BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOTOR YAMAHA JUPITER

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan kota akan mendorong kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lalu lintas, khususnya di kawasan perkotaan Kabupaten

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN TANAH DAN PASIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kawasan Kota Bumiayu adalah kawasan yang menjadi pusat

BAB III METODOLOGI III - 1

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI DESA RANCAMANYAR KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemberian teori dan praktik dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas.

I. PENDAHULUAN. alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 18 TAHUN 2007 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

Lampiran 1. Wawancara dengan Moda Transportasi Penumpang/Orang (angkutan Kota, Mobil Pribadi dan Kendaraan bermotor Roda dua)

I. PENDAHULUAN. barang-barang untuk memenuhi kebutuhan pokok harian, pasar juga memiliki

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi di perkotaan sudah menjadi masalah besar di beberapa

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang. Dinas Perhubungan Kota Bandung. ota Bandung merupakan ibukota propinsi Jawa Barat disamping sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam proses meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada saat ini jelas terlihat negara-negara maju dengan sumber daya manusia yang berkualitas dapat membangun dan mengembangkan negaranya dengan pesat. Peran pendidikan tidak lepas dalam proses pembangunan dan kemajuan suatu negara, sehingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh sumber daya manusia mampu dicapai melalui pendidikan yang diterapkan pada suatu negara. Dalam proses peningkatan mutu pendidikan, tentu ditemukan berbagai permasalahan yang menjadi rintangan bagi setiap pelaksana pendidikan. Perlu adanya usaha untuk meminimalisir permasalahan tersebut yang dilakukan oleh berbagai komponen di masyarakat guna tercapainya sumber daya manusia yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan suatu lembaga yang memiliki visi dan misi serta tujuan yang harus dicapai untuk memajukan peserta didik, hal ini telah tertuang pada fungsi dari sekolah itu sendiri yaitu untuk memberi bekal peserta didik apabila mereka sudah lulus, memberikan keterampilan bagi pembuatan usaha, memberikan ilmu pengetahuan bagi peserta didik, serta yang paling utama adalah mengajarkan nilai dan norma yang telah berlaku disekolah. Melalui fungsi inilah masyarakat menyandarkan harapannya untuk mendidik anaknya di sekolah. Salah satu indikator kemajuan negara adalah adanya alat transportasi yang mendukung proses pembangunan. Pada zaman modern ini, alat transportasi terdiri dari berbagai macam jenis, seperti kendaraan roda empat (mobil) atau kendaraan roda dua (motor). Tidak hanya itu, dari jenis-jenis alat transportasi itu terbagi lagi ke dalam merek-merek dan tipe-tipe tersendiri. Alat transportasi saat ini menjadi suatu benda yang umum dimiliki oleh setiap individu. Dari segi fungsi, alat transportasi mampu

2 mengefisienkan waktu dari jarak tempuh ke tempat tujuan. Namun, pada zaman ini. Fungsi dari alat transportasi ini mengalami perubahan. Masyarakat memiliki alat transportasi berupa kendaraan roda empat atau roda dua, menjadi salah satu prestise bagi pemiliknya. Hal ini dapat dilihat, dari adanya jenis kendaraan mewah yang hanya mampu dimiliki oleh kalangan atas saja. Banyaknya merek-merek terkemuka dengan harga yang tinggi dari alat transportasi ini memungkinkan pemiliknya memiliki kepuasan tersendiri hingga mampu untuk memilikinya. Faktor ekonomi dari pemilik kendaraan inilah yang mempengaruhi daya beli terhadap jenis dan merek kendaraan mana yang akan di beli dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kalangan tertentu, memiliki sebuah kendaraan mahal adalah sebuah prestise dimasyarakat. Ini dibuktikan dengan adanya anggota masyarakat yang mengkoleksi kendaraan mahal dengan harga yang jauh diatas kendaraan bermotor biasa. Saat ini kepemilikan masyarakat akan sebuah kendaraan bermotor seolah menjadi hal primer yang harus diutamakan, mengingat mobilisasi masyarakat di zaman modern ini semakin meningkat. Berbagai unsur dan kalangan masyarakat menggunakan kendaraan bermotor untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain sehingga alat transportasi tradisional seperti delman atau becak saat ini kurang diminati. Bahkan di kota-kota besar, keberadaan delman dan becak yang dahulu digunakan sebagai alat transportasi umum masyarakat mulai dilarang, ini dibuktikan dibeberapa daerah pusat kota terdapat rambu lalu lintas yang melarang becak atau delman untuk melintasi kawasan tersebut. Disinilah terjadi perubahan di masyarakat dimana masyarakat perkotaan kini lebih menggunakan kendaraan bermotor dibanding alat transportasi umum seperti becak dan delman. Penggunaan kendaraan bermotor dikota-kota besar jauh lebih tinggi dibanding daerah pedesaan. Dalam proses pendidikan peserta didik, tentunya ada hal-hal yang perlu ditunjang agar pelaksanaan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik. Akses yang di tempuh oleh peserta didik dari tempat tinggalnya untuk tiba tepat waktu di sekolah menjadi salah satu hal yang sangat penting, dimana ketepatan

3 waktu peserta didik datang ke sekolah merupakan hal yang telah di atur dalam aturan setiap sekolah. Bila peserta didik datang ke sekolah dengan terlambat, otomatis peserta didik itu telah melanggar peraturan yang ada di sekolah itu. Pada zaman ini para orangtua memberikan fasilitas yang dapat digunakan oleh anaknya agar dapat mempermudah akses untuk pergi dan pulang dari sekolah. Fasilitas ini dapat berupa kendaraan yang digunakan oleh peserta didik sebagai alat transportasi ke sekolah baik itu roda empat (mobil) atau roda dua (motor). Masyarakat perkotaan memilih menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan efisiensi waktu ke tempat tujuan lebih singkat, efisiensi biaya, dan faktor keamanan dibanding menggunakan transportasi umum. sehingga tidak heran jika pada jam-jam sibuk, apalagi dikota-kota besar, kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sosial yang tidak mudah untuk diatasi. Terbukti dari keseriusan pemerintah guna menekan terjadinya masalah kemacetan. Berbagai upaya dan program yang telah dicanangkan. Namun, tetap saja kemacetan tidak dapat terhindarkan. Dari masalah kemacetan ini dikhawatirkan timbul dampak-dampak terhadap kehidupan sosial masyarakat dari berbagai aspek. Mengingat berbagai kalangan dan unsur masyarakatlah yang menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi sehari-hari. Peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang berstatus masih pelajar dan secara ekonomi masih sangat dipengaruhi oleh orang tua dalam pemilikan kendaraannya, mayoritas pemilik kendaraan yang tertera dalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) masih atas nama orang tua. Hal ini, mengindikasikan adanya kemungkinan bila faktor ekonomi orang tua mempengaruhi kendaraan jenis apa yang digunakan oleh peserta didik. Setiap orang tua memiliki latar belakang ekonomi dan status sosial yang berbeda, hal inipun dikhawatirkan menjadi salah satu indikator dari status sosial peserta didik dalam kepemilikan kendaraan bermotor sebagai alat mobilisasi ke sekolah. Alat transportasi yang digunakan oleh peserta didik sebagai akses ke sekolah saat ini menjadi fakta yang banyak terjadi di masyarakat. Mayoritas pelajar SLTA memakai motor atau mobil sebagai kendaraan yang digunakannya untuk sekolah.

4 Dapat dilihat di parkiran sekolah-sekolah SLTA saat ini berjajar mobil atau motor milik pelajar yang diparkir selama jam-jam sekolah. Terlebih lagi bila menyaksikan fakta ini di sekolah-sekolah yang rata-rata peserta didiknya berlatar belakang ekonomi menengah ke atas. Ini membuktikan bahwa kendaraan saat ini adalah sesuatu yang lumrah dimiliki oleh peserta didik. Tidak hanya pelajar diperkotaan saja yang mayoritas menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi untuk sekolah. Dikota kecil atau pada masyarakat pedesaan pun kendaraan bermotor menjadi salah satu kendaraan pelajar sebagai alat transportasi ke sekolah. Minimnya kendaraan umum dan akses jalan yang jauh menjadi dasar para peserta didik SLTA di pedesaan menggunakan kendaraan bermotor pribadi. Tidak hanya itu, masih longgarnya tindakan hukum dari pihak terkait atas pelanggaran-pelanggaran hukum berlalu lintas juga diindikasi menjadi faktor para peserta didik menggunakan kendaraan bermotor pribadi ke sekolah. Masalah lain yang ada pada kalangan peserta didik SLTA ini yaitu, adanya peserta didik yang sering membolos pergi kesekolah. Dalam hal ini, peserta didik yang menggunakan kendaraan bermotor pribadi lebih leluasa untuk membolos karena memiliki kendaraan untuk pergi ketempat lain pada saat jam pelajaran sedang berlangsung. Tidak hanya itu, masalah lain yang sering terjadi, seperti adanya peserta didik yang membolos guna melakukan protes terhadap orangtuanya karena tidak dibelikan kendaraan bermotor yang diinginkan, merupakan salah satu indikasi adanya keinginan peserta didik untuk berada pada tingkatan kelas sosial atau status sosial yang tinggi diantara kelompok pergaulannya disekolah. Tentunya, hal ini sangat mengkhawatirkan bila terus terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia, mengingat fungsi dari pendidikan yang seolah memiliki cabang lain diluar hal-hal yang bersifat mendidik. Dalam hal ini, pelajar SLTA menjadi suatu objek yang akan diteliti karena pada usia ini, rata-rata para peserta didik sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sehingga orangtua dan pihak sekolah memperbolehkan pelajar untuk membawa kendaraan sebagai alat transportasi yang digunakan untuk pergi dan

5 pulang dari sekolah. Memang tidak ada aturan yang menolak pelajar SLTA untuk tidak membawa kendaraan pribadi, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran, para peserta didik dengan leluasa membawa kendaraannya sebagai alat transportasi untuk dibawa ke sekolah. Penulis tertarik untuk meneliti jenis kendaraan peserta didik karena berdasarkan temuan dilapangan, perbedaan tahun dan jenis kendaraan saja telah membedakan pula berapa biaya yang perlu dikeluarkan oleh para pemilik kendaraan untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Dalam hal ini, terlihat pemerintah telah mengklasifikasikan mana saja kendaraan yang tergolong memiliki pajak lebih mahal. Kendaraan bermotor dengan pajak yang mahal pasti hanya dimiliki oleh masyarakat kalangan tertentu. Dapat dianalisa bahwa dalam praktiknya dilapangan, kendaraan bermotorpun telah dibagi kedalam beberapa klasifikasi yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan ekonomi masyarakat. Dalam undang-undang nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 1 ayat 7, menyebutkan bahwa kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu (Asosiasi Keselamatan Jalan Indonesia, 1993 hlm. 43). Kendaraan bermotor peserta didik SLTA pada umumnya menggunakan kendaraan roda dua (motor) atau roda empat (mobil). Menurut Mayer (dalam Soekanto, 1982, hlm. 207) Istilah kelas dipergunakan hanya untuk lapisan yang bersandarkan atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok kedudukan (status group). Terdapat beragam pandangan dari para ahli sosiologi tentang kelas sosial. Namun, pada dasarnya para ahli memandang bahwa kelas sosial ini bisa terbentuk dari faktor ekonomi dan membaginya ke dalam tiga tingkatan. Yaitu; kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah, dimana orangorang dengan tingkat penghasilan tinggi memiliki kedudukan yang tinggi pula dalam kelas sosial. Memang pada zaman sekarang kelas sosial ini dapat terbagi ke

6 dalam beberapa bentuk, namun penulis memfokuskannya ke dalam faktor ekonomi yang menimbulkan adanya kelas sosial. Dalam perwujudannya mengenai kelas sosial berdasarkan faktor ekonomi ini dapat diidentifikasi dimasyarakat, mana saja orang-orang yang termasuk kedalam kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Misalnya orang dengan kelas sosial atas memiliki rumah yang besar dan mewah, kendaraan dengan harga yang mahal, atau daya beli yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan orang-orang dengan kelas sosial bawah dengan rumah yang kecil dan sederhana, bahkan tidak memiliki kendaraan seperti mobil atau motor. Status sosial atau kedudukan menurut Soekanto (1982, hlm. 210) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, status sosial peserta didik dilingkungan pergaulannya menjadi sebuah pertanyaan bila dihubungkan dengan kendaraan bermotor yang digunakan untuk mobilisasi ke sekolah. Prestise merupakan suatu indikator dimana kendaraan bermotor yang lebih mahal atau lebih baru kemungkinan lebih diminati oleh para peserta didik untuk digunakan dalam kesehariannya melakukan mobilisasi ke sekolah. Permasalahan yang akan penulis dalami ini, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru dalam kehidupan sosial peserta didik, dan dalam tindak lanjutnya dikhawatirkan menjadi masalah fundamental yang akan mengganggu proses pembelajaran disekolah, terutama pada pembelajaran sosiologi. Kedudukan penelitian ini dirasa sangat penting guna mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dalam kehidupan sosial di dalam dunia pendidikan dan masyarakat luas secara umum, terutama yang dilatar belakangi oleh faktor ekonomi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis ingin mengkaji lebih dalam, tentang faktor kepemilikan atas kendaraan bermotor yang mempengaruhi adanya

7 kelas sosial dan status sosial dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Pemilikan Jenis Kendaraan Bermotor Terhadap Pembentukan Kelas Sosial dan Status Sosial Peserta Didik Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini akan memfokuskan permasalahan dalam kajian mengenai kelas sosial dan status sosial peserta didik di kelompok pergaulannya. Dalam penelitian ini kelas sosial yang dimaksudkan dilatar belakangi oleh faktor ekonomi yang berupa kepemilikan kendaraan bermotor para peserta didik yang digunakan sebagai alat transportasi ke sekolah. Pemilikan jenis kendaraan bermotor yang berbeda-beda antar tiap-tiap peserta didik dikhawatirkan membentuk kelompok-kelompok baru dalam pergaulannya antar pelajar yang didasari oleh kepemilikian jenis kendaraan yang sama. Kepemilikan jenis kendaraan bermotor yang berbeda antar peserta didik juga dikhawatirkan berpengaruh terhadap status sosial peserta didik itu sendiri mengingat peserta didik dalam pergaulan dikelompoknya memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang berbeda, sehingga penggunaan jenis kendaraanya pun akan berbeda pula. Berdasarkan pemilikan jenis kendaraan tersebut nantinya dapat terlihat apa saja yang menjadi indikator-indikator dalam pembentukan kelas sosial dan status sosial pada kalangan peserta didik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu dilakukan perumusan masalah untuk memperoleh sasaran sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. Adakah pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor dikalangan peserta didik terhadap pembentukan kelas sosial peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat? 2. Adakah pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor dikalangan peserta didik terhadap pembentukan status sosial peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat? 3. Adakah pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor dikalangan peserta didik terhadap pembentukan kelas sosial dan status sosial peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat? D. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penulisan skripsi ini untuk mengetahui; Pengaruh Pemilikan Jenis Kendaraan Bermotor Terhadap Pembentukan Kelas Sosial dan Status Sosial pada Kalangan Peserta Didik Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Secara khusus tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor dikalangan peserta didik terhadap pembentukan kelas sosial peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. 2. Menganalisis pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor dikalangan peserta didik terhadap pembentukan status sosial peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. 3. Menganalisis pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor dikalangan peserta didik terhadap pembentukan kelas sosial dan status sosial peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritis

9 a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu sosiologi pada umumnya, stratifikasi sosial, kelas sosial, dan status sosial. b. Memberikan sumbangan informasi kepada pendidikan sosiologi mengenai kelas sosial dan status sosial di sekolah. c. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para pendidik dan peneliti selanjutnya untuk dapat membantu memecahkan permasalahan mengenai kelas sosial maupun status sosial di sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memberikan pemahaman tentang pengaruh kepemilikan jenis kendaraan bermotor terhadap pembentukan kelas sosial dan status sosial pada kalangan peserta didik SLTA di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung barat. b. Untuk memberikan gambaran bagi masyarakat luas tentang kelas sosial dan status sosial dalam kalangan peserta didik. c. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kelas sosial dan status sosial pada kalangan peserta didik. F. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I Pendahuluan Dalam BAB I berisi uraian tentang Pendahuluan yang berisikan: a. Latar belakang masalah: Di dalam latar belakang masalah dijelaskan alasan mengapa masalah tersebut harus diteliti. b. Identifikasi masalah: Identifikasi masalah berisikan tentang pengenalan masalah atau inventarisasi masalah yang akan diteliti c. Rumusan masalah: Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya yang di dalamnya membahas tentang masalah penelitian, variabel yang di teliti, dan kaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya. d. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilaksanakan. Dalam hal ini, rumusan tujuan

10 penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian. e. Manfaat penelitian: Di dalam manfaat penelitian dijelaskan mengenai manfaat-manfaat yang akan diperoleh peneliti dan masyarakat luas. f. Struktur organisasi skripsi: Menjelaskan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dalam skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian Di dalam kajian pustaka membahas tentang konsep, teori atau dalil-dalil dan turunannya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. 3. BAB III Metode Penelitian Metode penelitian berisikan tentang penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. 4. BAB IV Hasil dan Pembahasan Dalam BAB IV terdiri dari dua hal utama, yaitu: a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan tujuan penelitian. b. Pembahasan dan analisis temuan dari data yang telah diperoleh. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran BAB V menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.