BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

Bab 1. Pendahuluan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuannya. Menurut Sutedi (2003:2), bahasa digunakan untuk

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh para

Bab 1. Pendahuluan. wujud budaya manusia. Salah satu jenis pemakaian bahasa adalah bahasa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan itu (Harimurti, 1989: 116).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Bab 1. Pendahuluan. Istilah linguistik dalam bahasa Jepang disebut dengan 言語学 gengogaku,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan manusia dan peradabannya, dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

PROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. pada bahasa secara universal. Linguistik memiliki dua cabang pembagian yaitu

Bab 1. Pendahuluan. Manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Menurut Sutedi (2004:2),

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 2008: 24). Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan empat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. pun sudah didapat para siswa sejak duduk di sekolah dasar yang dikemas. bahwa Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah, namun

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari bangsa, suku bangsa, atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. dari pada makhluk lainya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang dikenal tiga jenis huruf, yaitu huruf kana, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, salah satu aspek bahasa yang harus diperhatikan adalah goi (kosa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 : 2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan ataupun menyatakan apa yang dirasakannya. Untuk itu, ia harus memilih dan menggunakan kata-kata dengan makna yang dianggapnya paling tepat digunakan bagi tujuan dan sasaran yang diharapkannya. Karena makna dari tiap kata yang digunakan dalam berbahasa merupakan perwujudan dari fikiran atau perasaan yang diungkapkan, maka persoalan makna dalam penggunaan bahasa sebagai alat pengungkapan pikiran maupun perasaan, menjadi sangat penting. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Melalui bahasa, manusia dapat mengemukakan atau menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada seseorang, baik secara lisan maupun secara tulisan, orang tersebut bisa manangkap apa yang kita maksud, tiada lain karena dia memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi suatu bahasa merupakan media untuk menyampaikan (dentatsu) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. (Sutedi, 2003 : 2) Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa yaitu baik sebagai sarana untuk berkomunikasi, untuk berinteraksi, untuk beradaptasi, dan yang paling 1

penting adalah sarana untuk memahami orang lain. Maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari bangsa-bangsa lain atau yang lebih sering disebut dengan bahasa asing, terutama dari bangsa-bangsa yang telah maju dan mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang, dan lain-lain. Tujuannya tiada lain adalah untuk memahami orang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Dewasa ini bahasa Jepang menjadi bahasa asing yang banyak diminati oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa, atau siapa saja yang memang tertarik dengan bahasa Jepang. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Jepang dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk studi di Jepang atau sebagai bahasa pengantar pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di luar Negara Jepang. Untuk mempermudah dan memperlancar pemahaman dan penguasaan bahasa Jepang, yang merupakan bahasa asing, maka perlu untuk memahami atau minimal mengetahui tentang linguistik bahasa Jepang. Linguistik bahasa Jepang disebut dengan 日本語学 Nihon go-gaku, artinya ilmu bahasa Jepang. (Sutedi, 2003 : 2). Dalam linguistik bahasa Jepang ( 日本語学 Nihon go-gaku ), yang dikaji bisa berupa kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa diperoleh, serta bagaimana sosio-kultural yang mempengaruhi masyarakat pengguna bahasa tersebut. Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon gogaku) akan melahirkan berbagai cabang linguistik, diantaranya adalah Fonetik ( 音声学 onseigaku ), Fonologi ( 音韻論 oninron ), Morfologi ( 形態論 keitairon ), Sintaksis ( 統語論 tougoron ), Semantik ( 意味論 2

imiron ), Pragmatik ( 御用論 goyouron ), Sosio-linguistik ( 社会言語学 shakaigengogaku ) dan lainnya. (Sutedi, 2003 : 6 ) Untuk memahami makna dari suatu bahasa, maka terlebih dahulu kita harus mengerti arti makna tersebut. Dalam ilmu linguistik bidang yang membahas makna biasa disebut dengan istilah semantik. Secara umum semantik lazim diartikan sebagai kajian mengenai makna bahasa. Karena selain makna bahasa, dalam kehidupan kita banyak makna-makna yang tidak berkaitan dengan bahasa, melainkan dengan tanda-tanda dan lambang-lambang lain, seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda kejadian alam, lambang-lambang negara, simbol-simbol budaya, simbol-simbol keagamaan dan lambang atau simbol lainnya. Objek kajian semantik adalah makna. Makna ini, sebagai objek kajian semantik tidak dapat diamati atau diobservasi secara empiris. Berbahasa tanpa mempedulikan makna adalah sangat di luar nalar dan akal sehat. Untuk mengenal lebih jauh tentang masyarakat Jepang, kita menggunakan bahasa sebagai media berkomunikasi. Jadi untuk memahami jalan pikiran orang Jepang salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Tetapi ternyata memang tidak mudah memahami tataran bahasa Jepang, karena banyak sekali ungkapan-ungkapan untuk menyatakan suatu tindakan atau keadaan. Bahasa Jepang ataupun bahasa lainnya memiliki jenis-jenis kata. Salah satunya adalah kata keterangan (adverbia) yang dalam bahasa Jepang disebut Fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan (yougen = verba, adjektiva I dan adjektiva II), (Bunkacho dalam Sudjianto, 1996 : 72). Fukushi terdiri dari beberapa jenis, diantarnya adalah Onomatope (giseigo, / giongo dan 3

gitaigo). Diantara adverbia yang ada dalam Fukushi, terdapat adverbia yang menggambarkan bunyi atau suara dan terdapat juga adverbia yang menyatakan suatu keadaan. Adverbia yang menggambarkan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang menyatakan suatu keadaan disebut gitaigo. Kedua istilah (giseigo dan gitaigo) ini biasa disebut onomatope. Dalam suatu bahan bacaan, adanya giongo dan gitaigo itu sangat penting bagi pembaca, karena giongo dan gitaigo membantu penggambaran suatu benda, gerakan atau keadaan terasa lebih hidup dan konkrit. Giongo dan gitaigo dalam bahasa Jepang pada dasarnya memiliki suku kata dasar yang sama, namun perbedaan akhiran yang mengikuti suku kata dasar tersebut akan menimbulkan perbedaan intensitas gerakan seperti yang digambarkan dalam komik. Kemudian penulis memilih sebuah komik berbahasa Jepang yang akan diteliti yang berjudul R2 ( Rise to The Second Power ). Komik Jepang yang berjudul R2 ( Rise to The Second Power ) merupakan komik karangan dari Maki Hakoda yang di terbitkan para tahun 2003. Penulis memilih komik ini dengan alasan karena komik ini mempunyai alur cerita yang unik, karakter tokoh tokohnya yang tidak monoton, dan di negara asalnya komik ini diterbitkan secara terbatas. Onomatope berasal dari bahasa Yunani,ονοµατοποιία adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya. Bunyi-bunyi ini mecakup antara lain suara hewan, suara-suara lain, tetapi juga suara-suara manusia yang bukan merupakan suatu kata. 4

Giongo dan gitaigo sangat membantu sekali dalam menghidupkan intensitas gerakan atau keadaan yang diilustrasikan. Pada saat pembaca membaca bahan bacaan yang menuliskan giongo dan gitaigo, maka pembaca dapat mengimajinasikan bacaan tersebut. Walaupun kata giongo dan gitaigo singkat tetapi kuat dalam penggambaran sehingga mengesankan sesuatu tampak lebih hidup. Dengan adanya kata giongo dan gitaigo ini dapat mengurangi kelemahan tidak dapat bergeraknya gambar dalam komik. Kemudian kata-kata yang dinyatakan dengan bunyi bahasa atau disebut juga dengan tiruan bunyi seperti suara hewan, suara manusia yang sedang tertawa atau menangis, bermacam-macam bunyi benda di sekitar kita dan lain-lain. Bunyibunyi yang ditetapkan sebagai kata sedapat mungkin harus dekat dengan bunyi aslinya. Penulis juga melihat beberapa penelitian terdahulu yang juga membahas giongo gitaigo sebagai referensi dalam penulisan penelitian ini. Terdapat dua penelitian terdahulu yang dijadikan referensi yaitu, Fia Shopia El Hidayat, 2008 dengan judul Analisis Kepampuan Mahasiswa Tingkat III Terhadap Pemahaman Gitaigo dalam Bahasa Jepang dan Hardini, Cindy, 2010 dengan judul Analisis Giongo Gitaigo pada Lagu Jepang ( lagu lagu karya Dir en Grey ). Di dalam penelitian sebelumnya mempunyai kesamaan dalam penelitian yaitu tentang giongo dan gitaigo, tetapi yang menjadi perbedaannya adalah pada objek yang ditelitinya. Penelitian terdahulu mengambil objek data dari lagu lagu jepang dan mahasiswa tingkat III, dan kali ini penulis mengambil objek data dari buku komik. 5

Giongo dan gitaigo merupakan suatu kata yang menyatakan situasi atau keadaan. Oleh karena itu, pemaknaannya juga harus disesuaikan dengan keadaan atau situasi yang terjadi. Hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji, sehingga penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang berjudul Kajian Makna Penggunaan Giongo Gitaigo pada Manga R2 (Rise to The Second Power) Volume 1 dan 2. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dituliskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Giongo gitaigo apa saja yang muncul dalam cerita komik R2 ( rise to the second power). 2. Bagaimana makna penggunaan giongo dan gitaigo yang terdapat dalam beberapa kutipan cerita komik R2 ( rise to the second power). 1.3 Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada hal hal seperti berikut ini : 1. Penelitian ini hanya mengkaji makna giongo dan gitaigo yang terdapat pada komik yang berjudul komik R2 ( rise to the second power) volume 1 dan 2. 6

2. Penelitian ini mengklasifikasikan setiap kata di dalam komik yang berjudul R2 ( rise to the second power) volume 1 dan 2 ke dalam giongo dan gitaigo. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui giongo dan gitaigo apa yang muncul dalam komik yang berjudul R2 ( rise to the second power) volume 1 dan 2. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah makna penggunaan giongo dan gitaigo yang terdapat dalam komik yang berjudul R2 ( rise to the second power) volume 1 dan 2. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Dapat dijadikan sebagai tambahan bagi pengetahuan tentang linguistik bahasa Jepang, khususnya mengenai giongo dan gitaigo. 2. Memberikan gambaran tentang penggunaan atau makna gitaigo terhadap pembaca. 2.1 Metode Penelitian Satu hal yang dalam dunia keilmuan segera dilekatkan pada masalah sistem adalah metode. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani : methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, 7

maka metode menyangkut masalah kerja, yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1976 : 7). Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat (1976 : 30) bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif juga merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan, mengkaji, dan menginterpretasikan data. Kemudian melihat dari karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan sebagai bahan pertimbangan. Dengan metode tersebut, akan dapat menjelaskan keberadaan idiom yang berhubungan dengan penelitian tersebut. 2.2 Pengolahan Data 1. Mengumpulkan data dan kalimat giongo gitaigo yang terdapat pada cerita komik R2 ( rise to the second power) ; 2. Mengklasifikasikan data yang termasuk ke dalam giongo atau gitaigo; 3. Mengkaji makna, kelompok giongo dan gitaigo yang terrefleksi dalam cerita komik R2 ( rise to the second power) ; 4. Menarik kesimpulan. 8

2.3 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, pengumpulan data dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Pada bab landasan teori ini membahas tentang pengertian giongo dan gitaigo, pengetahuan giongo dan gitaigo, dan penggunaan giongo dan gitaigo. Bab III Metodologi Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data. Bab IV Kajian Data Pada bab kajian data penulis mengkaji jumlah jenis kata, arti dan fungsi bentuk penggunaan giongo dan gitaigo. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bab terakhir ini menguraikan dari kesimpulan penelitian dan saran saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. 9