KOMPOSISI VEGETASI PADA LAHAN BEKAS TERBAKAR DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT LODY JUNIO

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPOSISI VEGETASI PADA LAHAN BEKAS TERBAKAR DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT LODY JUNIO

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

KOMPOSISI VEGETASI PADA LAHAN BEKAS TERBAKAR DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

IV. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI

LAJU INFILTRASI TANAH DIBERBAGAI KEMIRINGAN LERENG HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT LINGGA BUANA

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

TEKNIK PEMANFAATAN ANAKAN ALAM PUSPA (Schima wallichii (DC) Korth) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT (HPGW), SUKABUMI FITRI APRIANTI

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT ZANI WAHYU RAHMAWATI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H.

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

KEANEKARAGAMAN JENlS TUMBUHAN, STRUKTUR TEGAKAN, DAN POLA SEBARAN SPASIAL BEBERAPA SPESIES POHON TERTENTU Dl HUTAN KERANGAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

SUKSESI JENIS TUMBUHAN PADA AREAL BEKAS KEBAKARAN HUTAN RAWA GAMBUT (Succesion of plant at the area of peat swamp forest ex-burnt)

PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN DI KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, JAWA BARAT ALDI YUSUP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI

III. METODE PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN REGENERASI ALAMI DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI SUSI SUSANTI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI HUTAN LOA BEKAS KEBAKARAN 1997/1998 SERTA PERTUMBUHAN ANAKAN MERANTI

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN TERHADAP MAKROFAUNA TANAH DENGAN METODE FOREST HEALTH MONITORING (FHM) ASRI BULIYANSIH E

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN DIKLAT PONDOK BULUH KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem


III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

DINAMIKA PERMUDAAN ALAM AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) MUHDI, S.HUT., M.SI NIP.

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

LAPORAN ECOLOGICAL SOCIAL MAPPING (ESM) 2012 FOREST MANAGEMENT STUDENT S CLUB

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

Analisis Vegetasi Hutan Alam

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

PENYEBARAN, REGENERASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JAMUJU (Dacrycarpus imbricatus Blume) DI TAMAN NASIONAL GEDE PANGARANGO

III. METODE PENELITIAN

POTENSI SIMPANAN KARBON TANAH (SOIL CARBON STOCK) PADA AREAL REHABILITASI TOSO COMPANY Ltd. DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT NAELI FAIZAH

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

METODOLOGI PENELlTlAN

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

PERSAMAAN PENDUGA VOLUME POHON PINUS DAN AGATHIS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT WIWID ARIF PAMBUDI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

Transkripsi:

KOMPOSISI VEGETASI PADA LAHAN BEKAS TERBAKAR DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT LODY JUNIO DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposisi Vegetasi pada Lahan Bekas Terbakar di Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Lody Junio NIM E44090075

ABSTRAK LODY JUNIO. Komposisi Vegetasi pada Lahan Bekas Terbakar di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Dibimbing oleh ERIANTO INDRA PUTRA dan DADAN MULYANA Hutan yang mengalami kebakaran akan memperbaiki dirinya melalui tahaptahap suksesi dan menjadi hutan sekunder. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi: (1) tipe dan penyebab kebakaran hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) pada September 2012, (2) perbedaan komposisi tegakan, (3) suksesi tumbuhan bawah, serta (4) sifat kimia tanah di tegakan setelah terbakar dan tegakan tidak terbakar. Kebakaran di HPGW terjadi akibat api yang menjalar tak terkendali pada penggunaan api untuk membakar ilalang oleh masyarakat sekitar. Komposisi vegetasi pada tingkat pohon pada seluruh plot pengamatan memiliki kesamaan paling tinggi, sedangkan komposisi vegetasi pada tingkat tumbuhan bawah memiliki perbedaan yang paling signifikan. Hal ini disebabkan oleh rentannya tumbuhan bawah terhadap gangguan dan perubahan yang terjadi, salah satunya perubahan sifat kimia tanah. Secara umum terjadi perbaikan sifat kimia tanah pada plot pengamatan 11 bulan setelah terbakar dibandingkan 6 bulan setelah terbakar. Kata kunci: kebakaran hutan, komposisi vegetasi, sifat kimia tanah, suksesi, tumbuhan bawah ABSTRACT LODY JUNIO. The Composition of Vegetation on Post Fire Land in Hutan Pendidikan Gunung Walat. Supervised by ERIANTO INDRA PUTRA and DADAN MULYANA The resiliency of the ex-burnt forest area will following the forest succession stages and resulted to secondary forest. This study was conducted to identifies: (1) type and cause of forest fire on September 2012 at Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), (2) differences of the vegetation composition of stands, (3) undergrowth succession, as well as (4) differences of soil chemical properties in the ex-burnt and unburnt stands. Fire in HPGW was mainly due to the careless use of fire by local communities when they used fire to burn thatch on their land. Highest index of similarity is found on tree stage at all plots, while the most significant differences found on undergrowth stage. This may related to the vulnerability of the undergrowth to evey changes that occur, one of which is the change on soil chemical properties. Generally, the soil chemical properties at 11 th month after fire is better than 6 th month after fire. Keyword: composition of vegetation, forest fire, soil chemical properties, succession, undergrowth

KOMPOSISI VEGETASI PADA LAHAN BEKAS TERBAKAR DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT LODY JUNIO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Judul Skripsi : Komposisi Vegetasi pada Lahan Bekas Terbakar di Hutan Pendidikan Gunung Walat Nama : Lody Junio NIM : E44090075 Disetujui oleh Dr Erianto Indra Putra, SHut MSi Pembimbing I Dadan Mulyana, SHut MSi Pembimbing II Diketahui oleh Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah keadaan vegetasi pada lahan pasca terbakar, dengan judul Komposisi Vegetasi pada Lahan Bekas Terbakar di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Erianto Indra Putra, SHut MSi dan Dadan Mulyana, SHut MSi selaku pembimbing I dan II. Kepada ayah, ibu, kedua kakak, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Kepada Bang Amed, Pak Uus, Pak Lili, Pak Edi serta seluruh staf HPGW yang telah berkenan menyediakan akomodasi dan konsumsi selama penelitian. Kepada Khalid, Nizza, Lilla, Devhi, Ari, SDW, Kiki, Ayu, Agil, Dery, Arry dan Dayat yang telah membantu dalam pengambilan dan pengolahan data, serta seluruh rekan Silvikultur 46 yang telah memberikan semangat. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2014 Lody Junio

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 2 METODE 2 Waku dan Tempat 2 Alat dan Bahan 2 Metode 2 Analisis Data 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Kebakaran di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) 6 Analisis Vegetasi 8 Analisis Kimia Tanah 12 SIMPULAN DAN SARAN 14 Simpulan 14 Saran 14 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 16 RIWAYAT HIDUP 17

DAFTAR TABEL 1 Indeks Nilai Penting (INP) jenis vegetasi pohon 8 2 Indeks Nilai Penting (INP) jenis vegetasi tiang 8 3 Indeks Nilai Penting (INP) jenis vegetasi pancang 8 4 Indeks Nilai Penting (INP) jenis vegetasi semai 8 5 Indeks Nilai Penting (INP) jenis vegetasi tumbuhan bawah 9 6 Indeks Dominansi (C) 10 7 Indeks Kekayaan Jenis Margalef (R 1 ) 10 8 Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener (H ) 10 9 Indeks Kemerataan Jenis (E) 10 10 Hasil perhitungan Koefisien Kesamaan Komunitas (IS) antara tegakan tidak terbakar, tegakan 6 bulan setelah terbakar, dan tegakan 11 bulan setelah terbakar 10 11 Hasil analisis kimia tanah pada pengamatan di tegakan tidak terbakar tegakan 6 bulan setelah terbakar dan tegakan 11 bulan setelah terbakar 12 DAFTAR GAMBAR 1 Plot Analisis Vegetasi 3 2 Peta Hutan Pendidikan Gunung Walat 6 3 Upaya pemadaman api di HPGW (a): dengan teknik manual dengan menggunakan tepus; (b): Dengan menggunakan firepump; (c): Dengan teknik bakar balik 7 4 Bekas terbakar yang terlihat pada batang pohon di tegakan bekas terbakar 7 DAFTAR LAMPIRAN 1 Kriteria penilaian analisis tanah 16

PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan adalah persekutuan antara tumbuhan dan binatang dalam suatu asosiasi biotis. Asosiasi ini bersama-sama dengan lingkungannya membentuk suatu sistem ekologis dimana organisme dan lingkungan saling berpengaruh di dalam suatu sistem ekologis dimana organisme dan lingkungan saling berpengaruh di dalam suatu siklus energi yang kompleks (Spurr 1973). Keberadaan hutan di Indonesia pada kenyataannya sangat rentan terhadap gangguan. Salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan menimbulkan kerugian dalam bidang ekonomi, ekologi, dan sosial baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup gangguan asap hingga lintas batas negara (Syaufina 2008). Selain itu dampak negatif juga terjadi baik terhadap tegakan pohon dan tumbuhan bawah yang ada. Dampak negatif tersebut menyebabkan terjadinya proses suksesi sekunder pada komunitas tumbuhan bawah, meliputi perubahan komposisi jenis tumbuhan yang berlangsung ke satu arah secara teratur. Suksesi merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu yang lama, sehingga penelitian harus terus dilakukan berkaitan dengan sudah sejauh mana proses suksesi yang terjadi dilihat dari komposisi dan struktur hutannya. Secara alamiah hutan-hutan yang mendapat gangguan (kebakaran) atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah melalui tahap-tahap suksesi (Hamzah 1980 dalam Saharjo 2011). Menurut Soerianegara dan Indrawan (1976), jika hutan hujan mengalami kerusakan oleh alam atau manusia, maka suksesi sekunder yang terjadi biasanya dimulai dengan vegetasi rumput dan semak. Salah satu contoh kerusakan tersebut adalah kebakaran yang terjadi di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) pada 1 September 2012 di wilayah barat laut HPGW seluas 3.7 Ha yang disebabkan oleh pembersihan lahan dengan cara dibakar yang dilakukan oleh warga sekitar. Sejauh ini, informasi mengenai komposisi tumbuhan di lahan pasca terbakar khususnya di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) masih terbatas. Oleh karena itu penelitian mengenai struktur dan komposisi tumbuhan di lahan pasca terbakar perlu dilakukan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi tipe dan penyebab kebakaran hutan yang terjadi di HPGW pada awal September 2012, (2) mengidentifikasi perbedaan komposisi tegakan pada areal tegakan setelah terbakar dan tidak terbakar di HPGW, (3) mengidentifikasi perkembangan suksesi tumbuhan bawah pada tegakan setelah terbakar di HPGW, (4) mengidentifikasi sifat kimia tanah di tegakan setelah terbakar dan tidak terbakar di HPGW

2 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi kerusakan vegetasi di lahan pasca kebakaran sehingga dapat dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan terkait pengelolaan lahan bekas terbakar bagi pihak-pihak terkait, khususnya pihak manajemen HPGW. METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada Februari sampai Agustus 2013. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, yaitu bulan Februari 2013 (6 bulan setelah terbakar), dan bulan Agustus 2013 (11 bulan setelah terbakar) untuk melihat perubahan komposisi vegetasi yang terjadi. Pengambilan data dilakukan selama dua hari dalam satu kali kunjungan. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kantung plastik transparan, kertas label, alkohol 70%, kertas lakmus dan buku identifikasi tumbuhan bawah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali rafia, kompas, meteran gulung 30 meter, pita ukur, parang, pisau, bambu, tally sheet, penggaris, alat tulis, staples, koran bekas, oven untuk herbarium, sasak untuk herbarium, ring sample, cangkul, dan kamera. Metode Pengumpulan data untuk mengetahui penyebab dan jenis serta tingkat keparahan kebakaran yang terjadi di HPGW pada awal bulan September 2012 dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak pengelola HPGW. Pengumpulan data primer mengenai komposisi vegetasi di lapangan dilakukan dengan cara analisis vegetasi yaitu dengan metode jalur berpetak. Metode ini dilakukan dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama dengan ukuran petak 20x20 m untuk tingkat pohon, 10x10 m untuk tingkat tiang, 5x5 m untuk tingkat pancang dan 2x2 m untuk tingkat semai. Plot pengambilan sampel tanah terusik dilakukan di empat titik yang berbeda pada setiap plot analisis vegetasi dengan kedalaman 0-20 cm (Gambar 1). Setiap sampel tersebut kemudian dikompositkan sehingga menjadi satu sampel untuk setiap plot analisis vegetasi. Setelah sampel tanah terusik pada seluruh plot selesai diambil, kemudian semua sampel tersebut kembali dikompositkan, sehingga dalam satu jalur analisis vegetasi terdapat satu sampel tanah terusik.