PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Journal of Mechanical Engineering Learning

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

ARI BUDIANTO NIM : D TUGAS AKHIR. Disusun :

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

TUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH HEAT TREATMENT

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH PANAS PENGELASAN PADA PEMBUATAN FOOT STEP SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Chamdani Achmad

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH VARIASI ARUS LAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KETANGGUHAN LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA NSN308

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

BAB II KERANGKA TEORI

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PRODUK LAS TEMBAGA DAN BAJA KARBON DENGAN METODE TUNGSTEN INERT GAS (TIG)

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PERBEDAAN KEKUATAN TARIK DAN JENIS PATAHAN SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON RENDAH (ST 37) AKIBAT PROSES NORMALIZING

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

ARI BUDIANTO N I M : D

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

TUGAS SARJANA ANALISIS KEKUATAN LULUH MINIMUM DITINJAU DARI STRUKTUR BUTIRAN LOGAM DASAR-HAZ-LOGAM LAS SAMBUNGAN PIPA GAS

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Available online at Website

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Waktu Tahan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Kekerasan dan Kuat Tarik Baja Karbon ASTM A106 Grade B

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

ANALISA PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS DARI MATERIAL TABUNG FREON

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA SS400 DENGAN VARIASI ARUS

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

TUGAS AKHIR. Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

KUALITAS REPAIR WELDING MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN TIG DENGAN PERLAKUAN PREHEATING DAN POST WELD HEAT TREATMENT PADA CAST WHEEL ALUMINIUM

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

KARAKTERISASI SAMBUNGAN SMAW BAJA KARBON RENDAH MENGGUNAKAN 3 JENIS ELEKTRODA Priyo Tri Iswanto 1,a, Mudjijana 1,b, Rela Adi Himarosa 2,a

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Transkripsi:

PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: TRI WIDODO D200070011 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 1

HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH oleh: TRI WIDODO D200070011 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Pramuko IP,Ir.MT NIK.436 2

HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA OLEH TRI WIDODO D200070011 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari.,. 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Pramuko IP,Ir.MT (........) (Ketua Dewan Penguji) 2. Agus Dwi A,ST,M.Eng,Ph.D (. ) (Anggota I Dewan Penguji) 3. Muh. Alfatih Hendrawan,ST,MT (.) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph NIK. 682 3

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.. Surakarta,.. 2016 Penulis TRI WIDODO D200070011 4

PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAKSI Baja karbon adalah material logam yang berbentuk dari unsur utama FE dan unsur kedua yang berpengaruh pada sifat-sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh menurut prosentasenya. Sedangkan berdasarkan kegunaanya, secara umum baja dikelompokkan menjadi dua yaitu: baja konstruksi dan baja perkakas. Baja konstruksi mempunyai kadar karbon antara 0,06% sampai 0,55%, sedangkan baja perkakas mempunyai kadar karbon antara 0,50% sampai 2,06%. Pada pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pemotongan spesimen kemudian dilanjutkan dengan metode pengelasan SMAW.Proses pengelasan sendiri menggunakan kuat arus 100 A, 105 A dan 110 A. Setelah prosese pengelasan selesai kemudian dilanjutkan dengan proses pembentukan spesimen sesuai dengan standar uji tarik ASTM E8 yang kemudian dilnjutkan dengan proses treatmen menggunakan suhu 850 0 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada foto mikro antara spesimen yang di treatmen dengan spesimen yang tidak di treatmen bahwa spesimen yang di treatmen ketika di lakukan foto mikro mengalami pembesaran pada ferit.sedangkan pada pengujian kekerasan pada material benda uji las dengan las tanpa treatmen terlihat bahawa daerah logam las memiliki kekerasan yang lebih tinggi daripada daerah HAZ dan logam induk.hal ini terjadi karena daerah logam las siklus termal yang paling besar pada saat pengelasan. Sedangkan pada pengujian tarik spesimen yang mengalami perlakuan panas yang diterima oleh suatu benda akan mengubah struktur mikro benda tersebut, dimana struktur butiran penyusun benda akan berubah dan tegangan maksimal menurun. Kata kunci : baja karbon rendah, treatmen, uji tarik, vikers, foto mikro ABSTRACTION Carbon steel is a metall alloy that formed by Fe as a main element and carbon that impact to the caracteristic, where as other elements are present in quantities to affect its properties. Based on their role,steel grouped into tw categories: construction steel and tool steel. Construction steel has a carbon content between 0.06% to 0.55%, while the tool steel has a carbon content between 0.50% to 2.06%. This study begins with the cutting of specimens followed by SMAW welding methods. The process uses a powerful current of 100 A, 105 A and 110 A. After that proceed with the establishment of the specimens in accordance with ASTM test standard E8 then pull with treatments in 8500C. The results of micro photo showed that the specimen in treatments are enlarged on ferrite. While in material hardness testing on welded test specimens with welding without visible THAT treatments weld metal regions have a higher hardness than the HAZ and base metal regions. This happens because the metal area weld thermal cycle greatest at the time of welding. While the tensile test specimens that undergo heat treatment received by an object will alter the microstructure of these objects, where the object constituent grain structure will be changed and the maximum voltage decreases. Keywords: low carbon steel, treatment, tensile testing, Vikers, micro photo 5

PENDAHULUAN Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) mempunyai aplikasi luas di dalam dunia industri.untuk aplikasi chasis dan suspensi kendaraan, pengelasan SMAW memberikan efisiensi kekuatan sambungan yang tinggi.salah satu jenis pengelasan yang banyak dipakai untuk mengelas baja karbon adalah SMAW. Kelebihan pengelasan dengan SMAW, antara lain dapat diandalkan untuk mengelas berbagai tipe sambungan, posisi, serta lokasi yang sulit dikerjakan, biaya pengoperasian yang relatif rendah dan dapat dipakai untuk mengelas didalam maupun diluar ruangan. Secara umum kelemahan pada sambungan las adalah lonjakan suhu yang cukup besar yang memungkinkan terjadinya perubahan struktur mikro pada daerah las dan HAZ yang menyebabkan turunnya kekuatan bahan. Pada sambungan las dissmilar metal (dua logam yang berbeda) kekuatan bahan selain dipengaruhi oleh lonjakan suhu yang mengubah struktur mikro logam, juga dipengaruhi oleh reaksi antara unsur dari kedua logam sehingga menimbulkan pengendapan yang memungkinkan terjadinya kerusakan las (weld decay). Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan, maka dirumuskan batasan masalah guna memperjelas arah dan mengendalikan model sistem yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut : 1. Bahan yang diuji adalah plat baja karbon rendah. 2. Elektroda yang digunakan adalah jenis E6013 3. Proses pengelasan yang digunakan adalah las dengan elektroda terbungkus atau SMAW (Shielded Metal Arc Welding). 4. Jenis kampuh untuk spesimen lasnya adalah V tunggal 5. Pengujian yang dilakukan: a. Pengujian komposisi kimia b. Pengujian struktur mikro c. Pengujian tarik d. Pengujian vikers TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitaian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kandungan unsur atau komposisi kimia dari logam baja karbon rendah. 2. Mengetahuai perubahan struktur mikro dan sifat mekanis spesimen hasil pengelasan dengan elektroda E6013 akibat terkena panas pengelasan. 3. Mengetahui perubahan struktur mikro hasil lasan akibat perlakuan panas Treatment. LANDASAN TEORI Klasifikasi baja karbon menurut kadar karbonnya Jenis dan Kelas Kadar Karbon (%) 1. Baja Karbon Rendah: lunak khusus sangat lunak lunak Setengah Lunak 2. Baja Kekuatan Luluh (Kg/mm 2 ) 6 Kekuatan Tarik (Kg/mm 2 ) Perpanj angan (%) Kekerasa n Brinell Pengguna an 0,8 18-28 32-36 40-30 95-100 Plat tipis 0.08-0.12 20-29 36-42 40-30 80-120 Batang kawat 0,12-0,20 22-30 38-48 36-24 100-130 Konstruksi umum 0,20-0,30 24-36 44-55 32-22 112-145

Karbon Sedang : setengah keras 3. Baja Karbon Tinggi : keras sangat keras 0,30-0,40 30-40 50-60 30-17 140-170 Alat-alat mesin 0,40-0.50 34-46 58-70 26-14 160-200 Perkakas >0,50 36-47 65-100 20-11 180-235 Rel,pegas dan kawat piano Tabel 1.Klasifikasi baja karbon Sedangkan berdasarkan kegunaanya, secara umum baja dikelompokkan menjadi dua yaitu: baja konstruksi dan baja perkakas. Baja konstruksi mempunyai kadar karbon antara 0,06% sampai 0,55%, sedangkan baja perkakas mempunyai kadar karbon antara 0,50% sampai 2,06%. Metodologi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Data komposisi kimia bahan Baja Karbon Rendah Hasil pengujian komposisi kimia dilihat pada tabel 2. 7

Table 2. Hasil Uji Komposisi Kimia Unsur % C 0.0538 Si 0.0105 S 0.0125 P 0.0083 Mn 0.2656 Ni 0.0167 Cr 0.0221 Mo 0.0023 Cu 0.0325 W 0.0029 Ti 0.0020 Sn 0.0026 Al 0.0245 Pb 0.0004 Ca 0.0005 Zn 0.0017 Fe 99.54 Hasil uji komposisi di atas menunjukkan bahwa material yang digunakan dalam penelitian ini termasuk klasifikasi baja karbon rendah, karena mengandung 0.0538% karbon. Pengujian Struktur Mikro Arus Logam Induk HAZ Logam Las 100 A 105 A 110 A Gambar 1.Struktur mikro spesimen dilas tanpa Anealling 8

Arus Logam Induk HAZ Logam Las 100 A 105 A 110 A Pembahasan Pengujian Struktur Mikro Gambar 2.Struktur mikro spesimen dengan Anealling Pada daerah logam induk pada benda uji pengelasan 100A, 105A, dan 110A tanpa perlakuan panas (Annealing) tidak mengalami perubahan struktur mikro akibat pengelasan, sedangkan untuk benda uji pengelasan 100A, 105A, dan 110A yang mengalami perlakuan panas, terjadi perubahan yaitu pertumbuhan perlit (gelap) danferit (terang) yang membesar sehingga nilai tegangan tariknya menurun, ini sesuai dengan hasil uji kekerasan serta uji tarik. Pada daerah HAZ merupakan batas las dengan HAZ (Heat Affected Zone) yaitu pada spesimen dilas tanpa perlakuan annealing dan spesimen dilas dengan perlakuan panas 850 0 C. Pada spesimen dilas tanpa perlakuan panas (Annealing) pada arus 110A, 105A, dan 110A bentuk struktur mikro cinderung terdapat butiran yang lebih besar daripada daerah logam induk dan cenderung tidak teratur bentuknya. Sedangkan pada spesimen pengelasan 100A, 105A, dan 110A dengan perlakuan Annealing bentuk strukturnya didominasi oleh ferit (terang) yang lebih banyak dan butiran yang membesar, hal ini terlihat pada gambar struktur mikro di atas. Logam las merupakan bagian yang mencair pada saat pengelasan, dimana bagian ini mendapatkan temperature yang sangat tinggi. Struktur mikro yang terjadi pada pengelasan yang tidak mengalamai perlakuan panas (100A,105A,110A) didominasi oleh butir ferit dan perlit yang cinderung tidak beraturan bentuknya, tidak jauh berbeda dengan daerah HAZ, sedangkan pada pengelasan yang mengalami perlakuan panas (Annealing) pada 100A, 105A dan 110A struktur mikronya di dominasi oleh butiran ferit yang cenderung membesar dan halus. Uji kekerasan (Vickers microhardness) Untuk mengetahui kekerasan pada pengelasan baja karbon rendah yang dilas maka dilakukan uji mickro vickers. Data hasil pengujian micro Vickers kemudian dibuat grafik dan histogram perbandingan harga kekerasan rata-rata. Gambar 3.Grafik Uji Kekerasan micro Vikers pada pengelasan non Treatmen 9

Gambar 4.Grafik Uji Kekerasan micro Vikers pada pengelasan Treatmen Gambar 5.Grafik Perbandingan Uji Kekerasan micro Vikers Pada Pengelasan Treatmen dengan Non Treatmen Pembahasan Pengujian Kekerasan (Vickers Mikrohardness) Pada tabel data hasil pengujian kekerasan untuk material dilas dengan menggunakan treatmen 850 0 C terlihat bahawa kekerasan didaerah logam las, HAZ, Logam induk menjadi lebih rendah dibanding dengan dilas tanpa perlakuan anealling. Hal ini disebabkan struktur butiran yang dihasilkan lebih merata dan mengurangi tegangan sisa yang terjadi selama proses pengelasan. Struktur ferit dan perlit yang lebih halus dan merata hal ini sesuai dengan hasil pengujian tarik dan pengamatan struktur mikro. Perbandingan hasil pengujian kekerasan benda uji terlihat bahwa secara keseluruhan pada benda uji dilas dengan proses Annealing 850 0 C kekerasan pada daerah logam, daerah HAZ, dan logam induk lebih rendah dari kekerasan benda uji dengan las lanpa perlakuan Annealing. Hal ini sesuai dengan tujuan dari proses annealing yaitu menurunkan kekerasan dan meningkatkan keuletan bahan. Pengujian Tarik dengan Standar ASTM E8M Dari hasil penelitian dan perhitungan perbandingan didapat data hasil pengujian tarik yang kemudian dibuat grafik dan histogram perbandingan kekuatan tarik antara spesimen yang di treatmen dengan yang tidak ditreatmen. 10

Gambar 6.Tegangan Tarik Spesimen Non Treatmen Gambar 7.Tegangan Tarik Spesimen dengan Perlakuan Anealling Gambar 8.Kekuatan Tarik Pengelasan Spesimen Non Treatmen dengan Spesimen Treatmen Pembahasan Pengujian Tarik 11

Secara keseluruhan berdasarkan pengujian yang dilakukan, patah yang terjadi pada benda uji rata-rata terjadi pada daerah logam las, dan ada sebagian pada derah base metal.patah yang terjadi pada base metal di karenakan pengelasan menggunakan arus pengelasan 110 ampere.sedangkan pengelasan yang menggunakan arus 100 ampere dan 105 ampere patahan rata-rata terjadi pada daerah logam las. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Hasil penelitian dan analisa dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Setelah dilakukan pengujian komposisi kimia dapat diketahui bahwa baja tersebut termasuk baja karbon rendah, hal ini terlihat dari kandungan karbonnya yang mengandung 0.0538% karbon 2. Perubahan yang terjadi pada struktur mikro pada baja yaitu baja yang mengalami perlakuan annealing pada suhu 850 0 C mengalami pembesaran butiran ferit sedangkan pada non aneling tidak mengalami perubahan. 3. Pada sepesimen yang mengalami perlakuan annealing kekerasan di daerah logam las, HAZ, logam induk menjadi lebih rendah dibanding dengan dilas tanpa perlakuan annealing. 4. Dalam proses annealing suhu 850 0 C yang digunakan menyebabkan nilai kekuatan tarik semakin menurun disbanding dengan yang tidak di annealing sehingga benda tersebut menandakan ulet. SARAN Dari hasil pengujian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut : 1. Dalam proses penecoran harus menggunakan prosedur keselamatan yang sesuai peraturan, karena asap dari hasil pegelasan sangat berbahaya buat pernafasan khususnya 2. Pastikan dalam proses pembuatan spesimen dan pengujian spesimen harus sesuai pada prosedurnya. 12

DAFTAR PUSTAKA Hestiawan, H., Suryono, A.F., 2014. Pengaruh Preheat dan Post Welding Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las SMAW Pada Baja Amutit K- 460.[Online].http://download.portalgaruda.org/article.php[10 juni 2015] Humantoro., 2002, Perbandingan Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Tarik Hasil Pengelasan Besi Dengan Pengelasan Elektroda E6013 dan Pengelasan Karbit, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakrta. Kenyon, W., 1985, Dasar-Dasar Pengelasan, terj. Ginting, D., Erlang ga, Jakarta Purwaningrum, Y., 2006, Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las SMAW Baja A-287 Sebelum dan Sesudah PWHT. [Online] http://journal.uii.ac.id/index.php/jurnalteknoin/article/download/91/50 [26 agustus 2015]. Santoso, J., 2006.,Pengaruh Arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan Las SMAW Dengan Elektroda E7018. Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakrta. Suparman., 2006, Pengaruh Suhu Annealing Pada Post Weld Heat Treatment Pengelasan Baja Bohler Grade K-945 EMS 45 Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis, Tugas Akhir S-1 Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Susanto., 2006, Pengaruh Jenis Elektroda E6013 dan E6010 Dengan Variasi Arus (80,100,120 Ampere) Pada Hasil Pengelasan Baja St 37 Dengan Kampuh X Terhadap Struktur Mikro dan Kekuatan Tariknya, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakrta. Wibowo, F.W., 2003., Pengaruh Holding Time Annealing Pada Sambungan SMAW Terhadap Ketangguhan Las Baja K945 EMS45, Tugas Akhir S-1 Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Wiryosumarto, H., Okumura, T., 2000, Teknologi Penglasan Logam. Cetakan Kedelapan. Jakarta. Pradnya Pratama 13