formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

pembinaan dalam meningkatkan kualitas kompetensi guru dalam 2 Proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kaitannya dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. atau lembaga untuk terus meningkat sehingga setiap pimpinan lembaga pun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misinya sangat tergantung dari peran

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. deskriptif kuantitatif didapat pokok-pokok kesimpulan, sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

tentang pelaksanaan KKG dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional gura Sekolah Dasar melalui Gugus Sekolah Dasar, dapat diambil beberapa

I. PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana. bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

AS ADI NIM. Q

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN, EVfPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut. Sekolah Dasar yang berada di lingkungan Kecamatan Andir khususnya SD-SD Negeri yang dipimpin sebagian besar oleh perempuan (90%), latar belakang pendidikan 95% D2 dan 5% adalah Sarjana, pada umumnya mereka sudah senior dalam pengalaman bekerja, namun pengalaman bekerja bukanlah suatu ukuran untuk menjadikan suatu jabatan yang diharapkan bekerja sesuai dengan tentutan yang ada. Peningkatan kualitas merapakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia. Sekolah Dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan di Sekolah Dasar mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikannya, karena berkembang semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja guru, yang banyak ditentukan oleh kualitas pembinaan Kepala Sekolah. Untuk selanjutnya akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian. 180

181 1. Keterampilan yang Dimiliki oleh Kepala Sekolah Sehubungan dengan Pembinaan Peningkatan Pemahaman Tugas Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru dapat dikatakan belum efektif. Hal ini ditandai dengan pembinaan yang dilakukan tidak konsisten, tidak mempunyai program yang jelas, kontinu dan berkesinambungan. Tidak memiliki keterampilan dalam melakukan pembinaan terhadap gura-gura. Sehingga masih terdapat gura yang belum memahami akan tugasnya. Demikian pula akan pembinaan kegiatan PKG yang terdapat di gugus sekolah umumnya belum optimal. Keberadaan gugus sekolah hanya merapakan kegiatan yang haras dilaksanakan atas perintah atasan bukan merapakan suatu kebutuhan, untuk mencari pengembangan dan peningkatan akan keprofesionalannya. Pembinaan dalam bentuk penerbitan buletin profesional, dan pemanfaatan gura model belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, berkaitan dengan penyediaan dana. 2. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan oleh Kepala Sekolah Kaitannya dengan Efektivitas Pembinaan Kompetensi Guru-guru yang Dipimpinnya. Pelaksanaan pembinaan terhadap kinerja gura-gura dalam pembelajaran siswa haras menggunakan suatu strategi yang tepat untuk memperoleh hasil yang optimal. Penentuan strategi ini dimulai dengan menganalisa lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan

182 internal. Hasil dari lingkungan internal, dimana akan mengetahui faktor yang menunjang serta faktor yang menghambat sedangkan dari analisa lingkungan kesternal akan diketahui faktor peluang serta ancaman. Hasil penelitian membuktikan bahwa hubungan dengan masyarakat/bp3, orang tua murid cukup baik setiap tahun ajaran bara Ketua BP3 selaiu dilibatkan dalam perencanaan program sekolah yang akan dilaksanakan kemudian. Hubungan kerjasama dengan gura-gura terjalin dengan baik, tidak terdapat konflik antara gura-gura. Selanjutnya ditentukan visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pembinaan tersebut pada umumnya setiap sekolah mempunyai visi yaitu ingin menjadi sekolah unggulan dan memiliki rata-rata NEM yang tinggi. Langkah berikutnya ditentukan strategi kemudian dilaksanakan walaupun masih terdapat program-program yang belum dilaksanakan. Terakhir dilakukan pengendalian supaya memperoleh hasil yang maksimal. 3. Faktor Kekuatan, Kelahaman, Peluang serta Ancaman dalam Melakukan Pembinaan dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Guru Faktor kekuatan antara lain, adanya kerjasama antara instansi terkait serta masyarakat sekolah (BP3) cukup baik serta memiliki gura-gura yang rata-rata berpendidikan D2 bahkan SI (Sarjana) 5%, serta kepemimpinan Kepala Sekolah telah melakukan kepemimpinan positif (75% Kepala Sekolah mendelegasikan pekerjaaannya/tugas kepada guru-guru sesuai dengan kemampuan yangada).

183 Faktor kelemahan dalam melaksanakan pembinaan antara lain belum terprogram sistem pembinaan, Kepala Sekolah kurang memiliki skill dalam melakukan pembinaan, kegiatan PKG belum optimal serta kurangnya penunjang kegiatan sarana untuk pembelajaran siswa. Faktor peluang dalam melakukan pembinaan antara lain, perhatian Kepala Sekolah terhadap pendidikan para gura-gurunya dengan memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, adanya bantuan dari pemerintah baik untuk siswa maupun sekolah. Faktor ancaman yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembinaan antara lain, kemajuan IPTEK yang cukup pesat pengarahnya terhadap anak-anak, merebaknya narkoba, krisis moral dengan adanya tawuran antar pelajar dan sebagainya. 4. Pemahaman Tugas Kompetensi Guru-guru setelah Memperoleh Pembinaan Dari hasil pengumpulan data maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemahaman gura setelah diadakan pembinaan, terutama yang berhubungan dengan kemampuan dasar yang haras dimiliki dalam pelaksanaan tugas terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar. Pada umumnya guru-guru Sekolah Dasar di Kecamatan Andir dalam merencanakan pengajaran, pelaksanaan pengajaran sampai pada evaluasi pengajaran dapat dikatakan baik, dikerjakan dengan penuh tanggung jawab,

184 namun masih terdapat (10%) yang tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengenai pemahaman kurikulum, menggunakan alat peraga, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, masih perlu pembinaan sumber belajar, masih perlu pembinaan yang intensif, pada umumnya guru kurang kreativitas dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. B. Implikasi Penelitian ini diramuskan pada pembahasan terhadap temuan-temuan. beberapa implikasi penelitian yang diramuskan sebagai berikut: 1. Upaya pembinaan dalam meningkatkan pemahaman tugas kompetensi gura serta pelayanan dan bantuan, Kepala Sekolah menjadi intensif dengan ditunjang oleh Kepala Sekolah yang mempunyai komitmen untuk maju dan meraih prestasi. Komitmen Kepala Sekolah diwujudkan dalam bentuk keberanian dan keuletan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas gura untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta kepercayaan masyarakat. 2. Demi berhasilnya program pembinaan, Kepala Sekolah dituntut mampu menciptakan kerjasama yang harmonis, lingkungan kerja yang menyenangkan serta menumbuhkan semangat kerja gura untuk selaiu meningkatkan dirinya. 3. Pelaksanaan pembinaan dalam pemahaman tugas kompetensi guru yang hanya mengacu pada peraturan yang berlaku dan mengandalkan nilai

185 rasional dan birokratik, kurang menjamin keberhasilannya. Pembinaan mutu guru di lingkungan Sekolah Dasar menghendaki situasi kerja yang bersifat kekeluargaan. 4. Kepala Sekolah sebagai supervisor berupaya untuk mengadakan suatu perbaikan dan peningkatan di sekolahnya sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, yang senantiasa memberikan layanan untuk membantu gura-gura agar semakin meningkat kualitas dirinya dan kualitas pelaksanaan tugasnya, dimana kegiatan supervisi adalah mengarah kepada perbaikan dan peningkatan. Tentunya dalam pelaksanaan supervisi, memiliki keterampilan konsep serta kepemilikan visi sekolah, yang tertuang dalam program supervisi yang terarah, sistematis dan berkesinambungan. Misalnya: a. Mengadakan rapat sekolah sebulan 1x sebagai pembinaan umum. b. Mengadakan kunjungan kelas untuk setiap bulannya. c. Mengadakan/menyathpaikan informasi kepada orang tua murid mengenai keadaan sekolah saat ini, pada pembagian raport setiap catur wulan. d. Setiap akhir tahun ajaran mengadakan karyawisata bersama gura, orang tua dan murid serta mengadakan rapat dengan ketua BP3. e. Setiap upacara bendera dengan petugas/gura secara bergiliran, pembinaan umum terhadap murid-murid, terutama pembinaan moral.

186 f. Peringatan setiap hari-hari besar nasional sebagai pembinaan cinta terhadap tanah air, serta menanamkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. g. Pada saat liburan panjang diadakan kegiatan pesantren kilat sebagai pembinaan moral dan sebagainya. 5. Untuk meningkatkan mutu pendidikan banyak faktor yang mempengaruhi baik sarana dan prasarana, biaya pendidikan, peserta didik, serta peran gura merapakan faktor yang sangat dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan, dapat dipahami dari hakekat gura yang selama ini dijadikan sebagai asumsi pendidikan. Asumsi programatik pendidikan gura adalah asumsi-asumsi yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengembangkan program pendidikan gura. Asumsi-asumsi tersebut, guru adalah terutama sebagai agen pembahara, gura berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi peserta didik untuk belajar. Gura bertanggung jawab atas hasil belajar peserta didik, di samping itu dituntut menjadi contoh peserta didik. Gura bertanggung jawab secara profesional meningkatkan kemampuannya dan menjunjung tinggi kode etik profesionalismenya. Sebagai orang yang bertugas mengajar dan mendidik, gura akan melaksanakan berbagai kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah diramuskan. Sedemikian pentingnya peran guru, sehingga hampir semua usaha pembaharaan di bidang pendidikan seperti pembaharaan kurikulum dan penerapan metode mengajar bara pada akhirnya tergantung kepada gura.

187 Tanpa gura menguasai bahan pelajaran dan strategi belajar mengajar, tanpa mereka dapat mendorong siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka segala upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap tugas dan komitmen gura, maka penting peningkatan pelatihan, baik melalui pendidikan maupun pelatihan pra jabatan atau jabatan. Aican tetapi, itu saja tidak cukup, bahkan tidak begitu besar artinya jika tidak diciptakan usaha untuk terjadinya kerjasama antara para gura sehingga terjadi berbagai pengalaman. Yang paling efektif adalah pengoptimalan kegiatan gugur sekolah (PKG dan KKG) sebagai wahana yang bisa digunakan untuk meningkatkan profesionalisme gura, dalam memecahkan masalah-masalah mengajamya. Tentunya diperlukan pengawasan yang melekat dari Kepala Sekolah terhadap kegiatan KKG serta kesadaran pengertian dari gura memahami fungsi KKG itu sendiri. Sehingga menghantarkan kepada sasaran yang ingin dicapai. C. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Pada umumnya gura-gura yang berada di Kecamatan Andir sejak ia ditempatkan sampai saat ini, sehingga menjadi gura-gura yang senior (golongan III) belum pernah adanya mutasi atau rotasi dalam pekerjaannya, sehingga ada kecenderungan bekerja sejalan dengan aras

188 vang ada, tidak ada tantangan untuk bekerja lebih produktif, penuh rasa tanggung jawab untuk mencapai suatu perabahan yang kualitatif, sehubungan kemungkinan sudah merasa jenuh dengan lingkungan yang itu-itu saja. Untuk itu perlu suasana bara untuk menumbuhkan semangat, penampilan kerja yang tinggi, ingin membangun adanya perabahan yang berarti, ingin menunjukkan kemampuan dirinya. Sehingga pengoptimalisasian kemampuan yang ada pada dirinya dapat tersalurkan dalam pekerjaannya. Dengan demikian rotasi/mutasi guru itu perlu diadakan untuk mendapatkan gura yang diharapkan. 2. Untuk menjadi seorang pimpinan yang menjabat sebagai Kepala Sekolah, dengan harapan menjadi pemimpin pendidikan yang berkualitas yang dapat menghantarkan pendidikan ke arah suatu perabahan untuk pencapaian tujuan yang diharapkan, tentunya ada suatu persyaratan yang haras ditempuh dengan mengadakan selektif terhadap guru yang dianggap cukup cakap, penuh dedikasi, loyalitas dan tidak tercela juga latar pendidikan yang dimiliki mereka dalam suatu pelatihan dengan cukup waktu sebagai pembekalan dalam menduduki suatu jabatan yang bara. Sehingga memperoleh Kepala Sekolah yang betul-betul kualitas dan dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidikan. Hilangkan KKN dan nepotisme. 3. Saat ini Kepala Sekolah haras bertanggung jawab atas pekerjaannya, dibawah naungan Departemen dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,

189 yang mana masing-masing lembaga tersebut mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Kadang-kadang tugas dari kedua instansi tersebut bersamaan dan sifatnya segera sehingga Kepala Sekolah dalam hal ini haras loyal kepada kedua atasan, kadang-kadang dibuat repot karena di SD tidak ada Wakil Kepala Sekolah maupun tata usaha, bahkan upaya pengembangan gagasan pun selaiu datang dari atas yang dilontarkan dalam bentuk paket proyek, seolah-olah merapakan tanggung jawab atasan. Dengan demikian penilaian saat ini untuk menjadikan sekolah yang baik atau Kepala Sekolah yang baik yaitu sebagai lembaga atau pemimpin yang taat akan perintah yaitu yang melaksanakan segala ketentuan yang datang dari atas. Kondisi tersebut akan menciptakan budaya konfirmitas yang lambat laun akan menghilangkan prakarsa dan kreativitas, belum mengerjakan yang sifatnya ratinitas. Sehingga dalam upaya perbaikan dan pengembangan pendidikan di sekolahnya terabaikan, sebagai akibatnya Kepala Sekolah bekerja dalam rambu-rambu standar yang ada, mereka berbuat sekedar mengamankan sistem, menjaga stabilitas, mempertahankan kemapanan sesuai denganperaturan. 4. Dalam menghadapi otonomi daerah diharapkan nasib Sekolah Dasar ada suatu perabahan yang berarti yang mengarah pada perbaikan straktur organisasi pendidikan yang tidak birokrasi, diharapkan dengan adanya otonomi daerah ini yang menangani Sekolah Dasar satu lembaga saja dan sekolah atau Kepala Sekolah diberikan otonomi sekolah dalam penyelenggaraan inovasi pendidikan maupun dalam penggalian dana yang

190 \ mengikutsertakan peran masyarakat untuk peduli akan pendidikan karena pendidikan merapakan tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan pemerintah. Misalnya dalam pelaksanaan evaluasi belajar (Tes Prestasi Belajar) setiap catur wulan, dikelola oleh sekolah. Dalam rangka "efektivitas: penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar hendaknya dalam straktur organisasi sekolah perlu adanya perubahan terutama dalam mekanisme pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan hendaknya berjalan seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai suatu produktivitas yang tinggi dengan mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Misalnya di lingkungan sekolah yang terdapat komplek yang tergabung dalam beberapa SD (2 SD s/d 8 SD), hal ini bisa diupayakan menjadi satu sekolah dan satu manajemen, yang mana Kepala Sekolah yang lain bertugas sebagai Wakil Kepala Sekolah yang menangani bidang-bidang yang ada di pendidikan, hal ini akan lebih efisien baik dalam mengerjakan tugas-tugas dan lebih mempercepat proses serta berkualitas. Dengan demikian untuk menjadikan pemimpin/kepala Sekolah berkompetitifsecara sehat, sehingga akan menghasilkan SDM-SDM yang handal yang memiliki kemampuan, untuk bekerja sesuai dengan tuntutan yang ada. 5. Pengoptimalisasian gugus sekolah, dalam pelaksanaan kegiatan (PKG, KKS) diselenggarakan pada jam-jam setelah selesai mengajar, upayakan

191 ada dana khusus untuk kegiatan gugus agar termotivasi untuk datang dan berkarya yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Untuk gugus kecamatan, hendaknya menerbitkan buletin profesional sebagai sarana informasi dan komunikasi. Memprogramkan, memanfaatkan gura model dari sekolah lain untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses belajar mengajar yang benar. Tukar-menukar tutor antar Kecamatan. 6. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Dasar Negeri perlu diadakan akreditasi berjangka (5 tahun sekali) sebagai studi kelayakan untuk mendapatkan kedudukan sesuai dengan keadaan sekolah. Hal ini akan merapakan motivasi sekolah agar selaiu meningkatkan kualitasnya. 7. Untuk mendapatkan guru yang profesional, walaupun gura negeri diadakan suatu kontrak kerja minimal 5 (lima) tahun. Bila batas waktu tidak menunjukkan kesungguhan kerja atau berkondite jelek bisa kena sanksi, termasuk Kepala Sekolah ada masa jabatan bila tidak memenuhi harapan, bisa kembali lagi menjadi gura. 8. Selain menekankan kepada nilai rasional, sistematis serta peraturan yang berlaku sebagai acuan, pembina hendaknya menetapkan program kerja dan melaksanakan terobosan-terobosan bara demi kemajuan sekolah dalam hal kedisiplinan dan keuletan. Kepala Sekolah mencoba berbagai metode mengajar untuk menumbuhkan kreasi guru serta bersifat pro aktif menanyakan keadaan

192 dan kesulitan guru dalam mengajar sebagai sarana memonitpr pelaksanaan dalam pemahaman tugas kompetensi gura.

fctfdlo,