BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB V HASIL. abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL PENELITIAN. Subjek Penelitian ini adalah Hematopoetic Stem cell dari darah perifer Dewasa yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

PENGARUH MELOXICAM TERHADAP JUMLAH SEL DARAH TEPI TIKUS WISTAR YANG DIBERIKAN CYCLOPHOSPHAMIDE

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB 5 HASIL. Hasil perhitungan perkembangan tumor disajikan pada tabel sebagai berikut :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan jenis New Zealand

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cyclophosphamide merupakan alkylating agent dari golongan nitrogen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses. Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Neutrofil

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Sampel penelitian ini berjumlah 30, dimana masing-masing kelompok terdiri

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

PENGARUH EKSTRAK CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUSTECENS L) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT PADA TIKUS PUTIH JANTAN

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB 4 METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. post test only control group design yang menggunakan binatang

Transkripsi:

BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 18 ekor tikus Wistar berusia 8 minggu dengan berat badan 200-300 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi menjadi tiga kelompok secara random dengan jumlah masing masing kelompok 6 ekor tikus. Kelompok 1 (K1) dengan jumlah tikus 6 ekor diberikan injeksi cyclophosphamide, pada akhir penelitian tidak didapatkan tikus yang mati atau masuk dalam kriteria eksklusi, sehingga jumlah tikus tetap 6 ekor sampai akhir penelitian. Rata-rata hasil perhitungan jumlah sel darah tepi pada hari ke-4 : eritrosit 5,467±0,273 x 10 6 sel/mm 3, leukosit total 533±103 sel/mm 3, trombosit 351,5±74,8 x 10 3 sel/mm 3, neutrofil 213±43 sel/mm 3, limfosit 310±66 sel/mm 3. Rata-rata hasil perhitungan jumlah sel darah tepi pada hari ke-7 : eritrosit 5,755±0,366 x 10 6 sel/mm 3, leukosit total 5283±454 sel/mm 3, trombosit 284,3±32,6 x 10 3 sel/mm 3, neutrofil 2754±236 sel/mm 3, limfosit 2464±220 sel/mm 3. Kelompok 2 (K2) dengan jumlah tikus 6 ekor diberikan injeksi cyclophosphamide pada hari ke-0 dan injeksi filgrastim pada hari ke-1 sampai hari ke-7, pada akhir penelitian tidak didapatkan tikus yang mati atau masuk dalam kriteria eksklusi, sehingga jumlah tikus tetap 6 ekor sampai akhir penelitian. Ratarata hasil perhitungan jumlah sel darah tepi pada hari ke-4 : eritrosit 5,762±0,273 x 10 6 sel/mm 3, leukosit total 1383±117 sel/mm 3, trombosit 329,7±136,4 x 10 3 43

sel/mm 3, neutrofil 744±94 sel/mm 3, limfosit 598±46 sel/mm 3. Rata-rata hasil perhitungan jumlah sel darah tepi pada hari ke-7 : eritrosit 5,795±0,249 x 10 6 sel/mm 3, leukosit total 8017±722 sel/mm 3, trombosit 277,3±68,9 x 10 3 sel/mm 3, neutrofil 5690±520 sel/mm 3, limfosit 2166±283 sel/mm 3. Kelompok 3 (P) dengan jumlah tikus 6 ekor diberikan injeksi cyclophosphamide pada hari ke-0 dan injeksi meloxicam pada hari ke-1 sampai hari ke-7, pada akhir penelitian tidak didapatkan tikus yang mati atau masuk dalam kriteria eksklusi, sehingga jumlah tikus tetap 6 ekor sampai akhir penelitian. Rata-rata hasil perhitungan jumlah sel darah tepi pada hari ke-4 : eritrosit 5,77±0,308 x 10 6 sel/mm 3, leukosit total 833±186 sel/mm 3, trombosit 319,7±47,5 x 10 3 sel/mm 3, neutrofil 358±76 sel/mm 3, limfosit 454±122 sel/mm 3. Rata-rata hasil perhitungan jumlah sel darah tepi pada hari ke-7 : eritrosit 6,022±0,366 x 10 6 sel/mm 3, leukosit total 6483±440 sel/mm 3, trombosit 305,2±46,9 x 10 3 sel/mm 3, neutrofil 4432±377 sel/mm 3, limfosit 1900±327 sel/mm 3. Hasil uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk pada variabel jumlah eritrosit, leukosit total, neutrofil, limfosit dan trombosit didapatkan bahwa distribusi datanya normal untuk masing-masing kelompok. 44

Tabel 3. Hasil Eksplorasi data Variabel Kelompok Mean H.4 Uji Shapiro- Wilk eritrosit (x10 6 /mm 3) leukosit (/mm 3) neutrofil (/mm 3) limfosit (/mm 3 ) trombosit (x10 3 /mm 3 ) Mean H.7 Uji Shapiro- Wilk K1 5,47±0,273 0,964 5,76±0,366 0,893 K2 5,76±0,273 5,79±0,249 P 5,77±0,308 6,02±0,366 K1 533±103 0,054 5283±454 0,685 K2 1383±117 8017±722 P 833±186 6483±440 K1 213±43 0,053 2754±236 0,233 K2 744±94 5690±520 P 358±76 4432±377 K1 310±66 0,222 2464±220 0,368 K2 598±46 2166±283 P 454±122 1900±327 K1 351,5±74,8 0,067 284,3±32,6 0,949 K2 329,7±136,4 277,3±68,9 P 319,7±47,5 305,2±46,9 Analisis statistik yaitu uji beda dilakukan terhadap variabel-variabel tersebut. Oleh karena skala variabel independen maupun dependennya numerik dan distribusi datanya normal, maka analisis statistik menggunakan one way ANOVA, yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Hasil uji Levene didapatkan p>0,05 semua variabel sehingga pada hasil ANOVA yang signifikan, maka uji Post Hoc yang digunakan adalah uji Bonferroni. 45

Gambar 14. Rata-rata jumlah eritrosit H.4 antar kelompok. Rata-rata jumlah eritrosit H.4 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok dengan nilai Anova p=0,153 Gambar 15. Rata-rata jumlah eritrosit H.7 antar kelompok. Rata-rata jumlah eritrosit H.7 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok dengan nilai Anova p=0,255 46

@ Gambar 16. Rata-rata jumlah lekosit H.4 antar kelompok. Rata-rata jumlah lekosit H.4 terdapat perbedaan yang bermakna dalam kelompok (Anova p < 0,001). Perbedaan antar kelompok @: dibanding K1 p < 0,001, : dibanding K1 p= 0,006, : dibanding K2 p = < 0,001. @ Gambar 17. Rata-rata jumlah lekosit H.7 antar kelompok Rata-rata jumlah lekosit H.7 terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok (Anova p < 0,001). Perbedaan antar kelompok @: dibanding K1 p < 0,001, : dibanding K1 p = 0,006, : dibanding K2 p = 0,001. 47

@ Gambar 18. Rata-rata jumlah neutrofil H.4 antar kelompok. Terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok pada jumlah neutrofil H.4 (Anova p < 0,001). Perbedaan antar kelompok @: dibanding K1 p < 0,001, : dibanding K1 p = 0,012, : dibanding K2 p < 0,001. @ Gambar 19. Rata-rata jumlah neutrofil H.7 antar kelompok. Rata-rata jumlah neutrofil H.7 terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok (Anova p < 0,001). Perbedaan antar kelompok: @: dibanding K1 p < 0,001, : dibanding K1 p <0,001, : dibanding K2 p < 0,001. 48

@ Gambar 20. Rata-rata jumlah limfosit H.4 antar kelompok. Terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok pada jumlah limfosit H.4 (Anova p < 0,001). Perbedaan antar kelompok @: dibanding K1 p < 0,001, : dibanding K1 p=0,030, : dibanding K2 p=0,029. @ Gambar 21. Rata-rata jumlah limfosit H.7 antar kelompok. Terdapat perbedaan yang bermakna dalam kelompok pada rata-rata jumlah limfosit H.7 (Anova p < 0,004). Perbedaan antar kelompok @: dibanding K1 p=0,142, : dibanding K1 p=0,003, : dibanding K2 p=0,22 49

Gambar 22. Rata-rata jumlah trombosit H.4 antar kelompok. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok pada jumlah trombosit H.4 dengan uji Anova p=0,837. Gambar 23. Rata-rata jumlah trombosit H.7 antar kelompok. Rata-rata jumlah trombosit H.7 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok (Anova p=0,633). 50