BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Salah satu unsur pokok yang harus ada dalam setiap karya penulisan, baik

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

No Pengaturan Partisipasi Masyarakat dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi Partisipasi Masyarakat dalam penyusunan Peraturan Daerah dan kebi

KORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Keluarga Melalui Pelatihan Life Skills. Perencanaan penyelenggaraan pelatihan life skills di Desa Pasirhuni

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mina Sejahtera adalah bertujuan agar masyarakat mau bergerak dan berusaha

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

mereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut.

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB V ANALISIS DATA. manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

BAB V PENUTUP. Banyak aspek yang dapat mempengaruhi keberlanjutan kelompok.

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Renstra BKP5K Tahun

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Bantul secara umum masih dalam kategori sedang. hampir sama dengan Peran Pemerintah Daerah.

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Atas dasar. pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi.

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Konsep Awal Pembangunan Ekonomi Pertanian Secara Kolektif melalui Organisasi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan disingkat

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA DESA BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

PERAN FORUM LINTAS PELAKU KLASTER PARIWISATA CEPOGO SELO SAWANGAN DALAM PENGEMBANGAN KLASTER PARIWISATA SELO-SAWANGAN TUGAS AKHIR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

KEWIRAUSAHAAN KELUARGA. Oleh: Dr. Iis Prasetyo, MM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pembangunan di berbagai sektor. Pemuda, sebagian besar memiliki kesempatan

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta adalah menggunakan pendekatan kelompok. Pemilihan pada level kelompok dianggap merupakan basis dari kehidupan masyarakat yang paling mengetahui persoalan dan kebutuhan yang paling aktual. Selain itu, pendekatan berbasis kelompok ini dipilih oleh pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta karena manfaat dari pemberian program pengembangan klaster ikan air tawar dapat dirasakan tidak hanya oleh individu, tetapi dapat juga dirasakan bersama oleh anggota kelompok. Dengan begitu manfaat pemberian program dirasakan merata kepada semua anggota kelompok sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan dapat terjadi secara serempak. Sedangkan pemilihan kegiatan pada program dilakukan berdasarkan pendekatan klaster. Pendekatan ini mengembangkan keseluruhan kegiatan secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, dari pokok permasalahan sampai bagaimana permasalahan tersebut dikelola menjadi sumber potensi yang dapat dikembangkan. Pendekatan ini juga bertujuan untuk memfasilitasi kelompok pembudidaya ikan sebagai pilot program untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi pembudidaya ikan agar dapat mengelola kegiatan usahanya secara lebih ekonomis. Dalam melakukan proses perencanaan program pemberdayaan melalui pogram pengembangan klaster ikan air tawar, pihak CSR Bank Indonesia KC 125

Yogyakarta yang didampingi oleh tim pendamping Jurusan Perikanan UGM melakukan proses perencanaan program pemberdayaan sebagai berikut: 1) Tahap identifikasi masalah oleh pihak eksternal melalui observasi dan juga forum diskusi bersama dengan kelompok yang ditujukan untuk mengidentifikasi masalah kelompok, potensi kelompok serta kegiatankegiatan yang dilakukan dalam mengimplementasikan program pengembangan klaster ikan air tawar. Dalam hal ini ditemukan bahwa kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis memiliki keaktifan kelompok yang baik dan unggul pada budidaya ikan air tawar. Selain itu, kelompok ini juga sedang membutuhkan recovery akibat bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. 2) Tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan bersama oleh pihak esternal dan juga kelompok penerima bantuan program. Dalam hal ini pihak CSR Bank Indonesia bersama dengan tim pendamping Jurusan Perikanan UGM melakukan perencanaan kegiatan sesuai dengan hasil identifikasi masalah yang dimiliki oleh kelompok. Proses ini dapat berkembang dikarenakan oleh kesadaran individu dalam kelompok yang melakukan pertemuan rutin untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan perencanaan kegiatan pada program pengembangan klaster ikan air tawar. Tahapan ini juga berupaya untuk menyadarkan kelompok akan potensi yang mereka miliki yang kedepannya akan berguna untuk dapat dikembangkan. Bagian terakhir dalam tahap ini adalah bagaimana kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis berperan langsung dalam pengambil keputusan. Dalam hal ini 126

ditemukan bahwa sesungguhnya setiap anggota memiliki kesadaran individu yang tinggi untuk terlibat dalam proses pemberdayaan. Anggota juga memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan atau memberikan gagasan. Akan tetapi tidak semua anggota memiliki kemampuan dalam menyampaikan pendapat di forum dan mengambil keputusan. Keputusan yang diambil dipercayakan oleh pengurus kelompok yang diyakini memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan bijak. 3) Tahap pelaksanaan program yang didasarkan oleh hasil identifikasi masalah dan perencanaan program yang sudah disepakati oleh dua belah pihak, yaitu pihak eksternal dan pihak penerima bantuan program. Dalam program pengembangan klaster ikan air tawar, dilakukan tiga tahapan, yaitu peningkatan kapasitas, pemberian penyuluhan dan peningkatan fasilitas. Dalam proses ini ditemukan bahwa peran pihak eksternal hanya sebatas sebagai pemberi stimulan. Keberlangsungan kegiatan pada setiap tahapan didasari oleh motivasi individu dalam kelompok tersebut. Pelaksanaan program pengembangan klaster ikan air tawar tidak sepenuhnya diikuti oleh angota kelompok, karena ada kegiatan seperti pelatihan administrasi yang hanya ditujukan untuk pengurus kelompok saja. Kebanyakan kegiatan penyuluhan pada program ini berikan pada malam hari. Hal ini dikarenakan aktivitas anggota pada pagi hingga sore hari sangat sibuk. Beberapa masalah kecil dalam proses pelaksanaan program pengembangan klaster ikan air tawar dapat diatasi dengan menyampaikan unek-unek tersebut di dalam forum diskusi. 127

4) Tahap evaluasi keberhasilan program pengembangan klaster ikan air tawar dilakukan dengan melihat perbandingan kondisi kelompok dari sebelum program masuk, ketika program masuk dan juga saat setelah program selesai dilaksanakan. Keberhasilan program pengembangan klaster ikan air tawar dapat dilihat dari meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan anggota karena peningkatan produksi dan peningkatan penjualan. Keberhasilan pemberdayan juga dapat dilihat dengan bertambahnya pengetahuan baru pada anggota kelompok dan kemandirian yang murni tanpa rasa bergantung kelompok terhadap bantuan dari pihak eksternal. B. SARAN Berdasarkan hasil observasi, pengumpulan data, analisis dan beberapa penemuan fakta di lapangan, maka peneliti mencoba menyampaikan beberapa saran yang dibutuhkan dalam proses perencanaan program pemberdayaan melalui program pengembangan klaster ikan air tawar pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis, antara lain adalah: 1) Penguatan partisipasi aktif oleh seluruh anggota sangat diperlukan dalam proses pemberdayaan, sehingga setiap anggota memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Hal ini agar tidak hanya pengurus saja yang hanya berpartisipasi aktif dalam forum dan mengambil keputusan di kelompok. Penguatan partisipsi pada anggota kelompok juga diperlukan agar tidak selamanya anggota menjadi bayang-bayang dari pengurus, 128

dalam artian selalu mengikuti gerak pengurus kelompok tanpa bisa membuat gerakannya sendiri. 2) Penyekatan kolam yang dilakukan oleh pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta seharusnya menyesuaikan dengan jumlah anggota kelompok sehingga semua anggota kelompok dapat memiliki kolam pribadi dan mendapatkan penghasilan tetap dari kolam tersebut. Hal ini dikarenakan jumlah kolam hanya 22 buah dan tidak sebanding dengan jumlah anggota yang sebayak 29 orang. Dampak dari hal ini adalah kolam diprioritaskan untuk pengurus kelompok yang secara ekonomi lebih mapan daripada anggota karena pengurus memiliki kolam lain di luar kelompok dan pengurus akan terus mendapatkan penghasilan pokok karena tidak akan pernah tidak mendapatkan kolam saat pengundian terjadi. Ketimpangan seperti ini yang harusnya diatasi agar menjadi adil bagi seluruh anggota kelompok. 3) Kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis memiliki anggota kelompok yang aktif dari sisi produksi dan organisasi dalam kelompok. Penjualan pada pasar ikan berjalan dengan lancar. Dua hal ini adalah peluang dalam mengembangkan sektor bisnis penjualan ikan konsumsi, yang mana peluang dapat diciptakan dengan mengikuti perkembangan teknologi sekarang. Pada era digital ini, seharusnya pemasaran dan penjualan ikan dapat dilakukan secara online. Ini akan membuat nama kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis menjadi terkenal, tidak hanya di Daerah istimewa Yogyakarta saja, melainkan dapat terkenal di daerah-daerah lain. 129

Pemasaran dan penjualan secara online tentu saja sulit dilakukan oleh anggota yang dominan sudah agak tua. Oleh karena itu, regenerasi kelompok nampaknya perlu dibicarakan. Kesuksesan kelompok Mina Kepis harus dapat diturunkan kepada generasi muda yang dapat berasal dari anak anggota kelompok. Regenerasi ini diharapkan dapat menciptakan inovasi penjualan ikan berbasis teknologi dengan sistem informasi yang lebih baik lagi. Penjualan secara online tentu dapat mengembangkan pasar Mina Kepis secara luas dan tentunya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih untuk para anggota. 4) Kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis harus bisa menjaga fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Perlu diingat bahwa keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan adalah ketika kegiatan pemberdayaan masyarakat memiliki keberlanjutan dan memberikan manfaat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, semua fasilitas harus benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin dan di rawat karena semua fasilitas yang diberikan dari pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta merupakan modal untuk dapat mengembangkan proses pembudidaya ikan. 130