PERANCANGAN BUKU WARISAN BUDAYA WAYANG KULIT INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Indonesia untuk anak sekolah dasar. Selanjutnya proses metode dan proses

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai

BAB 1 PENDAHULUAN. xix

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena. kesenian dan kekriyaan. Kesenian dan kebudayaan dapat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI KOMPETENSI SEMESTER II

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

Harmonisasi Cinta Antarbangsa Lewat Budaya (121/M) Oleh : Illi Apriliyadi Selasa, 21 Juni :44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Pada BAB III ini akan dijelaskan tentang perancangan karya dalam proses

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

Geografi BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Budaya Nasional 1. Pengertian Budaya Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

Transkripsi:

PERANCANGAN BUKU WARISAN BUDAYA WAYANG KULIT INDONESIA Rizky Tito Permadi, Muhammad Fauzi Desain Komunikasi Visual Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 fauzi@yahoo.com Abstrak Dari tahun ke tahun kebudayaan Indonesia semakin terkikis, semakin lama makin hilang padahal itu semua adalah kekayaan adat indonesia. Sekarang sulit sekali ditemukan diantara anak-anak bangsa yang mengenal budaya sendiri, bisa dikatakan, anak-anak bangsa jaman sekarang sudah dihanyutkan dengan globalisasi yang terlalu deras melanda Indonesia. Seharusnya kita lebih menyaring budaya yang masuk, supaya tidak bersinggungan dengan budaya sendiri. Tapi sekarang, banyak anak-anak bangsa yang malu mengakui bangsa dan negaranya, bahkan mereka menertawakan budaya-budaya Indonesia yang mereka anggap aneh, kuno, ketinggalan jaman, dsb. Salah satu contohnya adalah kebudayaan wayang kulit. Wayang kulit adalah suatu budaya yang mengajarkan banyak pelajaran-pelajaran hidup manusia di dunia. Wayang penuh dengan nilainilai norma, filsafat hidup, kemuliaan, keagungan, dll. Hal ini sepatutnya yang harus banyak di mengerti oleh masyarakat Indonesia termasuk anak-anak bangsa. Maka dari itu penulis membuat tulisan dengan judul Perancangan Buku Warisan Budaya Wayang Kulit Indonesia. Tujuan penulis adalah ingin memberikan pengetahuan seluas-luasnya tentang wayang kulit kepada masyarakat Indonesia, selain untuk melestarikan budaya wayang kulit Indonesia dalam media cetak seperti buku. Kata kunci: perancangan buku, desain, wayang Pendahuluan Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi salah satu faktor utama terbentuknya aneka macam suku bangsa, budaya dan bahasa. Secara historis Indonesia memiliki warisan budaya yang berkembang selama berbabad-abad, dengan memiliki sekitar 300 kelompok etnis, dan setiap etnis memiliki kebudayaannya masing-masing. Dinamika sosial dan kebudayaan itu dimiliki masyarakat Indonesia, perkembangannya juga terus dipegang penuh oleh masyarakatnya sendiri. Masyarakat Indonesia mempunyai sejumlah kekuatan untuk mengembangkan budayanya, secara kategorikal ada dua kekuatan pemicu. Pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekasaya setempat. Kedua adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontakkontak antar budaya secara langsung ataupun persebaran. Pada dasarnya keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia sangat menarik, dan hampir setiap wilayah Indonesia memlikinya. Keragaman budaya tersebut muncul karena memiliki sejarah yang berbedabeda disetiap wilayah Indonesia. Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai (Ki Hajar Dewantara, 1994). Kebudayaan Nasional Indonesia merupakan kebudayaan sesudah Indonesia merdeka di tahun 1945. Kebudayaan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebudayaan etnik dan kebudayaan asing. Kebudayaan etnik, yang berasal dari Indonesia dan tumbuh berkembang di wilayah Indonesia antara lain, etnik Batak (Toba, Karo, Mandailing, Pakpak, Simalungun), Melayu, Bali, Aceh, Minang, Sunda, Betawi, Jawa, Sulawesi, sampai ke papua (Irian Jaya). Sedangkan kebudayaan asing, kebudayaan yang Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 79

berasal dari luar Indonesia tetapi berkembang di wilayah Indonesia seperti, Arab, Belanda, Inggris, dan lainnya. Seluruh kebudayaan ini memiliki ciri khas masing- masing dan setiap kebudayaan memiliki wujud, wujud ide atau gagasan, maupun wujud materi sebagai bendabenda hasil karya. Kebudayaan daerah pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, India, dan Arab. Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak yang khas terutama warga masyarakat yang bersangkutan. Pada garis besarnya kekerabatan dalam masyarakat suku-suku bangsa Indonesia memakai sistem kekerabatan bilateral, yaitu sistem kekerabatan yang mendasarkan garis keturunan dari ayah dan garis ibu secara berimbang. Anak-anak yang lahir dapat masuk ke dalam kerabat ayahnya dan kerabat ibunya secara bersama-sama. Sistem inilah yang banyak berlaku pada kebudayaan daerah di Indonesia, dan karena inilah masyarakat Indonesia dapat mempertahankan kebudayaan daerahnya masing-masing dari generasi ke generasi. Dari uraian diatas dapat dilihat kebudayaan daerah tidak terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada. Tetapi pada dasarnya corak kebudayaan tersebut terdapat persamaan mendasar, yaitu mengenai tentang upacaraupacara adat yang bersifat religi. Dan hal yang berhubungan dengan unsur mistik dianut oleh semua kebudayaan daerah yang berada di Indonesia. Masyarakat daerah di Indonesia masih mempercayai dengan kekuatan gaib yang terdapat pada batu, keris, pedang, pohon, dll. Semua itu dianggap keramat dan manusia harus mengatur hubungan baik dengan memberi sesaji, membaca do a dan memperlakukannya dengan istimewa. Faktor inilah yang sangat mempengaruhi kebudayaan dan kesenian indonesia di setiap daerah, misalnya pada kesenian Reog Ponorogo, orang yang melakoni Singa Barong dipercaya harus mempunyai kekuatan spiritual karena harus bisa mengangkat kostumnya yang sangat besar dan berat. Adapun kebudayaan dan kesenian yang tersebar diseluruh indonesia seperti candi-candi, rumah adat, lagu, sastra, pakaian, bahasa, seni tari, seni musik, seni pewayangan, dsb. Misalnya candi borobudur dan prambanan di Jawa Tengah, rumah gadang dari Sumatera Selatan, tari kecak dari Bali, lagu jali-jali dari Jakarta, dan sebagainya. Salah satu kesenian dan kebudayaan Indonesia yang terkenal adalah wayang. Wayang adalah budaya asli Jawa yang timbul sudah sangat lama sebelum kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia. Sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 SM, kesenian wayang ini sesungguhnya sudah dikenal. Pada saat itu masyarakat Jawa memuja roh-roh nenek moyang yang dilakukan dengan ritual tertentu, roh nenek moyang ini dipuja dan dikenal dengan panggilan hyang atau dahyang, dan jika ingin berhubungan dengan hyang harus melalui seorang medium yang disebut dengan syaman. Jadi, proses ritual inilah yang menjadi asal muasal lahirnya kesenian wayang, yaitu hyang sebagai wayang dan syaman sebagai dalang. Latar wayang terdiri dari dua sisi, kanan dan kiri, setiap sisi diisi oleh wayang yang besar sampai yang kecil, semuanya adalah mati dan tidak berguna sebelum dalang menggerakkannya serta mengisi suara untuk wayang itu sehingga seolah wayang hidup dan bisa berbicara. Wayang mempunyai filosofi yang tinggi, wayang adalah karya seni yang penuh rasa cita, rasa, dan makna. Terdapat makna religius di dalamnya, serta bila dimainkan menimbulkan etika dan pesan moral. Sehingga filsafatnya membuat penontonnya merenungkan hakikat, asal, dan tujuan hidup. Kompleksitas kehidupan manusia di dunia ini dengan segala aspek dan dinamikanya dapat digambarkan dengan wayang. Oleh karena itu, wayang dapat dijadikan cerminan kehidupan bagi manusia yang bernilai tinggi. Maka akan sangat bagus jika manusia memahami filosofi dari wayang. Tapi bagaimana semua orang bisa menikmati pementasan wayang, kalau orang tersebut tidak memahami bahasa Jawa. Dalam hal ini harus ada media pendukung berbahasa Indonesia untuk memberikan informasi apa saja tentang wayang, sehingga semua orang dapat mengerti. Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 80

Penyampaian informasi tersebut dapat melalui beberapa media, salah satunya adalah buku yang merupakan media cetak. Buku wayang ini dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Buku yang dikemas dengan matang dan menggunakan unsur desain grafis akan lebih diminati oleh semua orang terutama anak muda. Hal ini dikarenakan banyaknya buku tentang wayang yang sudah ada sebelumnya terlihat kuno dan terkesan membosankan maka dengan desain buku yang modern diharapkan dapat menarik minat anak muda. Tujuan 1. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata I pada jurusan Desain Komunikasi Visual. 2. Ingin memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia khususnya anak muda tentang kesenian dan kebudayaan wayang kulit Indonesia. 3. Ingin menyajikan hal-hal yang menarik yang terdapat dalam wayang kulit Indonesia. Metode Penelitian Dalam penulisan tulisan ini, penulis mengumpulkan data melalui berapa metode, diantaranya adalah : 1. Studi Kepustakaan, yaitu memperoleh data dengan membaca dan mempelajari bukubuku yang berkaitan dengan wayang kulit di Indonesia. Serta pendapat-pendapat para ahli yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini. 2. Studi Lapangan, yaitu memperoleh data dengan melakukan wawancara kepada pihak yang dianggap mengerti tentang permasalahan tulisan ini, yaitu dengan dalang selaku orang yang berperan penting dalam suatu Hasil dan Pembahasan Media Utama Pada karya tulisan penulis yang berjudul Warisan Budaya Wayang Kulit Indonesia ini, penulis membuat media utama berupa buku dan logo. Buku dan logo ini dibuat berdasarkan konsep yang telah di tetapkan. Berikut adalah media utama tersebut : Buku Pemilihan media cetak berdasarkan beberapa alasan dilihat dari segi kelebihannya. Media cetak buku ini berukuran 21 cm x 27,5 cm, dengan margins 1,2 cm. Menggunakan ruang sebanyak 3 kolom dan 5 rows, serta penggunaan grid 18 pt. Gambar 1 Master Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 81

Jenis font pada buku ini adalah Champagne & Limousines yang digunakan sebagai sub headline dan arial yang digunakan sebagai body text. Penggunaan jenis font sans serif ini dimaksudkan agar menimbulkan kesan modern, tegas, dan fungsional. Subhealine, body text, serta gambar akan ditempatkan ditengah kedua gunungan yang terpotong yang berada pada sisi kanan dan kiri di setiap halaman. Hal ini dimaksudkan bahwa gunungan tersebut terkesan membuka ruang dari tengah, penulis membuat ini berdasarkan pementasan wayang yang sebenarnya ketika dalang memainkan sabetan gunungan yang menggerakannya dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya. Gambar 2 Jenis font dan gambar pada halaman Buku ini di dominasi dengan gunungan wayang, yang terdapat pada cover buku dan setiap bab yang berjumlah delapan, pada cover ini gunungan yang dipakai adalah gabungan gunungan dari kedelapan bab tersebut. Cover ini bernuansa hitam dan emas, warna hitam dipakai sebagai background utama sedangkan warna emas dipakai sebagai warna pendukung yang terdapat pada gunungan, logo, dan ornamen. Warna hitam sendiri artinya adalah kekuatan, dalam konsep ini maksudnya adalah kekuatan dari wayang itu sendiri dan orang-orang yang melestarikannya hingga kini. Warna hitam ini akan dibalut dengan ornamen patern transparan, patern tersebut diambil dari background gunungan wayang. Sedangkan warna emas memiliki arti kemuliaan dan keluhuran, nilainilai ini adalah yang terdapat wayang itu sendiri. Ornamen lain yang berwarna emas terdapat pada setiap sudut cover, ornamen ini dibuat berdasarkan gaya desain. Gambar 3 Cover Buku Tidak hanya di cover, pada setiap bab juga terdapat gunungan. Kedelapan gunungan ini mempunyai objek yang berbeda-beda satu sama lain, diantaranya gunungan bergambar rumah, bumi (jagad raya), lingkungan biotik Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 82

tumbuh-tumbuhan, biotik hewan, lingkungan abiotik (air), wayang laki-laki dan perempuan, buku, dan alat perang (panah dan pedang). Gunungan Bab I Gunungan pertama yang bergambar rumah, dimaksudkan sebagai tempat tinggal manusia, yang melindungi dari panas dan hujan. Gunungan Bab 3 Gunungan ketiga bergambar Iingkungan biotik seperti tumbuh-tumbuhan, dimaksudkan sebagai sumber bahan makanan bagi manusia yang berjenis nabati. Gambar 6 Gunungan Bab 3 Gambar 4 Gunungan Bab 1 Gunungan Bab 4 Gunungan keempat bergambar Iingkungan biotik seperti hewan, dimaksudkan sebagai sumber makanan yang berjenis hewani. Gunungan Bab 2 Gunungan kedua bergambar bumi, dimaksudkan rumah manusia dalam segi kehidupan yang besar, dan juga sebagai tempat berlangsung semua makhluk hidup. Gambar 7 Gunungan Bab 4 Gambar 5 Gunungan Bab 2 Gunungan Bab 5 Gunungan kelima bergambar lingkungan abiotik, dimaksudkan sumber daya alam yang dikonsumsi manusia selain abiotik. Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 83

Gambar 8 Gunungan Bab 5 Gunungan Bab 6 Gunungan keenam bergambar wayang laki-laki dan perempuan yang saling berhadapan, dimaksudkan sebagai timbal balik hubungan sesama manusia Gambar 10 Gunungan Bab 7 Gunungan Bab 8 Gunungan kedelapan bergambar senjata panah dan pedang, dimaksudkan sebagai teknologi manusia yang digunakan pada saat ini. Gambar 9 Gunungan Bab 6 Gunungan Bab 7 Gunungan ketujuh bergambar buku, dimaksudkan sebagai ilmu pengetahuan manusia yang di dapatkan dalam kehidupan. Gambar 11 Gunungan Bab 8 Jadi, kesimpulannya kedelapan gunungan ini merupakan hal yang berhubungan dengan manusia di dunia ini. Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 84

Pembatas Buku Penulis membuat merchandise yang kedua, yaitu pembatas buku. Karena media utama penulis berupa media cetak seperti buku, maka akan sangat dibutuhkan suatu pembatas buku. Pembatas buku berguna untuk mengingatkan para pembaca sampai mana mereka membaca. Pembatas buku ini dibuat dengan bentuk tangan wayang, tangan wayang yang diambil dari tokoh Bima. Warna-warna yang dipakai juga masih sesuai dengan konsep, hanya saja terdapat warna lain seperti biru dan merah yang termasuk warna asli dari tangan wayang itu sendiri Daftar Pustaka Smith, Ronald. D. 2005. Strategic Planning for Public Relations. New Jersey London : Lawrence Eribaum Associates Pubiishers. Tarigan H.G., Djago Tarigan. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Vera, Nawiroh. 2010. Pengantar Komunikasi Massa. Tangerang: Renata Pratama Media. W.B, lyan. 2007. Anatomi Buku. Bandung : Kolbu Gambar 12 Pembatas Buku Kesimpulan Setelah proses pengerjaan bab-bab sebelumnya dan pengerjaan karya telah selesai, penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat belum mengenal kebudayaan bangsanya sendiri seperti wayang kulit Indonesia, maka perlu adanya dukungan- dukungan media yang informatif kepada masyarakat. 2. Banyaknya budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia serta perkembangan teknologi, semakin membuat masyarakat melupakan budayanya sendiri. 3. Suatu informasi pada media statis seperti buku, lebih baik dikemas dengan sebaik mungkin, hal ini dimaksudkan agar para pembaca tertarik untuk membacanya. Inosains Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 85