BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
SIKAP MAHASISWA TERHADAP PESAN PENGINGAT DONOR DARAH DENGAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meskipun bank darah telah berusaha memberikan persediaan darah yang adekuat,

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga menyulitkan masyarakat jika membutuhkan darah (Susanto, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada jaman modern ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan media sosial Twitter sebagai media komunikasinya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Perlado dan Barwise (2005), Mobile telecommunication atau

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan persediaan di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD

BAB 1 PENDAHULUAN. Palang Merah Indonesia, menyatakan bahwa kebutuhan darah di. Indonesia semakin meningkat sehingga semakin banyaklah pasokan darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk

SIKAP KONSUMEN PADA IKLAN BLAST SMS

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Palang Merah Indonesia merupakan lembaga organisasi kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB 6 INTERPRETASI DATA DAN KESIMPULAN

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

: Mengidentifikasi faktor-fakto afektif pada Mobile Advertising. Mobile advertising merupakan media yang sangat diminati para pengiklan saat ini.

Bab I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. kesehatan di masyarakat. Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak cara manusia untuk bisa bermanfaat kepada. manusia lainnya salah satunya dengan mendonorkan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Telepon genggam dewasa ini sudah menjadi salah satu barang elektronik yang

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akuarium dan juga para penjual ikan hias serta para pengunjung yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dihuni oleh 220 juta jiwa yang similar dengan kira-kira 1,1 milyar liter stok darah

BAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

yang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang memperoleh informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I. A. Latar belakang. Hal ini dikarenakan angka kematian akibat TB masih tinggi, dimana angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama yang paling esensial

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti gugus

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Kata Kunci : Jejaring Sosial Line, CRI, AISAS, Efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan darah berperan penting dalam menunjang pelayanan kesehatan terutama dalam penanganan pasien dengan kegawatdaruratan medis yang memerlukan transfusi darah maupun pasien dengan gangguan produksi darah ataupun komponen darah. Misalnya pasien dengan anemia berat, penyakit gangguan darah bawaan, pasien yang akan menjalani tindakan bedah, kasus perdarahan maupun penyakit lainnya(weiser et al., 2008;Schantz-Dunn & Nour, 2011). Tanpa ketersediaan darah yang cukup maka pasien yang membutuhkan transfusi darah akan mengalami gangguan kesehatan bahkan terancam keselamatan jiwanya hingga dapat mengakibatkan kematian. Di negara berkembang dilaporkan 25% dari kasus kematian ibu akibat perdarahan karena gangguan ketersediaan darah (WHO, 2009). Persediaan jumlah darah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia masih belum mencukupi. Penyebab yang utama adalah kurangnya pasokan.who menetapkan jumlah persediaan darah yang ideal di suatu negara adalah minimal 1-2% dari jumlah penduduk (WHO, 2009). Sesuai dengan rekomendasi tersebut maka saat ini kebutuhan darah di Indonesia adalah ± 4,5 juta kantung/tahun, sedangkan menurut data dari UTD PMIIndonesia baru dapat mencukupi 2 juta kantung darah/tahun. Tingkat donasi darah di Indonesia relatif rendah jika dibanding dengan negara lain. Rata-rata di negara berkembang seperti Indonesia 15 kali lebih rendah dibandingkan negara maju (WHO, 2010). Di negara maju, tingkat donasi darah berkisar antara 60-100 pendonor per 1000 penduduk. Tingkat donasi darah tertinggi di Asia adalah Jepang yaitu 68 per 1000 penduduk. Sementara itu di Singapura 24 per 1000 penduduk, Thailand 13 per 1000 penduduk, dan Malaysia 10 per 1000 penduduk. Tingkat donasi di Indonesia masih berkisar 6 orang per 1000 penduduk (WHO, 2009). 1

2 Persentase pendonor sukarela dan tidak dibayar di Indonesia relatif rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya.who(2011)mencatat pada tahun 2010 pendonor darah sukarela dan tidak dibayar di Indonesia berada pada kelompok 50-89,9%. Angka ini lebih rendah daripada negara Malaysia, Singapura, Thailand, dan Jepang dengan jumlah pendonor sukarela dan tidak dibayar sebanyak 99-100%.Tingkat donasi darah di Indonesia tahun 2010 belum mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu berada pada kelompok 5-9,9 per 1000 penduduk. Hal ini berbeda dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mengalami peningkatan dari 10 per 1000 penduduk menjadi 20-29,9 per 1000 penduduk. Begitu juga dengan Singapura dari 24 per 1000 penduduk, pada tahun 2010 meningkat berada pada kelompok 30 per 1000 penduduk. Berbagai Unit Transfusi Darah dan jejaringnya selalu berupaya untuk merekrut pendonor baru dan mempertahankan pendonor yang sudah ada. Target WHO adalah seluruh negara di dunia memperoleh 100% kebutuhan darah dari pendonor sukarela dan tidak berbayar pada tahun 2020. Berbagai langkah dibutuhkan agar Indonesia dapat mencapai target tersebut, diantaranya melalui peningkatan motivasi mendonasikan darah. Peningkatan motivasi dapat dilakukandengan memadukan upaya promosi kesehatan dan teknologi informasi menggunakan fasilitas SMS pada telepon seluler. Pesan teks atau SMS adalah sebuah layanan pengiriman 160 karakter pesan yang bisa dikirimkan dari satu telepon ke telepon lain. Aplikasi SMS merupakan aplikasi yang paling banyak peminat dan penggunanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya berbagai jenis aplikasi yang memanfaatkan fasilitas SMS, salah satunya adalah SMS gateway. SMS gateway dapat diartikan sebagai pintu gerbang atau jalur bagi penyebaran informasi dengan menggunakan SMS dimana petugas dapat menyebarkan pesan ke banyak nomor sekaligus secara otomatis dan cepat. Aplikasi SMS gateway sudah banyak digunakan berbagai pihak untuk berbagai keperluan termasuk pemanfaatan di bidang kesehatan. Aplikasi SMS pengingat digunakan untuk mengatur perilaku kesehatan pasien dengan memantau pola hidup dan mengingatkan minum obat pada pasiendiabetes tipe 2 (Vervloet et

3 al., 2012) dan pasien tuberkulosis (Zulfian et al., 2009). Cantu et al.(2012)menggunakan SMS promosi untuk mencegah permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja di Amerika Serikat. Penelitian-penelitian tersebut terbatas dalam mengukur manfaat langsung terhadap pesan SMS, sehingga diperlukan penelitian yang mengukur manfaat tidak langsung bagi penerima seperti aktivitas sosial melakukan donor darah. Penggunaan aplikasi SMS untuk promosi donor darah sudah pernah dilakukan sebelumnya.gombachika & Monawe (2011)mengukur hubungan antara sikap responden terhadap teknologi SMS dan keinginan untuk melakukan donor darah setelah menerima pesan pengingat.agrawal &Tiwari (2012)melakukan telerecruitmentdengan telepon dansmsuntuk meningkatkan jumlah pendonor sukarela yang mau melakukan donor darah secara rutin. Penelitian ini tidak hanya menggunakan SMS, namun juga menggunakan fitur telepon dengan biaya yang lebih mahal daripada SMS. Kedua penelitian ini terbatas hanya menggunakan pendonor darah sebagai subjek penelitian. Menurut Agrawal & Tiwari (2012) telerecruitment membantu pusat pelayanan darah dalam menjaga hubungan personal dengan pendonor dan masyarakat pada umumnya. Pengiriman pesan motivasi sederhana akan memunculkan ketertarikan dan minat penerima dalam melakukan donor darah. Hal ini menyebabkan penelitian yang mengukur penerimaan pendonor dan non-donor sangat mungkin dilakukan mengingat masih rendahnya tingkat donasi dan jumlah pendonor sukarela di Indonesia. Sikap penerima terhadap isi/konten SMS memiliki peran penting terhadap penerimaan dan kepatuhan melakukan apa yang disarankan oleh isi SMS tersebut. Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap pemanfaatan dan penggunaan teknologi SMS belum tentu memiliki sikap yang positif juga terhadap isi SMS yang diterima. Tsanget al., (2004) dan Altuna & Konuk(2009) menggunakan unsur hiburan (entertainment), informatif (informative), tidak mengganggu (irritation), dan kredibel (credibility) dalam mengukur sikap penerima pesan promosi di telepon seluler. Hasilnya persepsi terhadap isi pesan yang menghibur, informatif, tidak mengganggu, dan kredibilitas mempengaruhi sikap penerima pesan.

4 Sebagian besar penduduk Indonesia yang pada tahun 2011 berjumlah 240 juta jiwa sudah menggunakan teknologi telepon selular. Kementerian Informatika dan Komunikasi Republik Indonesia menyatakan bahwa jumlah pengguna telepon selular di Indonesia hingga tahun 2011 mencapai 231 juta. Kondisi ini menyebabkan penggunaanteknologi telepon seluler sangat mungkin untuk mendukung penerapan sistem SMS gateway dalam rangka meningkatkan motivasi berdonor khususnya pada anak muda. Unalet al. (2011) menyatakan bahwa promosi menggunakan media teknologi telepon seluler lebih menguntungkan dan lebih efisien jika dilakukan pada anak muda dibandingkan dengan orang tua. Direktori Donor Darah FK UGM adalah salah satu unit kerja di FK UGM yang bertugas melakukan pengumpulan dan pembaharuan data golongan darah di kalangan civitas akademika FK UGM. Direktori Donor Darah FK UGM secara periodik melakukan kegiatan donor darah dan membuat jejaring kerja donor darah untuk membantu UPTD RSUP dr.sardjito dan PMI dalam menjamin ketersediaan darah di DIY yang masih mengalami defisit.badan Pusat Statistik (2013) melaporkan bahwa PMI DIY menargetkan tersedianya 70.000 kantung di tahun 2012namun yang diproduksi sebanyak 62.299 kantung. Direktori Donor Darah FK UGMsedang mengembangkanaplikasi SMS gateway untuk mahasiswa yang tercatat di basis data Direktori Donor Darah FK UGM dalam rangka meningkatkan jumlah pendonor dan pasokan darah. Penelitian ini akan mengukurbagaimana sikap mahasiswaterhadap SMS pengingat donor darah dari aspek penerimaan teknologi SMS gateway dan penerimaan isi SMS pengingat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah:bagaimana sikap mahasiswaterhadap pesan pengingat donor darah dengan teknologi SMS gateway?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengevaluasi sikapmahasiswa terhadap pesan pengingat donor darah dengan teknologi SMS gateway. 2. Tujuan Khusus a. Mengukurpenerimaanmahasiswa terhadap teknologi SMS pengingat donor darah. b. Mengukur penerimaan mahasiswa terhadap isi pesan SMS pengingat donor darah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pelaksana program maupun penyusunan kebijakan di Direktori Donor Darah FK UGM, UTD RS, dan PMI dalam upaya meningkatkan jumlah pendonor dan kecukupan jumlah pasokan darah untuk pasien. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menambah kajian dan pengembangan dalam pemanfaatan teknologi sebagai media promosi donor darah untuk masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan sikap konsumen terhadap SMS promosi dan pengingat antara lain: 1. Soroa-koury & Yang(2008)dari University of Texas, mengenai faktor yang mempengaruhi respon konsumen terhadap iklan di telepon seluler (mobile advertising).jenis penelitian adalah kuantitatif dimana kuesioner diisi oleh 343 mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Texas. Hasilnya persepsi kemanfaatan dapat memprediksi sikap konsumen terhadap mobile advertising dan sikap konsumen dapat memprediksi niat dalam mengadopsi mobile advertising. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan kerangka

6 teori yang sama yaitutam. Perbedaannya adalah penelitian ini hanya mengukur penerimaan teknologi mobile advertising, sementara pada penelitian yang dilakukan ini tidak hanya mengukur penerimaan teknologi SMS namun juga penerimaan isi pesannya. 2. Gombachika & Monawe (2011) dari University of Malawi, mengenai analisis korelasi antara sikap pendonor darah dalam menerima teknologi SMS pengingat dan perilaku mendonasikan darah di Negara Malawi. Sikap penerimaan responden terhadap teknologi SMS dan isi pesan SMS menggunakan kerangka teoritam. Kuesioner diberikan kepada 120 responden yang diambil secara acak dari 1.137 pedonor.hasilnya pendonor darah memiliki sikap yang positifdalam menerima teknologi SMS dan isi pesan SMS. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku mendonorkan darah dengan sikap terhadap teknologi SMS dan isi pesan SMS. Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Perbedaannya adalah responden pada penelitian ini adalah pendonor yang berasal dari berbagai usia dan tingkat pendidikan, sementara pada penelitian yang dilakukan ini dibatasi pada mahasiswa S1 FK UGM yang tercatat pada basis data Direktori Donor Darah FK UGM. 3. Unal et al.(2011)dari Ataturk University, Turki, mengenai sikap terhadap mobile advertising dan meneliti tentang perbedaan sikap anak muda dan dewasa terhadap mobile advertising. Pemilihan responden menggunakan metode convenience sampling dimana 200 kuesioner dibagikan kepada masing-masing kelompok usia muda dan kelompok usia dewasa. Hasilnya iklan yang memiliki unsur hiburan, informatif, reliabel, personal, dan dikirim dengan persetujuan penerima terlebih dahulu punya efek positif terhadap sikap responden. Kesamaan dengan penelitian ini adalah menilai sikap responden terhadap isi pesan yang dikirimkan dan menggunakan SEM sebagai model analisis. Perbedaannya adalah pada penelitian yang dilakukan ini tidak hanya mengukur sikap terhadap isi pesan SMS namun juga terhadap teknologi SMS.

7 4. Ridha et al. (2012) dari Universitas Gadjah Mada mengukur motivasi mahasiswa melalui layanan pesan singkat telepon seluler pada perilaku merokok di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Hasilnya mahasiswa yang mendapat dukungan SMS melalui telepon seluler memiliki keseimbangan keputusan dan minat/intensi yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak mendapatkan SMS. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan subjek penelitian mahasiswa dan mengukur reaksi responden terhadap pesan SMS. Perbedaan dengan penelitian ini adalah topik mengenai SMS motivasi merokok dan rancangan penelitian, yaitu pre testpost test control group design.