BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja a. Definisi Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja Untuk menghadapi tantangan dimasa depan maka diperlukan sumber daya manusia yang handal dan mampu menguasai IPTEK serta keterampilan dan keahlian profesional. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang. SMK adalah sekolah yang dipersiapkan untuk siap bekerja, sehingga diharapkan lulusan SMK mempunyai pengetahuan dan kecakapan sesuai dengan yang di harapkan oleh dunia kerja. Menurut Ratna Sa Kesiapan adalah kemauan, kemampuan atau rasa ingin untuk menyalurkan bakat atau kemampuan diri seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan dimana harus ada tingkat kematangan, baik dari segi pengalaman maupun mentalnya, sehingga dapat bekerja dengan baik oyimah (2006:17) Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang dalam keadaan siap untuk mereaksi atau menghadapi suatu hal deng. Sedangkan menurut Tyas Kusuma Wardani (2010) Kesiapan adalah kemampuan menempatkan diri, yang mana seseorang telah mencapai titik kematangan atau kedewasaan dalam menerima dan mempraktekan tingkah laku tertentu yang menguntungkan dirinya yang dipengaruhi oleh faktor psikis, fisiologis, serta pengalaman belajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah keadaan seseorang untuk dapat merespon dengan cara tertentu dalam menghadapi situasi apapun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan sifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan 8

2 9 Kesiapan mental menghadapi dunia kerja merupakan modal utama bagi peserta didik untuk melakukan pekerjaan apa saja sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Kesiapan mental merupakan emosi yang serasi pada seseorang dalam persiapan menghadapi sesuatu, dalam konteks ini adalah persiapan seseorang calon tenaga kerja yang dilandasi semangat dalam kesiapannya menghadapi dunia kerja. Menurut kondisi pada individu untuk dapat menerima dan mempraktekkan tingkah laku tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dipengaruhi oleh kematangan psikis dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui Kondisi yang saling berkaitan antara kematangan yang berasal dari dalam diri siswa dan tingkat kemauan yang keras untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan mepercepat seseorang siap dalam kegiatan apapun. Menurut Putu Agus Aprita Aptiyasa (2012:12) aspek yang mempengaruhi kesiapan mental kerja yaitu : 1) Motivasi kerja 2) Minat kerja 3) Etos kerja 4) Sikap kreatif 5) Percaya Diri 6) Berfikir logis 7) Tanggung jawab secara individu Sementara itu Salamah (2006) menyatakan : Indikator-indikator yang digunakan dalam mengetahui kesiapan mental seseorang adalah 1) mempunyai pertimbangan yang logis, 2) mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja sama, 3) mempunyai keberanian untuk bertanggung jawab, 4) mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri, 5) selalu berusaha untuk mendapatkan kemajuan dan 6) mampu mengendalikan emosi. Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kesiapan mental memasuki dunia kerja yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu kondisi pada individu dapat menerima dan mempraktekkan

3 hal tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dipengaruhi oleh kematangan psikis sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam penelitian ini kesiapan mental menghadapi dunia kerja dapat diketahui dengan melihat apakah individu itu mempunyai sikap percaya diri, berfikis logis, mempunyai sikap kritis, berani bertanggung jawab, mempunyai ambisi untuk maju, dapat mengendalikan emosinya, dapat bekerja sama dengan orang lain dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. b. Faktor yang mempengaruhi kesiapan mental menghadapi dunia kerja Putu Agus Aprita Aptiyasa (2012:5) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mental menghadapi dunia kerja diantaranya: 1) Motivasi belajar 2) Pengalaman praktik secara autodidak maupun non autodidak 3) Bimbingan vokasional 4) Lingkungan teman sebaya 5) Prestasi belajar sebelumnya dan latar belakang ekonomi. c. Kesiapan Mental yang harus dimiliki calon tenaga kerja Ahmad Pramudya (2006:4) menyebutkan kesiapan mental yang harus dimiliki atau dipersiapkan oleh pelamar, antar lain: 1) Siap untuk tidak diterima. 2) Siap untuk bersaing. 3) Siap untuk hal pendanaan. 4) Siap untuk mempresentasikan diri. 5) Siap untuk melakukan negosiasi salary (pendapat) jika perusahaan meminta kepada anda. 6) Siap untuk ditraining. 7) Siap dipindah tugaskan. 8) Siap menerima tekanan (deadline) 9) Siap menanggung resiko yang akan dihadapi. 10) Siap untuk dipromosikan 2. Informasi Dunia Kerja a. Pengertian Informasi Dunia Kerja 10 keterangan atau fakta yang dapat dilihat, didengar, dibaca, diamati dan dapat

4 menghilangkan jumlah alternatif atau ketidakpastian. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repulik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 pasal 1 ayat 5 : Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan,baik data, fakta maupun penjelasan yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data, fakta maupun penjelasan yang membuat seseorang lebih tahu tentang sesuatu. Pengertian dunia kerja menurut Indah Saraswati (2012) Dunia kerja atau dunia usaha adalah tempat yang merupakan poros dari bergeraknya segala sesuatu yang inovatif, dengan teknik yang berbeda, usaha menghasilkan kesejahteraan orang banyak yang dipimpin oleh seorang yang kreatif yang disebut dengan 11 Menurut Andi Informasi dunia kerja merupakan salah satu informasi yang harus dimiliki setiap orang, terutama bagi siswa lulusan SMK yang Dewa Ketut Sukardi (1989:198) menyebutkan informasi karir yang perlu diketahui murid meliputi: 1) Kesempatan-kesempatan (sekarang dan dalam jangka waktu yang lama) 2) Kepuasan (gaji atau upah, dan bonus atau pembagian keuntungan tambahan) 3) Waktu (jumlah dan pengaturannya) 4) Tahap-tahap memasuki dan kaitannya dengan pekerjaan, kualifikasi. 5) Kualifikasi jabatan 6) Pembatasan-pembatasannya (ciri-ciri khas fisik, status perkawinan, keanggotaan, surat izin kerja/lisensi, sertifikat, dan kualitas pribadi serta persyaratan-persyaratan latihan) Sedangkan menurut Anas Salahudin (2010:116) jenis informasi dunia kerja adalah sebagai berikut: 1) Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia dan besarnya kelompok industri. 2) Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja. 3) Ruang lingkup dunia kerja, meliputi : pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi. 4) Perundang-undangan, peraturan dan perjanjian dunia kerja.

5 5) Sumber-sumber informasinya dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan. 6) Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan. 7) Pentingnya dan krisisnya pekerjaan. 8) Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakikat dari pelaksanaannya. 9) Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam macam-macam pekerjaan. 10) Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan. 11) Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja. 12) Pendapat dalam bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan. 13) Kondisi-kondisi kerja dalam jenis-jenis pekerjaan. 14) Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan. 15) Ciri-ciri khas tempat kerja. Sementara itu, menurut Paryitno dan Erma Amti (2013:264) Informasi pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: 1) Struktur dan kelompok pekerjaan utama. 2) Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan. 3) Kualitas tenaga yang diperlukan untuk masing-masing jabatan/pekerjaan. 4) Cara atau prosedur penerimaan. 5) Kondisi kerja. 6) Kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan karier. 7) Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerjaan, seperti : olahraga dan rekreasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas maka informasi dunia kerja dalam penelitian ini adalah suatu informasi yang terdiri atas fakta-fakta mengenai jenis-jenis pekerjaan, jumlah lowongan kerja, pembatasan atau persyaratan memasuki pekerjaan, kondisi kerja, imbalan yang diterima serta ciri khas tempat kerja yang dapat diperoleh melalui media cetak maupun elektronik, keluarga, masyarakat dan sekolah yang dapat membantu siswa memperoleh pandangan dan pemahaman dunia kerja. b. Sumber Informasi Dunia Kerja Dewa Ketut Sukardi (1990:59-60) menyebutkan bahwa sumber informasi tentang dunia kerja dapat diperoleh dari: 1) Guru disekolah 2) Orang Tua 3) Anggota Masyarakat 12

6 4) Program-program TV 5) Buku 6) Majalah 7) Surat Kabar 8) Buletin-buletin 9) Leflet jabatan yang terbaru Dari pendapat diatas dapat simpulkan sumber informasi dunia kerja antara lain: sekolah, orang tua, masyarakat, media cetak dan media elektronik. Sekarang ini di sekolahan telah dibentuk unit kerja yang bernama BKK yang bertujuan untuk memberikan bimbingan karier sebelum dan pasca lulusan. Keberadaan BKK di sekolahan sangat membantu para alumni untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya BKK tersebut diharapkan siswa dapat terbantu dalam memperoleh pemahaman tentang dunia kerja sehingga individu yang bersangkutan akan berhasil dalam pekerjaannya. c. Hal Penting Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Mencari Informasi Sebelum mencari informasi dunia kerja sebaiknya kita pikirkan dahulu yang kita bisa, pekerjaan apa yang cocok buat kita sehingga kita bisa meilih informasi yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Menurut Djoko Purwanto (2008: ) Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mencari informasi lowongan kerja, antara lain: 1) Berusahalah untuk mengidentifikasi kekuatan (kemampuan dan keahlian) dan kelemahan diri anda. 2) Pilihlah posisi kerja yang cocok dengan kualifikasi pribadi anda dari bebrapa perusahaan yang menawarkan lowongan kerja. 3) Tanyakan kepada teman atau saudara yang sudah bekerja apakah ada lowongan di perusahaan tempat mereka bekerja. 4) Buatlah jaringan komunikasi yang baik dengan siapa saja. 5) Apabila sebelumnya anda pernah bekerja, mintalah referensi kepada pimpinan perusahaan yang lama yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan kinerja anda selama bekerja. 6) Persiapkan diri anda sebaik-baiknya jika wawancara kerja (job interview) dilakukan melalui telepon. 13

7 7) Manfaatkan berbagai sumber informasi tentang lowongan kerja yang ada di berbagai daerah. 3. Pengalaman Praktik Kerja Industri a. Pengertian Pengalaman Praktik kerja Industri Menurut Emi Prabawati (2012:31) Pengalaman adalah suatu tingkat penguasaan dan pemahaman seseorang berdasarkan bidang yang diminatinya dan dapat diukur dari lamanya belajar serta tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Sedangkan menurut Tri Sukarni (2011:12) Pengalaman adalah sesuatu yang telah dialami oleh individu yang timbul karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya sehingga menimbulkan bertambahnya pengetahuan dan keahlian tersebut. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan yang diperoleh karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungan. Sedangkan pengertian praktik kerja industri adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional, yang memadukan sistematika dan sinkronisasi antar program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung didunia usaha atau dunia industri (DU/DI) dengan dunia pendidikan (Panduan Praktik Kerja Industri SMK Negeri 2 Sukoharjo:2011). Menurut Tri Sukarni (2011:13) Praktik kerja industri adalah kegiatan praktik yang merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda yang dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang wajib ditempuh oleh siwa SMK untuk mencapai tingkat keahlian tertentu, yang akan memberikan pengalaman kerja sesungguhnya bagi siswa. Sedangkan menurut Indah Saraswati (2012) 14 Praktik Kerja Industri (prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secra sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung didunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu.

8 Dari berbagi pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri adalah suatu program keahlian produktif yang wajib ditempuh bagi siswa SMK yang dilakukan di dunia usaha atau dunia industri serta memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaannya dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kecakapan bekerja siswa. Berdasarkan pengertian pengalaman dan pengertian praktik kerja industri dapat disimpulkan bahwa pengalaman praktik kerja industri adalah pengetahuan yang diperoleh seseorang setelah melaksanakan kegiatan praktik di dunia usaha atau dunia industri yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan bekerja. b. Tujuan Kegiatan Prakerin Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 2 Sukoharjo yang bekerja sama dengan DU/DI mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki professional yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja. 2) Memperoleh link and match antara sekolah dan DU/DI. 3) Meningkatkan efisiensi pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas atau profesional. 4) Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Menurut Ratna sari (2012) Praktik kerja industri bertujuan untuk menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja, memberikan penghargaan terhadap pengalaman kerja. Dari tujuan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja kepada siswa supaya memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. c. Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Pelaksanaan prakerin akan membawa manfaat bagi berbagai pihak. Menurut Fahim Ilmiya (2010:34-35) manfaat prakerin adalah sebagai berikut: 15

9 1) Bagi dunia usaha a) Dapat mengetahui secara tepat kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaan b) Pada batas-batas tertentu selama masa peserta didik adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan c) Selama proses pendidikan melalui bekerja di isndustri, peserta didik lebih mudah diatur dalam disiplin, seperti kepatuhan terhadap aturan perusahaan d) Dunia usaha dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang relevan e) Memberi kepuasan bagi dunia usaha karena ikut serta menentukan hari depan bangsa. 2) Bagi Sekolah a) Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik bisa terlaksana b) Tercapainya keseuaian antar program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja c) Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan 3) Bagi peserta didik a) Hasil belajar akan lebih bermakna karena setelah tamat mereka memiliki keahlian sebagai bekal untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan b) Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga dan percaya diri tamatan c) Waktu untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri dapat menguntungkan berbagai pihak diantaranya bagi dunia usaha, bagi sekolah dan bagi peserta didik itu sendiri. Bagi dunia usaha dapat menggunakan tenaga kerja tambahan yang murah sehingga membantu kelancaran usaha. Bagi sekolah dapat tercapai tujuan pendidikan yang sesuai dengna konsep Link and Match. Dan bagi peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang benar. d. Aturan Pelaksanaan Prakerin Penerjunan siswa ke tempat prktik kerja industri harus disesuaikan dengan program pendidikan dan praktik di sekolah dengan dunia usaha atau dunia industri. Oleh karena itu, sebelum siswa diterjunkan ke tempat praktik pihak sekolah harus menyusun aturan yang disetujui bersama sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan praktik kerja industri. Untuk di 16

10 SMK Negeri 2 Sukoharjo sudah dibuat aturan-aturan saat pelaksanaan prakerin, diantaranya adalah: 1) Syarat Pelaksanaan Prakerin Sebelum melaksanakan prakerin siswa terlebih dahulu mendaftarkan diri yaitu dengan memenuhi persyaratan, diantaranya : a) Pembentukan kelompok siswa b) Pengumpulan pas photo ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar c) Pengisian berkas-berkas prakerin yang diperlukan 2) Jadwal Pelaksanaan Prakerin Di SMK Negeri 2 Sukoharjo waktu pelaksanaan prakerin pada Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) adalah sebagai berikut: a) Jadwal tetap/rutin Periode I : 1 Februari s.d 31 Maret Periode II : 1 Juli s.d 31 Juli b) Jadwal tidak tetap adalah sesuai dengan permintaan DU/DI 3) Langkah Pelaksanaan Prakerin a) Konsultasi pada pembimbing prakerin tentang tempat prakerin (DU/DI) b) Pengajuan permohonan prakerin ke DU/DI berdasarkan kelompok c) Mengikuti pembekalan sebelum DU/DI d) Melaksanakan prakerin sesuai dengan waktu dan tata tertib yang ditentukan e) Pelaporan hasil prakerin kepada guru pembimbing dengan membuat laporan prakerin sesuai dengan ketentuan 4) Tata Tertib Siswa Prakerin a) Bersikap sopan santun serta jujur didalam bekerja. b) Menaati dan melaksanakan ketentuan keselamatan kerja. c) Menaati dan melaksanakan semua tata tertib industri yang berlaku dengan baik d) Bekerjasama dengan karyawan DU/DI di tempat praktik. e) Datang dan pulang mengenakan seragam sekolah. f) Hadir di tempat prakerin 15 menit sebelum jam kerja dimulai. g) Mengenakan pakaian kerja dari sekolah saat bekerja, kecuali ada ketentuan khusus dari DU/DI. h) Memberi salam pada saat datang dan pulang. i) Memberitahukan kepada pimpinan unit apabila berhalangan hadir saat praktik. j) Memberitahukan dengan segera kepada guru pembimbing atau instruktur apabila mengalami kesulitan. k) Melaporkan dengan segera bila menemui bahaya/kerusakan. l) Membersihkan dan mengatur kembali peralatan/bahan sesuai dengan ketentuan ditempat praktik. m) Mencatat dan melaporkan semua kegiatan secara rinci pada format laporan praktik kerja industri SMK N 2 Sukoharjo. 17

11 1. 5) Tahap Prakerin Dalam rangka prakeri ada beberapa tahap kegiatan yaitu : a) Tahap persiapan, yang meliputi: (1) Persiapan perangkat administrasi prakerin (2) Pemetaan prakerin (3) Pembekalan sekolah (4) Pembentukan pembimbing prakerin b) Tahap pelaksanaan (1) Penerjunan siswa prakerin (2) Monitoring dan evaluasi awal siswa prakerin oleh pembimbing. (3) Penarikan siswa prakerin. c) Tahap Evaluasi Prakerin (1) Uji Kompetensi prakerin (Panduan praktik kerja industri SMK N 2 Sukoharjo: 2011) B. Penelitian yang Relevan produktif dan praktik kerja lapangan terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Ganda dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa 18 enelitian menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan mata pelajaran produktif terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi siswa yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi parsial 0,596, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja jasa konstruksi siswa yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi parsial 0,575, serta terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan mata pelajaran produktif dan pengalaman praktik kerja lapangan secara bersama-sama terhadapa kesiapan mental menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi siswa yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda 0,704. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel kesiapan menjadi tenaga kerja dan uji hipotesis yang digunakan. Sedangkan perbedaannya adalah variabel mata pelajaran produktif dan objek penelitian pada siswa kelas XI bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta 2. Agus Waluyo (2007) dengan ju dikan Sistem

12 Kelas III Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran. Hasil Penelitian ini menyatakan bawa terdapat pengaruh yang positif antara informasi dunia kerja dan pelakasanaan pendidikan sistem ganda secara bersama-sama terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas III bidang keahlian Penjualan SMK Negeri Pedan dengan koefisien determinasi (R 2 ) = 0,3102. Ini berarti bahwa 31,02% variasi kesiapan mental kerja dapat dijelaskan oleh informasi dunia kerja dan pelaksanaan pendidikan sistem ganda secara bersama-sama. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel informasi dunia kerja, variabel kesiapan mental kerja dan uji hipotesis yang digunakan. Sedangkan perbedaannya adalah variabel pelaksanaan pendidikan sistem ganda objek Penelitian Siswa Kelas III Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran 2006/ Melandi Raftopoulos, Sanet Coetzee & Delene Visser (2009) dengan judul Work-Readiness Skills in The Fasset Sector. Hasil penelitian ini menyatakan The results indicate that both groups rated the categories of skiils or competencies in the following order of importance: Academic/technical skills, Basic/generic/transferable skills & Work Experience. Hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu membahas tentang kesiapan kerja, keterampilan kesiapan kerja yang dijelaskan pada penelitian diatas menjadi salah satu variabel bebas dari penelitian yang akan dilakukan. C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja Informasi dunia kerja terdiri atas fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karier yang bertujuan untuk dipergunakan sebagai alat membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman dunia kerja. Informasi dunia kerja sangat mempengaruhi pemilihan pekerjaan seseorang karena dengan informasi dunia kerja siswa akan mendapatkan pengetahuan tentang pekerjaan yang sesuai dengan dirinya dan pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhannya di waktu mendatang. Sehingga dengan informasi dunia kerja yang sudah didapat siswa dapat mempersiapkan mentalnya 19

13 menghadapi dunia kerja setelah lulus nanti. Semakin banyak dan akurat informasi tentang dunia kerja maka kesiapan menghadapi dunia kerja juga semakin tinggi. 2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja Pengalaman praktik kerja industri adalah pengetahuan yang diperoleh seseorang setelah melaksanakan kegiatan praktik di dunia usaha atau dunia industri yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan bekerja. Peserta didik dikatakan berpengalaman apabila siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Pengalaman praktik kerja industri akan mempengaruhi siswa menjadi terlatih untuk berani menerima tanggung jawab, memiliki pertimbangan logis dan obyektif, berambisi untuk maju, memiliki sikap kritis dan mempunyai kemampuan untuk memasuki dunia kerja. Semakin banyak pengalaman praktik kerja industri akan menyebabkan kesiapan mental menghadapi dunia kerja menjadi semakin tinggi. 3. Pengaruh Informasi Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Mental Menghadapi dunia Kerja Kesiapan mental menghadapi dunia kerja mempunyai faktor yang mempengaruhinya. Informasi dunia kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Dengan mendapatkan informasi dunia kerja maka siswa akan terdorong untuk meningkatkan kemampuannya terutama kesiapan mental menghadapi dunia kerjanya agar nanti siswa dapat mantap untuk memasuki dunia kerja. Selain informasi dunia kerja, pengalaman praktik kerja industri juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan mental menghadapi dunia kerja. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh saat praktik kerja industri maka semakin tinggi kesiapan mental siswa dalam menghadapi dunia kerja. Jadi jika pengalaman praktik kerja industri yang banyak di tambah dengan informasi dunia kerja yang banyak pula maka akan menimbulkan kesiapan mental kerja semakin tinggi. 20

14 21 Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Keterangan: X1 = Informasi Dunia Kerja X2 = Pengalaman Praktik Kerja Industri Y = Kesiapan Mental Menghadapi Dunia kerja 1 = Pengaruh Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja 2 = Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja 3 = Pengaruh Informasi Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Mental Menghadapi Dunia Kerja. D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian adalah : 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara informasi dunia kerja terhadap kesiapan mental menghadapi dunia kerja siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaran Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/ Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan mental menghadapi dunia kerja siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

15 22 3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara informasi dunia kerja dan pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan mental menghadapi dunia kerja siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

Kajian Pustaka Untuk menghadapi tantangan dimasa depan maka diperlukan sumber daya manusia yang handal

Kajian Pustaka Untuk menghadapi tantangan dimasa depan maka diperlukan sumber daya manusia yang handal 1 PENGARUH INFORMASI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN MENTAL MENGHADAPI DUNIA KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan industri suatu bangsa bisa dikatakan sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY.

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY. Didaktika, Volume 7. Nomor 1. Januari 2006 KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY Salamah Abstract. The aim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan informasi dunia kerja terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2008/ 2009 Oleh : Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan industrial Training yang keberhasilanya di tandai dengan output (tamatan dan produk barang / jasa ) tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerimaan Karyawan Merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya. Lowongan bisa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA 68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesiapan Kesiapan menurut kamus psikologi adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu (Chaplin, 2006,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi

Lebih terperinci

PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Magang DU/DI Magang Dunia Usaha/Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (Studi Situs SMK Muhammadiyah 2 Cepu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan memberikan peningkatan kualitas dalam persaingan di dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. Salah satu bentuk pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah sekolah menengah kejuruan yang

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan formal, yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah penduduk di Indonesia,masih banyak yang kurang berkualitas. Hal ini dilihat dari peringkat daya saing

Lebih terperinci

PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Magang DU/DI Magang Dunia Usaha/Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan Sistem Ganda Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan departemen pendidikan nasional tentang pendekatan pendidikan sistem ganda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sedarmayanti (2010 :13), pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperanan terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan yang dimaksud sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekrutmen Menurut Samsudin (2006:81) Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan jenjang menengah yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan namun mengutamakan juga keterampilan siswa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kesiapan Kerja 2.1.1 Pengertian kesiapan kerja Menurut Anoraga (2009) kerja merupakan bagian yang paling mendasar atau esensial dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik. Untuk itu, sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat ditingkatkan melalui bidang pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk mewujudkan, mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA Oleh: Irwan Dwis Hasta Setiyawan *), dan Setya Hadi, M.Pd. **) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan fomal untuk menghasilkan SDM yang siap terjun ke dunia kerja baik usaha maupun

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran bimbingan karir berkontribusi terhadap kesiapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen kurikulum merupakan substansi manajemen yang penting di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan pendidikan berdasarkan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja

Lebih terperinci

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN HARDSKILL

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN HARDSKILL Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 89 PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN HARDSKILL SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009 Isky Fadli Fu adi Prodi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Sugiono, Arif Susanto, prodi teknik otomotif, FKIP, universitas muhamadyah purworejo

Oleh : Slamet Sugiono, Arif Susanto, prodi teknik otomotif, FKIP, universitas muhamadyah purworejo PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN PRESTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PGRI 2 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013 / 2014 Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat ini giat membangun segala sektor pembangunan khususnya sektor industri. Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1990, 2016 KEMENAKER. Penempatan Tenaga Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat ditambah dengan arus globalisasi menimbulkan perubahan-perubahan di segala bidang kehidupan. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Efektifitas

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini membawa dampak bagi tatanan kehidupan yang ditandai dengan meningkatnya persaingan yang tinggi sehingga

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh : Eka Nurrahmah NIM

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh : Eka Nurrahmah NIM PENGARUH HASIL PRAKTIK KERJA INDUSTRI, PERAN BIMBINGAN KARIR, DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA SE-KODYA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kejuruan merupakan salah satu jenis pendidikan yang mempunyai tugas mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan harusnya mendapatkan perhatian khusus. Pihak pengelola pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 72 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis data yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Praktik Industri 1. Definisi Praktik Industri Wardiman Djojonegoro mengemukakan bahwa praktik industri (PI) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan hidup seseorang salah satunya adalah dapat bekerja. Oleh karena itu, setiap individu berupaya menyesuaikan dan memilih bidang-bidang pendidikan yang memberi

Lebih terperinci

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bagian dari pendidikan formal yang dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan pada jenjang menengah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju pembangunan yang sedang berkembang dengan begitu cepat di hampir semua bidang kehidupan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pelaksanaan PPL memberikan manfaat yang sangat berarti bagi mahasiswa, baik dalam melatih kemampuan maupun mental. Kegiatan PPL dapat menjadi penunjang pengalaman yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Industri, Prestasi Belajar dan Kesiapan Kerja Siswa. 1. Tinjauan tentang Kesiapan Kerja Siswa. a. Pengertian Kesiapan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Industri, Prestasi Belajar dan Kesiapan Kerja Siswa. 1. Tinjauan tentang Kesiapan Kerja Siswa. a. Pengertian Kesiapan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Bagian ini berisi kajian teori tentang Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar dan Kesiapan Kerja Siswa. 1. Tinjauan tentang Kesiapan Kerja Siswa a. Pengertian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI KERJA, PRESTASI BELAJAR, DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 2004,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Program Praktek Kerja Lapangan 1. Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1.1 Pengertian Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG UNIVERSITAS JEMBER

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG UNIVERSITAS JEMBER PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG 2016 UNIVERSITAS JEMBER PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG A. NAMA KEGIATAN MATA KULIAH PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN DI KUSUMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana fungsi Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, disiplin, kreatif, produktif serta berkompeten di bidangnya masing-masing

Lebih terperinci

Ridho Filandow Siregar dan Birsul Hapis Tambunan (Tutor Bimbel Medika dan Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin) ABSTRAK

Ridho Filandow Siregar dan Birsul Hapis Tambunan (Tutor Bimbel Medika dan Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin) ABSTRAK HUBUNGAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI) DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SESUAI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) KELAS XII PAKET KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melakukan program pembangunan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2012

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2012 BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG DUKUNGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH MASYARAKAT, DUNIA USAHA/ INDUSTRI DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 dijelaskan bahwa : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4 dinyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan tersebut, setiap warga

Lebih terperinci

Kata kunci: Motivasi Kerja, Pengembangan Karier, Kinerja Karyawan.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Pengembangan Karier, Kinerja Karyawan. ABSTRAK Motivasi dan pengembangan karier mempunyai pengaruh yang melekat dengan aktivitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja karyawan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG FERA SUSANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK TEXMACO PEMALANG Aditya Indra Putra Prodi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Lebih terperinci