Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

Penutup. Lampiran : Semua formulir di TPS dan cara pengisian Contoh sosialisasi Suara Sah Model C

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

INTSRUMEN RAPAT PLENO TERBUKA REKAPITULASI MANUAL DI KAB/KOTA SISTEM PENGHITUNGAN DAN REKAPITULASI MANUAL (SITUREMA-DB1 PPWP)

LAPORAN AKHIR. PEMILIH DPKTb DALAM PEMILU PRESIDEN 2014 Studi atas Pemilih Ber-KTP Non-DPT Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh: Tim Peneliti PolGov

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

-2- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014;

RINCIAN KERUAK SAKRA TERARA SIKUR MASBAGIK SUKAMULIA SELONG PRINGGABAYA AIKMEL SAMBELIA NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014

BAMBANGLIPU A. DATA PEMILIH NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

Ketentuan ayat (1) Pasal 14 diubah dan Pasal 14 ayat (2) huruf e dan huruf f dihapus sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 Pelaksanaan Penghitungan Suara 4.1 Persiapan Penghitungan Suara

KOMISI PEMILIHAN UMUM Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta 10310, Tlp , Fax

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRACT...

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

URAIAN NO. SUMATERA BARAT SUMATERA UTARA SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH ACEH

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

RINCIAN NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

Kejadian khusus dan/atau pernyataan keberatan oleh Saksi sebagai berikut *) :

PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

Peraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

BERITA ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

2018, No Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINCIAN SAWAHAN NGETOS BERBEK LOCERET PACE PRAMBON NGRONGGOT KERTOSONO PATIANROWO BARON NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014, bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilihan Umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ketentuan ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) Pasal 7 diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

DAFTAR TABEL. Pileg 2014, Diolah dari Hasil Wawancara dengan Berbagai Narasumber, Hasil Rekapitulasi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan.

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

Transkripsi:

Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta

Laporan Akhir Penelitian Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta kerjasama antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Research Centre for Politics and Government (PolGov) Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM 2016

Penyusun: Abdul Gaffar Karim Desi Rahmawati Ulya Niami Efrina Jamson Alan Griha Yunanto Desiana Rizka Fimmastuti Wegik Prasetyo

Abstrak Dalam Pemilu Presiden 2014, persentase jumlah surat suara tidak sah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 1,5% dari total surat suara. Angka ini termasuk lebih tinggi apabila dibandingkan dengan persentase rata-rata surat suara tidak sah secara nasional yakni 1,02%. Hal ini menarik untuk diteliti, mengingat voters turn-out(vto) di DIY dalam Pemilu Presiden 2014 mencapai 79,85% dan menunjukkan angka yang lebih tinggi daripada VTO di tingkat nasional. Riset ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana pola surat suara tidak sah tersebut, serta apa saja yang turut menjadi faktor penyebabnya. Pengumpulan data dilakukan dengan membongkar gudang-gudang penyimpanan surat suara di 5 kabupaten/kota di DIY (Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta). TPS yang menjadi sampel dalam riset ini berjumlah 1.205 TPS dari total 8.354 TPS di DIY. Surat suara tidak sah yang ditemukan memiliki tiga pola umum yang sangat terkait dengan dugaan faktor-faktor penyebabnya. Pertama, ada surat suara tidak sah yang terkait dengan ketidaktahuan pemilih tentang cara menggunakan hak suara. Kedua, ada surat suara tidak sah yang sangat terkait dengan electoral malpractice, termasuk perbedaan persepsi tentang aturan pemberian suara, maupun kesalahan prosedur di lapangan. Ketiga, ada surat suara tidak sah yang terkait dengan ekspresi politik pemilih, yang dikenal sebagai protest voting. Kata kunci: surat suara tidak sah, pengetahuan pemilih, electoral malpractice, protest voting.

Daftar Isi ABSTRAK... IV DAFTAR ISI... V DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Pertanyaan Penelitian... 3 Tujuan Penelitian... 3 BAB II KERANGKA TEORI... 6 Penyimpangan Pemilu... 6 Protest Voting... 7 BAB III METODE PENELITIAN... 9 Sampel Penelitian... 9 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 11 Teknik Analisis Data... 13 Analisis Data Kuantitatif... 13 Analisis Data Kualitatif... 13 Kendala Penelitian... 13 BAB IV KONTEKS PEMILIH DAN KARAKTER DAERAH... 17 Pemilih dalam Pilpres 2014 di DIY... 17 Kondisi Geografis dan Sosial Ekonomi... 19 BAB V SURAT SUARA TIDAK SAH... 25 Temuan Sebaran Surat Suara Tidak Sah... 25 Ragam Pola Surat Suara Tidak Sah... 28 BAB VI FAKTOR PENYEBAB... 37 Ketidaktahuan Pemilih... 37 Perbedaan Interpretasi tentang Aturan Pencoblosan... 39 Ekspresi Politik... 41 BABVII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 46 REFERENSI... 54

Daftar Tabel dan Gambar Tabel 1. Persebaran TPS di DIY... 9 Tabel 2.Ketercapaian Sampel Penelitian... 10 Tabel 3. Perbandingan Proporsi Case... 10 Tabel 4.Perbandingan Suara Tidak Sah Versi KPU dengan Hasil Olah Data... 11 Tabel 5.Rincian Pembagian Wilayah DIY... 20 Tabel 6. Surat Suara Tidak Sah: Target vs. Temuan... 26 Tabel 7. Sebaran Surat Suara Tidak Sah Disandingkan dengan Karakter Kabupaten/Kota 26 Tabel 8.Karakter Kabupaten/Kota dan Provinsi DIY... 27 Tabel 9. TPS dengan Jumlah Suara Tidak Sah 15... 28 Tabel 10.Persentase Pola Surat Suara Tidak Sah di Tiap Kabupaten/Kota... 29 Tabel 11. Kecenderungan Berdasarkan Karakter Area... 42 Tabel 12. Kaitan Antara Pola dan Penyebab... 46 Tabel 13. Pemetaan Regulasi tentang Coblos Tembus Simetris... 49 Gambar 1.Dokumentasi Kondisi Pergudangan... 15 Gambar 2. Contoh-Contoh Temuan Surat Suara Tidak Sah... 31 Grafik 1.Angka Partisipasi Pemilih pada Pilpres 2014... 17 Grafik 2.Perolehan Suara Pilpres tahun 2014 di DIY... 18 Grafik 3.Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara di DIY... 18 Grafik 4.IPM Kabupaten/Kota di DIY... 21 Grafik 5.Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di DIY... 22 Grafik 6.Rata-Rata Lama Sekolah... 22 Grafik 7. Angka Harapan Hidup... 23 Grafik 8. Prosentase Suara Tidak SahDIY... 30

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan presiden dan wakil presiden (selanjutnya disebut Pilpres) secara langsung mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 2004. Kini, Pilpres makin terlembagakan dalam politik di negeri ini, dan menjadi bagian yang sangat penting dalam dinamika kenegaraan. Gairah politik masyarakat dalam Pilpres 2014 menunjukkan bahwa keputusasaan politik yang lazim menandai masyarakat dalam negara otoriter telah semakin menyusut. Pilpres ini telah menandai sejumlah hal, termasuk: (1) lahirnya presiden sipil pertama dari sebuah proses elektoral; dan (2) terpilihnya seorang presiden yang memiliki jejak karier dipolitik lokal. Namun demikian, menarik untuk dicatat bahwa voters turn-out (VTO) dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 sebenarnya menurun jika dibandingkan dengan Pilpres 2009 maupun Pemilu Legislatif 2014. Partisipasi pemilih dalam Pilpres 2014 ini tak memenuhi target KPU yakni sebesar 75%. Data KPU mengatakan bahwa partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 adalah sebesar 69,58%. Sementara pada Pemilu Legislatif 2014 partisipasi pemilih mencapai 75,11%, dan Pilpres 2009 71,17%. Data KPU juga menunjukkan bahwa dalam Pilpres 2014, persentase rata-rata surat suara tidak sah secara nasional adalah 1,02%. Persentase surat suara tidak sah di setiap provinsi di Indonesia cenderung berbeda-beda. Di DIY, persentase jumlah surat suara tidak sah sedikit lebih tinggi dibandingkan persentase pada skala nasional, yakni sebesar 1,5% (dengan variasi di 5 Kabupaten/Kota). Fenomena ini cukup menarik untuk diteliti karena VTO di DIY justru lebih tinggi dari rata-rata nasional, yakni 79,85%. Penyebab munculnya surat suara tidak sah ini tidak mudah ditentukan. KPU menduga bahwa surat suara tidak sah ini disebabkan karena masyarakat pemilih kebingungan menentukan pilihan antara Prabowo dan Jokowi. 1 Pilpres yang hanya diikuti oleh dua pasang calon (yang kemudian dimenangkan oleh Jokowi dengan selisih 6% suara dari Prabowo) memang mungkin memberikan kebingungan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan pula bahwa surat suara tidak sah itu adalah bentuk protes pemilih terhadap kedua calon yang sama-sama dianggap tidak memenuhi harapan mereka. Tentu saja hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. 1 http://www.rumahpemilu.org/in/read/7022/1-persen-jumlah-suara-tidak-sah-karena-kebingungan- Pemilih 1 P o l a S u r a t S u a r a T i d a k S a h d a l a m P i l p r e s 2 0 1 4 d i D I Y

Sementara itu, beragam spekulasi muncul untuk mencoba menjelaskan fenomena tersebut. KPU menduga bahwa masih banyaknya surat suara tidak sah disebabkan karena masyarakat pemilih kebingungan menentukan pilihan apakah Prabowo-Hatta Rajasa ataukah Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam kompetisi yang bersifathead to headpada waktu itu. 2 Artinya, tidak tertutup kemungkinan bahwa dibalik faktor-faktor teknis, sangat mungkin banyak faktor politis yang menyebabkan pemilih menentukan preferensi lain yang berujung pada ditetapkannya surat suara tersebut sebagai surat suara tidak sah. Surat suara tidak sah sangat mungkin menunjukkan bentuk protes pemilih terhadap kedua calon yang sama-sama dianggap tidak memenuhi harapan mereka. Sejauh ini, perhatian orang terhadap data pemilu lebih terfokus pada surat suara sah untuk menganalisis pola kemenangan atau kekalahan para kandidat. Masih sangat jarang dilakukan riset dengan fokus tentang surat suara tidak sah. Tercatat, riset dengan fokus suara tidak sah pernah dilakukan oleh Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) dengan judul Faktor-faktor Suara Tidak Sah dalam Pemilihan Anggota Legislatif DPR RI Pemilu 2014 (Studi Kasus di 3 Daerah Pemilihan: Banten II, Jawa Barat V dan Jawa Tengah III). Dari hasil riset tersebut, LP3ES menyoroti aspek penyelenggaraan, pemilih, dan partai politik sebagai faktor surat suara tidak sah. Selain itu, aspek politik uang juga menjadi aspek lain faktor surat suara tidak sah. Persentase suara tidak sah dalam pemilu yang kecil dan tidak signifikan membuat tema ini luput dari berbagai kajian pemilu. Begitu juga dengan aktor politik yang tidak memiliki kepentingan untuk melihat suara tidak sah secara lebih mendalam. Secara nasional, surat suara tidak sah sebesar 1,02% dianggap tidak akan mempengaruhi kemenangan atau kekalahan kandidat, meski diasumsikan bahwa surat suara tidak sah itu miliksatu orang kandidat sekalipun. Aktor politik cenderung membiarkan surat suara tidak sah ini sebagai informasi yang bisa diabaikan. Padahal terdapat sejumlah informasi dan pengetahuan yang bisa didalami melalui kajian terhadap surat suara tidak sah ini demi perbaikan sistem pemilu ke depan. Karena itu, riset ini akan mendalami pengetahuan apa saja yang bisa dipelajari dengan menelaah pola surat suara tidak sah di DIY. 2 http://www.rumahpemilu.org/in/read/7022/1-persen-jumlah-suara-tidak-sah-karena-kebingungan- Pemilih 2 P o l a S u r a t S u a r a T i d a k S a h d a l a m P i l p r e s 2 0 1 4 d i D I Y

Pertanyaan Penelitian Riset ini menjawab dua pertanyaan penting berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan, sebagai berikut: 1. Bagaimana pola surat suara tidak sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang turut menyebabkan munculnya surat suara tidak sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta? Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Menemukan Pola-Pola Surat Suara Tidak Sah Penelitian ini ditujukan untuk melihat pola-pola surat suara tidak sah pada Pilpres 2014 serta faktor yang mempengaruhinya. Surat suara dianggap sah jika (1) ditandatangani oleh Ketua KPPS, (2) surat suara dalam keadaan baik, (3) surat suara tidak terdapat tanda ataupun coretan, (3) surat suara dicoblos menggunakan alat coblos yang disediakan di TPS, (4) pencoblosan surat suara pada nomor urut pasangan calon; dan/atau foto pasangan calon; dan/atau nama pasangan calon. Sedangkan surat suara dianggap tidak sah jika dicoblos bukan dengan alat yang disediakan, memberi tanda pada surat suara, hingga merusak surat suara (KPU, 2014: 49). Berikut contoh surat suara tidak sah: a) Tidak memiliki tanda coblosan. 3 P o l a S u r a t S u a r a T i d a k S a h d a l a m P i l p r e s 2 0 1 4 d i D I Y

b) Memiliki tanda coblosan pada kedua pasangan calon. c) Memiliki tanda coblosan di luar kolom pasangan calon. d) Memiliki tanda coblosan di kolom pasangan calon dan di luar kolom pasangan calon. 4 P o l a S u r a t S u a r a T i d a k S a h d a l a m P i l p r e s 2 0 1 4 d i D I Y

2. Menjelaskan Motif yang Melatarbelakangi Surat Suara Tidak Sah Penelitian ini juga bertujuan untuk menggali motif yang melatarbelakangi munculnya surat suara tidak sah. Berbagai aspek yang sifatnya disengaja maupun tidak sengaja akan dielaborasi melalui pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, bahwa surat suara dianggap tidak sah jika pada surat suara terdapat pelanggaran, diantaranya adalah (1) terdapat tanda coblos pada kedua pasangan calon; (2) tanda coblos berada pada luar kolom pasangan calon; (3) tanda coblos pada kolom pasangan calon dan di luar kolom pasangan calon; (4) tanda coblos bukan menggunakan paku ataupun alat yang disediakan; (5) surat suara dicoblos dengan rokok/api; (6) surat suara yang rusak/robek; serta (7) terdapat terdapat tanda/coretan pada surat suara. Surat suara yang kosong dapat mengindikasikan adanya apatisme pemilih, sedangkan surat suara yang dicoblos pada sisi luar dapat mengindikasikan adanya undecided voters pada Pilpres 2014. Hal inilah yang akan dielaborasi secara lebih mendalam melalui penelitian ini. 5 P o l a S u r a t S u a r a T i d a k S a h d a l a m P i l p r e s 2 0 1 4 d i D I Y