BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki keunggulan yaitu produksi telur dan daging yang tinggi dan masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. unggas membutuhkan pakan untuk hidup, pertumbuhan, dan produksi. Burung

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah asing, burung puyuh disebut quail yang merupakan bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu mencerna serat kasar yang tinggi (Nugraha dkk., 2012). Itik

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica L)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) ada juga yang menyebut siput

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jepang atau biasa disebut Coturnix coturnix japonica. Unggas ini tumbuh ideal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENGANTAR. Latar Belakang. dan negatif. Dampak positif yaitu meningkatkan perekonomian dan mengurangi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puyuh dalam bahasa asingnya disebut dengan Quail yang mewarisi sifat-sifat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

TINJAUAN PUSTAKA. betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan daerah asalnya, seperti itik Mojosari, itik Tegal, itik Bali dan sebagainya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bermukim di wilayah pedesaan (Rusdiansyah, 2014). Ayam kampung

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging dengan bobot badan 1,9 kg

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Rataan konsumsi ransum setiap ekor ayam kampung dari masing-masing

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Rataan Tebal Cangkang telur puyuh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang cukup potensial dalam bidang. pertanian dalam arti luas. Hasil samping pertanian yang dapat dimanfaatkan

SUHARTO. Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Bogor RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini awalnya adalah itik liar yang telah mengalami proses domestikasi, dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

BAB I PENDAHULUAN. Burung puyuh mempunyai potensi besar karena memiliki sifat-sifat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

TINJAUAN PUSTAKA. japanese quail (Coturnix coturnix japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bagi kesehatan. Pengobatan tradisional telah banyak digunakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (annual) yang memiliki

Tabel 1. Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina Dewasa Kelamin. Morfologi Jantan Betina Kepala (Muka) Berwarna coklat gelap dan rahang bawah gelap

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. untuk bahan kosmetik alamiah seperti mengeringkan kulit muka yang berminyak. dan mencegahnya timbulnya jerawat (Imanuddin, 1987).

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Energi Metabolis. makanan dalam tubuh, satuan energi metabolis yaitu kkal/kg.

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh Jantan aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes, sub ordo Phasianoide, famili Phasianidae, sub famili Phasianinae, genus Coturnix, spesies Coturnix coturnix japonica (Vali,a2008). Puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia adalah spesies Coturnix coturnix japonica. Ciri-ciri Coturnix coturnix japonica memiliki warna bulu coklat kemerahan atau coklat tua kehitaman, badan bulat, memiliki 4 buah jari kaki yang berwarna kekuningan, ekor pendek, burung puyuh jantan relatif lebih ringan daripada burung puyuh betina (Nugroho dan Manyun, 1990). aaaaa Burung puyuh jantan dewasa memiliki bobot badan 110-140 g per ekor sedangkan burung puyuh betina dewasa lebih besar yaitu 110-160 g per ekor. Dewasa kelamin pada puyuh rata-rata dicapai pada saat umur 42 hari (Nugroho dan Mayun, 1990). Puyuh jantan umur 5-6 minggu mulai bersuara lebih keras daripada puyuh betina, pada bagian kelamin akan terdapat benjolan merah diantara ekor dan kloaka apabila dipijat akan mengeluarkan seperti pasta melalui kloaka (Nugrahanti, 2003). 2.2. Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh aaaaaransum adalah campuran bahan-bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang dan tepat. Nutrisi untuk ternak harus seimbang dan tepat

4 sehingga memenuhi kebutuhan fase hidup dan tujuan pemeliharaan ternak. (Listiyowati dan Roospitasari, 2009). Tujuan pemeliharaan puyuh jantan adalah untuk memproduksi daging sehingga pemberian nutrisi harus sesuai kebutuhan untuk dapat menghasilkan daging dalam waktu yang singkat. aaaaaburung puyuh mempunyai dua fase pemeliharaan, yaitu fase pertumbuhan dan fase produksi. Fase pertumbuhan terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu fase starter (umur 0-3 minggu) dan fase grower (umur 3-5 minggu). Untuk burung puyuh dewasa berumur lebih dari 5 minggu kebutuhannya sama dengan fase grower (Listiyowati dan Roospitasari, 2005). Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh dapat dilihat pada Tabel 1. aaaaatabel 1. Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh Nutrisi Starter Grower NRC SNI NRC SNI Kadar Air (%) 10,00 maks14,00 10,00 maks.14,00 Energi (KkalEM/kg) 2.900,00 min.2800,00 2.900 min. 2.600 Protein (%) 24,00 min 19,00 24,00 min. 17,00 aalisin (%) 1,30 min. 1,10 1,30 min. 0,80 aametionin (%) 0,50 min. 0,40 0,50 min. 0,35 Lemak Kasar (%) 2,80 3,96 Serat Kasar (%) 4,10 4,40 Ca (%) 0,80 0,90-1,20 0,80 0,90-1,20 P total (%) 0,60-1,00 0,60-1,00 Sumber: NRC (1994); SNI (2008) aaaaaair merupakan salah satu zat pakan yang sangat penting, selain berperan dalam proses pencernaan, air berfungsi sebagai penghantar panas yang sangat baik yang diperlukan dalam penyebaran panas yang dihasilkan dari reaksi kimia dalam proses metabolisme, serta media penyebaran untuk transportasi produk-produk metabolisme dan produk-produk sisa metabolisme. Kekurangan air dapat

5 menyebabkan ternak menjadi stres dan penurunan produksi ternak (Tillman et al., 1998). aaaaaprotein merupakan nutrisi yang penting bagi ternak, protein berfungsi sebagai meteri penyusun jaringan tubuh yaitu membentuk otot, kuku, sel darah dan tulang, pertumbuhan jaringan baru dan menghasilkan sperma (Abun, 2006). Defisiensi protein dan asam amino menyebabkan pertumbuhan menurun, sedangkan kelebihan protein atau asam amino mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan kenaikan tingkat asam urat dalam darah (Widodo, 2002). aaaaaenergi adalah sumber tenaga untuk aktivitas dan proses produksi dalam tubuh ternak (Anggorodi, 1995). Energi yang tinggi dalam pakan akan menurunkan konsumsi, sehingga timbul defisiensi protein, asam-asam amino, mineral dan vitamin (Wahju, 2004). aaaaalemak adalah lipida sederhana, yaitu ester dari tiga asam-asam lemak dan trihidro gliserol. Fungsi fisiologis lemak dalam ransum yaitu untuk sumber asam lemak essensial, sebagai carrier vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) sebagai sumber energi yang berasal dari lemak (Tillman et al., 1998). 2.3. Limbah Penetasan aaaaalimbah penetasan merupakan hasil samping dari industri penetasan. Limbah penetasan puyuh terdiri dari cangkang telur, telur infertil, telur yang berjamur, puyuh yang mati di dalam telur, serta puyuh yang mati atau puyuh low grade (Satishkumar dan Prabakaran, 2008). Bahan-bahan tersebut biasanya dibakar, dibuang, atau dianggap sebagai sampah. Limbah penetasan memiliki kelembaban

6 yang tinggi sehingga pembuangan dan pembakaran tidak aman untuk lingkungan. Limbah penetasan perlu diolah dengan teknologi yang dapat menaikkan nilai tambah dari limbah tersebut (Abiola et al., 2012). aaaaasalah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan limbah penetasan sebagai sumber bahan pakan penyusun ransum non konvensional. Limbah penetasan yang sudah diolah dapat digunakan sebagai sumber protein dan kalsium dalam ransum. Limbah penetasan dapat diolah menjadi sumber bahan pakan penyusun ransum karena mempunyai kandungan nutrisi yang baik. Mehdipour et al. (2009) menyatakan bahwa hasil olahan limbah penetasan telur puyuh yang dikeringkan pada suhu 100ºC selama 5-8 jam mengandung 3.987 kkal/kg GE, 83,2% bahan kering, protein kasar 24,31%, kalsium 25,62%, fosfor 1,47% dan abu 37,05%. Sathishkumar dan Prabakaran (2008) menyatakan limbah penetasan puyuh yang telah dikeringkan diketahui mengandung 36,24% protein kasar, 0,92% serat kasar, 10,73% kalsium, dan 0,69% fosfor serta kandungan asam amino dapat dilihat pada Tabel 2. Perbedaan kandungan nutrisi limbah penetasan bervariasi sesuai dengan daya tetas, perlakuan pasca panen, kondisi dan teknik pengolahan limbah, serta sifat bahan utama (Al-Harthi et al., 2010). aaaaakhan dan Bhatti (2002) menyatakan bahwa pengolahan limbah penetasan dapat dilakukan dengan berbagai proses seperti perebusan, pengeringan, pemanasan, fermentasi, autoklaf, iradiasi dan ekstrusi. Cara yang murah dan mudah diaplikasikan peternak adalah perebusan limbah penetasan. Penelitian Mahmud et al. (2015) menunjukkan bahwa autoklaf limbah penetasan lebih baik daripada teknik dekstrusi dan teknik memasak.

7 aaaaatabel 2. Kandungan Asam Amino Limbah Penetasan Puyuh Asam amino % dalam BK % dalam PK -------------------------(%)--------------------------------- Alanin 1,72 5,07 Arginin 1,96 5,78 Asam aspartat 3,26 9,62 Sistin 0,82 2,42 Asam glutamate 4,37 12,87 Glisin 1,46 4,29 Histidin 1,06 3,11 Isoleusin 1,55 4,58 Leusin 2,74 8,09 Lisin 2,20 6,49 Metionin 1,03 3,03 Fenilalanin 1,59 4,69 Prolin 1,58 4,65 Serin 2,38 7,02 Treonin 1,81 5,34 Valin 2,00 5,89 Sumber: Sathishkumar dan Prabakaran (2008) aaaaahasil penelitian Sathishkumar dan Prabakaran (2008) menyatakan penggunaan limbah penetasan puyuh level 0% hingga 9% pada puyuh betina umur 12 minggu menunjukkan hasil tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, berat telur,produksi telur dan efisiensi ransum. Abiola et al. (2012) bahwa 10% dari tepung ikan dalam ransum bisa diganti dengan limbah penetasan broiler tanpa efek samping pada pertumbuhan dan sifat-sifat karkas broiler. 2.4. Konsumsi Ransum aaaaakonsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum (Panjaitan et al., 2012). Konsumsi ransum puyuh dapat dilihat pada Tabel 3.

8 aaaaatabel 3. Konsumsi Ransum Puyuh Umur Konsumsi --------------(g/ekor/hari)--------------- 1 hari - 2 minggu 2-4 2 minggu - 4 minggu 4-8 4 minggu - 6 minggu 8-15 >6 minggu 17-19 Sumber: (Listyowati dan Roospitasari, 2009) aaaaakonsumsi pakan dipengaruhi oleh ukuran tubuh ternak, sifat genetis, suhu lingkungan, tingkat produksi, perkandangan, keadaan air minum, kualitas dan kuantitas pakan serta penyakit (Supr ijatna dan Natawihardja, 2005). Ransum dengan kandungan energi metabolis rendah mengakibatkan konsumsi ransum semakin meningkat, sebaliknya ransum dengan energi metabolis tinggi maka dapat menurunkan konsumsi ransum. Puyuh mengkonsumsi ransum digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya, apabila energi sudah terpenuhi maka puyuh akan berhenti makan (Garnida, 2002). 2.5. Pertumbuhan aaaaapertumbuhan murni mencakup pertambahan dalam bentuk dan berat jaringan jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (ke cuali jaringan lemak), dan alat alat tubuh (Sari et al., 2014). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pertumbuhan dapat terjadi dengan penambahan jumlah sel disebut hiperplasi dan dapat pula terjadi dengan penambahan ukurannya disebut hipertropi (Anggorodi, a1995). Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan yang dilakukan penimbangan berulang ulang dan dinyatakan dengan pertambahan bobot badan

9 tiap hari, tiap minggu atau tiap waktu tertentu. Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada ternak yaitu genetik, nutrisi ransum, kontrol penyakit, kandang dan manajemen produksi (Garnida, 2002). aaaaaproses pertumbuhan diawali dengan proses pencernaan di dalam saluran pencernaan. Zat-zat nutrisi dalam ransum setelah masuk kedalam saluran pencernaan akan mengalami proses perombakan oleh enzim-enzim di dalam saluran proventrikulus (Yuwanta, 2004). Hasil perombakan akan diabsorbsi di dalam usus halus. Sintesis jaringan di dalam tubuh, mulai terjadi ketika nutrisi diserap di dalam usus halus. Sebagian besar asam-asam amino diabsorbsi dari usus halus dan digunakan untuk sintesis protein (Widodo, 2002). Sintesis protein yaitu tahap pertama adalah aktivasi asam amino dengan menggunakan energi ATP dan bantuan enzim asam amino sintetase dan ion-ion magnesium. Pada tahap ini asam amino akan menjadi senyawa lain. Asam amino yang sudah diabsorbsi kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah dan diangkut serta dimasukkan ke dalam sel-sel tubuh. Dibutuhkan satu RNA umtuk mengangkut tiap asam amino. Asam asam amino dirangkaikan satu sama lain dalam pra penentuan DNA dalam urut-urutan untuk membentuk rantai peptide yang nantinya menyusun protein jaringan (Tillman et al., 1998). Proses pertumbuhan melalui deposisi protein daging secara kimiawi ditunjang oleh beberapa faktor antara lain kalsium. Kalsium akan mengaktifkan enzim yang dapat memicu degradasi protein yang disebut calsium activated neutral protease (CANP). Calsium activated neutral protease akan mengubah protein menjadi fragmen yang besar namun tidak sampai

10 menjadi peptida atau asam amino. Setelah protein didegradasi selanjutnya protein akan dideposisi membentuk jaringan baru (Maharani et al., 2013). 2.6. Konversi Ransum aaaaakonversi ransum adalah jumlah ransum yang dihabiskan untuk tiap satuan produksi (pertambahan bobot badan). Angka konversi kecil menunjukkan penggunaan ransum yang efisien sedangkan angka konversi besar menunjukkan penggunaan ransum yang tidak efisien. Nilai konversi ransum puyuh jantan dan betina terbaik terjadi pada umur 1 minggu. Konversi ransum burung puyuh yang baik berkisar antara 2,70 sampai 2,80 (Panjaitan et al., 2012). Listyowati dan Roospitasari (2009 ) menyatakan bahwa semakin kecil jumlah ransum yang digunakan untuk menghasilkan daging, maka semakin efisien pemberian ransum tersebut.