BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tablet ODT merupakan tablet yang larut dimulut, dengan bantuan saliva sampai terdispersi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB I PENDAHULUAN. Rute pemberian oral merupakan rute yang paling digemari dibandingkan

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

UJI PERBANDINGAN PELEPASAN PIROKSIKAM NANOPARTIKEL DAN MIKROPARTIKEL DALAM SEDIAAN ORALLY DISINTEGRATING TABLET (ODT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

identik dengan semua campuran unit lainnya dalam campuran serbuk. Metode campuran interaktif dapat digunakan dengan mencampur partikel pembawa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB I PENDAHULUAN. atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Akhir-akhir ini penggunaan obat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kelarutan yang buruk, karena mempunyai struktur hidrofobik

PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

FORMULASI ORALLY DISINTEGRATING TABLET (ODT) METOKLOPRAMIDA HCl MENGGUNAKAN KOMBINASI KROSPOVIDON DAN Ac-Di-Sol DENGAN METODE CETAK LANGSUNG SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULA ODT ONDANSETRON HCl MENGGUNAKAN BAHAN KO-PROSES AMILUM KULIT PISANG AGUNG SEMERU, CROSPOVIDONE, DAN AVICEL PH 101 ERNIAWATI

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

SKRIPSI DENIAR K SURAKARTAA Oleh :

AMELIA PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARCH 1500 DAN BAHAN PENGISI STARLAC SKRIPSI

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. (Departemen Kesehatan RI, 2006). Obat ini bekerja pada ginjal dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam spesies bakteri yang sebagian merupakan flora oral normal pada

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sediaan farmasi memiliki berbagai macam bentuk dengan cara pemberiannya yang berbeda-beda. Salah satu sediaan yang paling umum digunakan oleh masyarakat yaitu tablet, dimana rute pemberian secara oral tersebut aman dalam hal pemberian obat, penggunaannya yang mudah serta tidak berbahaya (Widjaja, Setyawan, and Moechtar, 2013). Keuntungan dalam pemberian obat secara oral dapat meningkatkan kepatuhan pasien karena penggunaannya yang mudah. Tablet juga memiliki keuntungan yaitu mudah untuk dibawa serta durasi kerja obat dapat dikontrol. Sebuah studi menunjukkan bahwa tidak semua orang dapat menggunakan tablet dalam pengobatannya, lebih dari 26% pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet yaitu pada pasien pediatri dan geriatri (Tanuwijaya, Karsono, and Harahap, 2014). Bukan dengan pasien geriatri dan pediatri saja, keadaan pasien yang sakit mental, pasien yang kesulitan menelan dan harus menghindari banyak air serta pada pasien yang mengalami mual juga tergolong dalam kondisi pasien yang tidak mampu menelan tablet (Widjaja, Setyawan, and Moechtar, 2013). Pasien yang kesulitan menelan akan merasakan ketidaknyamanan dalam proses terapi pengobatan, oleh karena itu dalam mengatasi masalah tersebut maka para ilmuwan terdorong untuk mengembangkan sebuah obat yang tidak membutuhkan air untuk menelan. Orally Disintegratting Tablet (ODT) adalah salah satu cara para ilmuwan untuk membantu mengatasi masalah kesulitan menelan. 1

ODT merupakan tablet yang dapat hancur atau larut secara cepat dalam mulut tanpa mengunyah dan tanpa menggunakan bantuan air (Prajati and Patel, 2010). ODT yang merupakan sediaan padat yang di dalamnya terkandung bahan-bahan obat dimana obat akan hancur dalam beberapa detik ketika diletakkan pada permukaan lidah. Keuntungan yang dimiliki oleh ODT diantaranya yaitu cepat hancur di lidah sehingga tidak perlu menggunakan air untuk menelan karena dalam waktu beberapa detik akan hancur dengan sendirinya, mula kerja yang cepat dan meningatkan bioavailibilitas secara signifikan. Formulasi ODT yang baik harus memiliki karakteristik yaitu dapat larut dalam rongga mulut dalam waktu kurang dari 60 detik tanpa meninggalkan sisa, dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak, serta tahan terhadap perubahan kelembaban atau suhu (Samran et al., 2015). Teknik pembuatan ODT terdiri dari sembilan metode diantaranya yaitu lyophilization, oulding, direct compression, cotton candy process, spray drying, sublimation, mass extrusion, nanonization, fast dissolving films. Sembilan metode tersebut dilakukan yaitu dengan tujuan menghindari tablet dengan ukuran besar, disintegrasi cepat dari tablet, kompatibilitas yang baik dengan pengembangan teknologi, tidak ada residu di mulut, tidak ada efek dari sifat obat (Mahajan, Sharma and Mule, 2011). Salah satu metode yang digunakan yaitu metode kempa langsung, dimana cara ini adalah cara yang paling mudah dan singkat dalam pembuatan tablet (Umasankar, Reddy and Prabhakaran, 2014). Selain singkat dalam proses pembuatan, metode kempa langsung juga memiliki beberapa keuntungan lainnya yaitu tidak memerlukan banyak alat, waktu, ruangan serta tidak memerlukan daya manusia yang banyak. Keuntungan lainnya yaitu tekanan tinggi pada proses pembuatan dengan metode granulasi kering dapat dieliminasi, panas dan lembab pada proses pembuatan dengan granulasi basah juga dapat 2

dieliminasi, dan yang terakhir yaitu disintegrasi zat aktif dapat ditingkatkan (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Beberapa teknologi pada pembuatan ODT yang dilakukan dengan metode kempa langsung, disimpulkan bahwa bahan penghancur merupakan bahan yang mempengaruhi waktu hancur tablet. Waktu hancur tablet dapat dioptimalkan oleh konsentrasi disintegran. Konsentrasi disintegran berbanding terbalik dengan waktu hancur tablet (Umasankar, Reddy and Prabhakaran, 2014). Proses pembuatan tablet yang dilakukan dengan metode kempa langsung pada pengerjaannya tidak memerlukan proses granulasi. Namun di dalam metode tersebut perlu adanya bahan-bahan tambahan yang sesuai agar dapat dilakukan kempa secara langsung. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh bahan aktif maupun bahan tambahan yaitu memiliki sifat alir, kompatibilitas dan memiliki distribusi ukuran partikel yang baik, memiliki densitas ruahan yang tinggi, reprodusibel dalam produksi baik serta memiliki kapasitas yang tinggi sehingga ketika dicampur dengan bahan aktif mampu menahan sifat-sifat kompaksinya (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Tidak semua bahan aktif maupun bahan tambahan selalu memenuhi persyaratan tersebut, oleh sebab itu diperlukan teknik yang dapat menghasilkan bahan aktif maupun bahan tambahan yang baik. Teknik dengan penggunaan bahan ko-proses dapat membantu membentuk sifat tablet yang baik dan sesuai dengan persyaratan. Bahan ko-proses merupakan kombinasi yang terdiri dari dua atau lebih bahan tambahan dan memiliki keuntungan ketika kinerja tidak dapat dicapai menggunakan kombinasi bahan yang memiliki sifat fisik yang sama (Chougule, Dikpati and Trimbake, 2012). Dalam campuran bahan ko-proses terdapat suatu kekurangan yaitu perbandingan eksipien dalam campuran sudah tetap, 3

sehingga dalam penambahan bahan aktif perlu diperhatikan lagi sifat fisika kimia dari bahan aktif tersebut (Chaudhari, Phatak and Desai, 2012). Bahan ko-proses memiliki kelebihan yaitu penggunaan jumlah bahan tambahan dan waktu yang diperlukan saat formulasi dapat dikurangi, selain itu juga dapat meningkatkan konsistensi dari batch ke batch (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Kombinasi eksipien yang digunakan harus saling melengkapi yaitu mampu menutupi sifat yang tidak diinginkan, serta pada saat yang sama mampu mempertahankan atau meningkatkan sifat yang diinginkan dari eksipien. Bahan ko-proses dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mendapatkan suatu produk dengan nilai tambah yang berkaitan dengan fungsi dan harganya, selain itu juga untuk memanfaatkan keuntungan dari setiap komponen dan mengatasi kekurangan yang ada. Teknik bahan ko-proses ini sangat menarik karena secara fisik produk dimodifikasi dengan cara khusus dan mengalami perubahan, akan tetapi tidak mengubah struktur kimianya (Chaudhari, Phatak and Desai, 2012). Menurut Marwaha et al. (2010), bahan ko-proses berpengaruh terhadap sifat fisik tablet karena apabila dibandingkan dengan campuran sederhana (campuran fisik) ODT dengan bahan ko-proses terbukti memiliki variasi berat yang kecil. Selain itu, bahan ko-proses juga menghasilkan partikel dengan permukaan yang lebih halus dan diperoleh distribusi ukuran yang optimal dan mengakibatkan sifat alir menjadi lebih baik. Mutu fisik yang dimaksud yaitu meliputi kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, waktu pembasahan dan rasio absorpsi air. Pada penelitian ini, penggunaan bahan ko-proses dilakukan dengan tujuan untuk menghindari sifat alir dan kompresibilitas yang buruk, karena salah satu keuntungan dari bahan ko-proses yaitu dapat meningkatnya sifat alir dan kompresibilitas (Patel, Chaudari and Gupta, 2006). Bahan pengikat berfungsi dalam terbentuknya ikatan antar partikel dan bahan penghancur 4

berfungsi dalam penghancuran tablet saat kontak dengan cairan. Bahan pengisi berfungsi untuk memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas, serta untuk memenuhi kesesuaian bobot tablet sehingga bahan pengisi ini memiliki presentase yang besar dalam komponen tablet (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Dengan demikian, dalam penelitian ini akan dibuat bahan ko-proses dengan mengembangkan formulasi ODT. Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan pembuatan ODT tanpa teknik ko-proses, dimana teknik dilakukan tanpa pembuatan dengan granulasi basah dan dilakukan kempa langsung. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh nyeri dapat mengganggu banyak aktivitas harian yang dilakukan oleh penderita, maka dari itu harus dilakukan terapi yang dapat meredakan rasa sakit. Masalah tersebut dapat diatasi dengan obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) salah satunya yaitu kelas oksikam, obat ini digunakan untuk meringankan nyeri. Piroksikam adalah salah satu obat yang meringankan nyeri dengan mekanisme menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Melalui penghambatan kerja enzim COX, menyebabkan prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda (Lelo, Hidayat dan Juli, 2004). Piroksikam termasuk dalam kategori biofarmasetika klasifikasi sistem kelas II dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas tinggi. Perbedaan bahan aktif yang digunakan dalam ODT juga terdapat perbedaan sifat fisik dan pelepasan obatnya. Piroksikam memiliki karakteristik yaitu penyerapan yang lambat dan bertahap jika diberikan melalui rute oral, sehingga dapat mengakibatkan penundaan efek terapeutik. ODT piroksikam yang terdapat di pasaran yaitu proxalyoc, namun obat tersebut tidak beredar di Indonesia. Oleh sebab itu, pada penelitian ini piroksikam dibuat dalam 5

bentuk ODT menggunakan bahan ko-proses yang terdiri dari avicel ph 101, manitol, crospovidone, amilum kulit pisang, dan magnesium stearat. Sediaan ODT dipilih karena memiliki karakteristik yang dapat hancur di mulut, sehingga dapat mempercepat onset aksi obat. Dalam pembuatan tablet ODT, bahan penghancur memiliki peranan yang penting karena tablet ODT harus memiliki waktu hancur yang relatif singkat. Dalam penelitian ini digunakan crospovidone sebagai bahan penghancur karena bahan tersebut memiliki efisiensi yang tinggi dalam penggunaan konsentrasi yang rendah. Crospovidone merupakan bahan penghancur yang baik karena tidak larut dalam air, cepat menyebar dan mengembang namun tidak membentuk gel meskipun dalam durasi yang panjang serta memiliki luas permukaan yang besar. Oleh karena Crospovidone menghasilkan disintegrasi yang cepat maka dipilih dalam penelitian ini (Tanuwijaya dan Karsono, 2013). Bahan pengikat dalam tablet bertujuan untuk membentuk tablet yang baik dimana memenuhi persyaratan tablet meliputi kekerasan tablet, kerapuhan tablet, serta bobot tablet (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Bahan pengikat dalam penelitian ini digunakan amilum kulit pisang agung Semeru, dimana kulit pisang agung yang digunakan merupakan produk unggulan dari Kabupaten Lumajang yang memiliki keuntungan dengan kulit yang tebal, dapat disimpan dalam jangka waktu sedikit lama. Digunakan amilum karena amilum dapat membentuk tablet dengan kekerasan yang baik sesuai persyaratan. Dalam penelitian Ndouk (2015), amilum yang berasal dari kulit pisang agung dapat digunakan sebagai pengikat dalam pembuatan tablet. Amilum yang diperoleh telah sesuai dengan persyaratan pada karakteristik amilum kulit pisang agung dan hasil tablet yang diperoleh baik sesuai persyaratan pada uji mutu fisik tablet. Bahan pengisi merupakan bahan yang digunakan untuk memenuhi bobot mencapai bobot yang 6

digunakan, selain itu bahan pengisi juga bertujuan untuk memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif. Dalam penelitian ini digunakan pengisi avicel PH 101 dan manitol yang dilakukan untuk pembuatan ODT piroksikam dengan bahan ko-proses. Bahan pengisi yang digunakan untuk ODT piroksikam tanpa teknik ko-proses yaitu Avicel ph 102. Avicel ph 102 berfungsi baik sebagai pengikat kering dalam metode kempa langsung, namun Avicel ph 102 memiliki ukuran partikel yang lebih besar dari Avicel ph 101 dimana kompaktibilitasnya bergantung pada kelembaban. Oleh sebab itu, digunakan Avicel ph 101 untuk pembuatan ODT dengan bahan ko-proses dan Avicel ph 102 untuk pembuatan ODT tanpa teknik ko-proses. Pada penelitian Ndouk (2015) diperoleh formula optimum bahan koproses dengan konsentrasi amilum kulit pisang agung 3,5% dan konsentrasi crospovidone 5% kemudian dihasilkan karakteristik tablet ODT yang baik dimana kekerasan tablet, kerapuhan tablet serta waktu hancur masingmasing memenuhi persyaratan. Oleh sebab itu pada penelitian ini digunakan formula optimum bahan ko-proses dengan amilum kulit pisang agung pada konsentrasi 3,5%, crospovidone dengan konsentrasi 5%, dan digunakan bahan pengisi avicel PH 101, manitol sebagai pemanis dan magnesium stearat sebagai penghancur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh bahan ko-proses ODT terhadap sifat fisik dan pelepasan obat pada ODT piroksikam? 2. Bagaimana pelepasan obat dari ODT piroksikam dengan bahan koproses dan ODT piroksikam tanpa teknik ko-proses dan dengan tablet generik? 7

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh bahan ko-proses ODT terhadap sifat fisik dan pelepasan obat pada ODT Piroksikam 2. Mengetahui pelepasan obat dari ODT piroksikam dengan bahan koproses dan ODT piroksikam tanpa teknik ko-proses dan dengan tablet generik 1.4 Hipotesis Penelitian 1. Bahan ko-proses ODT mempengaruhi sifat fisik dan pelepasan obat ODT Piroksikam 2. Terdapat perbedaan pelepasan obat dari ODT piroksikam degan bahan ko-proses dan ODT piroksikam tanpa teknik ko-proses dibandingkan dengan tablet piroksikam, dimana ODT piroksikam memiliki pelepasan awal yang lebih cepat 1.5 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu ODT piroksikam yang baik 2. Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat yang kurang diinginkan dari masing-masing bahan dalam bentuk tunggal 8