BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menuaikan tugas sehari-hari dengan gampang tanpa lelah yang. masih dapat menikmati waktu luangnya.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Bucher dalam Yustinus Sukarmin (2004: 1) mengatakan bahwa pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ini dapat diambil kesimpulan sehingga dapat dijadikan landasan dalam. hubungannya dengan peneliti ini.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TRIWARNO KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pekik (2004:2) beberapa istilah yang sering digunakan, antara lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP IT NURUL ISLHAH BANDA ACEH. Zulheri Is 1. Abstrak

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA USIA TAHUN SEKOLAH DASAR NEGERI PURBASARI KECAMATAN KARANGJAMBU PURBALINGGA SKRIPSI

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

`BAB II KAJIAN PUSTAKA. komplek. Pengertian kesegaran jasmani yang disampaikan para ahli bermacammacam,

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

PERAN GURU PENJAS TERHADAP KEBUGARAN (KESEGARAN) JASMANI SISWA

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 KARANGNONGKO, KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus. mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Pengertian Kesegaran Jasmani. Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efektif dan efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktifitas lainnya. Dengan demikian seseorang yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan dengan baik tanpa merasa lelah. Ini juga berarti bahwa kegiatan itu dapat dilakukan secara terus menerus tanpa rasa sakit atau rasa malas (Depdikbud, 1997: 4) Menurut Soegiyono (1982: 6) kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari dengan cukup kekuatan dan daya tahan tanpa timbul kelelahan dan dengan sisa tenaganya masih dapat menikmati waktu luang, dan siap menghadapi kesukaran/ bahaya yang mungkin timbul. Orang yang tidak fit tidak mampu melaksanakannya. Kesegaran jasmani menurut Roji (2007: 90), merupakan salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitnees). Kesegaran jasmani memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif sehari-hari tanpa adanya kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan 7

baik maupun melakukan pekerjaan yang mendadak. Dapat pula ditambahkan bahwa kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, sedangkan orang yang kesegar tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktifitas lainnya. Aktivitas jasmani dapat memberikan sumbangan yang besar untuk meningkatkan kesegaran jasmani, setidak-tidaknya dapat memelihara kestabilan fisik. Latihan gerak yang terbaik adalah jenis latihan yang mengikut sertakan gerak otot sebanyak-banyaknya, tidak terlokalisasi pada otot-otot tertentu saja dan disamping itu dapat merangsang secara cepat kerja jantung dan paru-paru. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak hanya merupakan tugas orang tua saja, tetapi juga merupakan tugas atau tanggung jawab bersama yaitu orang tua, guru dan masyarakat. Di sekolah guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu tercapainya kesegaran jasmani merupakan salah satu komponen untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional. Menurut Frost yang dikutip Arma Abdoelah dan Agusmanadji (1994: 146) kesegaran adalah kesejahteraan tingkat tinggi dan berfungsi secara optimal semua system tubuh dan semangat tinggi untuk bekerja maupun bermain. Kesegaran mencakup kesegaran jasmani, emosi, dan spiritual yang memungkinkan seseorang untuk 8

memperoleh kehidupan yang menyenangkan dan berperan aktif dalam hidup bermasyarakat. Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan pada kesegaran jasmani, mental, dan rohani masyarakat serta ditujukan untuk pembentukan watak dan kepribadian, disiplin, dan sportifitas yang tinggi serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitan kebanggaan nasional. Menurut Debdikbud (1997: 4) pelajaran lain dengan harapan dapat berjalan lancar dan berkonsentrasi dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu aktivitas jasmani dapat membantu meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan siswa.kesegaran jasmani adalah kondisi tubuh yang berhubungan dengan kemampuan dan kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya tahan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Menurut Abdoelah dan Agusmanadji (1994: 46), menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melakukan tugas seharihari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan waktu luang, dan dapat menghadapi keadaan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2000: 20), bahwa kesegaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Kebugaran jasmani yang baik diperoleh tidak hanya dalam waktu singkat, tetapi harus latihan 9

secara teratur dan memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Kesegaran jasmani menurut Iskandar Z.A,dkk (1999: 4) adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi kerja tambahan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dalam waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain. Jadi untuk mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan latihan yang benar. 2. Kondisi Geografis Daerah dataran tinggi menurut legenda pada peta merupakan daerah dengan ketinggian antara 800-1200 meter di atas permukaan laut. Daerah yang demikian ditandai dengan keadaan alam berupa suhu yang relatif sedang, udara segar, curah hujan tinggi, daerah yang hijau dengan tumbuhan hutan, tebing yang curam, tanah licin berair, dan tingkat gradasi tanah yang tinggi. SDN Banyumudal berada di bagian utara Kecamatan Sapuran dengan ketinggian 1700 meter di atas permukaan air laut, Jarak dari ibu kota kecamatan 15 km. kondisi daerah sekitar sekolah berupa perbukitan, bagian utara kecamatan Sapuran merupakan daerah lereng gunung sumbing. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh ladang/buruh tani. 10

SDN Sapuran terletak di wilayah bagian selatan Kecamatan Sapuran yang merupakan daerah dataran rendah, dengan ketinggian 650 meter di atas permukaan air laut, Lingkungan sekitar merupakan areal persawahan. Secara ekonomi kehidupan penduduk di desa Sapuran lebih maju dari pada di desa Banyumudal. 3. Komponen Kesegaran Jasmani Sepuluh unsur komponen kesegaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan baik peningkatan maupun pemeliharaannya (M. Sajoto 1995: 9) menyebutkan komponen-komponen tersebut adalah : a) Kekuatan Adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban waktu kerja. b) Daya tahan Dalam hal ini dikenal 2 macam daya tahan, yaitu : Daya tahan umum, kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistim jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisiensi untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot otot dengan intensitas tinggi dalam waaktu yang cukup lama, daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatife lama dengan beban tertentu. 11

c) Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya sama seperti dalam lari cepat, pukulan tinju, balap sepeda. d) Daya Ledak Otot Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang singkat. Dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot sama dengan kekuatan x kecepatan. e) Daya Lentur Daya lentur adalah aktivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas pada seluruh tubuh. f) Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahan cukup baik. g) Koordinasi Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan berbagai macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. 12

h) Keseimbangan Kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot. Seperti dalam hand-stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu. i) Ketepatan Adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenal dengan salah satu tubuh. j) Reaksi Adalah kemampuan seseorang untuk segera untuk bertindak secepatnya dengan menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf atau felling lainnya, seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain. Menurut Tisnowati Tamat, Moekarto Mirman (2003: 3.160) bahwa komponen kesegaran jasmani terdiri sebagai berikut : 1) Kesegaran kardiovaskuler repiratori (Cardiovascular Fitnees) 2) Kesegaran kekuatan otot (Strenght Fitnees) 3) Relaksasi (Relakstation) 4) Kesegaran kelentukan (flexibility fitness) 5) Daya tahan otot (endurance) 13

Djoko Pekik Irianto (2004: 4), membagi komponen kesegaran jasmani menjadi 4 hal yaitu : 1) Daya tahan paru-jantung 2) Kekuatan dan daya tahan otot 3) Kelentukan dan 4) Komposisi tubuh Dengan memperhatikan komponen-komponen kesegaran jasmani di atas maka dapat dirangkum beberapa komponen kesegaran jasmani yaitu : 1) Daya Tahan 2) Kekuatan Otot 3) Kecepatan 4) Daya Ledak / Power 5) Kelentukan Komponen kesegaran jasmani di atas akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Daya Tahan Menurut Tisnowati Tamat, Moekarto mirman (2003: 3.160) menyatakan bahwa daya tahan merupakan kemampuan menunda kelelahan yang akan menyertai kerja fisik. Menurut Bram Adem (2009: 02) bahwa daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan system jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus 14

menerus. Selain itu daya tahan merupakan kemampuan organism untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu lama. Ada dua macam daya tahan yaitu : 1) Daya Tahan Kardio-respirasi Debdikbud (1997: 05) menyatakan bahwa daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan system jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan kejaringan yang aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses metabolism tubuh. Menurut Tisno Tamat, Moekarto Mirman (2003: 3.160) menyatakan daya tahan ini menyangkut kemampuan tubuh untuk mengerahkan daerah yang mengandung oksigen dan nutrisi kejaringan tubuh yang aktif, serta menyangkut sisa-sisa metabolism kealat-alat pengeluaranya. Itu semua berhubungan dengan kekuatan dan tonus (tegangan) jantung, kerja paru-paru, peredaran darah dan mobilisasi cadangan energy dalam menghadapi tekanan yaitu latihan jasmani dan kerja. Efisiansi system kardio-repirasi merupakan komponen penting dalam kesegaran jasmani karena : (a) Otot tidak dapat meneruskan kontraksi tanpa diberi oksigen, dan (b) Oksigen diangkut ke sel-sel melalui system kardio-repirasi. Menurut Abdulkadir Ateng (1992: 66) Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang tinggi dalam 15

kaitanya dengan kardio respirasi menunjukan beberapa hal sebagai berikut : a) Volume/menit lebih besar, karena lebih banyak oksigen yang dapat diantar ke sel-sel otot dan pembuangan sisa yang lebih memadai. b) Nadi lebih lambat, ini memberikan waktu tambahan bagi ventrikel untuk istirahat. c) Tekanan darah lebih rendah hingga mengurangi waktu bila tekanan mencapai batas fisiologis. d) Permukaan paru-paru yang lebih besar. Hal ini memungkinkan lebih banyak oksigen yang berasimilasi dengan darah. e) Jumlah butir darah merah dan hemoglobin lebih banyak hingga menambah jumlah oksigen yang diangkut ke jaringan f) Kapasitas redam darah dan otot lebih besar, ini memperlambat terjadinya kelelahan. 2) Daya Tahan Otot Menurut Depdikbud (1997: 05) kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi daya tahan otot merupakan kemampuan untuk mengatasi kelelahan otot. 16

a. Kekuatan Otot Menurut Djoko pekik Irianto (2004: 04) kekuatan otot melakukan serangkaian kerja dalam waktu lama. Daya tahan otot adalah kemampuan atau kapasitasbsekelompoknotot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi kekuatan otot merupakan kemampuan mengatasi kelelahan otot Depdikbud (1997: 05). Menurut Abdulkadir Ateng (1992: 66) menyatakan, sebagai berikut : Kesegaran jasmani dalam kaitannya dengan kekuatan otot memerlukan hal-hal berikut : 1) Kualitas dan jumlah serabut otot yang memadai 2) Kemampuan yang menginervasi (mengarahkan) sejumlah otot yang diperlukan, 3) Irama gerak sesuai dengan beban kerja otot, 4) Tahanan interval, 5) Pola koordinasi yang efisien, 6) Efektifitas pengungkit b. Kecepatan Abdulkadir Ateng (1992: 67) menyatakan, bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulangulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bukan 17

berarti menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dengan demikian kecepatan menunjuk pada kemampuan gerak seseorang secara cepat dalam melakukan pekerjaan secara berulangulang dalam waktu yang singkat. Menurut Depdikbud (1997: 05) kecepatan ada 2 yaitu 1). Kecepatan gerak Kecepatan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan gerak gerak yang sama atau tidak sama secepat mungkin. 2).Kecepatan reaksi Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk member jawaban gerak setelah menerima suatu rangsangan. c. Daya Ledak / power Menurut Depdikbud (1997: 05) daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Menurut Drs Soeharno HP (1984: 7) menyatakan bahwa power adalah sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi yang menjadi salah satu gerakan yang urut. 18

d. kelentukan Menurut Depdikbud (1997: 07) menjabarkan kelentukan ialah keleluasaan gerak tubuh pada persendian yang sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligament sekitar sendi dan sendi itu sendiri. Menurut Muhajir (2007: 62) kelentukan diartikan sama dengan keleluasaan atau kemudahan gerakan, terutama pada otototot persendian. Menurut Tisnowati Tamat, Moekarto Mirman (2003: 3.160) kelentukan adalah derajat kemampuan gerak pada berbagai persendian atau beberapa persendian. 4. Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani tidak hanya dengan melakukan aktifitas saja melainkan harus memperhatikan beberapa aspek agar tercapai kesegaran total baik kesegaran intelektual. Seseorang yang mempunyai kesegaran jasmani baik, tentunya kelihatannya pun akan baik. Djoko Pekik Irianto (2004: 6) menyatakan bahwa pola hidup sehat itu meliputi makan, istirahat, dan olahraga. Menurut Abdulkadir Ateng (1992; 65) dinyatakan sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani : a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala atau teratur, imunisasi terhadap berbagai penyakit, serta pemeriksaan dokter apabila diperlukan. b. Pemenuhan gizi yang memadai dengan makan makanan yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. 19

c. Pemeliharaan kesehatan mulut dan pemeriksaan gigi secara berkala sehingga fungsi pengunyah menjadi lebih baik. d. Latihan atau aktifitas yang disesuaikan dengan umur, kondisi individu, kualitas serta kuantitas latihan. e. Pekerjaan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan serta dilakukan dalam situasi yang menyenangkan sangat penting bagi kesegaran jasmani f. Meningkatkan kesegaran jasmani perlu rekreasi dan bermain dalam suasana yang menyenangkan dalam pergaualan yang menarik dan menenangkan pikiran. g. Relaksasi dan istirahat yang cukup adalah hal yang penting untuk kesehatan dan kesegaran jasmani. Berdasarkan aspek-aspek di atas maka dapat disimpulkan bahwa mencapai kesegaran jasmani yang baik perlu diperhatikan beberapa hal yaitu latihan atau aktivitas jasmani yang teratur dan terukur, gizi yang memadai serta istirahat yang cukup. Selain faktor di atas faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani yaitu ; 1. Faktor siswa 2. Faktor Lingkungan 3. Faktor Guru 4. Faktor Kurikulum dan 5. Faktor Sekolah 20

B. Karakteristik Siswa SD Masa sekolah dasar sering dipandang sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari umur 6 tahun hingga kira-kira umur 11 atau 12 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar maka mulailah sejarah baru dalam kehidupnnya yang kelak akan mengubah sikapsikap dan tingkah lakunya. Para pendidik mengenal masa ini sebagai masa sekolah,karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal. Masa usia sekolah sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelumnya. Siswa SD biasanya berusia 6-12 tahun. Siswa yang duduk di kelas IV dan V mempunyai usia antara 10-12 tahun tergolong dalam usia anak besar. Karakteristik siswa SDN Banyumudal kelas IV dan V masih terlalu polos dalam gaya hidupnya, kemauan belajar yang masih kurang karena kondisi orang tua, masih banyak siswa yang bersekolah tanpa bersepatu, dan kebanyakan siswa pada pagi hari sebelum berangkat ke sekolah tidak mandi karena suhu udara yang terlalu dingin sehingga anak-anak yang berada di daerah dataran tinggi malas terkena air. Sedangkan untuk karakteristik siswa SDN Sapuran kebanyakan sudah mengikuti perkembangan jaman dalam bergaya hidup, baik dalam berpakaian, bergaul, maupun pengenalan terhadap perkembangan teknologi. Anak-anak yang berasal dari daerah dataran tinggi dan daerah dataran rendah memiliki ciri fisik yang hampir sama, tetapi karena 21

perbedaan geografis maka dimungkinkan diantara keduanya ada perbedaan, khususnya dalam hal kesegaran jasmaninya. C. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Kusman (2009) tentang Perbedaan kesegaran jasmani siswa kelas V sekolah dasar di daerah perbukitan dan daerah dataran rendah kecamatan subang kabupaten banyumas dilaksanakan dengan tehnik pengumpulan data diambil dengan melakukan tes dan pengukuran, instrument yang dipergunakan TKJI umur 10 11 th. Populasi yang digunakan untuk penelitian adalah siswa kelas V daerah perbukitan/daerah dataran tinggi yaitu SD Negeri 2 sikapat kecamatan subang berjumlah 40 anak terdiri dari 22 putri dan 18 putra dan siswa kelas V sekolah dasar daerah dataran rendah yaitu SD Negeri karangturi berjumlah 39 anak. Hasil tes kesegaran jasmani Indonesia SD Negeri 2 sikapat untuk responden anak laki-laki dapat diketahui bahwa dengan kesegaran jasmani kategori tinggi terdapat 2 anak (9,09%), kategori sedang terdapat 18 anak (81,82), dan kategori rendah 2 anak (9,09%). Hasil kesegaran jasmani anak laki-laki dari dataran rendah kategori tinggi 2 anak (10%), kategori sedang 11 anak (55%), kategori rendah ada 7 anak (35%). Hasil analisis kesegran jasmani Indonesia siswa SD daerah perbukitan/daerah dataran tinggi untuk anak perempuan kategori kesegaran jasmani tinggi 2 anak (11,11%), kategori sedang 12 anak 22

(66,67%), kategori rendah 4 anak (22,22%). Untuk daerah dataran rendah kategori jasmani tinggi 4 anak (21,05), sedang 10 anak (52,63%), rendah 5 anak (26,32%). Laporan penelitian Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani Melalui Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani oleh Muhammad Saufi (2008) disimpulkan bahwa : (1) Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang, salah satunya adalah melalui aktivitas jasmani (2) dipengaruhi oleh kondisi geografis tempat tinggal siswa (3) pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai bentuk kegiatan siswa dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmani (4) Dalam proses pendidikan jasmani diperlukan adanya modifikasi dan variasi pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain ada dampak perubahan motivasi dan sekaligus tingkat kesegaran jasmani siswa. Dengan kegiatan ini pula kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat berkembang. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan Ichsantoso (2002) dengan judul Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa kelas atas Sd Lebeng Sentolo Kabupaten Kulonprogo penelitian ini dilaksanakan dengan metode survai. Tehnik pengumpulan data dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun dari PusKesJasRek. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa kelas IV,V dan VI SD Lebeng yang 23

berjumlah 74 siswa. Hasil tes kesegaran jasmani Indonesia dapat diketahui bahwa siswa kelas IV terdapat 0% dalam klasifikasi baik sekali, 4% dalam klasifikasi baik, 8% dalam klasifikasi sedang, 64% dalam klasifikasi kurang, dan 24% dalam klasifikasi kurang sekali. Kelas V terdapat 0% dalam klasifikasi baik sekali, 0% dalam klasifikasi baik, 42,31% dalam klasifikasi sedang, 50% dalam klasifikasi kurang dan 7,69% dalam klasifikasi kurang sekali. Siswa kelas VI 0% dalam klasifikasi baik sekali, 4,35% dalam klasifikasi baik, 39,13% dalam Klasifikasi sedang, 52,17% dalam klasifikasi kurang, dan 4,35% dalam klasifikasi kurang sekali. D. Kerangka Berfikir Kesegaran jasmani merupakan hal penting bagi setiap orang termasuk kanak-anak sekolah dasar. Kesegaran jasmani siswa belum mendapat perhatian yang optimal dari guru pendidikan jasmani. Dengan memahami kesegaran jasmani siswa maka pendidikan jasmani bagi siswa kelas IV dan V sekolah dasar yang tinggal di daerah dataran tinggi dan daerah dataran rendah dapat terarah. Keragaman perbedaan kesegaran jasmani dapat dimanfaatkan untuk membina tingkat kesegaran jasmani siswa di daerah dataran tinggi dan daerah dataran rendah. Bahwa guru pendidikan jasmani telah berusaha meningkatkan kesegaran jasmani berdasarkan kurikulum yang berlaku untuk mendukung prestasi olahraga, tetapi hasilnya kurang optimal. Prestasi yang diraih oleh siswa-siswa dari daerah dataran rendah diyakini dipengaruhi oleh kesegaran 24

jasmani. Dengan demikian perbedaan kesegaran jasmani siswa kelas IV dan V sekolah dasar pada tahun 2011/2012 yang tinggal di daerah dataran tinggi dan daerah dataran rendah perlu dikaji, diteliti apakah ada perbedaan yang signifikan. Melalui penelitian ini peneliti bermaksud mengkaji ada tidaknya perbedaan kesegaran jasmani siswa yang tinggal di daerah dataran tinggi dan kesegaran jasmani siswa yang tinggal di daerah dataran rendah menggunakan tes kesegaran jasmani dari puskesjasrek. 25

26