KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri, hal ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelayanan kesehatan. Salah satu upaya pemerintah untuk

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISAMPAIKAN OLEH IBNU FAJAR, SKM, MKES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB II TINJAUAN TEORI

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/008/X/2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Praktik Kerja Lapangan untuk selanjutnya disingkat PKL, adalah

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

Peran, Fungsi, Tugas perawat dalam Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan. Rahmad Gurusinga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL I (KONAS I) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/I/020/IV/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

2 secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman oleh Perawat yang telah mendapatkan registrasi dan izin praktik. Praktik keperawatan sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dalam upaya melakukan perawatan. Upaya peningkatan derajat

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

VâÜ ÜvâÄâÅ i àtx 15/10/2015. Peran Kolegium dalam Pengembangan Program Spesialis Keperawatan Intensif. Oleh:

Secara teratur, Pengelola akan melakukan. kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap. pengelolaan administrasi maupun pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, diakui bahwa keperawatan sebagai self regulation profession, yang mengandung makna bahwa pemerintah mendelegasikan kepada profesi keperawatan untuk mengatur anggota profesinya sendiri. Melalui self regulation, perawat mengatur praktik keperawatan demi kepentingan publik dan sebagai bentuk akuntabilitas profesi. Akuntabilitas terhadap publik diwujudkan melalui kinerja perawat yang kompeten. Dalam rangka menjamin kualitas pelayaan/asuhan keperawatan kepada masyarakat tersebut maka perawat harus bekerja sesuai standar kompetensi perawat Indonesia. II. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya pelayanan/asuhan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan/asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan kesehatan ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun sosial di berbagai tatanan pelayanan/asuhan kesehatan. Kesehatan sebagai hak asasi manusia merupakan tanggung jawab pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang merupakan bagian dari elemen masyarakat

turut berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pelayanan/asuhan keperawatan adalah bentuk pelayanan/asuhan profesional yang komprehensif mencakup aspek fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural yang diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan dan ketidaktahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu baik aktual maupun potensial. Fokus keperawatan adalah respons klien terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan. Secara universal tanggungjawab perawat yang sangat mendasar adalah memenuhi kebutuhan dasar dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Untuk menjamin pelayanan/asuhan/asuhan keperawatan yang aman dan berkualitas bagi masyarakat, maka perlu ditetapkan standar kompetensi perawat Indonesia. Standar kompetensi ini terdiri dari standar kompetensi perawat vokasional dan perawat profesional yang dapat digunakan dalam menetapkan kebijakan secara makro. III. TUJUAN a. Tujuan Umum Menjamin masyarakat memperoleh pelayanan/asuhan/asuhan keperawatan yang aman dan berkualitas dari perawat kompeten. b. Tujuan Khusus 1. Pedoman bagi perawat dalam menjalankan peran profesinya. 2. Pedoman dalam menentukan perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan karir perawat. 3. Pedoman untuk menetapkan kebijakan bidang keperawatan. IV. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEPERAWATAN 1. Pengertian a. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan/asuhan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

b. Perawat terdiri dari perawat vokasi (Ahli Madya) dan perawat profesi (nurse, nurse spesialis). c. Perawat vokasi adalah seseorang yang telah menyelesaikan Pendidikan jenjang Diploma Tiga Keperawatan setelah lulus SMU d. Nurse adalah tenaga keperawatan profesional yang telah menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan. e. Nurse spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan spesialis. Nurse Spesialis dapat memiliki tingkatan pengakuan kepakaran dari kolegium spesialis sebagai Spesialis Konsultan 2. Praktik Keperawatan Praktik keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan untuk klien individu, keluarga, masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana sampai komplek. Asuhan keperawatan dilakukan melalui tindakan keperawatan mandiri dan atau kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Praktik keperawatan diberikan di fasilitas pelayanan/asuhan kesehatan. 3. Jenis Pendidikan Keperawatan Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, meliputi; pendidikan vokasi, akademik dan profesi. a. Pendidikan vokasi adalah merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keterampilan tertentu sebagai perawat b. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan c. Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi keperawatan dan mempersiapkan lulusannya untuk memiliki pekerjaan sebagai nurse, nurse spesialis dan nurse konsultan V. KEGIATAN

1. Bidang keperawatan menyusun kewenangan klinik/clinical privilege bagi tenaga keperawatan sebagai pedoman dan panduan melaksanakan program pelayanan keperawatan 2. Bidang keperawatan melakukan pendataan kepada seluruh perawat untuk menentukan klasifikasi perawat berdasarkan kewenangan klinik dari PPNI 3. Seluruh tenaga keperawatan melakukan self assessment terhadap beberapa rincian kewenangan klinik yang akan disebar ke seluruh ruang perawatan 4. Seluruh koordinator ruang perawatan melakukan evaluasi sejauh mana kemampuan/ kompetensi keperawatan dari seluruh staff di bawahnya. 5. Bidang keperawatan akan mengevaluasi hasil self asesmen seluruh perawat dan menggabungkan dengan hasil evaluasi dari semua koordinator ruang perawatan. 6. Bidang Perawatan menetapkan kewenangan klinik bagi masing-masing perawat di seluruh lingkungan RS TMC Tasikmalaya. VI. VII. SASARAN Terlaksananya penyusunan clinical privilege keperawatan di bidang perawatan sehingga seluruh perawat akan di klasifikasikan berdasarkan kewenangan klinik yaitu terdiri dari perawat klinik I sampai dengan perawat klinik V. JADWAL PELAKSANAAN N o Tanggal Kegiatan PenanggungJawab 1 Menetapkan kewenangan klinik Kepala Bidang seluruh perawat berdasarkan Keperawatan pendidikan dan pengalaman kerja 2 Menyusun kewenangan klinik berdasarkan kompetensi keperawatan Memperbanyak form kewenangan klinik berdasarkan kompetensi keperawatan 3 Sosialisasi kegiatan ke seluruh koordinator ruangan Penyebaran form kewenagan klinik ke seluruh perawat untuk dilakukan self Koordinator ruang perawatan assessment 4 Rekapitulasi hasil asesmen 5 Penyusunan laporan hasil asesmen 6 Feedback hasil asesmen ke tiap ruang perawatan VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan dari masing-masing perawat dan akan di lakukan secara terus menerus melalui penilaian dari seluruh Koordinator ruang perawatan menggunakan format yang telah di bakukan. IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaksanaa kegiatan self asesmen kewenangan klinik akan dilaporkan kepada Direksi setelah dilakukan evaluasi dan tindak lanjut.