BAB II KERANGKA TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

PERAN PRAKTIK INDUSTRI DALAM MENUNJANG KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Industri, Prestasi Belajar dan Kesiapan Kerja Siswa. 1. Tinjauan tentang Kesiapan Kerja Siswa. a. Pengertian Kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

Ridho Filandow Siregar dan Birsul Hapis Tambunan (Tutor Bimbel Medika dan Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin) ABSTRAK

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN HARDSKILL

KONTRIBUSI PRAKTIK INDUSTRI DALAM MENUNJANG KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK NEGERI 2 WONOSARI SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut akan menimbulkan kesenangan. karena obyek tersebut menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

MODEL KERJA SAMA ANTARA SMK DENGAN INDUSTRI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG)

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Praktik kerja industri adalah kegiatan yang bersifat wajib tempuh bagi peserta didik SMK yang merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam Pedoman Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (2013: 3) yaitu: Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman 8

9 yang diperoleh saat melaksanakan praktik industri, selain mempelajari bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2013) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Praktik Kerja Industri adalah: Pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya. Pada hakikatnya, penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini meliputi pelaksanaan di sekolah dan di dunia usaha (DU)/dunia industri (DI). Sekolah membekali peserta didik dengan materi pendidikan umum (normatif), pengetahuan dasar (adaptif), serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (produktif). Selanjutnya dunia usaha/dunia industri diharapkan membantu bertanggung jawab terhadap peningkatan keahlian profesi melalui program khusus yang dinamakan praktik kerja industri (Prakerin). Menurut Zamzam Zawawi Firdaus (2012: 400) menyatakan bahwa, Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari

10 pendidikan sistem ganda yang merupakan inovasi pendidikan SMK yang mana peserta didik melakukan magang (appreticeship) di industri yang relevan dengan kompetensi keahliannya selama kurun waktu tertentu. Praktik kerja industri merupakan kesempatan untuk menimba dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi peserta didik. Sehingga pengalaman praktik kerja industri dapat menambah pengalaman bagi peserta didik melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan teoritisnya dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya. Disamping itu, dapat membuka kesempatan untuk meraih pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya. Menurut Oemar Hamalik (2007: 21), Praktik Kerja Industri di beberapa sekolah disebut On The Job Training (OJT) merupakan model pelatihan yang bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan. Berdasarkan pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri adalah implementasi dari pendidikan sistem ganda (PSG) yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja yang bersifat wajib tempuh bagi peserta didik SMK

11 serta memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaanya dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik dalam pekerjaan tertentu. b. Tujuan Praktik Kerja Industri Praktik kerja industri bertujuan agar peserta didik memperoleh pengalaman bekerja langsung pada dunia usaha atau dunia industri sesungguhnya. Dunia usaha atau dunia industri yang dijadikan tempat pelaksanaan prakerin memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat kerja sekaligus tempat belajar bagi peserta didik. Pada dasarnya pendidikan sistem ganda atau praktik kerja industri menginginkan mencetak lulusan sekolah agar dapat bekerja di dunia usaha/industri sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan pendidikan sistem ganda atau praktek kerja industri secara rinci menurut Pedoman Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (2013: 3) adalah: 1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional. 2) Memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia kerja. 3) Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional. 4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

12 Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja dan memberikan penghargaan terhadap pengalaman kerja. Melalui program prakerin, pengalaman dan wawasan peserta didik mengenai dunia kerja akan bertambah sehingga kesiapan kerja peserta didikpun lebih baik. c. Manfaat Praktik Kerja Industri Praktik kerja industri sebagai bagian integral dalam program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sangat perlu bahkan harus dilaksanakan karena dapat memberikan beberapa manfaat bagi peserta didik. Praktik kerja industri bermanfaat bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Selain itu, dengan mengikuti praktek kerja industri, peserta didik dapat melatih dan menunjang skill yang telah dipelajari di sekolah untuk diterapkan di tempat praktek kerja industri tersebut, dapat menghayati dan mengenal lingkungan kerja sehingga peserta didik siap kerja di dunia usaha maupun dunia industri setelah lulus SMK. Praktik Kerja Industri adalah program wajib tempuh yang diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan

13 dan pendidikan luar sekolah wajib diikuti oleh peserta didik/warga belajar. Penyelenggaraan praktik kerja industri akan membantu peserta didik untuk memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali peserta didik dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang dipilihnya (Dikmenjur, 2013: 20) Menurut Oemar Hamalik (2007: 93) bagi peserta didik, Praktik Kerja Industri memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih keterampilan-keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual. 2) Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta didik sehingga hasil pelatihan bertambah kaya dan luas. 3) Peserta didik berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya. 4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta didik untuk terjun ke bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri mempunyai manfaat yang besar terutama untuk peserta didik, yaitu dapat memberikan kesempatan untuk berlatih serta memantapkan hasil belajar dan keterampilan dalam kondisi yang sesungguhnya, memberikan pengalaman praktis dan peserta didik

14 dapat mendayagunakan seluruh kemampuannya sebagai jembatan bagi dirinya untuk memasuki dunia kerja. d. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Praktik kerja industri dilaksanakan pada saat peserta didik kelas XI semester ganjil selama 3 bulan dengan didahului pembekalan. Praktik tersebut dapat dilaksanakan pada industri besar, menengah, kecil, home industri, ataupun unit produksi sekolah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan prakerin berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Prakerin (2013: 15) adalah: 1) Aspek Perencanaan a) Pemetaan industri b) Sosialisasi dana c) Pembekalan peserta didik d) Penempatan peserta didik e) Waktu pelaksanaan 2) Aspek Pelaksanaan a) Kesesuaian penempatan dengan bidang studi peserta didik b) Kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin c) Monitoring oleh pembimbing d) Pembimbing e) Penjemputan dan laporan

15 3) Aspek Evaluasi a) Evaluasi kegiatan prakerin Evaluasi kegiatan prakerin dapat dilakukan oleh pihak industri dan pihak sekolah apabila dipandang perlu. b) Evaluasi program Program prakerin yang sudah dilakukan peserta didik perlu dievaluasi untuk melihat kesesuaian antara program dengan pelaksanaannya. Berdasarkan teori tersebut dapat diuraikan bahwa pemetaan industri dilakukan agar pelaksanaan praktik kerja industri di Dunia Usaha/Dunia Industri dapat sesuai dengan program keahlian masingmasing yang dalam hal ini yaitu kompetensi keahlian Akuntansi. Sebelum peserta didik yang melaksanakan prakerin harus diberikan pembekalan terlebih dahulu tentang program yang akan dilaksanakan sehingga benar-benar memahami apa yang harus mereka lakukan di dunia kerja. Hal-hal yang menjadi fokus pembekalan antara lain: pelaksanaan program prakerin yang dituangkan di dalam jurnal yang mereka bawa, tata tertib/aturan yang berlaku di dunia kerja dimana mereka berada serta menjaga/memelihara nama baik sekolah. Pelaksanaan praktek kerja industri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan praktik pendalaman materi keahlian yang telah dipelajari di sekolah. Pembelajaran praktik dilaksanakan dalam keadaan kerja

16 sebenarnya dan dilengkapi fasilitas peralatan dan sumber belajar yang ada di industri. Peserta didik belajar pada kondisi nyata di dunia kerja, dimana peserta didik mendapatkan lingkungan belajar yang berbeda dengan lingkungan sekolah. Jika peserta didik di dunia industri tidak mendapatkan pengalaman serta keterampilan yang tidak diperoleh di sekolah, hal ini disebabkan oleh lingkungan belajar yang berbeda antara sekolah dengan industri. Selama peserta didik melaksanakan praktek kerja industri, pihak sekolah melaksanakan pengawasan atau monitoring terhadap peserta didik satu kali sebulan. Kegiatan monitoring bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik, baik dari segi sikap maupun keterampilan. Kegiatan monitoring dilaksanakan oleh guru pembimbing sekolah yang dipercayakan oleh panitia praktek kerja industri sebagai pelaksana monitoring peserta didik. Monitoring yang dilaksanakan oleh guru yaitu meliputi monitoring kompetensi yang dilaksanakan peserta didik di industri, kemajuan belajar peserta didik, kehadiran dan kendala-kendala yang ditemui di lapangan selama pelaksanaan praktek kerja industri. Monitoring kompetensi dilakukan untuk melihat kesesuaian materi atau bimbingan yang dilakukan oleh pihak industri terhadap peserta didik dengan pembelajaran yang diperoleh peserta didik di sekolah. Sedangkan monitoring kemajuan belajar peserta didik dilakukan untuk

17 mengetahui kegiatan yang dilakukan peserta didik di industri dan mengetahui kemampuan yang diperoleh peserta didik selama di industri. Monitoring kehadiran ditujukan bagi sikap peserta didik, termasuk kedisiplinan, tanggungjawab dan sikap kerja selama praktek kerja industri. Monitoring kendala-kendala ditujukan untuk menerima masukan-masukan dari pihak industri terhadap permasalahan peserta didik atau kendala yang ditemui pihak industri selama pelaksanaan praktek kerja industri. Pembimbing praktek kerja industri terdiri dari pembimbing internal, yaitu guru produktif yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran kompetensi, dan pembimbing eksternal, yaitu dari dunia kerja yang sekaligus bertindak selaku instruktur pembimbing yang mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaannya. Semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik selama di dunia kerja baik yang ada dalam jurnal ataupun pekerjaan lain yang diberikan oleh instruktur pembimbing eksternal harus dicatat dan didokumentasikan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap program praktek kerja industri. Seluruh kegiatan harus diketahui oleh pembimbing dengan cara membubuhkan tanda tangan pada kolom yang tersedia. Setelah pelaksanaan praktek kerja industri selesai maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat

18 keberhasilan para peserta didik peserta praktek kerja industri dalam melaksanakan kegiatannya. Evaluasi terdiri dari evaluasi kegiatan praktek kerja industri dan evaluasi program. 1) Evaluasi kegiatan prakerin Evaluasi kegiatan praktek kerja industri para peserta didik dapat dilakukan oleh: a) Pihak industri b) Pihak sekolah, apabila dipandang perlu 2) Evaluasi program Program praktek kerja industri yang sudah dilakukan peserta didik perlu dievaluasi untuk melihat kesesuaian antara program dengan pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk penyusunan program tindak lanjut yang harus dilakukan baik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik maupun terhadap program praktek kerja industri. Evaluasi dilakukan dengan cara: a) Melakukan analisis hasil program yang dibuat oleh peserta didik dan hasil penilaian yang dilakukan oleh pembimbing dari dunia kerja. b) Paparan hasil prakerin setiap peserta didik.

19 2. Kesiapan Kerja a. Pengertian Kesiapan Kerja Kesiaapan kerja merupakan modal utama bagi peserta didik untuk melakukan pekerjaan apa saja sehingga dengan kesiaapan kerja akan diperoleh hasil yang maksimal. MenurutAgus Fitri Yanto (2006:5) ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kesiapan kerja yang dimiliki remaja yaitu sedikitnya informasi pekerjaan yang dimiliki, usaha yang dilakukan untuk mencari pekerjaan dan kurang matangnya perencanaan karir, sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan banyaknya para remaja lulusan SMK yang tidak tertampung dalam dunia kerja dikarenakan dunia industri membutuhkan tenaga yang matang dan siap untuk bekerja. Dalam hal ini SMK sangat berperan penting didalam mendidik siswa agar dapat menjadi siswa yang terampil dan siap pakai. b. Ciri-ciri Kesiapan Kerja Aspek penguasaan teori, kemampuan praktik yang dimiliki, dan siap kerja yang baik merupakan unsur penting dalam kesiapan kerja, dapat menentukan kemampuan seseorang dalam menginterpretasikan informasi berupa fenomena yang terjadi dihadapannya.begitu pula dengan kemampuan praktik seseorang mampu mengorganisir dan melaksanakan penyelesaian tugas dengan baik.

20 Seorang siswa lulusan SMK sebagai calon tenaga kerja akan memiliki kesiapan kerja apabila siswa memiliki kemampuan yang mencakup aspek seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya. Aspek pengetahuan dapat dibina melalui proses pemberian teori sesuai dengan bidang keahliannya. Aspek keterampilan dapat dibina melalui rangsangan yang positif sesuai dengan bidang kejuruannya. Rangsangan positif ini diharapkan agar siswa mempunyai perhatian yang sungguh-sungguh terhadap bidang kerjanya, sesuai dengan jurusannya. Seseorang yang telah memiliki kesiapan kerja harus dapat menganbil keputusan untuk memilih jenis pekerjaan, berambisi untuk maju dan selalu menambah pengetahuaan sesuai dengan bidangnya melalui proses belajar mengajar serta pengalaman yang didapat siswa dari dalam sekolah maupun dari luar sekolah. Serta didukung oleh berbagai informasi dengan pengetahuaan mengenai dunia kerja akan mendorong siswa mempunyai kesiapan kerja yang tinggi. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiaapan Kerja Keberhasilan setiap individu dalam dunia kerja selain ditentukan oleh penguasaan bidang kompetensinya juga ditentukan oleh bakat, minat, sifat, dan sikap serta nilai-nilai terdapat pada seseorang yang tumbuh dan berkembang menurut pola perkembangan masing-masing merupakan suatu penyangga yang penting. Tekad,

21 semangat, komitmen ingin berhasil, genetika, lingkungan keluarga, praktik kerja lapangan dan keyakinan serta kepercayan diri sendiri merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa. Menurut A. Muri Yusuf (dalam skripsi Ratna Sari 2012) sikap, tekad, semangat dan komitmen akan muncul seiring dengan kematangan pribadi seseorang. Tingkat kemantangan merupakan suatu saat dalam proses perkembangan dimana suatu fungsi fisik atau mental telah tercapai perkembangannya yang sempurna dalam arti siap digunakan, selanjutnya pengalaman yang akan mepengaruhinya. Kesiapan kerja dapat diperoleh dari lingkungan pendidikan dan keluarga. Dengan demikian pada saat seseorang diharuskan untuk memilih suatu pekerjaan baiknya proses itu terjadi dengan sejalan dan bersamaan yakni antara diri, pekerjaan, lingkungan, serta keluarga. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari siswa. Faktor internal meliputi kematangan fisik maupun mental, ketekunan, kreatifitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah informasi dunia kerja, lingkungan tempat tinggal, sarana dan prasarana belajar, pengalaman dan praktik kerja lapangan serta latar belakang siswa.

22 B. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Sesuai Dengan Penelitian No Nama Peneliti 1. Ratna Sari 2012 2. Sapto Prihatin 2009 Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Peran Praktik Industri dalam menunjang kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas XI program keahlian busana SMK Karya Rini Yogyakarta Pengaruh praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siiswa kelas XII program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri Terdapat peran yang efektif antara pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja dibidang busana pada siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Tata Busana SMK Karya Rini Yogyakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Praktik Industri yang dilaksaakan secara langsung di DU/DI berperan terhadap kesiapan kerja siswa untuk memasuki dunia kerja dibidang busana. Praktik kerja industri berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Adiwerna Tegal tahun ajaran 2008/2009. Selain itu, praktik kerja Variabel Bebas Praktik Industri Variabel terikat Kesiapan Kerja Menggu nakan pendekat an eksperim en kuasi Metode penelitia n ex post facto Variabel bebas Praktik Kerja Industri Variabel terikat Kesiapan Kerja Tempat penelitian Tahun penelitian Program keahlian yang diteliti Tempat penelitian Tahun penelitian Jenjang pendidika n penelitian

23 1 Adiwerna Tegal Tahun Ajaran 2008/2009 industri memberikan pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Adiwerna Tegal tahun ajaran 2008/2009. C. Kerangka Pemikiran Untuk mendidik siswa yang siap terjun ke dunia kerja, SMK melaksanakan program praktik kerja industri (prakerin). Praktik kerja industri merupakan program praktik keahlian produktif yang wajib tempuh bagi siwa yang dilaksanakan di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), serta mempunyai konsep dan tujuan untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa. Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat menyerap berbagai pengalaman, pengetahuan maupun kemampuan. Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman sehingga mampu melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kesiapan kerja tergantung pada tingkat kemasakan pengalaman serta kondisi mental dan emosi yang meliputi kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain, bersikap kritis, kesediaan menerima tanggung jawab, ambisi untuk maju serta kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Dengan adanya praktik kerja

24 industri (prakerin) siswa akan memiliki pengalaman kerja dan gambaran tentang kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. Pengalaman yang diperoleh siswa selama melaksanakan praktik kerja industri (prakerin) mampu memberikan wawasan dan pengalaman dalam berbagai aspek mengenai kondisi dunia kerja. Pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam bekerja. Dari sudut pandang mental siswa menjadi terlatih untuk berani menerima tanggung jawab. Memiliki pertimbangan logis dan obyektif, berambisi untuk maju, memiliki sikap kritis dan mempunyai kemampuan untuk memasuki dunia kerja.

25 Berikut ini gambar kerangka pemikiran SMK Pasundan 1 Dunia Usaha / Dunia Industri DU /DI Praktik Kerja Industri (x) Siswa Indikator 1. Kemauan. 2. Sikap / perilaku. 3. Disiplin. 4. Kreatif dan inisiatif. 5. Bekerja sama. 6. Tanggung jawab. 7. Prestasi. Kesiapan Kerja Indikator (y) 1. Indiviaadu. 2. Sosial. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

26 D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian atau Pertanyaan Penelitian 1. Asumsi Suharsimi Arikunto (2006: 65) menyatakan bahwa asumsi adalah sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau konstan. Asumsi menetapkan faktor-faktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisi-kondisi dan tujuan-tujuan. Asumsi memberi hakekat, bentuk dan arah argumentasi. Sehubungan dengan hal diatas maka penulis memaparkan asumsi sebagai berikut: a) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berperan penting dalam mendidik tenaga kerja yang terampil. b) Pendidikan Sistem Ganda (PSG) menghasilkan tamatan yang memiliki kesiapan kerja, karena memadukan program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja. 2. Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya sementara. Adapun hipotesis yang dapat diajukan, yaitu: Pengalaman praktik kerja industri (prakerin) berperan dalam menunjang kesiapan memasuki dunia kerja siswa Kelas XI SMK Pasundan 1.