KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

Meningkatkan Gerak Dasar Lokomotor (Kelincahan dan Kecepatan) Untuk Kelas X Melalui Pendekatan Bermain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SURVEY TENTANG KEMAMPUAN MOTOR ABILITY SISWA PUTRA SDN 2 ROMPU-ROMPU KECAMATAN POLEANG TIMUR 1 Oleh: Sahrun 2

KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. nilai dengan teknik yang telah disusun ke dalam lima indikator tes kecepatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SLB-G YBMU Baleendah

PERBANDINGAN METODE LATIHAN CONE DAN REACTION BALL TERHADAP KELINCAHAN ATLET PUTERI KLUB BOLA VOLI FORTIUS UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA SURAKARTA

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

PENDIDIKAN JASMANI SEBAGAI PONDASI PRESTASI OLAHRAGA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SSB DESA KETRO

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS I - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

MEDIKORA Vol. XII No. 1 April 2014 KEMAMPUAN DAYA TAHAN ANAEROBIK DAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN HOKI PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

A. JUDUL PENELITIAN Memvalidasi kembali tes keterampilan bolabasket STO untuk mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP LARI 80 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MARAWOLA. Muhammad Nur

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI CABANG ATLETIK USIA DINI. Oleh: Cukup Pahalawidi (Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY)

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

Kepelatihan Olahraga FIK UNY

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, dirancang dan

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

Kata Kunci: Kemampuan Gerak Dasar.

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING JAUH SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

MENEMUKAN BAKAT ATLETIK LANGKAH AWAL MENUJU PENGEMBANGAN SEORANG ATLET KELAS DUNIA. Oleh : Cukup Pahalawidi

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA DI SDN KALIASIN III SURABAYA (Studi Pada Siswa Kelas III Semester Genap Tahun 2014/2015)

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PREMBUN, KECAMATAN PREMBUN, KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

BAB III METODE PENELITIAN

TES POWER VERTIKAL JUMP. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

Evaluasi Prestasi Atlet Wushu Koni Kota Medan Tahun Novita (Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan)

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru memiliki kualitas

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

PERBANDINGAN LATIHAN JOGING DAN LOMPAT TALI TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT PADA ATLET KLUB BOLA VOLI TARUNA BEKASI

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

Transkripsi:

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Sujarwo, Cukup Pahalawidi, Eka Swasta Budayati Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dasar multilateral mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta tiga tahun terakhir, yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012. Metode penelitian deskriptif kuantitatif, pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta sejumlah 131 orang yaitu: 2010 (43 orang), 2011 (42 orang), 2012 (46 orang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan dasar multilateral mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang dilihat dari kemampuan dalam melompat, berlari (3 hop, dan speed 20 m hop) dan melempar (lempar atas dan samping), berdasa rkan hasil tes dan pengukuran diperoleh hasil sebagai berikut: (1) rerata terbaik kemampuan 3 hop yaitu 2010 dengan hasil tes (kaki kanan: 5,80 second/kaki kiri: 5,80 second), (2) rerata terbaik kemampuan 20 m speed hop yaitu 2012 dengan hasil tes (kaki kanan: 4,68 second/kaki kiri: 4,94 second), (3) rerata terbaik kemampuan lempar atas yaitu 2012 dengan hasil tes (tangan kanan: 32,10 meter/tangan kiri: 17,33 meter), (4) rerata terbaik kemampuan lempar samping yaitu 2012 dengan hasil tes (tangan kanan: 25,78 meter/tangan kiri: 19,63 meter). Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa kemampuan multilateral mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga dari tahun 2010 sampai dengan 2012 memiliki keragaman terutama dalam kemampuan dasar multilateral baik dalam berlari dan melempar. Kata kunci: Kemampuan dasar, Multilateral, Mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga. A. PENDAHULUAN Pembenahan dalam hal pembinaan olahraga terus dan perlu dilakukan oleh negara kita, karena hal tersebut sangat urgen dilakukan dalam upaya menjaga dan mengembangkan prestasi olahraga. Kemampuan excelent yang bisa ditampilkan oleh seorang atlet, tentunya tidak luput dari gift dan juga hasil dari proses latihan yang terukur dan kontinu. Kemampuan dasar yang wajib dimiliki dan perlu dikembangkan tentunya menjadi fokus dalam proses kepelatihan di antaranya adalah: 1) pengembangan keterampilan gerak, 2) Pengembangan

kemampuan fisik (fitness), dan juga 3) pengembangan mental dan sosial. Pengembangan dan peningkatan prestasi di negara ini sangat diharapkan, karena melihat potensi sumber daya manusia di Indonesia yang cukup besar, sehingga bagaimanpun caranya seluruh masyarakat Indonesia berharap besar agar atlet-atlet Indonesia mampu bertarung di even baik nasional, maupun internasional. Kondisi di lapangan saat ini, pemerintah dengan program-programnya di bidang pengembangan olahraga sudah mencakup seluruh aspek baik melalui olahraga di sekolah, di masyarakat dan juga olahraga prestasi, namun hasil yang dicapai belum sesuai yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Sehingga masih perlu dikakukan pembenahan dan juga evaluasi tentang program-program baik program yang dilakukan oleh pihak Kemenpora maupun KONI, karena kedua lembaga di atas yang memiliki tanggungjawab yang besar terkait pengembangan dan pembangunan olehraga di Indonesia ini. Pembinaan olahraga perlu dilakukan sedini mungkin, setiap anak/atlet muda perlu melaksanakan pengembangan berbagai keterampilan baik dari sisi kemampuan dasar motorik maupun gerak dasar keterampilan. Kemampuan dasar motorik dan gerak dasar keterampilan ini harus selalu dipertahankan dan dijaga oleh atlet agar performance atau unjuk diri saat kompetisi bisa maksimal. Kemampuan dasar motorik dan juga gerak dasar keterampilan yang dimiliki oleh atlet dari usia dini sampai dengan senior selalu mengalami perubahan, perlu dilakukan tes dan juga evaluasi mengenai kemampuan ini. Kondisi di lapangan masih ada atlet yang belum mampu menampilkan kemampuan dasar multilateral dalam unjuk dirinya. Peneliti sangat tertarik untuk melihat kemampuan dasar multilateral para atlet khususnya pada masa dewasa yaitu para mahasiswa yang studi di fakultas ilmu keolahragaan.

B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pembinaan Multilateral Menurut (Bompa: 1999), pembinaan multilateral adalah pengembangan berbagai keterampilan dan kemampuan motorik ( motor ability) dengan adaptasi berbagai kebutuhan beban latihan untuk mengembangkan adaptasi menyeluruh. pendapat lain tentang multilateral disampaikan oleh (Ria Lumintuarso: 2011), bahwa setiap anak pada usia muda membutuhkan pembinaan keterampilan multilateral sebagai fondasi gerak yang diperlukan untuk membangun kesegaran jasmani yang baik maupun mempersiapkan diri menuju pada pengembangan selanjutnya pada olahraga prestasi. Berdasarkan pendapat di atas kemampuan multilateral sangat penting dimiliki oleh atlet, manfaat yang diperoleh adalah pengalaman gerak dan kesadaran gerak untuk keberhasilan unjuk kerja dalam berbagai situasi yang bervariasi. Menurut (Bompa: 1999), pengembangan multilateral dapat dimulai dari anak usia 6 sampai dengan 10 tahun untuk mendasari sebelum atlet masuk ke tahap spesialisasi. Tahap ini sering disebut tahap inisiasi. Berikut rasio pengembangan multilateral dan spesialisasi: Gambar 1. Rasio Pengembangan Multilateral dan Spesialisasi (Bompa, 1999: 6)

Kemampuan multilateral adalah hal urgen yang diindikasikan saat ini terjadi kelemahan dalam pembinaannya, kemampuan multilateral merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang atlet atau individu dalam melakukan gerak secara sadar, dan dilakukan dalam situasi yang berbeda-beda dan biasanya variatif gerakannya. Menurut (Ria Lumintuarso: 2011), Gerak multilateral merupakan penggabungan dari berbagai gerak dasar dan dasar gerak keterampilan olahraga. Gerak dasar dibagi menjadi tiga jenis gerak utama yaitu: gerak lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif. Menurut (Mithayani: 2012), pengertian kemampuan lokomotor merupakan kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur dan lari seperti kuda berlari (gallop). Kemampuan non-lokomotor merupakan kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat. Tanpa ada ruang gerak yang memadai kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain. Kemampuan manipulatif merupakan kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item: berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Ketiga kemampuan gerak di atas baik lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif secara murni di tahap awal pembinaan atau latihan diberikan sebagai gerak dasar untuk menguatkan pengayaan gerak pada anak. Gerak dasar olahraga merupakan tahap lanjutan dari peletakan gerak dasar 3 gerak di atas. Dasar gerak olahraga tersebut mendasari beberapa gerak dasar multilateral. Sehingga keterkaitan antara ketiganya sangat erat, baik gerak dasar, dasar gerak olahraga dan beberapa gerak dasar multilateral. 2. Mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY Mahasiswa pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY, merupakan mahasiswa yang menempuh studi di jurusan pendidikan kepelatihan olahraga. Mahasiswa jurusan ini sebagian besar basic atau dasarnya adalah atlet, atau mantan atlet yang

dalam proses seleksinya sangat detail. Kompetensi lulusan dari jurusan ini, menurut (Kurikulum: 2009): a) Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidang kepelatihan olahraga; b) Menghasilkan lulusan kreatif dan inovatif serta mempunyai kompetensi tinggi dibidang kepelatihan olahraga; c) Mampu melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi proses kepelatihan olahraga. Berdasarkan konsep mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan, dapat ditarik simpulan bahwa mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan yang nota bene merupakan seorang mahasiswa yang sebagian besar merupakan atlet atau mantan atlet yang selalu berlatih dan mengikuti proses latihan, tentunya latihan multilateral dulunya. Kemampuan dasar multilateral seseorang sangat penting untuk menunjang kemampuan yang lain dalam konteks gerak. Semakin bagus kemampuan dasar multilateral seseorang, maka diharapkan semakin bagus kemampuan geraknya. Sebaliknya apabila kemampuan dasar multilateral seseorang kurang bagus, dimungkinkan kemampuan geraknya akan mengalami kendala. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berisi tentang gambaran suatu objek, atau kondisi kenyataan di lapangan suatu objek tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggambarkan kondisi kemampuan dasar multilateral mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam penelitian ini variabel utamanya adalah kemampuan dasar multilateral, dimana kemampuan dasar multilateral ini ditunjukkan oleh kemampuan mahasiswa dalam melompat, berlari dan melempar bola modifikasi.

Kemampuan ini dilihat dari kemampuan mahasiswa melakukan 3 hop jump, berlari 20 meter hop, dan lemparan atas dan lemparan samping. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, sampel yang dipakai menggunakan purposive sampling, dimana yang diambil adalah mahasiswa pendidikan kepelatihan kelas A 2010, 2011, dan 2012, dengan perincian sebagai berikut: 2010 (43 orang), 2011 (42 orang), 2012 (46 orang). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran, dimana tiap mahasiswa akan melakukan rangakaian tes baik dari 3 hop jump, 20 meter hop, dan melempar. Dalam pengambilan data peneliti dibantu oleh beberapa testor dalam mengambil waktu, maupun dalam penghitungan jarak. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t, dimana data yang diperoleh tidak hanya data yang sama satuannya, sehingga setelah diketahui mean rerata dan juga simpangan bakunya kemudian di uji t agar bisa digabung dalam analisis dan pengambilan kesimpulannya. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Berikut data hasil tes kemampuan dasar multilateral mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga FIK UNY untuk tahun 2010 sejumlah 43 orang, adalah sebagai berikut: Tabel 1. Selisih 3hop Speed 20 Lempar atas Lempar samping meter Selisih keseluruhan -0,09-7,89 249,15 226,57 Selisih terendah ka-ki 0,1-0,25 0,49 6 Selisih tertinggi ka-ki -0,03-0,31 6,35 10,4 Untuk tahun 2011 sebanyak 42 orang mahasiswa setelah di lakukan tes dan pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Selisih 3hop Speed 20 Lempar atas Lempar samping meter Selisih keseluruhan 8,75-1,09 431,96 201,9 Selisih b terendah ka-ki 0,42 0,23 7 4,7 Selisih tertinggi ka-ki -0,01-0,45 12,25 12,1 Berdasarkan hasil tes dan pengukuran untuk mahasiswa 2012, sejumlah 46 orang, maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 3. Selisih 3hop Speed 20 Lempar atas Lempar samping meter Selisih keseluruhan 3,88-12,1 679,42 283 Selisih terendah ka-ki 0,3-0,21 2 8,7 Selisih tertinggi ka-ki -0,1-1,36 25,4 12,1 Berikut penyajian data dalam diagram lingkaran (pie), setelah dilakukan uji t dari masing-masing item tes dari keseluruhan data mahasiswa: a. Data keseluruhan item tes 3 hop: Tabel 4. 3 hop (meter) 2010-0,09 2011 8,75 2012 3,88 Data terendah: Tabel 5. 3 hop 2010 0,1 2011 0,42 2012 0,3 Data tertinggi: Tabel 6. 3 hop 2010-0,03 2011-0,01 2012-0,1

Berikut sajian dalam bentuk diagram lingkaran kemampuan dasar 3 hop dari mahasiswa dari 2010, 2011, dan 2012: 2012; 3,88 2010; - 0,09 2011; 8,75 Diagram 1. Data keseluruhan kemampuan 3 hop b. Data keseluruhan kemampuan 20 m speed: Tabel 7. Speed 2010-7,89 2011-1,09 2012-12,1 Data terendah Tabel 8. speed 20 meter 2010-0,25 2011 0,23 2012-0,21 Data tertinggi: Tabel 9. speed 20 meter 2010-0,31 2011-0,45 2012-1,36 Berikut penyajian data dalam diagram lingkaran, kemampuan 20 meter speed mahasiswa 2010, 2011, dan 2012:

2012; -12,1 2010; -7,89 Diagram 2. Kemampuan 20 meter speed c. Data keseluruhan kemampuan Lempar atas: Tabel 10. Lemparan atas 2010 249,15 2011 431,96 2012 679,42 2011; -1,09 Data terendah lemparan atas (meter): Tabel 11. Lemparan atas 2010 0,49 2011 7 2012 2 Data tertinggi lemparan atas (meter): Tabel 12. Lemparan atas 2010 6,35 2011 12,25 2012 25,4 Berikut sajian data dalam diagram lingkaran kemampuan lempar atas mahasiswa dari 2010, 2011 dan 2012:

2010; 249,15 2012; 679,42 2011; 431,96 Diagram 3. Kemampuan lempar atas d. Data keseluruhan kemampuan Lempar samping: Tabel 13. Lemparan samping 2010 226,57 2011 201,9 2012 283 Data terendah lemparan samping (meter): lemparan samping 2010 6 2011 4,7 2012 8,7 Data tertinggi lemparan samping (meter): lemparan samping 2010 10,4 2011 12,1 2012 12,1 Berikut penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran kemampuan lempar samping mahasiswa 2010, 2011 dan 2012: angkata n 2012; 283 angkata n 2010; 226,57 angkata n 2011; 201,9 Diagram 4. Kemampuan lempar samping

1. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan disajikan di atas maka peneliti mencoba membahas bahwa kemampuan masing-masing mahasiswa dan juga masing-masing, baik dari 3 hop, 20 meter speed dan juga lempar atas dan samping memiliki variasi dan perbedaan. Kemampuan multilateral mahasiswa pendidikan kepelatihan olahraga ini memiliki perbedaan disetiap disebabkan oleh kemampuan individu yang bervariasi juga. Faktor genetis masih sangat dominan dalam kemampuan multilateral terutama dari 4 kemampuan yang di tes dan diukur. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang dilakukan maka dipeoleh kesimpulan bahwa: kemampuan dasar multilateral mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2010, 2011, dan 2012 memiliki kemampuan yang berbeda-beda atau bervariasi namun yang memiliki hasil skor tertinggi dalam tes dan pengukuran adalah mahasiswa 2010 untuk 3 hop, sedangkan kemampuan 20 meter speed, lempar atas dan samping yang tertinggi adalah 2012. Agar tes dan pengukuran seperti ini digunakan sebagai bahan tambahan pertimbangan untuk proses seleksi masuk mahasiswa jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Kemampuan dasar multilateral mutlak dibutuhkan bagi atlet dalam setiap cabang olahraga, sehingga mahasiswa perlu memahami dan juga mengerti bagaimana mengembangkan lebih lanjut kemampuan tersebut kepada anak latihnya. DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Theory and Methodology of Training. USA: Human Kinetics.. (2000). Total Training For Young Champions. USA: Human Kinetics.

Mithayani. (2012). Gerak dasar dalam penjas. http://mithayani.wordpress.com/2012/06/05/gerak-dasar-dalam-pendidikan-jasmani/. Di akses tanggal 26 November 2012. Ria Lumintuarso. (2011). Pembinaan Multilateral dalam pendidikan Jasmani dan Olahraga Prestasi. Disertasi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.