42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan ekonomi daerah pada ekonomi kerakyatan dan pedesaan dengan pendekatan pengembangan komoditas unggulan yang berbasis nagari (kawasan). Nagari diharapkan tumbuh menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi lokal yang berfungsi sebagai pusat produksi, pusat agroindustri dan pusat pemasaran yang nantinya akan menggerakkan ekonomi daerah (Bappeda, 2000). Agribisnis merupakan salah satu potensi ekonomi utama Sumatera Barat yang dapat menggerakkan ekonomi daerah. Pengembangan agroindustri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan nagari. Berdasarkan kinerja makro ekonomi tahun 2002, Sumatera Barat mempunyai keunggulan komparatif pada agroindustri karena ketersediaan bahan baku pertanian yang cukup besar. Agroindustri memberikan peranan dalam pembentukan output dan permintaan akhir. Beberapa kegiatan agroindustri memiliki kemampuan untuk mendorong dan menarik pertumbuhan sektor hulu dan hilir yang ada dan memberikan efek pengganda terhadap output dan pendapatan pada perekonomi Sumatera Barat. Pengembangan komoditas ungggulan secara ekonomi didasari oleh penawaran dan permintaan terhadap komoditas unggulan tersebut. Penawaran suatu komoditas unggulan berhubungan dengan kemampuan suatu wilayah (kesesuaian karakteristik, agroekologis, teknis dan teknologis) untuk menghasilkan komoditas. Permintaan suatu komoditas unggulan berkaitan dengan jumlah, karakteristik, tingkat harga, tataniaga dan persaingan. Pengembangan agroindustri unggulan tersebut ditentukan oleh masukan (bahan baku, modal, tenaga kerja, manajemen, peralatan), proses produksi (teknologi, efisiensi, manajemen pengolahan), keluaran (jumlah, mutu, harga, penyerapan pasar), kelayakan dan keberlanjutan usaha. Selama ini banyak rencana investasi agribisnis dan agroindustri serta beberapa kebijakan pemerintah di Sumatera Barat yang tidak terealisasi karena
43 adanya kendala-kendala struktural, permasalahan lahan ulayat dan kondisi sosial budaya masayarakat Minangkabau. Hal ini disebabkan karena tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dan sering berbenturan dengan sistem sosial budaya masyarakat Minangkabau. Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif pendekatan dan strategi pengembangan yang dapat diterima, sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya Minangkabau, mampu memberdayakan, menumbuhkan partisipasi, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Alur kerangka pemikiran penelitian model strategis pengembangan agroindustri berbasis nagari dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Skema kerangka pemikiran penelitian model strategi pengembangan agroindustri berbasis nagari Penelitian ini dapat dibagi menjadi empat tahap sesuai dengan tujuan penelitian. Keseluruhan tahapan ini dilakukan untuk merumuskan model strategi pengembangan agroindustri berbasis nagari dan menyiapkan sistem pendukung pengembangannya. Tahap pertama dilakukan pemahaman sistem nagari dan perumusan kiat pengelolaan nagari. Pemahaman sistem nagari dilakukan dengan :
44 (1) identifikasi kondisi umum nagari untuk mendapatkan profil nagari tentang kondisi umum fisik geografis, sosial ekonomi budaya, lingkungan nagari (2) identifikasi pelaku dan analisis kebutuhan, (3) identifikasi elemen dan variabelvariabel nagari dengan fokus modal sosial (institusi dan organisasi sosial), (4) identifikasi struktur sistem nagari. Perumusan kiat pengelolaan nagari dilakukan dengan (1) identifikasi faktor-faktor modal sosial nagari (filsafat adat Minangkabau, nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat Minangkabau, sistem kekerabatan, sistem kepemilikan, pewarisan dan pengelolaan, sistem pengambilan keputusan), (2) identifikasi sistem pengelolaan nagari, (3) identifikasi prosedur investasi di nagari, (4) identifikasi penerapan tingkat teknologi nagari, (5) identifikasi sumber pembiayaan nagari, dan (6) identifikasi kelembagaan usaha nagari. Tahapan kedua adalah penentuan komoditas dan agroindustri unggulan nagari. Penentuan komoditas unggulan nagari yang akan dikembangkan memperhatikan kesesuaian agroekologis, basis ekonomi wilayah, penawaran dan permintaan, aspek sosial budaya dan lingkungan. Dilakukan evaluasi terhadap komoditas ungulan yang telah ada saat ini dan beberapa komoditas unggulan alternatif yang merupakan hasil temuan lapangan, pendapat pakar dan keinginan masyarakat. Penentuan agroindustri unggulan nagari berdasarkan faktor masukan, proses pengolahan dan keluaran dengan kriteria kelayakan aspek teknis teknologisnya, aspek pasar dan pemasaran, aspek finansial, sumberdaya manusia, manajemen, serta aspek sosial budaya dan lingkungan yang mempertimbangkan nagari berdasarkan temuan lapangan, pendapat pemerintah daerah, pendapat pakar dan keinginan masyarakat. Tahapan ketiga adalah perumusan strategi pengembangan agroindustri nagari. Perumusan strategi ini terdiri dari : (1) menganalisis permasalahan dan membuat pohon permasalahan, (2) menentukan tujuan pengembangan, (3) merumuskan strategi pengembangan (umum dan matrik kerangka kerja logis). Tahapan keempat yaitu rancangbangun sistem pendukung pengembangan agroindustri nagari. Sistem pendukung yang akan dirancang terdiri dari sistem penunjang keputusan, sistem informasi, e-commerce dan balairung (sistem manajemen pengetahuan).
45 4.3. Tata Laksana 4.3.1. Pengumpulan Data dan Informasi Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan dengan observasi, wawancara mendalam dan daftar pertanyaan dengan pembuat kebijakan (pemerintah), pakar (pertanian, agroindustri, perencana pembangunan, adat budaya Minangkabau), pelaku usaha (budidaya, pengolahan, pemasaran), kelembagaan terkait dan masyarakat. Sedangkan data sekunder didapat melalui studi pustaka dan pengumpulan data dan informasi dari bahan bacaan dan laporan instansi terkait. Studi Pustaka. Studi pustaka merupakan studi untuk mengumpulkan dan menganalisis data sekunder berupa buku, dokumen, laporan, hasil penelitian, jurnal dan literatur lainnya. Pengamatan Lapangan. Pengamatan lapangan bertujuan untuk mempelajari secara langsung permasalahan yang dihadapi dalam sistem sehingga mampu mengidentifikasi situasi lingkungan, memodelkan strategi dan sistem pendukung pengembangannya. Wawancara. Wawancara dilakukan untuk memahami nagari, sistem nagari, merumuskan kiat pengelolaan nagari, memahami permasalahan agribisnis agroindustri dan lingkungan situasi, dan merumuskan strategi pengembangan agroindustri. Survei. Penelitian survei dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Secara sengaja (purposive) ditentukan 8 Nagari mewakil daerah Darek dan Rantau dan berdasarkan kriteria masing-masing Nagari dipilih 3 orang aparat, 3 orang pelaku usaha dan 3 orang tokoh masyarakat. Diskusi Kelompok Terfokus. Diskusi kelompok terfokus atau Focused Group Discussion (FGD) ini dilakukan secara khusus ditujukan pada pihak-pihak yang terkait langsung dengan pengembangan agroindustri nagari. FGD dilakukan untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dari pihak-pihak terkait mengenai temuan studi pustaka, pengamatan lapangan, survei dan wawancara tentang objek penelitian.
46 Proses pengumpulan data dan informasi serta motode yang dipergunakan untuk model strategi pengembangan agroindustri berbasis nagari dapat dilihat pada Gambar 6. Langkah-langkah, cara perolehan dan pengolahan data penelitian secara lengkap terdapat pada Lampiran 1. Gambar 6. Proses pengumpulan data dan informasi penelitian serta metode yang dipergunakan untuk model strategi pengembangan agroindustri berbasis nagari Data dan informasi untuk penelitian ini dikumpulkan dengan studi pustaka, pengamatan lapangan, wawancara, kuesioner dan FGD yang terdiri dari : (1) pemerintahan : Gubernur, Bappeda, DPRD, Dinas (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan, Perindustrian dan Perdagangan, serta
47 Koperasi) Sumbar, Bupati dan Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas dan instansi terkait di kabupaten terpilih, Camat dan Wali Nagari, (2) pakar-pakar : pakar ekonomi, agribisnis dan agroindustri, adat dan budaya Minangkabau, pembangunan wilayah dan pedesaan, (3) pelaku usaha (budidaya, pengolahan dan pemasaran serta lembaga jasa-jasa penunjang) serta (4) tokoh masyarakat. 4.3.2. Pengolahan dan Analisis Data Dari hasil studi pustaka, wawancara, jawaban responden dan hasil diskusi diolah dan dianalisis sesuai dengan rancangan motode yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah seperti uraian berikut. Sistem Nagari dan Kiat Pengelolaan Nagari. Pemahaman sistem nagari dan perumusan kiat pengelolaan nagari dilakukan dengan pendekatan strategi pengembangan asumsi dan pengujian (Flood and Jackson 1993), mempergunakan metode : skor dan proses jejaring analitik (Saaty, 1999; 2001). Komoditas dan Agroindustri Unggulan Nagari. Penentuan komoditas unggulan nagari dilakukan dengan metode : Location Quatient (LQ) dan metode agregasi pendapat dengan fuzzy non numerik (Yager, 1993). Penentuan agroindustri unggulan nagari dilakukan dengan metode agregasi pendapat dengan fuzzy non numerik. Strategi Pengembangan Agroindustri Nagari. Perumusan strategi pengembangan agroindustri nagari dilakukan dengan pendekatan kerangka kerja logis (Jackson, 1997; Leeuw, 2001), mempergunakan metode : analisis SWOT, pemodelan interpretasi struktural (Eriyatno, 1998; Kanungo, Bhatnagar, 2002; Marimin, 2004). Sistem Pendukung Pengembangan Agroindustri Nagari. Perancangan sistem pendukung pengembangan agroindustri nagari, dilakukan dengan prinsip pengembangan sistem (spesifikasi, rancang bangun, implimentasi dan uji coba) (Sommerville, 1989; Turban et al. 2005). Perancangan sistem pendukung meliputi perancangan : (1) sistem penunjang keputusan (sistem manajemen basis data, sistem manaemen basis model) meliputi proses jejaring analitik, fuzzy non numerik, pendekatan kerangka kerja logis, pemodelan struktural interpretasi, dan kelayakan usaha, (2) sistem informasi agroindustri nagari, e-commerce dan
48 balirung. Pada tahap implementasi perumusan model strategi pengembangan agroindustri berbasis nagari dipergunakan sistem penunjang keputusan, sistem informasi agroindustri nagari, e-commerce dan balirung yang diimplementasikan ke dalam sebuah bentuk program komputer. Pengembangan model menggunakan perangkat lunak pemrograman yaitu Borland Delphi untuk pengembangan keseluruh sistem, Macromedia Dreamwever MX pembuatan situs (web site) interatif dengan PHP, serta Microsoft Acces 2000 dan MySql untuk pengembangan sistem menajemen basis data. 4.3.3. Verifikasi/Validasi Perumusan model strategi pengembangan agroindustri berbasis nagari menggunakan data dan informasi aktual, memperhatikan pendapat pakar, teori dan metode yang benar. Dalam rangka menghasilkan model yang sesuai dan layak digunakan untuk pengambilan keputusan, dilakukan evaluasi dalam pemodelan dengan verifikasi dan validasi (Sterman, 2004; Turban et al. 2005). Verifikasi model adalah membangun model dengan benar, berkaitan dengan kesesuaian model konsepsional dengan model yang dihasilkan. Verifikasi dilakukan dengan menguji hasil implementasi model pada program komputer dengan menggunakan data aktual, apakah telah menghasilkan model yang layak digunakan dan dapat memenuhi kreiteria yang telah ditetapkan. Validasi model adalah membangun model yang tepat, berkaitan dengan kesesuaian keluaran dari model dengan sistem yang sebenarnya. Validasi dilakukan oleh beberapa pakar dengan memberikan penilaian terhadap model konseptual yang dihasilkan telah sesuai dengan realitas atau sistem yang dimodelkan. 4.4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sumatera Barat, secara kultural daerah Minangkabau dibedakan daerah asal (luhak atau darek) dan daerah rantau, oleh karena itu secara sengaja (purposive) diambil daerah penelitian di Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Agam yang merupakan darek, dan dipilih Kabupaten Solok, Kabupaten Damasraya dan Kota Padang mewakili
49 rantau. Untuk perumusan strategi pengembangan agroindustri nagari dipilih Kabupaten Solok karena kabupaten ini yang pertama melaksanakan kembali ke pemerintahan nagari dan Solok merupakan daerah perpaduan darek dan rantau ekor darek kepala rantau. Penelitian lapangan selama dua tahun dari bulan Maret 2003 sampai maret 2005 dan pembuatan model, analisis data dan penulisan disertasi sampai Desember 2006.