4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telemetri Radio Telemetri merupakan sistem untuk pengumpulan data yang dilakukan disuatu tempat terpencil atau sukar dan mengerjakannya sehingga data tersebut dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al, 2002). Menurut Rochani (2007) Telemetri merupakan suatu cara pengukuran data jarak jauh yang menggunakan sarana telekomunikasi dimana pada penelitiannya menggunakan sistem telemetri sebagai early warning sistem. Sistem telemetri dilihat dari sistem pemancaran dibagi menjadi dua yaitu: sistem telemetri melalui kabel, biasanya pengiriman melalui kabel atau kawat penghantar dimana kecepatannya mendekati kecepatan cahaya (Prayitno, 1997 in Utari, 2010), kedua yaitu sistem telemetri radio adalah suatu proses yang digunakan untuk mengukur atau mencatat suatu besaran fisik pada suatu lokasi yang letaknya jauh dari pusat pengolahan hasil pengukuran (Sulistiyanti, 2008). Sistem telemetri dengan menggunakan frekuensi radio memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki probabilitas yang kecil, peralatan pemancaran yang ringan dan jangkauan pemancaran yang jauh (Sulistiyanti, 2008). Gelombang radio yang dipancarkan biasanya memmiliki frekuensi sangat lebar dari sekitar 10 khz sampai dengan 300 GHz dalam spektrum elektromagnetik. Gelombang radio digolongkan dalam daerah-daerah yang lebih kecil, tabel 1 merupakan pengelompokan spektrum radio (Chattopadhyay, 1989).
5 Tabel 1. Spektrum radio (sumber: Chattopadhyay, 1989). Nama Pita Frekuensi Sangat Rendah (VLF) Frekuensi (LF) Rendah Daerah Frekuensi Daerah Panjang Kegunaan Gelombang 10 30 khz 30-10 km Komunikasi langsung jarak jauh 30-300 khz 10-1 km Angkatan Laut, Udara Frekuensi Medium 300 khz-3 MHz 1 km 100 m Siaran Radio (MF) Frekuensi Tinggi (HF) 3-30 MHz 100 10 m Semua jenis radio Frekuensi Sangat 30 300 MHz 10-1 m Komunikasi Tinggi (VHF) TV, radar, FM, gelomban g Pendek Frekuensi Ultra Tinggi (UHF) Frekuensi Super Tinggi (SHF) Frekuensi Amat Tinggi (EHF) 300 MHz- 3 GHz 1m 10 cm Radar, komunika si gelomban g miro 3-30 GHz 10 cm 1 cm Radar, pengulang radio, komunika si laut 30-300 GHz 1 cm 1mm Eksperimental 2.2 GPS (Global Positioning System) GPS (Global Positioning system) adalah sistem navigasi radio dan penentuan posisi yang dikelola oleh departemen keamanan Amerika Serikat. Sistem ini memberikan posisi, kecepatan tiga dimensi, dan informasi mengenai waktu yang dikirim secara kontinyu. GPS terdiri dari tiga segmen utama yaitu segmen angkasa, segmen sistem kontrol, dan segmen pemakai. Segmen angkasa meliputi dari satelit-satelit GPS. Satelit-satelit GPS yang terdapat didalam GPS
6 yaitu 24 satelit, 6 satelit mengelilingi bumi dengan sebaran yang telah diatur. Satelit pada GPS memiliki rata-rata ketinggian 20.200 km diatas permukaan bumi, satelit ini biasanya memiliki berat 8000 kg bergerak dengan kecepatan sekitar 4 km/ detik dan memiliki periode 11 jam 58 menit (Longsdom, 1995). Satelit GPS memancarkan sinyal untuk memberitahukan posisi satelit GPS yang bersangkutan serta jaraknya dari pengamat lengkap dengan informasi waktunya, sinyal GPS juga digunakan untuk menginformasikan kondisi satelit pada pengamat (Widodo, 2009). Satelit GPS beroperasi dengan menggunakan sistem waktunya sendiri, sistem waktu ini biasanya didefinisikan jam-jam atom yang berada disetiap satelit GPS, sistem waktu GPS adalah sistem waktu berskala kontinyu yang didefinisikan oleh jam atom utama yang berada di Master Control Station (MCS) GPS di Colorado Springs. Sistem waktu GPS ini bereferensi ke sistem UTC (Universal Time Coordinated) yang dikelola oleh USNO (United States Naval Observatory), dan keduanya mempunyai hubungan yang terdefinisi secara teliti sampai tingkat 1 milidetik (Widodo, 2009). 2.3 Motor DC Motor arus searah digunakan dimana kontrol torsi dan kecepatan dengan rentang yang lebar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi. Sifat dari motor DC bila tenaga mekanik yang diperlukan cukup kecil maka motor DC yang digunakan cukup kecil pula. Motor DC untuk tenaga kecil pada umumnya menggunkan magnet permanen sedangkan motor listrik arus searah yang dapat mengahasilkan tenaga mekanik besar menggunakan magnet listrik (Frank, 1996).
7 Motor DC yang berukuran kecil biasanya dipakai sebagai mekanisme penggerak didalam banyak proyek mekanik. Motor-motor berukuran kecil pada umumnya bekerja dengan kecepatan beberapa ribu putaran permenit, dengan pemasangan roda-roda gigi dapat mengurangi laju putaran dan meningkatkan gaya putaran (Bishop, 2004). Motor memiliki banyak jenis, salah satu jenis motor yaitu motor wiper yang merupakan motor listrik DC dan dikombinasikan dengan magnet alam (ferrite magnet) sebagai stator dan armature sebagai rotornya. Pada poros rotor ditumpu oleh 2 buah bola yang dapat memperhalus suara. memperlambat putaran, dan ujung poros terdapat gigi yang menggerakan gigi wiper blade. Pada gigi terdapat (plat noc) camplact yang berfungsi sebagai autostop atau pemberhentian terakhir bagian-bagian dari motor wiper dapat dilihat dari gambar 1 (Rijono, 1997). Control Point Gear Ulir Armateur Ferrite Magnet Brush Com Plate Gambar 1. Bagian-bagian dari motor wiper (Sumber: Rijono, 1997). Rotor merupakan sebuah metal dengan alur-alur sejajar, alur ini merupakan tempat gulungan-gulungan kawat kondutor yang ujungnya berpangkal pada lemel-lemel rotor. Stator merupakan bagian yang tidak bergerak, umumnya
8 kutub dari magnet stator biasanya berhadapan dengan rotor yang dipisahkan hanya dengan kain. Sedangkan, amateur merupakan bagian yang tersusun dari celah armature core, armature commulator, dan armature coil yang bertujuan untuk menghasilkan torsi (Hidayat, 2007). 2.4 Kamera CCTV CCTV adalah alat perekaman yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video atau audio. Sistem kerja kamera CCTV yaitu mengirimkan sinyal secara tertutup melalui wireless maupun kabel. Kabel yang biasa digunakan untuk CCTV biasanya yaitu kabel coaksial. Kegunaan dari CCTV biasanya yaitu mengawasi sebuah tempat yang berkaitan dengan masalah keamaan. Jenis-jenis kamera CCTV yaitu jenis gambar, jenis kecepatan pengambilan gambar, jenis pergerakan kamera, jenis penerimaan data, jenis fitur tambahan (Surjono, 1996). Gambar 2. Kamera CCTV (Sumber: Surjono, 1996) CCTV memiliki manfaat sebagai dapat merekam segala aktifitas dari jarak jauh tanpa batasan jarak, dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas
9 yang terjadi dilokasi pengamatan dengan menggunakan laptop atau PC secara real time dari mana saja, dan dapat merekam seluruh kejadian secara 24 jam, atau dapat merekam ketika terjadi gerakan dari daerah yang terpantau. Menurut Nugroho 2007, kamera CCTV ini dapat digunakan sebagai sensor posisi sebab kamera CCTV merupakan kamera yang secara real time dapat diinput kedalam computer, kamera CCTV ini dapat mengukur perpindahan posisi suatu benda dengan menggunakan dua buah citra digital.