor ekstensi 3.. CM 180 > nomor ekstensi n : nomor ekstensi 1 2. Menetapkan ekstensi tertentu sebagai pilot CM 181 > nomor ekstensi 1 : 1 CM 181 > nomor ekstensi 2 : 0.. CM 181 > nomor ekstensi n : 0 pilot non pilot Contoh : Jika disediakan nomor ekstensi 100, 101 dan 102. Ketiga jalur ekstensi ini akan di-hunting dengan nomor 100, diberikan perintah CM 180 > 100 : 101 CM 180 > 101 : 102 CM 180 > 102 : 100 CM 181 > 100 : 1 CM 181 > 101 : 0 CM 181 > 102 : 0 5.4. Prosedur Percobaan 1. Bagilah praktikan menjadi 3 grup. Masing-masing grup akan memprogram satu PABX. 2. Untuk masing-masing PABX, direncanakan ada 4 buah pesawat ekstensi (2 buah ekstensi digital dan 2 buah ekstensi analog). 3. Lakukan pemrograman untuk penomoran lokal sesuai dengan pembagian grup di bawah ini (nomor-nomor ini bisa diubah tergantung disain yang diinginkan). Percobaan 5. 50

Grup 1 : 1000 Digital 1 1001 Digital 2 1002 Analog 1 1003 Analog 2 Grup 2 : Grup 3 : 2000 Digital 1 2001 Digital 2 2002 Analog 1 2003 Analog 2 3000 Digital 1 3001 Digital 2 3002 Analog 1 3003 Analog 2 4. Lakukan pemrograman lengkap sampai seluruh pesawat ekstensi yang ada di dalam satu PABX tersebut bisa saling terhubung Pemrograman Pick Up, Call Back dan Call Forward 5. Bagilah ke-empat ekstensi yang sudah dibuat tadi menjadi 2 grup yang berbeda. Namailah masing-masing nomor ekstensi yang sudah dibuat berdasarkan jabatan dari penggunanya (misal : Nomor 1000 untuk Boss, nomor lain untuk karyawan). Susunlah menjadi Tabel seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Tabel untuk percobaan SRC No. Ekstensi Nama Grup 1000 Boss 1 11 1001 Boss 2 12 1002 Karyawan 1 11 1003 Karyawan 2 12 Pick Up SRC A Call Back Call Forward 6. Lakukan pemrograman untuk grup fasilitas Grup 11 dan 12 dapat fasilitas Call Pick Up : CM 1514 > 00 : 0 CM 1514 > 01 : 0 CM 1514 > 02 : 0 CM 1514 > 03 : 0 CM 1514 > 04 : 0 Percobaan 5. 51

CM 1514 > 05 : 0 CM 1514 > 06 : 0 CM 1514 > 07 : 0 CM 1514 > 08 : 0 CM 1514 > 09 : 0 CM 1514 > 10 : 0 CM 1514 > 11 : 1 CM 1514 > 12 : 1 CM 1514 > 13 : 0 CM 1514 > 14 : 0 CM 1514 > 15 : 0 Grup 11 dapat fasilitas Call Back : CM 1503 > 00 : 0 CM 1503 > 01 : 0 CM 1503 > 02 : 0 CM 1503 > 03 : 0 CM 1503 > 04 : 0 CM 1503 > 05 : 0 CM 1503 > 06 : 0 CM 1503 > 07 : 0 CM 1503 > 08 : 0 CM 1503 > 09 : 0 CM 1503 > 10 : 0 CM 1503 > 11 : 1 CM 1503 > 12 : 0 CM 1503 > 13 : 0 CM 1503 > 14 : 0 CM 1503 > 15 : 0 Grup 12 dapat fasilitas Call Forward All Calls : CM 1500 > 00 : 0 CM 1500 > 01 : 0 CM 1500 > 02 : 0 CM 1500 > 03 : 0 CM 1500 > 04 : 0 CM 1500 > 05 : 0 CM 1500 > 06 : 0 CM 1500 > 07 : 0 CM 1500 > 08 : 0 CM 1500 > 09 : 0 CM 1500 > 10 : 0 CM 1500 > 11 : 0 CM 1500 > 12 : 1 CM 1500 > 13 : 0 CM 1500 > 14 : 0 CM 1500 > 15 : 0 Percobaan 5. 52

7. Lakukan pemrograman untuk menerapkan grup yang sudah dibuat ke nomor ekstensi yang dikehendaki Nomor ekstensi 1000 dan 1002 untuk grup 11 (SRC A), 1001 dan 1003 untuk grup 12 (SRC A) CM 1202 > 1000 : 1115 CM 1202 > 1002 : 1115 CM 1202 > 1001 : 1215 CM 1202 > 1003 : 1215 8. Lakukan pemrograman untuk membuat kode Akses : 1. Call Pick Up CM 200 > 7 : A021 2. Call Back CM 200 > * : A002 CM 200 > # : A003 3. Call Forward All Calls CM 200 > 0 : A010 CM 200 > 5 : A011 Call Back Set Call Back Cancel Call Forward Entry Call Forward Cancel Kode (dengan warna merah) dapat diubah, asal tidak sama satu dengan lainnya, dan tidak sama dengan digit depan penomoran lokal 9. Lakukan pengujian dengan mengaktifkan kode akses setiap ada panggilan atau memanggil. Isi Tabel pengamatan 5.3. Cara Pengujian : Call Pick Up : - Ekstensi 1001 memanggil ekstensi 1000, tidak segera diangkat. Ekstensi 1002 menekan 7 diikuti 1000. - Ekstensi 1001 memanggil ekstensi 1000, tidak segera diangkat. Ekstensi 1003 menekan 7 diikuti 1000. Call Back : - Ekstensi 1003 memanggil ekstensi 1002, tapi 1002 sedang off hook Ekstensi 1003 menekan craddle + * + 1002. Perhatikan apa yang terjadi. Percobaan 5. 53

- Ekstensi 1002 memanggil ekstensi 1001, tapi 1001 sedang off hook. Ekstensi 1003 menekan craddle + * + 1002. Saat 1001 sudah on hook, 1002 akan mendengar ring tone dan jika 1002 off hook maka 1001 juga mendengar ring back tone. - Ekstensi 1002 memanggil ekstensi 1000, tapi 1000 sedang off hook. Ekstensi 1003 menekan craddle + * + 1002. (perhatikan, yang bisa melakukan fungsi call back ini hanya ekstensi analog!). Call Forward : - Ekstensi 1001 mau dipindahkan ke 1003, dengan cara menekan 0 + 1003 (no. Tujuan pindah), tutup handset. Jika ekstensi 1000 memanggil 1001, maka ring tone akan dibunyikan di ekstensi 1003. 10. Amati dan catat kejadian dimana salah satu ekstensi gagal melakukan Call Back atau Call Forward. Mengapa bisa demikian? Tabel 5.3. Tabel Pengamatan Pick Up, Call Back dan Call Forward No. Pemanggil No Tujuan Pick Up Call Back Call Forward No. Aktif Kondisi No. Aktif Kondisi No. Aktif Kondisi 1001 1000 1002 1001 1000 1003 1003 1002 1003 1002 1000 1002 1002 1001 1002 1000 1002 1001 1000 1001 1003 1002 1001 1000 **) Untuk kolom kondisi, isi sukses jika tersambung dan gagal jika tidak tersambung Pemrograman Hunting 11. Pilihlah nomor ekstensi 1000 sebagai pilot dan nomor 1001 dan 1002 sebagai anggotanya. Rute-kan masing-masing ekstensi tersebut dan set menjadi pilot dan anggota. CM 180 > 1000 : 1001 CM 180 > 1001 : 1002 CM 180 > 1002 : 1001 Percobaan 5. 54

CM 181 > 1000 : 1 CM 181 > 1001 : 0 CM 181 > 1002 : 0 12. Dari ekstensi 1003 buat panggilan ke nomor 1000, dengan kondisi seperti pada Tabel 5.4. Lengkapi tabel tersebut dengan mengisikan kondisi panggilan. Tabel 5.4. Tabel Pengamatan Proses Hunting Nomor Pemanggil = 1003, Nomor Tujuan = 1000 HUNTING 1000 1001 1002 on hook on hook on hook off hook on hook on hook off hook off hook on hook off hook off hook off hook Kondisi (Sukses / gagal) Penerima 5.5. Pertanyaan & Tugas 1. Apa fungsi Call Forward Cancel dan Call Back Cancel pada pemrograman SRC A di atas? 2 Apa yang terjadi jika nomor ekstensi 1003 dimasukkan sebagai anggota dari grup 11 dan grup 12? Apakah ekstensi tersebut dapat mengaktifkan semua jenis SRC yang disediakan (Pick Up, Call Back dan Call Forward)? 3 Buat pemrograman lengkap untuk di sebuah instansi yang mempunyai data seperti pada Tabel 5.1. Percobaan 5. 55