PERANCANGAN COLD STORAGE UNTUK PRODUK REAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

BAB II DASAR TEORI 2012

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Variasi Putaran Poros Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigrasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB III PERANCANGAN.

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cold Storage

BAB II LANDASAN TEORI

berkembangnya entah sudah berapa banyak mesin yang tercipta hingga saat ini. Mulai dari bentuk pengoperasiannya yang secara manual hingga otomatis. Me

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

PERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang.

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

Studi Eksperimen Pengaruh Panjang Pipa Kapiler dan Variasi Beban Pendinginan pada Sistem Refrigerasi Cascade

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

ROTASI Volume 7 Nomor 4 Oktober

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

PENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HCR-22

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

Simposium Nasional RAPI XVI 2017 FT UMS ISSN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

Lampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

SIDANG P3 SKRIPSI ME

Transkripsi:

PERANCANGAN COLD STORAGE UNTUK PRODUK REAGEN Muhammad Rais Rahmat 1) 1) Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Islam 45 Bekasi ABSTRAKSI Cold Storage merupakan suatu mesin refrigerasi yang digunakan untuk menyimpan suatu produk dalam suhu tertentu, sehingga kualitas produk tetap terjaga. Dalam perancangan cold storage ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan, antara lain bahwa saat ini produk reagen disimpan pada unit refrigerator berdaya tampung kecil, yaitu sekitar 300 kit. Sedang untuk kedepannya produk reagen akan diproduksi dalam jumlah yang banyak sekitar yaitu sekitar 1500 kit. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan itu maka penulis akan merancang suatu alat pendingin yang bisa menampung jumlah produk reagen dalam kapasitas besar yaitu cold storage. Suhu yang diperlukan oleh produk reagen berkisar 2 8 C. Saat beroperasi cold storage harus dapat mengatasi beban pendinginan dari produk yang didinginkan, beban transmisi, beban infiltrasi dan beban tambahan. Dengan menggunakan rumus perpindahan panas, diagram tekanan-entalpi dan tabel dapat dihitung beban pendinginan, laju aliran massa, daya kompresor dan koefisien prestasi (COP) dari daur kompresi uap. Dari hasil perancangan didapat beban pendinginan total 5248,7 Watt atau 1,49 TR, laju aliran massa refrigeran sebesar 0,035 kg/det, daya compressor yang dibutuhkan 1,29 kw dan koefisien prestasi kerja (COP) sebesar 3,97. Kata kunci : Cold Storage, Refrigerasi, Beban Pendinginan 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang refrigerasi dan pengkondisian udara mengalami kemajuan dengan pesat seiring berkembangnya zaman. Teknologi refrigerasi memberikan banyak keuntungan bagi manusia. Salah satu penggunaan sistem refrigerasi adalah manusia untuk industri penyimpanan dan pendistribusian produk diagnostik. Sehingga produk diagnostik yang disimpan dengan sistem refrigerasi tersebut dapat terjaga kualitas dan kesegarannya sampai waktu yang lama dan saat diperlukan untuk didistribusikan kepada konsumen. Pada saat ini produk diagnostik disimpan pada unit refrigerator pada temperatur 2 8 º C. Pada unit refrigerator tidak bisa menampung banyak produk diagnostik karena keterbatasan tempat. Mengingat besarnya peranan sistem refrigerasi ( pendinginan ) dalam industri penyimpanan produk diagnostik dan makin banyaknya produk yang dihasilkan sehingga menuntut agar produk tersebut tersimpan dalam kualitas yang baik dan jumlah yang banyak, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perancangan Unit Cold Storage Room. Penulis akan merancang unit cold storage sesuai dengan dimensi ruangan yang tersedia. Ruangan ini akan dirancang untuk mendinginkan produk diagnostik dalam jumlah yang banyak. Perhitungan beban pendinginan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah mesin refrigerasi (cold strorage ) yang digunakan dalam penyimpanan produk diagnostik dapat mengatasi beban pendinginan yang ada. 1.2 Permasalahan Pada saat ini produk reagen disimpan di dalam unit showcase refrigerator. Namun, unit tersebut tidak bisa menampung produk reagen dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk kedepannya produk reagen akan diproduksi cukup banyak, sehingga memerlukan tempat dengan daya tampung besar. Untuk mengatasi masalah tempat penyediaan produk reagen, maka penulis mengajukan sebagai solusi untuk dibuatkan unit cold storage room. 1.2. Batasan Masalah a. Design Cold Storage dengan temperatur 2 8 C. b. Jumlah beban pendinginan cold storage diambil berdasarkan data-data yang ada di lapangan. c. Temperatur lingkungan konstan d. Temperatur produk seragam e. Produk yang disimpan adalah reagen herpelisa f. Penentuan jenis-jenis komponen sistem Cold Storage. 1.3. Tujuan Penulisan a. Menghasilkan rancangan unit cold storage room dengan temperatur 2-8 C, kapasitas 1500 kit reagen b. Pengembangan Iptek khususnya bidang rancang bangun Cold Storage. (16)

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Cold Storage Cold Storage merupakan suatu alat mesin pendingin yang menampung benda-benda yang akan mengalami proses pendinginan. Unit cold storage biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendinginkan atau mengawetkan makanan seperti daging, sayuran dan buah-buahan begitu juga dengan minuman. Adapun penggunaan cold storage di industri biasa digunakan untuk mendinginkan bahan baku atau bahan jadi dari suatu produk. Salah satu tujuan cold storage adalah untuk memperpanjang umur penyimpanan dengan cara pendinginan. Gambar 2.1 Unit Cold Storage Gambar 2.2 Unit Refrigerator Gambar 2.3 Contoh Produk Reagen Komponen-komponen yang ada dalam sistem cold storage adalah : a. Condensing unit yang terdiri dari kompressor dan kondensor. b. Indoor unit yang terdiri dari evaporator dan katup ekspansi. c. Aksesoris pendukung terdiri dari filter dryer, sight glass, solenoid valve, hand valve & pressure switch. 2.2 Refrigerator Showcase refrigerator adalah suatu alat pendingin yang digunakan untuk menyimpan produk yang membutuhkan kondisi temperatur yang sesuai dengan karakter produk tersebut. Refrigerator banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga dan industri. Penggunaannya untuk menyimpan produk makanan dan minuman. Untuk di industri refrigerator untuk menyimpan produk jadi yaitu salah satunya porduk reagen diagnostik. Komponen-komponen yang dipakai di refrigerator adalah a. Kompresor b. Evaporator c. Pipa kapiler d. Kondensor 2.3 Reagen Reagen atau sering disebut pereaksi adalah suatu zat yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis. Istilah reagen juga digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk sebuah analisis atau percobaan. Sebagai contoh sebuah reagen air tidak boleh mengandung banyak ketidakmurnian seperti ion natrium, klorida atau bakteri dan juga memiliki tahanan listrik yang tinggi. Penggolongan reagen terbag menjadi dua, yaitu : a. Reagen padat adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk, seperti calcium carbonate. b. Reagen cair adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer amupun kental, seperti hydrochloric acid. Di dalam penyusunan skripsi ini, jenis reagen yang akan didinginkan oleh cold storage adalah reagen cair. Produk reagen ini mempunya komposisi didalam cairan tersebut adalah protein dan enzim. Pada penyimpanannya produk reagen ini harus berada pada kisaran suhu 2 8 ⁰C. Apabila produk reagen ini berada pada batas atas suhu tersebut maka akan merusak kandungan protein dan enzim yang ada pada produk reagen ini, sehingga akan memperpendek umur dari kualitas produk tersebut. Kemudian jika produk reagen ini berada pada batas bawah suhu tersebut, maka akan membekukan produk sehingga produk tersebut akan rusak. (17)

3.Metodologi Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.2 Observasi Awal Tahap ini merupakan langkah awal sebelum melakukan penelitian dimana kita melakukan pengenalan dan pengamatan sebelum menemukan identifikasi masalah. Pada tahap ini kita melakukan pengamatan langsung ke lapangan yaitu PT Sevana Distribution Jl Dr Saharjo No.45, Jakarta Selatan. 3.3 Studi Literatur Mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan teoriteori dan konsep-konsep yang mendukung dalam pelaksanaan perancangan. 3.4 Perancangan dan Desain Gambar Tahap perancangan desain ini mencakup beberapa kegiatan seperti perancangan model dan bentuk mesin, dimensi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas produksi dan pemilihan material atau komponen-komponen yang akan digunakan. 3.5 Pengumpulan Data Cara pengumpulan data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer Data ini adalah data yang langsung diperoleh dari sumber melalui pengamatan dan pencatatan langsung. a) Ukuran dimensi ruangan b) Bahan insulasi yang digunakan c) Banyaknya produk reagen yang didinginkan 2) Data skunder Data yang diperoleh bukan dari hasil pengamatan langsung. Data ini diperoleh melalui referensi tertentu atau literatur-literatur yang berhubungan dengan perancangan. 3.6 Pengujian Hasil Perancangan Tahap selanjutnya adalah pengujian hasil perancangan unit cold storage di lokasi perusahaan PT Sevana Distribution Jl. Dr Saharjo No.45, Jakarta Selatan. Pada tahap awal pengujian dilakukan untuk memastikan unit cold storage beroperasi sesuai dengan perancangan. Kemudian pengujian yang lainnya adalah melakukan pengukuran temperatur ruangan cold storage sesuai spesifikasi yang diinginkan dan menganalisa kinerja mesin pendingin dari sistem refrigerasi dari unit cold storage. 3.7 Analisa Hasil Pengujian dan Kesimpulan Dalam tahap ini data hasil pengujian diolah untuk mengetahui keberhasilan dari perancangan unit cold storage serta untuk mengetahui seberapa optimalnya kinerja dari unit cold storage hasil rancangan ini. Kemudian setelah data hasil pengujiannya selesai diolah maka kita dapat mengambil kesimpulan dari hasil perancangan unit cold storage ini. 4. Pembahasan 4.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah unit penyimpan produk reagen yang akan didistribusikan ke rumah sakit dan laboratorium, yaitu unit cold storage. (18)

4.2 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut : a. Thermometer Infrared (Gambar 4.1.) d. Thermometer Glass (Gambar 4.2.) b. Pressure Gauge (Gambar 4.3.) e. Tang Ampere Multimeter (Gambar 4.4.) c. Tabel Properties Refrigeran R22.(lampiran 2) f. Diagram Entalpi.(lampiran 3). Gambar 4.1. Gambar 4.2. Gambar 4.3. Gambar 4.4. 4.3 Diagram Alir Perancangan dan Pengujian Cold Storage Dalam bagian ini akan dilakukan perhitungan beban pendinginan yang terjadi di dalam unit cold storage, sehingga dari hasil perhitungan tersebut penulis dapat menentukan komponen-komponen sistem refrigerasi yang sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan unit cold storage adalah : (19)

4.4 Perhitungan Beban Pendinginan Beban pendinginan dihitung untuk mendapatkan kapasitas unit cold storage dengan komponenkomponen yang sesuai dengan kebutuhan. Beban pendinginan yang akan terjadi di dalam unit cold storage terdiri dari beban pendinginan dari faktor internal dan beban pendinginan dari faktor eksternal. Beban pendinginan dari faktor luar bersumber dari ; a. Beban pendinginan yang bersumber melalui dinding ruangan b. Beban pendinginan yang bersumber dari atap ruangan c. Beban pendinginan yang bersunber dari lantai ruangan d. Beban pendinginan dari infiltrasi ruangan Kemudian beban pendinginan dari faktor dalam bersumber dari : a. Beban pendinginan yang bersumber dari produk yang akan dikondisikan b. Beban pendinginan yang bersumber dari orang c. Beban pendinginan yang bersumber dari peralatan, yaitu motor fan, lampu dan lain-lain. 4.5 Beban Pendinginan dari Faktor Eksternal Beban pendinginan eksternal adalah beban panas yang berasal dari luar atau lingkungan dari unit cold storage seperti dinding, atap, lantai dan kebocoran udara. 4.5.1 Perhitungan Beban Transmisi Perhitungan beban transmisi adalah untuk menghitung jumlah beban panas yang akan masuk melalui struktur bangunan cold storage room, sehingga mempengaruhi terhadap beban pendinginan. 4.5.1.1 Beban Transmisi dari Dinding Gambar 4.6 Lapisan Dinding Dari tabel 2.1 didapatkan harga koefisien perpindahan panas konveksi, dengan konversi 1 Btu/h per square foot per F = 5,6 W/m 2 K. Maka didapat bahwa fi = 9,24 W/m 2 K dan fo = 22,4 W/m 2 K, maka : Q = A x U x T, U =,,,,,,,, = 0,559 W/m 2 K (20)

Luas dinding bagian kanan dan kiri L = p x l, L a dan b = 2 x 3 x 3= 18 m 2 Luas dinding bagian depan dan belakang L = p x l Luas c dan d = 2 x 5 x 3 = 30 m 2 Luas dinding total = 48 m 2 T Q = ( t o t i ); t o : temperatur luar ; t i : temperatur dalam = 28 3 = 25 = 48 x 0,559 x 25 = 670,8 W 4.5.1.2 Beban Transmisi dari Atap Gambar 4.7 Lapisan Atap Dari tabel 2.1 didapat : fi = 6,72 W/m 2 K dan fo = 22,4 W/m 2 K maka : Q = A x U x T, U =,,,,,,,, = 0,549 W/m 2 K Luas Atap L(atap) = p x l = 5 x 3 = 15 m 2 Q = 15 x 0,549 x 25 = 205,88 W 4.5.1.3 Beban Transmisi dari Lantai Gambar 4.8 Lapisan Lantai Dari tabel 2.1 didapat : fi = 9,24 W/m 2 K Q = A x U x T, U =,,,,,,, Luas Lantai : L (lantai) = p x l = 5 x 3 = 15 m 2 Q = 15 x 0,571 x 25 = 214,13 W Qtotal trans = 670,8 + 205,88 + 214,13 = 1090,73 W = 0,571 W/m 2 K (21)

4.5.2 Perhitungan Beban Infiltrasi Volume cold storage = 45 m 3 Pertukaran udara dalam 24 jam didapat dari tabel 2.2 Dengan rata-rata didapat pertukaran udara 14.0 kali untuk 24 jam Dari tabel 2.3 didapat beban pertukaran udara untuk temperature dalam ruang cold storage dan kondisi luar cold storage dengan temperature ± 28 C adalah 28 kkal/m 3 Qi =, Qi = = 735 kkal/h = 0,854 kw = 854 W Sehingga Q Eksternal = Q Transmisi ruangan + Q Infiltrasi = 1090,73 + 854 = 1944,73 Watt 4.6 Perhitungan Beban dari Faktor Internal Perhitungan beban internal adalah untuk menghitung jumlah beban panas yang dari produk dan alat-alat yang ada di dalam unit cold storage room yang menghasilkan panas. 4.6.1 Perhitungan Beban Pendinginan dari Produk Produk yang didinginkan adalah produk reagen dengan massa ± 525 kg, produk sebelum masuk ke cold storage berada pada temperature ± 26 C, temperature produk di dalam cold storage mencapai di kisaran 2 8 ºC, kemudian kita tetapkan temperature akhir penguapan yaitu - 5 ºC. proses pendinginan dilakukan selama 24 jam. Dari data pada lampiran 4 didapat : Freezing point = -1.2 C; Co = 0,92 kcal/kg ºC ; Cu = 0,47 kcal/kg ºC ; Cl = 71 kcal/kg ºC Gambar 4.9 Diagram Perubahan Temperatur Produk Q 1 = m x Co x T = 525 x 0,92 x (26 ( - 1,2)) =13137,6 kcal = 55046,5 kj Q 2 = m x Cl = 525 x 71 = 37275 kcal = 156182,25 kj Q 3 = m x Cu x T = 525 x 0,47 x (-1,2 (-5)) = 937,65 kcal = 3928,75 kj Q Total Produk,,, = =, = 0,864 W 4.6.2 Perhitungan Beban Tambahan Perhitungan ini merupakan beban panas yang bersumber dari selain eksternal dan internal tetapi bisa mempengerahui beban pendinginan terhadap unit cold storage, seperti beban panas dari pekerja, lampu penerangan dan beban motor listrik fan indoor. 4.6.2.1 Perhitungan Beban Panas dari Pekerja Kalor yang bersumber dari pekerja ada 2(dua) macam yaitu kalor sensible dan kalor latent. Untuk menghitung masing masing kalor tersebut dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : (22)

Dimana : Q sensible : Jumlah kalor sensible pekerja yang berada di dalam ruangan cold storage. SHG : 80 Watt( Tabel Heat Gain from Occupants ; Lampiran 5 ) N : Jumlah orang yang berada di ruangan yaitu 1 orang CLF : 0,49 ( Tabel Cooling Load Factor : Lampiran 6 ) Dari data data di atas dapat dihitung kalor sensible yang bersumber dari manusia adalah Kemudian persamaan berikutnya untuk menghitung beban kalor latent dari pekerja Dimana : Q Latent : Jumlah kalor latent dari pekerja yang berada di dalam ruangan cold storage LHG : 140 Watt( Tabel Heat Gain from Occupants : Lampiran 7 ) N : Jumlah orang yang berada di ruangan yaitu 1 orang Dari data data di atas dapat dihitung kalor latent yang bersumber dari pekerja adalah Jadi, Jumlah total kalor yang dikeluarkan oleh pekerja adalah : 4.6.2.2 Perhitungan Beban Panas dari Lampu Penerangan Selain kalor dari manusia, faktor internal selanjutnya adalah kalor yang bersumber dari lampu penerangan. Kalor yang didapat dari penerangan lampu ini, yaitu kalor latent. Dimana jumlah kalor latent yang diperoleh dari lampu dapat di hitung dengan formula sebagai berikut : Dimana : Q Latent = jumlah kalor latent yang berasal dari lampu penerangan N = jumlah lampu yang berada di ruangan, yaitu 3 unit Daya lampu = @ 40 Watt BF = Faktor kelonggaran, yaitu 1,25 ( 1,18 1,30 ) CLF = Faktor beban pendingin = 0,72 ( Tabel CLF light: Lampiran 8 ) SF = Storage Factor, yaitu 0,78 Dari data di atas dapat dihitung jumlah kalor latent dari lampu penerangan ruangan adalah : 4.6.2.3 Perhitungan Beban dari Motor Listrik Motor listrik yang dipakai di dalam unit indoor berjumlah 2 kipas dan heater dengan daya keseluruhan = 2050 Watt. Dari tabel 2.4 didapat bahwa heat equivalent motor listrik dengan daya 375W 2,2KW adalah 1,25 = Daya motor x Heat equivalent = 1 x 2050 x 1,25 = 2562,5 Watt, Sehingga, = Q Produk + Q Pekerja + Q Lampu + Q Motor = 0,864 + 179,2 + 84,24 + 2562,5 = 2826,8 Watt Dari hasil perhitungan dan pengolahan data di atas, maka jumlah total keseluruhan beban pendingina pada perancangan cold storage ini adalah : Q m Q Internal Q Internal Q Total = Q Eksternal + Q Internal = 1944,73 + 2826,8 = 4771,5 Watt Untuk faktor keamanan diambil 10% dari beban total pendinginan : Q Safety = 4771,5 + (4771,5 x 10%) = 5248,7 Watt = 5,25 kw = 17923,5 Btu/h (1 kw = 3414 Btu/h) Beban pendinginan dalam Ton Refrigerasi : 1 TR = 12000 Btu/h = 3,516 kw TR =, = 1,49 TR, (23)

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Beban Pendinginan 4.7 Pemilihan Komponen Sistem Refrigerasi 4.7.1 Condensing Unit Berdasarkan hasil perhitungan bahwa beban pendinginan yang didapat adalah 1,49 TR. Dengan menggunakan tabel pemilihan condensing unit (lihat lampiran 9), beban pendinginan dikonversi dulu ke kcal/h, selain itu pemilihan condensing unit terpengaruh oleh jenis refrigerant yang akan digunakan dalam sistem refrigerasi ini. Dalam perancangan ini, penulis mendapat data bahwa beban pendinginan yaitu 17923,5 Btu/h atau ± 4516,7 kcal/h, kemudian refrigerant yang digunakan adalah R22. Dengan demikian dari hasil tabel tersebut bahwa condensing unit yang akan kita ambil adalah model FH4524F Merk L Unite Hermetique 2 HP. 4.7.2 Evaporator Untuk bisa menentukan jenis evaporator yang dipakai, kita lihat tabel evaporator ( lampiran 10). Dalam rancangan unit cold storage ini, kita akan pakai jenis evaporator dengan suhu rendah, yaitu - 40⁰C. Dari hasil perhitungan data bahwa total kapasitas beban pendinginan adalah 17923,5 Btu/h atau dikonversikan 4516,7 kcal /h. Setelah didapat nilainya, maka dari table tersebut jenis evaporator yang dapat digunakan dalam perancangan cold storage ini adalah Merk Muller type MCF 28. 4.7.3 Katup Ekspansi Untuk mendapatkan jenis katup ekspansi yang dapat dipakai dalam perencanaan unit cold storage ini, kita harus mengkonversikan nilai total beban pendinginan dari Btu/h ke Ton Refrigerasi(TR), dimana 17923,5 Btu/h =1,49 TR. Setelah didapat nilai tersebut, maka kita lihat tabel pemilihan jenis katup eksapansi ( lampiran 11). Disana kita tentukan dulu evaporating temperature dan drop tekanan, dari data evaporating temperature yag mendekati dengan perencanaan unit cold storage adalah -5⁰C, kemudian drop tekanannya adalah 14,0 kg/cm 2. Berdasarkan hasil tabel kita ambil nilai total beban pendinginan yang mendekati adalah 1,41 TR. Dengan demikian jenis katu ekspansi yang didapat adalah Merk Danfoss type TEX 2. 4.7.4 Pipa Instalasi Setelah pemilihan komponen-komponen utama sistem refrigerasi, kita bisa memilih jenis dan dimensi pipa instalasi untuk menyatukan antar komponen utama. Dalam pemilihan pipa yang perhatikan adalah jumlah beban pendinginan dan evaporating temperature serta jenis refrigeran. Berdasarkan tabel pipa (lampiran 12), jenis dan dimensi pipa yang dipakai adalah sebagai berikut : a. Pipa Suction Perhatikan tabel pipa suction untuk R-22 ( lampiran 13), disana kita cari nilai beban pendinginan yang mendekati yaitu 3741 kcal dengan evaporating temperature -5⁰C. Dari data tersebut didapat spesifikasi pipa suction sebagai berikut : (24)

Diameter pipa : 5/8 inch Diameter luar : 15,88 mm Diameter dalam : 13,84 mm Luas penampang : 1,5 cm 2 Volume aliran : 5,4 m 3 /h b. Pipa Liquid Perhatikan tabel pipa liquid untuk R-22 (lampiran 14), disana kita cari nilai beban pendinginan yang mendekati yaitu 2975 kcal dengan evaporating temperature -10⁰C. Dari data tersebut didapat spesifikasi pipa liquid sebagai berikut : Diameter pipa : 1/4 inch Diameter luar : 6,35 mm Diameter dalam : 4,75 mm Luas penampang : 0,18 cm 2 Volume aliran : 0,065 m 3 /h Pipa Pressure Perhatikan tabel pipa pressure untuk R-22 (lampiran 15), disana kita cari nilai beban pendinginan yang mendekati yaitu 3687 kcal dengan evaporating temperature -5⁰C. Dari data tersebut didapat spesifikasi pipa pressure sebagai berikut : Diameter pipa : 3/8 inch Diameter luar : 9,53 mm Diameter dalam : 8 mm Luas penampang : 0,5 cm 2 Volume aliran : 1,8 m 3 /h 4.7.5 Solenoid Valve Untuk pemilihan jenis solenoid valve dapat dilihat pada tabel pemilihan solenoid ( lampiran 16). Disana nilai beban pendinginan yang mendekati adalah 1 TR dengan drop tekanan 3 Psi. Dari data tersebut kita bisa mendapatkan jenis solenoid valve yaitu Merk SPORLAN type E3 3/8 ODF Solder. 4.7.6 Filter Dryer Untuk pemilihan jenis komponen filter dryer dapat menggunakan tabel filter dryer merk Catch-All. Disana nilai beban pendinginan yang mendekati adalah 1-2 TR dengan jenis refrigerant R-22 lihat tabel (lampiran 17). Berdasarkan data tersebut, maka jenis filter dryer yang dapat digunakan adalah C-163 SAE Flare 3/8 inch. 4.7.7 Sight Glass Untuk pemilihan jenis sight glass dapat menyesuaikan dengan ukuran pipa liquid yaitu 3/8 inch. Dari data tersebut kita bisa menentukan jenis sight glass dengan melihat tabel sight glass (lampiran 18) adalah Merk SPORLAN SA-13 3/8 inch Flare. 4.7.8 Thermo Control Untuk pemilihan thermo control disesuaikan dengan kebutuhan range pengaturan temperature ruangan yaitu 2-8⁰C. Jenis thermo control yang akan kita pakai adalah Merk Dixell XR30CX dengan setting temperature ON pada 8⁰C dan OFF pada 2⁰C. 4.7.9 Pressure Control Dalam pemilihan High Low Pressure Switch, sebelumnya kita harus mengetahui dulu temperature kondensasi. Dimana pada seluruh sistem refrigerasi memiliki temperature kondensasi maksimum 45⁰C. Setelah dapat nilai temperature tersebut kemudian dikonversikan ke tekanan yaitu 260 Psi lihat tabel konversi temperature ke tekanan. Kemudian nilai 260 Psi dikonversi lagi ke satuan Bar ( 1 bar = 14,5 Psi ), maka nilai pressure adalah 17,93 Bar. Dari data tersebut kita dapat memilih jenis HLP switch (lampiran 19) adalah HLP switch Merk Ranco type 0 17-6701 LP Automatic HP Automatic maksimal tekanan yang diijinkan adalah 20 Bar. (25)

Tabel 4.6 Data Spesifikasi Hasil Pemilihan Komponen-Komponen Sistem Refrigerasi Tabel 4.7 Perbandingan Analisa Beban Pendinginan Dari hasil perbandingan perancangan cold storage kita dapat menggambarkan dalam bentuk grafik. Gambar 4.10 Grafik Beban Pendinginan dari Dinding, Gambar 4.11 Grafik Beban Pendinginan dari Atap Gambar 4.12 Grafik Beban Pendinginan dari Lantai Gambar 4.13 Grafik Beban Pendinginan dari Produk Hasil analisa bahwa apabila jumlah produk semakin banyak maka beban pendinginan akan semakin besar. Kemudian apabila temperatur yang diinginkan semakin rendah maka beban pendinginan dari transmisi bangunan akan semakin besar juga. (26)

4.8 Perancangan Unit Cold Storage 4.8.1 Layout Ruangan Gambar 4.14 Layout Perancangan 4.8.2 Perancangan Outdoor Unit Gambar 4.15 Outdoor Unit Cold Storage (27)

4.8.3 Perancangan Piping Diagram 4.8.4 Perancangan Wiring Diagram Gambar 4.16 Piping Diagram Gambar 4.17 Wiring Diagram Cold Storage 4.9 Pengujian Sistem Refrigerasi Pada Unit Cold Storage Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Temperatur, Tekanan dan Arus Gambar 4.18 Diagram Titik Pengujian Te : Suhu evaporator ; Tc : Suhu condensor ; Sistem Refrigerasi Unit Cold Storage Tr : Suhu ruangan ; P(s) : Tekanan suction ; P(d) : Tekanan discharge Adapun data-data yang didapat pada saat pengujian sistem refrigerasi adalah : Gambar 4.19 Grafik Hubungan Arus dengan Waktu Gambar 4.20 Grafik Hubungan Daya dengan Waktu (28)

Hasil Analisa bahwa nilai arus dan daya mengalami kenaikan pada pukul 12.00, dikarenakan pada saat itu kondisi temperatur lingkungan tinggi sehingga mempengaruhi kinerja unit cold storage. Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Temperatur Ruangan Cold Storage Aktual Gambar 4.21 Grafik Hasil Pengukuran Suhu Ruangan 4.10 Analisa Sistem Refrigerasi dari Unit Cold Storage Dari hasil pengujian unit cold storage, bahwa unit ini menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap dengan menghasilkan kapasitas 5 kw dengan menggunakan refrigeran 22, bekerja pada suhu pengembunan 45 C dan suhu penguapan -5 C, maka dengan data di atas kita bisa menganalisa performa dari sistem cold storage tersebut. Langkah pertama untuk menganalisa sistem ini, kita gambarkan diagram tekanan-entalpi (Gambar 4.18) dan menentukan dari tabel A-6(lampiran 20), dan Gambar A-7(lampiran 21), entalpi-entalpi pada titik-titik penting. Nilai h 1 adalah entalpi uap jenuh pada -5 C, yaitu 403,5 kj/kg. Untuk menemukan h 2 melalui garis entropi tetap geser titik 1 hingga mencapai tekanan jenuh yang sesuai dengan suhu 45 C. Tekanan pengembunan ini adalah nilai h 2 = 440,5 kj/kg. Nilai h 3 dan h 4 identik dan sama dengan entalpi cairan jenuh pada suhu 45 C, yaitu 256,4 kj/kg. Sehingga h 1 = 403,5 kj/kg ; h 2 = 440,5 kj/kg ; h 3 = h 4 = 256,4 kj/kg Gambar 4.22 Diagram Tekanan-Entalpi Pada Sistem Refrigerasi Dari hasil data-data di atas, maka analisa-analisa yang terjadi pada sistem refrigerasi adalah : a. Efek refrigerasi(re) : RE = h 1 h 4 = 403,5 256,4 = 147,1 kj/kg b. Kerja kompresi W komp = h 2 h 1 = 440,5 403,5 = 37,0 kj/kg c. Laju alir refrigeran dapat dihitung dengan membagi kapasitas refrigerasi dgn dampak refrigerasi. Laju alir = =,, / = 0,035 kg/det d. Daya yang dibutuhkan oleh kompresor adalah kerja kompresi per kilogram dikalikan dengan laju aliran refrigerasi. Daya kompresor = Laju alir x Kerja kompresi = 0,035 kg/det x 37,0 kj/kg) = 1,29 kw e. Koefisien prestasi( COP ). COP = =,, = 3,97,, f. Daya kompresor per kilowatt refrigerasi adalah Daya refrigerasi =,, = 0,25 kw/kw (29)

5. Penutup 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Untuk perancangan cold storage room dengan volume ruang sebesar 45 m 3 membutuhkan kapasitas pendinginan sebesar 1,49 TR. b. Beban pendinginan yang terjadi dalam unit sistem cold storage merupakan jumlah dari beban panas dari beban transmisi, beban infiltrasi, beban produk dan beban-beban tambahan yang mempengaruhi sistem ini adalah sebesar 5248,7 Watt. c. Dari hasil perancangan unit sistem cold storage untuk kebutuhan volume ruangan ini dan temperatur ruangan 2-8 C didapat komponen-komponen utama dan komponen-komponen tambahan untuk sistem refrigerasi adalah sebagai berikut : d. Berdasarkan hasil analisa pengujian bahwa unit sistem cold storage memiliki laju aliran massa refrigeran sebesar 0,035 kg/det, daya compressor yang dibutuhkan 1,29 kw dan koefisien prestasi kerja (COP) sebesar 3,97. 5.2 Saran a. Untuk menghasilkan analisa yang lebih akurat, maka perancangan cold storage bisa disimulasikan dengan menggunakan salah satu program software seperti MATLAB. b. Untuk ke depannya dalam pengujian hasil perancangan cold storage, ada variable yang bisa diubah-ubah sehingga dapat mempermudah dalam menganalisa dari sistem cold storage ini. c. Untuk ke depannya perancangan cold storage yang berkapasitas 1000 kg dan 1500 kg bisa dilakukan pengujian sehingga dapat membandingkan dengan perancangan cold storage yang berkapasitas 525 kg yang sekarang ini sudah dilakukan pengujian. d. Agar hasil analisa pengujian cold storagenya lebih akurat, maka dalam pengambilan data harus lebih lengkap dan detail lagi. DAFTAR PUSTAKA ASHRAE. Handbook Of Fundamental. 1990 Bernard D. Wood, Zulkifli HarapaPenerapan Termodinamika Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga,1988. Dirja, Dasar-dasar Mesin Pendingin. Jakarta:Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,2004.. Dossat, Roy J.. Principles Of Refrigeration, Japan, 1961 Drs. Emon Paringga, E. Karyanto. Teknik Mesin Pendingin Volume 1. Jakarta: CV. Restu Agung., 2003 Hasan, Syamsuri,dkk, Sistem Refrogerasi dan Tata Udara. Jakarta:Direktorat Pembinaan sekolah Menengah kejuruan, 2008. Sumanto, 2002. Dasar-dasar Mesin Pendingin, Andi, Yogyakarta. Stoecke, Wilbert F. and Jerold W. Jone. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Edisi Kedua, terjemahan Supratman Hara. Jakarta:Erlangga,1982. Wiranto Arismunandar dan Heizo Sato. Penyegaran Udara. Jakarta:Erlangga, 1995. http://teachintegration.wordpress.com/hvac-forum/basic/siklus-refrigerasi/ (30)