METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

dokumen-dokumen yang mirip
RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

Inovasi Perkuliahan Sejarah Sastra Indonesia dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor

Lampiran 1 BIODATA PENULIS

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

... Homogenitas Data Posttes... Uji Normalitas Data Awal... Homogenitas Data Awal... Data Posttes Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi...

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

Model pembelajaran matematika di sd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL TANAM PAKSA SISWA KELAS X PEMASARAN 1 SMK PGRI 2 KEDIRI

Ramadi, Eva Sarah Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr Universitas Lambung Mangkurat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

COOPERATIVE LEARNING. (Pembelajaran. Kooperatif) Yuni Wibowo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mutu peserta didik menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risna Dewi Aryanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Transkripsi:

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 Oleh: Drs. Sawali, M.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Pegandon Kendal-Jawa Tengah Menu Utama

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP belum berlangsung seperti yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan. Kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, dan membosankan. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif.

Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dirindukan oleh siswa. Siswa gagal mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia.

Usulan Inovasi: Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor

DIAGRAM ALIR KONDISI 1. Belum semua siswa SMP terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. 2. Siswa SMP mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. Aktualisasi silabus, RPP, dan bahan ajar sesuai dengan tingkat pengetahuan dan perkembangan jiwa siswa, serta permasalahan yang ada. YANG DIKEMBANGKAN Penggunaan metode diskusi kelompok model kepala bernomor untuk melatih kerja sama dan memotivasi siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan terhadap pembacaan cerpen disertai data pendukung.

ALAT BANTU Kartu bernomor dari kertas HVS yang dipotong-potong dengan ukuran 5 cm x 5 cm agar mudah digulung. Jumlah kartu bernomor disesuaikan jumlah siswa. Dalam kartu dituliskan dua angka yang dipisahkan dengan tanda titik. Angka depan merupakan nomor kelompok, sedangkan angka kedua merupakan nomor anggota kelompok.

Gambar Alat Bantu 5 cm 1. 1 5 cm Nomor Kelompok Nomor Anggota Latar Belakang

A. Metode yang Sudah Ada sampai Saat Ini Diskusi Kelompok (saling belajar bekerja sama dan saling berkomunikasi secara lisan) Keunggulan: (1) membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; (2) membantu siswa mengevaluasi logika dan bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lain; (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan suatu prinsip; (4) membantu siswa menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah; (5) menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya; dan (6) mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

B. Masalah yang Ditemukan Belum semua siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Siswa masih mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. Diperlukan inovasi metode diskusi kelompok yang benar-benar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

C. Konsep untuk Memecahkan Masalah Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor Landasan filosofis Metode Konstruktivistik Belajar itu menemukan : - melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi yang diterima sehingga informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka; - dimulai dari masalah untuk selanjutnya berdasarkan bantuan guru, siswa dapat menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.

Metode konstruktivistik Teori belajar kognitif pembelajaran kooperatif pembelajaran generatif strategi bertanya inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar) Konsep: Siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalahmasalah yang kompleks.

Model Diskusi Kelompok Berbasis Pembelajaran Kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD): menempatkan siswa ke dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku. Team-Assisted Individualization (TAI): lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC): pembelajaran membaca dan menulis tingkat tinggi. Jigsaw : mengelompokkan siswa ke dalam tim beranggotakan enam orang yang memelajari materi akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa subbab. Learning together (belajar bersama): melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. Group Investigation (penelitian kelompok): pembelajaran kooperatif yang bercirikan penemuan.

Jenis metode diskusi kelompok yang tepat untuk memecahkan masalah Team-Assisted Individualization (TAI) Menggunakan pola kooperatif, tetapi lebih menekankan pengajaran individual. Diimplementasikan dengan menggunakan model kepala bernomor untuk memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa secara individual dalam menumbuh-kembangkan potensi diri

II. YANG DIUNGGULKAN A. Tujuan Pembelajaran (Kompetensi yang Diharapkan) 1. Tujuan Pembelajaran Umum: a. Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok b. Siswa mampu mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya 2. Tujuan Pembelajaran Khusus: a. Siswa mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual. b. Mampu menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan data yang mendukung. c. Mampu menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.

B. Metode Pembelajaran Metode diskusi kelompok model kepala bernomor Metode diskusi kelompok berbasis pembelajaran kooperatif: lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif (Team-Assisted Individualization). Didukung penggunaan alat bantu berupa nomor kepala yang terbuat dari kertas HVS berukuran 5 cm x 5 cm. Kompetensi lebih ditekankan pada kompetensi individual Penggunaan kartu kepala bernomor: memotivasi siswa secara individual Siswa tidak bisa bergantung kepada sesama anggota. Setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap permasalahan yang dibahas. Setiap anggota akan selalu siap jika sewaktu-waktu ditunjuk oleh guru berdasarkan nomor kartu kepala yang dimilikinya.

C. Input Secara geografis, SMP 2 Pegandon Kabupaten Kendal berada di tengah-tengah masyarakat desa. Orang tua siswa bekerja sebagai petani atau (TKW). Perhatian orang tua kurang. Motivasi siswa untuk berprestasi di bidang akademik sangat rendah. Siswa mengalami kesulitan berkomunikasi secara lisan dalam situasi formal. Hasil keterampilan berbicara: siswa kelas VII-B pada semester I tahun pelajaran 2005/2006 menunjukkan hanya sekitar 20% (8 siswa) dari 40 siswa yang sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan kelas. Guru menggunakan metode diskusi kelompok (melatih siswa dalam bekerja sama dan berkomunikasi secara lisan) Dua kelemahan mendasar: siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi dan siswa belum mampu mengemukakan pendapat/tanggapan.

D. Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Aspek : Kemampuan Bersastra Subaspek : Keterampilan Berbicara Standar Kompetensi : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai bentuk wacana lisan: menanggapi pembacaan cerpen, mendongeng untuk orang lain, berbalas pantun. KOMPETENSI DASAR Menanggapi pembacaan cerpen INDIKATOR Mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual Mampu menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan mengemukakan data yang mendukung Mampu menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita MATERI POKOK Teks Cerpen

Langkah Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Silabus Pemilihan Materi Ajar Penyusunan RPP Pembuatan Kartu Kepala Bernomor Penyusunan Instrumen Penilaian: lembar tugas diskusi kelompok, lembar penilaian sikap, rubrik penilaian; dan daftar nilai. Mendengarkan pembacaan cerpen dan mencatat data tekstual yang berkaitan Siswa memilih gulungan kartu Siswa berkelompok Setiap berdiskusi kelompok (mengungkapkan tokoh cerpen, karakteristik tokoh, menjelaskan latar, menulis kembali cerpen Guru menunjuk siswa bernomor tertentu Memberikan tanggapan Menyimpulkan hasil diskusi Mendengarkan pembacaan cerpen II (mengungkapkan tokoh-tokoh, karakteristik tokoh, latar cerita, menulis kembali cerpen.

E. Evaluasi Proses Pembelajaran Penilaian sikap (afektif) Penilaian hasil (1) kedisiplinan; (2) minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; (5) tanggung jawab. (1) kelancaran menyampaikan pendapat/ tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3) ketepatan intonasi; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6) kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan tokoh-tokoh; (8) kemampuan menjelaskan karakteristik tokoh; (9) kemampuan menjelaskan latar cerita; (10) kemampuan menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.

Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses No. Aspek Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1. Kedisiplinan 39 97,5 Ketepatan waktu masuk kelas 2. Minat 40 100 Jumlah siswa yang bertanya 3. Kerja sama 39 97,5 Keterlibatan dalam diskusi kelompok 4. Keaktifan 39 97,5 Keaktifan dalam memecahkan masalah 5. Tanggung jawab *) Keterangan: jumlah siswa 40 orang 40 100 Menyampaikan hasil diskusi secara individual

1. Apersepsi_1 2. Apersepsi-2 3. Tujuan Pembelajaran 4. Pembacaan Cerpen-1 5. Pembacaan Cerpen-2 6. Pembacaan Cerpen-3 7. Info Model Diskusi 8. Diskusi Kelompok-1 9. Diskusi Kelompok-2 10. Diskusi Kelompok-3 11. Diskusi Kelompok-4 12. Paparan Hasil Diskusi-1 13. Tanggapan-1 14. Tanggapan-2 15. Paparan Hasil Diskusi 16. Tanggapan 17. Tanggapan Balik 18. Paparan Hasil Diskusi 19. Komentar Guru 20. Penegasan Guru-1 21. Penegasan Guru-2 22. Simpulan dan Reward 23. Pembacaan Cerpen Semangku...1 24. Suasana Diskusi 25. Paparan Individu-1 26. Paparan Individu-2 27. Paparan Individu-3 28. Refleksi 29. Tugas Individual

Rekapitulasi Penilaian Hasil No. Aspek Jumlah Siswa yang mendapat nilai 65 Persentase (%) 1. Kelancaran berbicara 38 95 2. Kejelasan vokal 36 90 3. Ketepatan intonasi 39 97,5 4. Ketepatan pilihan kata 38 95 5. Struktur kalimat (tuturan) 39 97,5 6. Kontak mata dengan pendengar 13 32,5 7. Ketepatan mengungkapkan tokohtokoh cerita 8. Kemampuan menjelaskan karakteristik tokoh 9. Kemampuan menjelaskan latar cerita 10. Kemampuan menulis kembali cerpen *) Keterangan: jumlah siswa 40 orang 39 97,5 39 97,5 40 100 40 100 Referensi

III. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas. -------------------. 2004. Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. -------------------. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi: Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Direktorat PLP, Direktorat Jenderal Dikdasmen, Depdiknas. Sawali, dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia: untuk SMP/MTs Kelas VII. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CSTD. Lampiran

IV. A. Lampiran 1 : Biodata Penulis B. Lampiran 2 : Gambar Alat Bantu C. Lampiran 3 : Silabus D. Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran E. Lampiran 5 : Lembar Evaluasi Siswa F. Lampiran 6 : Daftar Nilai G. Lampiran 7 : Foto Kegiatan Pembelajaran

o o Generasi masa depan yang manusiawi harus menjadi pencipta sejarahnya sendiri. Karena seseorang hidup di dunia dengan orang lain, kenyataan ada bersama harus dijalami dalam proses menjadi (becoming) yang tidak pernah selesai. Back