BAB I PENDAHULUAN. demikian kebutuhan manusia tersebut, tercapainya tujuan yakni sesuatu pesan

dokumen-dokumen yang mirip
KEPEMIMPINAN STAGE MANAGER DALAM MANAJEMEN PANGGUNG PERTUNJUKAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan usaha kepariwisataan seperti hotel, restoran, toko

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. gunan di bidang pariwisata, salah satunya yaitu Tour and Travel. Terlebih

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari peran industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya sebuah pengelolaan atau manajemen yang baik. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi. ASEAN (MEA) secara efektif berpotensi mendorong pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. kesenian yang ada di Indonesia sangat beragam. Di setiap wilayah di Indonesia

BAB III PENUTUP. menempatkan karya seni sebagai peluang emas, manusia masuk pada era

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Magang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Tempat-tempat wisata di kota ini selalu ramai dikunjungi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

PUSAT SENI TEATER YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra. adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pemahaman masyakarat kian terbuka akan pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu dimensi baru, yaitu Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan wisatawan, mulai dari kota besar sampai kota kecil. Bukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri merupakan realisasi dari kebutuhan. Secara tidak langsung, manajemen adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia dan tidak terlalu dibesar-besarkan apabila disebutkan bahwa manajemen juga merupakan kebutuhan manusia (Ranupandojo,1996). Panggung merupakan tempat atau ruang pentas yang membatasi antara pemain dan penonton (Martono, 2008 : 3). Tempat terjadinya komunikasi pertunjukan dari penyampai pesan kepada yang hendak diberi pesan. Dengan demikian kebutuhan manusia tersebut, tercapainya tujuan yakni sesuatu pesan yang ingin disampaikan pemain kepada penonton memerlukan suatu kerja manajemen di atas panggung. Berdasarkan itu pentingnya proses manajemen panggung adalah suatu pertunjukan untuk satu tujuan yang ingin dicapai bersama oleh seluruh pihak berkepentingan. Manajemen panggung merupakan sebuah tahapan proses pertunjukan, mulai dari sebelum pertunjukan sampai pada pertunjukan. Dalam buku The Handbook Stage Management menekankan bahwa manajemen panggung sangat terkait dengan peran stage manager. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Lonazzi bahwa yang bertanggung jawab atas manajemen

panggung adalah stage manager (manajer panggung). Jadi stage manager yang mengetahui semua hal teknis panggung dalam sebuah pertunjukan (Lonazzi, 1992). Maka keberadaan stage manager menjadi peran utama dari proses manajemen panggung untuk mencapai satu tujuan bersama, yakni kesuksesan pertunjukan tersebut. Di Indonesia, Yogyakarta istilah mengenai manajemen panggung masih kurang populer dimasyarakat, khususnya dipertunjukan. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman peneliti pada keterlibatan diberbagai pengelolaan pertunjukan yang ditekuni. Saat proses produksi suatu pertunjukan berlangsung seniman dan tim produksinya tidak pernah menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan manajemen panggung secara detail untuk kesuksesan pertunjukan tersebut. Namun yang terjadi biasanya lebih banyak menyinggung pada hal-hal yang lebih mengarah pada konsep atau materi karya yang akan dipertunjukan sedangkan manajemen menjadi sesuatu yang terlupakan untuk sesaat pada suatu kinerja secara tim. Padahal kesuksesan pertunjukan sebagai suatu tujuan bersama juga sangat didukung oleh manajemen panggung yang dikelola secara terencana dan terorganisir dengan baik mulai dari sebelum sampai pada setelah pertunjukan. Pandangan tersebut, menjadikan pentingnya seseorang dalam manajemen panggung yang berperan sebagai pemimpin dalam mengarahkan suatu proses kerja secara tim, demi mencapai tujuan yang diharapkan. Secara fungsi, dalam setiap pertunjukan dipilih seseorang yang dikenal dengan

sebutan stage manager, untuk bertanggung jawab di panggung. Namun job description seorang stage manager pada proses manajemen yang dimaksudkan di atas masih kurang jelas dan kurang dipahami secara kerja tim dipertunjukan, terkadang dalam kinerjanya stage manager juga terlibat pada divisi lainnya secara manajemen tim. Hal tersebut di atas, sering terjadi diberbagai proses pertunjukan disebabkan karena selama ini kurangnya wawasan. Baik melalui artikel, majalah atau pun buku- buku yang memberikan informasi kepada masyarakat, khusunya tentang manajemen panggung dan pentingnya peranan dari seorang stage manager. Selain itu dapat dilihat pula di Indonesia keberadaan satu wadah organisasi yang peduli terhadap pentingnya pengelolaan pertunjukan, khususnya manajemen panggung dikenal dengan nama Yayasan Kelola. Yayasan ini memberikan pengetahuan mendalam dari berbagai pengalaman-pengalaman kerja tim yang sukses dalam mengelola pertunjukan dan khususnya manajemen panggung. Yayasan yang konsen pada seni pertunjukan pada programprogramnya sangat peduli pada wawasan para seniman pertunjukan melalui suatu kerja manajemen. Salah satu programnya yakni membuka pendaftaran magang yang tertarik akan manajemen panggung. Namun terkadang informasi ini tidak semua orang memperolehnya, biasanya hanya yang memiliki akses di Yayasan Kelola saja yang sering mendapatkan informasi mengenai program-program yang dilakukan.

Sendratari Ramayana Prambanan merupakan pertunjukan yang dikemas khusus untuk wisatawan di Yogyakarta. Biasanya pertunjukan ini menarik perhatian para wisatawan domestik dan manca negara yang berkunjung ke Yogyakarta. Selain dari aspek sejarah Ramayana dan keberadaan Candi Prambanan yang terkenal di dunia, dari segi pertunjukan sendratari gaya Yogyakarta pun menjadi ketertarikan tersendiri. Hal tersebutlah yang menjadikan pengelola pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas sajian pertunjukan, khususnya manajemen panggung. Pada data pengunjung Sendratari Ramayana Prambanan yang tercatat oleh pengelola dapat dilihat adanya peningkatan yang drastis setiap tahunnya. Tentunya hal ini diperoleh melalui kinerja bersama tim pengelola yang serius dalam manajemen panggung pada pertunjukan yang mereka kemas khusus untuk para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Maka dari itu, pada penelitian ini mencoba mendeskripsikan manajemen panggung yang dikelola secara tim pada pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan diharapkan sebagai pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat, khususnya di pertunjukan. Lokasi panggung pertunjukan yang dekat dengan Candi Prambanan tentu sangat memerlukan pemikiran yang terencana dan terorganisir agar tidak merusak atau mengurangi keindahan panorama dari bangunan candi. Namun apabila dikelola dengan sebaik mungkin dan semestinya, pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan akan memberikan atraksi tersendiri bagi wisatawan setelah melihat bangunan candi di sore harinya.

Di lihat dari konstrusksi panggung Open Air (Panggung Terbuka), keberadaaan candi sebagai background panggung menjadi daya tarik pertunjukan yang disajikan. Menurut (Martono 2008 : 56), salah satu ruang yang representatif yang bertaraf internasional dan memiliki arsitektur yang berbeda dengan ruang-ruang pentas yang lainnya, yaitu panggung Prambanan yang awalnya dibangun untuk menunjang pariwisata Candi Prambanan. Keinginan bagi peningkatan pariwisata tersebut haruslah didukung pengelolaan panggung yang terencana dan teroganisir dengan baik, yakni manajemen panggung. Pentingnya penelitian ini dilakukan agar pengetahuan mengenai manajemen panggung dan stage manager bisa dipahami secara praktisi maupun teoritis. Penelitian ini juga merupakan sebuah bahan evaluasi bagi manajemen panggung Sendratari Ramayana Prambanan. Penelitian ini juga memberikan sebuah wacana baru di dunia akademik, bahwa penting dilakukan sebuah riset tentang manajemen panggung di Indonesia. Secara fungsi, profesi stage manager dalam manajemen panggung akan dibahas lebih rinci dalam penelit ian ini. Lebih jelasnya, penelitian ini berangkat dari sebuah fenomena, secara fungsi, aplikasi dan pengetahuan tentang stage manager masih perlu diperjelas. Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan menjawab semua fenomena yang terjadi. Perlu diketahui bahwasanya gagasan Sendratari Ramayana Prambanan berawal ketika pada tahun 1960 Pangeran Harya Jatikusuma yang menjabat

sebagai Menteri Perhubungan mengadakan perjalanan ke Asia Tenggara, dan yang dituju pertama kali adalah Kamboja yang memiliki bangunan keagamaan yang bernama Angkor Wat. Di sana beliau menyaksikan pertunjukan Ramayana yang ditampilkan oleh grup Ballet Royale du Combooge. Beliau terkesan sekali, memang istilah ballet Barat adalah dramatari tanpa dialog verbal tetapi lebih mengandalkan gerak-gerak maknawi. Setelah pulang ke Indonesia dan melapor kepada Presiden, maka dimulailah dengan mengacu ke Angkor Wat Yaoti panggung terbuka yang besar (http//:wikipedia -sejarahramayana.com) Proyek raksasa ini pembangunannya akhirnya diserahkan kepada Ir. Harsono dari UGM. Dengan ditemani 1200 teknisi dan pekerja, pembangunan itu selesai dalam waktu 90 hari. Maka terciptalah pada tahun 1961 panggung terbuka yang mengacu pada Angkor Wat serta amphitheater di barat dengan luas tempat sekitar 50 meter dan dalam 12 meter serta tempat duduk yang berbentuk tapal kuda yang bisa menampung antara 2000 sampai 3000 orang (Brandon, 2003). Seiring waktu, ditahun 1980-an adanya mengalami perubahan panggung pada Sendratari Ramayana Prambanan, yakni dibangun panggung terbuka yang lebih kecil, karena ternyata panggung terbuka sebelumnya menyalahi aturan arkeologi, yaitu terlalu dekat dengan candi. Panggung terbuka ini bisa menampung penonton sekitar 1200 orang. Kemudian dibangun pula panggung arena yang diberi nama Panggung Trimutri dan mampu

menampung penonton sekitar 300 sampai 400 orang, seperti yang terlihat pada dokumentasi skema panggung (http://wikipedia-ramayana-sejarah.com). Pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan merupakan kemasan. Dimana pertunjukan ini bertujuan untuk para wisatawan, jadi pencipta harus mengetahui situasi dan kondisi penonton. Dari pendapat di atas, penulis melihat keterkaitan antara kemasan dengan manajemen panggung pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. Secara eksplisit untuk membuat merencanakan hal tersebut, dalam hal ini manajemen panggung (Hadi, 2012:127). Dalam upaya mencapai visi dan misi, tim pengelola manajemen panggung pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan berada di Unit Teater dan Pentas pada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Pada sistem kerjanya organisasi ini memiliki struktur organisasi tersendiri dari bagian unit perusahaan. Unit tersebut lebih dikhususkan untuk mengelola pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. Pada pelaksanaan kerja struktur organisasi sangat dibutuhkan untuk setiap perusahaan/yayasan/lembaga, inilah yang dijadikan panduan bagi seluruh anggota organisasi untuk melakukan berbagai hal dalam upaya pencapaian tujuan bersama (Suleetal, 2009:168). Salah satu tujuan dari unit tersebut sebagai pengelola pertunjukan kemasan professional adalah kepuasan penonton, wisatawan terhadap pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. Kepuasan penonton diperoleh dari aspek pelayanan dan penyajian pertunjukan yang

ditampilkan sesuai dengan harapan awal saat pertunjukan ini sengaja dikemas untuk pariwisata. Untuk mencapai kesuksesan, sinergitas antar elemen pertunjukan sangat dibutuhkan, baik pengelolaan yang berkaitan dengan panggung maupun di luar daripada panggung. Misalnya saja pada mempromosikan sebuah pertunjukan melalui website, media cetak dan relasi. Secara teknis, kegiatan mempromosikan tidak terkait dengan panggung, tetapi ini sangat menentukan untuk mendatangkan penonton yang mendukung kegiatan pada manajemen panggung, akan sia-sia kerja manajemen panggung jika tidak ada penonton yang menonton begitu juga sebaliknya sehingga dalam pengelolaan sinergitas keduanya sangat diperlukan. Manajemen dan kepemimpinan menjadi suatu keterkaitan. Pada manajemen panggung tentu diperlukannya seorang pemimpin, yakni stage manager. Kepemimpinan tersebut merupakan kemampuan dalam membangun komunikasi dan motivasi satu dengan yang lainnya secara kerja tim. Menurut tingkatan manajemen stage manager berada di tengah, jadi butuh upaya yang keras membangun komunikasi antara top management dan low management. Selain itu stage manager juga membangun komunikasi antara pemain untuk kebutuhan pentas (L onazzi,1992:11). Pernyataan tersebut mendeskripsikan peranan kepemimpinan stage manager yang cakupannya luas mulai membangun komunikasi dan motivasi antar kerja tim teknis maupun dengan kerja antar penari di atas panggung pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan.

Secara definisi operasionalnya seorang stage manager bertugas untuk mewujudkan dan menyatukan keinginan dari sutradara dan produser, mengenai hal-hal yang artisitik untuk diwujudkan dalam suatu pementasan. Stage manager akan bekerja sama dengan aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Mengkoordinir, mengatur dan menyatukan berbagai ide dan masukan yang keluar dari banyak pihak yang terlibat untuk mencapai satu kesepakatan yang disetujui bersama (Lonazzi, 1992:9). Merujuk pada definisi di atas bahwa sosok stage manager dalam hal ini membutuhkan kepemimpin untuk mengarahkan semua staf kerja tim dalam manajemen panggung. Pengambilan keputusan sangat menentukan efektifitas sebuah pertunjukan. Biasanya pada pelaksanaan yang tidak sesuai dari perencanaan, dibutuhkan tanggung jawab stage maneger dalam mengambil keputusan. Peranannya dalam membangun tim sangat diperlukan dalam menjaga emosional para stage crew, kordinator kostum, lightingmen, soundman dan pemain. Hal tersebut pun sejalan dengan pemikiran bahwa sebuah pengelolaan membutuhkan seorang pemimpin mengatur semua jalannya sebuah perusahaan untuk meng-goal-kan sebuah tujuan. Pemimpin bukan hanya sekedar memimpin, secara teknis tugas pimpinan meliputi lima kegiatan, yaitu : menyusun rencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, mengendalikan kegiatan (Ranupandojo, 1996 : 88).

Secara garis besar, penelitian ini akan mengkaji mengenai peranan kepemimpinan dalam manajemen panggung pada sebuah pertunjukan. Dimana variabel-variabel yang terkait dengan kepemimpinan dan manajemen panggung akan di analisis. Dari hasil analisis tersebut nantinya memberikan jawaban terhadap fungsi, aplikasi dan pengetahuan manajemen panggung secara mendalam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka peneliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Tahapan apa yang dilakukan dalam manajemen pertunjukan Ramayana Prambanan dalam sebuah pementasan? 2. Bagaimana peranan manajemen pertunjukan (Job Description) dan tugas seorang manager panggung Sendratari Ramayana Prambanan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tahapan manajemen pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. 2. Mengetahui peran manajemen pertunjukan setiap bidangnya dalam sebuah pertunjukan.

D. Manfaat Penelitian Setelah melaksanakan Tugas Akhir ternyata banyak sekali yang di dapat oleh penulis yang selama ini belum pernah ditemukan dalam bangku kuliah kampus. Adapun penelitian ini dalam pencapaiannya diharapkan bermanfaat bagi Mahasiswa dan Pembaca. 1. Bagi Unit Teater dan Pentas Ramayana : a. Menambah wawasan dan pedoman bagi pelaku, pengelola dan akademisi seni dalam memproduksi sebuah pertunjukan. b. Sebagai bahan evaluasi untuk pengelola seni pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. 2. Bagi mahasiswa a. Mendorong kreatifitas penyusun dalam menciptakan karyakarya baru yang lebih inovatif. b. Dapat memeberi pengalaman penulis dalam pelaksanaan acara besar seperti pergelaran Sendratari Ramayana Ballet. 3. Bagi Universitas Gadjah Mada a. Melahirkan ide baru bagi mahasiswa Kepariwisataan. b. Menunjukan kepada masyarakat luar akan eksistensi Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi Yogyakarta melalui pergelaran Sendratari Ramayana Ballet.

4. Bagi masyarakat a. Dengan adanya penulisan laporan ini diharapkan Sendratari Ramayana Ballet dapat lebih dikenal di dunia pariwisata. b. Dapat menambah pengetahuan tentang cara pengelolaan suatu obyek wisata. c. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum dalam mengenal dan memahami proses, aplikasi dan fungsi manajemen panggung dan kepemimpinan pada sebuah pertunjukan di Indonesia. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian Tugas Akhir 2010, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, yang berjudul Peranan Usaha Pemasaran Sendratari Ramayana yang ditulis oleh Yanti Ertini, menyimpulkan paket wisata dibuat dengan sebaik mungkin, agar paket wisata tersebut dapat menarik minat wisatawan untuk membelinya. Maka dibutuhkan kerja keras dan ketelitian untuk menyusunnya. Agar wisatawan mengetahui adanya produk wisata melalui paket wisata tersebut maka perlu dilakukannya usaha pemasaran yaitu promosi paket wisata. Promosi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Semakin baik promosi yang dilakukan maka akan semakin berpengaruh positif juga bagi perusahaan Biro perjalanan tersebut yaitu mendatangkan keuntungan. Termasuk menonjolkan peranan tokoh-tokoh dalam Sendratari Ramayana Ballet.

Dalam penelitian Skripsi 2005, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, yang berjudul Strategi Pemasaran dan Potensi Ramayana Ballet yang ditulis oleh Roso Wiyono, menyimpulkan dalam strategi marketing biasanya Biro Perjalanan Pelangi Wisata melakukan pendekatan dengan menawarkan produk paket wisata ke instansi instansi seperti kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah. F.Landasan Teori a. Manajemen Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri merupakan realisasi dari kebutuhan. Secara tidak langsung, manajemen adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia dan tidak terlalu dibesar-besarkan apabila disebutkan bahwa manajemen juga merupakan kebutuhan manusia (Ranupandojo,1996). b. Pertunjukan Pertunjukan adalah sebuah proses yang memerlukan ruang dan waktu, mempunyai pola/struktur sajian awal, tengah, akhir. Mengandung tahapan penyajian persiapan, pementasan, penyelesaian (Baedhowi, 2006: 812). c. Manajemen Pertunjukan

Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin,dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir.(hoffman, 1996) d. Panggung Panggung merupakan tempat atau ruang pentas yang membatasi antara pemain dan penonton (Martono, 2008 : 3). G. Metode Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Penulis melakukan observasi secara langsung di Sendratari Ramayana Ballet dengan tujuan mengetahui dan melihat kondisi Ramayana Ballet dan pengambilan gambar secara langsung. b. Studi Literatur Meliputi pencatatan dan penggandaan dokumen yang dianggap perlu dan mempunyai hubungan dengan topik penulisan laporan. Data yang diperoleh dari arsip bagian Operasional Kantor Unit Ramayana Ballet.

c. Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan secara langsung kepada orang atau pihak yang terkait dan kompeten dalam permasalahan, disertai dengan kegiatan pencatatan atau merekam hasil pertanyaan (jawaban) selama proses wawancara. (Soehartono, 1998:67) Wawancara di lakukan dengan Kasi Operasional yang mengetahui dengan baik tentang kondisi Teater dan Pentas Ramayana Ballet.