BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian deskriftif dengan kegiatan secara eksploratif yaitu observasi dengan mengambil sampel secara langsung. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan April sampai bulan Juli 2013. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan pemukiman Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang. Penelitian dilakukan pada musim panas untuk menghindari terjadinya hujan yang dapat mempersulit proses pengambilan atau pengumpulan spesimen rayap dari kayu umpan yang terserang rayap. Identifikasi jenis rayap dilakukan di Laboratorium Struktur Hewan Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. C. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 berikut ini: 27
28 Tabel 3.1 Alat yang digunakan selama penelitian No Nama alat yang digunakan Jumlah 1 Pinset 1 2 Penggaris 1 3 Label 1 pack 4 Botol fial 24 5 Meteran 1 6 Mikroskop stereo 1 7 Cawan petri 1 8 Object glass 1 pack 9 Pipet 1 10 Tisu 1 bungkus 11 Solasi 1 12 Linggis 1 13 Gergaji 1 14 Termometer 1 15 Soil Tester 1 16 Kamera digital 1 Tabel 2 Bahan yang digunakan selama penelitian No Bahan yang digunakan Jumlah 1 Kayu sengon 4 2 Kayu mahoni 4 3 Kayu nangka 4 4 Kayu karet 4 5 Kayu kelapa 4 6 Kayu rasamala 4 7 Akuades 500 ml 8 Alkohol 70% 500 ml D. Prosedur Penelitian 1. Pemasangan kayu umpan Enam jenis kayu yaitu kayu sengon, kayu mahoni, kayu kelapa, kayu nangka, kayu karet dan kayu rasamala dibuat dengan ukuran 2x2x30 cm 3
29 sebanyak empat potong untuk setiap jenis kayu. Penanaman kayu umpan dilakukan di area pemukiman warga secara purpossive sampling, yang dilihat dari luas area satu RT sekitar 15.000 m 2, kemudian diambil lokasi pengamatan sebesar 10% dari luas tersebut. Didapatkan empat lokasi pemasangan kayu umpan, masing-masing lokasi digunakan untuk pemasangan enam jenis kayu umpan. Enam jenis kayu yang berbeda ditanam di lingkungan pemukiman warga, dengan satu jenis kayu dibuat menjadi empat potongan kayu, sehingga seluruh kayu yang ditanam berjumlah 24 dengan 24 lokasi penanaman pula. Pemasangan kayu umpan dilakukan pada tanah di sekitar pekarangan rumah dan dapat dipastikan tidak terganggu oleh aktivitas yang dilakukan di daerah tersebut. Setiap kayu umpan dibenamkan secara vertikal ke dalam tanah sedalam ¾ dari panjang kayu. Jarak antara masing-masing kayu umpan 60 cm, jarak dari lokasi 1 ke lokasi berikutnya sejauh enam meter. Pengamatan kayu umpan dilakukan 40 hari kemudian setelah pemasangan kayu umpan (Martawijaya et al., 1989). Lokasi pemasangan kayu umpan dijadikan empat lokasi, masing-masing lokasi digunakan untuk pemasangan enam jenis kayu umpan, pada lokasi kedua, lokasi ketiga, lokasi keempat digunakan untuk pemasangan enam jenis kayu umpan pula, sebagai pengulangan.. Pemasangan kayu umpan dan lokasi pemasangan kayu umpan di wilayah pemukiman warga dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. Permukaan Tanah Kayu umpan 7 cm 23cm 60 cm
30 Gambar 3.3 Cara pemasangan kayu umpan (Sumber: Dokumentasi pribadi) Gambar 3.4 Lokasi Pemasangan kayu umpan (Sumber: Dokumentasi pribadi) 2. Pengukuran suhu dan kelembaban Pemasangan kayu umpan yang dilakukan selama 40 hari, setelah itu dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban tanah pada saat pengambilan kayu umpan yang telah diserang rayap di lokasi pemasangan kayu umpan untuk rayap. 3. Pengambilan sampel rayap Kayu umpan yang terserang rayap dicabut, dan rayap dikumpulkan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung film dan diberi alkohol 70%, setelah terlebih dahulu dibersihkan dari tanah dan kotoran-kotoran yang menempel yang mungkin ikut terbawa pada saat kayu umpan dicabut. Pada saat penyimpanan rayap di botol fial, dilakukan penghitungan jumlah rayap yang ada di setiap kayu
31 umpan, sehingga diketahui banyaknya rayap pada setiap kayu umpan. Satu tabung untuk satu titik pengamatan atau satu kayu umpan. 4. Identifikasi rayap Rayap yang sudah dikumpulkan dari kasta pekerja dan prajurit dihitung, namun yang diidentifikasi untuk diketehui jenisnya adalah rayap dari kasta prajurit. Identifikasi dilakukan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop stereo dengan perbesaran 20x dan 40x dan berpedoman pada literatur atau kunci identifikasi yang sudah ada, pada penelitian ini digunakan kunci identifikasi dari Nandika et al. (2003) dan Ahmad (1965). 5. Analisis data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan berbagai literatur penunjang dalam studi kepustakaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan gambar. Rayap yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan subfamili dan genus sampai jenis. Kemudian dihitung jumlah jenis, jumlah individu per habitat, lalu masing-masing genus atau jenis dibuat deskripsinya. Suhu tanah dan kelembaban tanah dianalisis menggunakan analisis statistik korelasi.
32 E. Bagan Alir Penelitian Adapun alir penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Bagan 3.5 dibawah ini : Studi pustaka Penyusunan proposal Persiapan penelitian Pengumpulan data Pra penelitian Penelitian Pemasangan kayu umpan Pengukuran suhu dan kelembaban
33 Pengambilan contoh rayap Identifikasi rayap Analisis data Kesimpulan Gambar 3.5 Bagan alir penelitian