HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA (Studi pada Rumah Sakit HIDAYAH Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KESEJAHTERAAN DENGAN SEMANGAT KERJA PADA PT.HAMUDHA PRIMA MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DENGAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian syarat

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. bagian mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Dimana satu sama

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 JUWIRING NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

I. IDENTITAS DIRI Nama : (boleh inisial) Masa kerja :. tahun Pendidikan akhir : Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan

PENGARUH TINGKAT KREATIVITAS DAN KEPERCAYAAN KEPADA REKAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI TEMPAT KERAJINAN TEMBAGA PT. BAKIKU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI KARYAWAN DENGAN LOYALITAS KERJA CV. SINAR ABADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, tantangan terhadap perubahan

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia usaha di era global saat ini sudah sangat ketat, setiap

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang yang berperan didalamnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Kerja

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap badan usaha dituntut memiliki kinerja yang baik. Hal ini dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN KELOMPOK DENGAN TINGKAT KOHESIVITAS PADA PENGGEMAR IDOL GROUP DI KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DPPKAD KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA (Studi pada Rumah Sakit HIDAYAH Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh : Ekka Nurcahyaningrum F 100110079 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA (Studi pada Rumah Sakit HIDAYAH Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi unruk Memenuhi Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan oleh : Ekka Nurcahyaningrum F 100110079 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA (Studi pada Rumah Sakit HIDAYAH Boyolali) Ekka Nurcahyaningrum Ekka.Nurcahya@yahoo.com Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI Kepuasan kerja yang rendah dapat menyebabkan karyawan bosan dengan tugastugasnya dan prestasi kerja yang buruk, sehingga karyawan memiliki keinginan untuk berhenti bekerja, mencari pekerjaan baru yang dirasa lebih baik dan memuaskan. Setiap rumah sakit pasti memiliki harapan untuk terciptanya suatu nilai kepuasan yang tinggi dari setiap karyawan dengan budaya organisasi yang ada pada rumah sakit. Kepuasan anggota adalah salah satu aspek yang digunakan untuk melihat kondisi suatu organisasi.tujuan perusahaan terbentuk dalam sebuah visi dan misi. Visi dan misi disuatu lembaga kesehatan juga merupakan wujud dari budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui apakah ada hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja karyawan, 2) Untuk mengetahui Tingkat kepuasan kerja karyawan, 3) Untuk mengetahui tingkat budaya organisasi, 4) Untuk mengetahui peran budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh karyawan rumah sakit Hidayah Kragilan Boyolali yang berjumlah 60 subjek yang dipergunakan sebagai sampel, maka dalam penelitian ini disebut study populasi. Alat pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah skala yaitu skala budaya organisasi dengan skala kepuasan kerja. Sedangkan teknik analisi data menggunakan Product Moment dari pearson. Berdasarkan hasil analisi data diperoleh koefisien korelasi = 0,648 dengan sig. 0,000; p 0,01. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja. Sumbangan afektif budaya organisasi dengan kepuasan kerja sebesar 43,3% dan 56,7% sisanya dipengaruhi variabel lainnya. Kepuasan kerja termasuk dalam kategori sedang dengan rerata empirik 99,55 dan rerata hipotik sebesar 100. Tingkat budaya organisasi termasuk kategori rendah dengan rerata empirik 88,33 dan rerata hipotik sebesar 95. Kata kunci : Budaya Organisasi, Kepuasan kerja

1 PENDAHULUAN Kesehatan kini menjadi kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak diiringin dengan terus meningkatnya taraf hidup masyarakat, dimana tuntutan akan nilai-nilai kesehatan bagi masyarakat akan terus ikut meningkat pula. Tuntutan bagi lembaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas terutama pelayanan jasa kesehatan yang lebih baik sesuai dengan rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009, bahwa pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan pasal 28 H Amandemen Undang- Undang Dasar 1945 Ayat (1) dan Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Fungsi rumah sakit dewasa ini bertambah kearah pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi. Baik dalam upaya penyembuhan bagi konsumen yang sedang sakit maupun bagi konsumen yang membutuhkan konsultasi kesehatan dan upaya pencegahan serta peningkatan kesehatan. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut, saat ini belum dapat berkembang dengan baik karena terdapat beberapa faktor yang salah satunya adalah sumber daya manusia yang kurang memadai dibidang kesehatan. Namun, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan pelatihan yang mendukung dari

2 berbagai pihak salah satunya adalah tempat dimana karyawan tersebut bekerja dalam hal ini adalah lembaga kesehatan. Jumlah pembangunan rumah sakit yang semakin banyak telah menimbulkan tingkat persaingan yang ketat, serta tantangan yang sangat besar bagi para pengelola agar terjamin adanya kelangsungan hidup dalam jangka panjang dan tercapainya tujuan perusahaan. Upaya mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada tingkat kepuasan kerja yang mempengaruhi kualitas kerja karyawan yang ada didalamnya, meningkatkan kepuasan kerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius agar visi dan misi perusahaan dapat terwujud. Budaya organisasi sangat penting, sebab merupakan kebiasaankebiasaan pada suatu oranisasi yang memiliki norma-norma perilaku yang juga diikuti oleh para anggotanya. Robbin (2001) budaya organisasi merupakan suatu sistem makna yang dianut bersama oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari lainnya. Budaya organisasi dapat membantu kerja karyawan, sebab menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemampuan terbaik dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasinya. Nilai-nilai yang dianut bersama membuat karyawan merasa nyaman bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan serta membuat karyawan mempertahankan keunggulan ditengah persaingan antar karyawan. Peningkatan kualitas pelayanan sebuah rumah sakit penting

3 diperhatikan, terutama pada saat ini dimana persaingan antar rumah sakit sangat ketat. Selain itu setiap rumah sakit pasti memiliki harapan untuk terciptanya suatu nilai kepuasan yang tinggi dari setiap karyawan dengan budaya organisasi yang ada pada rumah sakit tersebut. Kepuasan anggota adalah salah satu aspek yang digunakan untuk melihat kondisi suatu organisasi. Kepuasan anggota suatu organisasi akan terwujud dalam bentuk kinerja yang optimal. Sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerja sama antar pemimpin dan sesama karyawan merupakan bentuk dari kepuasan kerja (Tiffin dan McCormick, 1979). Dalam organisasi rumah sakit, tidak semua karyawan bekerja secara optimal. Hal ini tampak bahwa tidak semua karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seperti yang diharapkan pihak rumah sakit. Kepuasan kerja yang rendah dapat menyebabkan karyawan bosan dengan tugas-tugasnya dan prestasi kerja yang buruk, sehingga karyawan memiliki keinginan untuk berhenti bekerja, kemudian mencari pekerjaan baru yang dirasa lebih baik dan memuaskan. Sebaliknya, apabila karyawan memperoleh kepuasan dalam bekerja maka akan mempengaruhi kondisi kerja yang positif dan dinamis. Kondisi kerja yang dinamis ditunjukkan pada pekerjaan yang memberikan kesempatan bagi individu untuk berfikir kreatif, memiliki kebebasan dalam bekerja serta memiliki kontrol terhadap pekerjaannya. Gejala yang dapat diamati pada karyawan yang memiliki intensi turnover selain berusaha mencari

4 lowongan kerja, karyawan bekerja kurang cekatan, lebih banyak mengobrol dengan rekan kerja, bekerja dengan seenaknya, pemogokan kerja, bahkan hingga melakukan demo. Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti di Rumah Sakit selain itu membuat aktivitas kerja menjadi tidak efektif karena rumah sakit kehilangan tenaga ahlinya sehingga mempengaruhi kinerja rumah sakit. Robbin (2001) mengemukakan sebuah model keterkaitan antara Budaya Organisasi dan Kepuasan Hidayah Kota Boyolali, pada tahun Kerja. Budaya yang kuat akan 2012 jumlah karyawan yang keluar memiliki presentase sebesar 3,3%, kemudian menurun menjadi 1,6% pada tahun yang sama dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 6,6%. Turnover atau keluar masuknya pegawai ini berdampak negatif bagi rumah sakit. Rumah sakit akan melakukan proses rescruitment untuk menggantikan karyawan yang keluar, yang kemudian akan dilakukan training untuk melatih karyawankaryawan baru. Hal-hal tersebut juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, mengantar kepada kepuasan kerja yang tinggi. Sebaliknya budaya yang lemah akan membawa organisasi pada kepuasan kerja yang rendah pula. Teori yang telah mengakar tersebut, didukung oleh berbagai hasil penelitian. Penelitian dari Kotter & Hasket (1992) menyatakan bahwa budaya yang kuat adalah budaya yang bisa menciptakan iklim antar perusahaan dan para pegawai, serta bisa mengilhami tingkat produktivitas yang berbeda dari perusahaan

5 lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ketut (2010) menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan fenomena diatas, maka rumusan masalah yang diajukan oleh penulis adalah Rendahnya kepuasan kerja karyawan rumah sakit Hidayah kota Boyolali. Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis ingin memahami lebih lanjut melalui penelitian mengenai Hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja (Study Rumah Sakit Hidayah Kota Boyolali). Menurut Locke (1976) aspek kepuasan kerja yaitu : a. Pekerjaan itu sendiri Kepuasan dengan pekerjaan melibatkan kepuasan dengan berbagai aspek dari pekerjaan itu sendiri seperti adanya kesempatan untuk terus berkembang dan adanya proses belajar, jumlah pekerjaan, beban tanggung jawab pekerjaan, metode kontrol kerja dan kecepatan kerja karyawan, memperkaya pekerjaan, dan kerumitan pekerjaan yang dilakukan. b. Gaji Jumlah gaji yang diterima, keadilan dan metode pembayaran mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan. c. Promosi Dalam sebuah organisasi diperlukan suatu kebijakan, keadilan, dan kesempatan untuk dipromosikan bagi karyawannya. d. Pengakuan Pengakuan termasuk pujian dan penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

6 e. Manfaat Kepuasan karyawan muncul dari manfaat berupa adanya jaminan pensiun, kesehatan, pemberian masa liburan yang ditawarkan oleh organisasi. f. Kondisi kerja Kepuasan dengan kondisi kerja meliputi kepuasan dengan hal-hal seperti jam kerja, istirahat makan siang, dll. g. Pengawas Kepuasan dengan pengawas mengacu pada kepuasan dengan gaya pengawasan dan pengaruh teknis, hubungan dengan orang lain, dan ketrampilan administfatif. h. Teman kerja Kepuasan dengan rekan kerja mengisyaratkan kompetensi, saling menolong, dan keramahan karyawan. i. Manajemen perusahaan Kepuasan manajemen dan perusahaan meliputi kepuasan dengan sebagian besar aspek yang dibahas diatas termasuk kepedulian CPNS serta kebijakan gaji dan tunjangan. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Mullin (1993) yaitu: a. Faktor pribadi, faktor ini meliputi kepribadian, pendidikan, intelligence dan kemampuan, usia, status perkawinan, dan orientasi kerja. b. Faktor sosial, faktor ini meliputi hubungan dengan rekan kerja, kelompok kerja dan norma-norma, kesempatan untuk berinteraksi, dan organisasi informal. c. Faktor budaya, faktor ini meliputi sikap-sikap yang mendasari kepercayaan, dan nilai-nilai. d. Faktor organisasi, faktor ini meliputi sifat dan ukuran, struktur formal,

7 kebijakan-kebijakan personalia dan prosedur-prosedur, relasi karyawan, sifat pekerjaan, teknologi dan organisasi kerja, supervisor dan gaya kepemimpinan, sistem manajemen, dan kondisi-kondisi kerja. Faktor lingkungan, faktor ini meliputi ekonomi, sosial, dan pengaruh-pengaruh pemerintah. Menurut Robbin (2001) budaya organisasi merupakan suatu sistem makna yang dianut bersama oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari lainnya. Menurut Miller (1997) ada delapan aspek budaya organisasi : a. Tujuan, menyangkut seberapa jauh karyawan dapat memahami tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. b. Konsensus, meliputi seberapa jauh orang dalam pemberian kesempatan kepada seluruh karyawan untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan. c. Keunggulan, meliputi seberapa besar tekat kemampuan organisasi untuk menumbuhkan sikap agar selalu menjadi yang terbaik dan berprestasi yang lebih baik lagi dari apa yang dilakukan sebelumnya. d. Kesatuan, berkaitan dengan sikap yang dilakukan organisasi terhadap karyawan. e. Prestasi, yaitu sikap organisasi terhadap prestasi karyawan. f. Empirik, menyangkut dengan sejauh mana organisasi menggunakan buktibukti empirik didalam pengambilan keputusan. g. Keakraban, berhubungan dengan gambaran situasi kondisi pergaulan sosial dalam organisasi dan antar karyawan organisasi. Integrasi, berhubungan dengan sejauhmana anggota organisasi mau

8 bekerja sama dengan kesungguhan dalam pencapaian tujuan organisasi. Maram (2000), paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi budaya organisasi, yaitu : a. Filsafah, visi, misi dan strategi perusahaan. Falsafah atau visi perusahaan merupakan sistem nilai yang menjadi pedoman pola pikir dan perilaku perusahaan, yang selanjutnya dijabarkan dalam misi dan strategi pncapaian. b. Struktur, iklim, simbol, nilai dan kebiasaan. Ukuran perusahaan dan luasnya rentang kendali akan mempengaruhi bentuk dan intensitas pola hubungan antar personal. Simbol-simbol dan kebiasaan yang berlaku seperti tradisi pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi mempengaruhi c. Kepemimpinan Kepemimpinan amat nyata pengaruhnya. Citra perusahaan tercermin dari perilaku pemimpinnya. d. Lingkungan. Sebaik apapun budaya yang diciptakan tidak akan berguna jika budaya tersebut berkembang dilingkungan yang kurang kondusif. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan rumah sakit Hidayah Kragilan Boyolali yang berjumlah 60 orang, maka penelitian ini disebut dengan study populasi. Pada penelitian ini menggunakan study populasi karena populasi subjek kurang dari 100. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN perwajahan budaya perusahaan.

9 Berdasarkan hasil analisi Product Moment diketahui bahwa hubungan antara budaya organisasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja dalam penelitian ini diterima. Hasil ini sesuai dengan dengan kepuasan kerja sebesar penelitian yang dilakukan oleh 0,648 dengan sig. = 0,000; p < 0,01. Nilai (r) positif menunjukkan arah kedua variabel positif, nilai signifikansi dibawah 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja karyawan. Hubungan positif dari penelitian ini dapat digambarkan bahwa semakin tinggi budaya organisasi maka semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan, sebaliknya apabila rendahnya budaya organisasi maka kepuasan kerja semakin rendah. Hasil perhitungan Product Moment menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan, Ada Hubungan Positif antara Budaya O Relly, Chatman & Caldwell (1990) menunjukkan bahwa kecocokan individu dengan organisasi dapat memprediksi meningkatkan kinerja, kepuasan dan perputaran tenaga kerja antar berbagai macam jabatan. Hasil tersebut dapat dilihat pada jumlah karyawan yang keluar lebih sedikit dibandingkan karyawan yang masuk dan masih menetap diperusahaan tersebut, seperti dirumah sakit Hidayah. Variabel kepuasan kerja memiliki rerata empirik (RE) sebesar 99,55 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 100 yang menunjukkan kepuasan kerja subjek tergolong sedang. Kondisi ini dapat diartikan

10 bahwa subjek penelitian pada dasarnya memiliki sikap yang terbentuk dari aspek kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Locke (1967) yaitu gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan, promosi untuk karyawan dengan penempatan yang sesuai, supervisi yang bisa dasarnya kurang memiliki sikap dari aspek budaya organisasi yang dikemukakan oleh Miller (1997) yaitu tujuan yang belum dapat tercapai dengan baik, konsensus yang kurang melibatkan karyawan berpartisipasi secara merata, tekat organisasi yang kurang bertekat dalam mencapai keunggulanuntuk mengayomi serta membimbing berkembang, rendahnyakesatuan bawahannya, rekan kerja yang saling peran aktif karyawan dalam mendukung, serta kualitas pekerjaan mengembangkan organisasi, yang dilakukan oleh karyawan. Keseluruhan aspek tersebut menjadi bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh subjek. organisasi kurang memberikan apresiasi pada anggotanya yang prestasi, pengambilan keputusan yang kurang empirik dalam Variabel budaya organisasi organisasi, keakrabandimana memiliki rerata empirik (RE) sebesar 83,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 95 yang menunjukkan budaya organisasi subjek tergolong rendah. Kondisi ini dapat diartikan kerjasama yang kurang terjalin secara baik sehingga hubungan antara anggota organisasi kurang akrab, kurangnya motivasi anggota organisasi dalam mewujudkan visi bahwa subjek penelitian pada

11 dan misi organisasi sehinggaintegrasi rendah. Sumbangan efektif untuk variabel dari kedua variabel dilihat dari koefisien determinasi r 2 sebesar 0,443 yang menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 43,3% dan 56,7% sisanya dipengaruhi variabel lainnya. faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja selain budaya organisasi misalnya. Menurut Herzberg (1957), faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja meliputi nilai penghargaan, pekerjaan itu sendiri, sangat signifikan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja artinya semakin tinggi budaya organisasi maka semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan, sebaliknya apabila rendahnya budaya organisasi maka kepuasan kerja karyawan semakin rendah. Budaya organisasi pada penelitian ini dijadikan sebagai salah satu indikator untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan rumah sakit Hidayah. Penggunaan subjek pada penelitian ini masih terbatas, hanya pada populasi karyawan rumah sakit Hidayah dengan karyawan yang tanggung jawab, gaji, hubungan masih terbatas dibandingkan dengan interpersonal dengan atasan, kondisi kerja, keberhasilan, jaminan masa, status. Berdasarkan hasil penelitian serta analisis diatas menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang rumah sakit rumah sakit pesaingnya, sehingga untuk lingkungan yang luas dengan karakteristik yang berbeda diperlukan penelitian yang lebih dalam lagi serta menambah aitem-

12 aitem baru yang belum dicantumkan oleh peneliti. KESIMPULAN DAN SARAN a) Kesimpulan 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi budaya organisasi yang dimiliki rumah sakit Hidayah maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawannya, sebaliknya apabila rendahnya pengaruh budaya organisasi yang dimiliki rumah sakit Hidayah maka kepuasan kerja karyawan pun semakin rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan 0,648 dengan sig. = 0,000; p 0,01. 2. Tingkat budaya organisasi masuk dalam kategori rendah. rerata empirik untuk budaya organisasi sendiri adalah 99,55. Rerata hipotik skala budaya organisasi sebsesar 95. 3. Tingkat kepuasan kerja temasuk dalam kategori sedang. rerata empirik sebesar 99,55. Rerata hipotik skala kepuasan kerja sebesar 100. 4. Sumbangan afektif budaya organisasi sebesar 43,3% dan masih terdapat 56,7% sisanya dipengaruhi variable lain yang dapat mempengaruhi variabel kepuasan kerja diluar variabel budaya organisasi. b) Saran Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan, pertimbangan, informasi tambahan bagi peneitian sejenis, sehingga dapat menjadi acuan dalam penyempurnaan penelitian sejenis. DAFTAR PUSTAKA Camerun, K. S., & Quinn, R. E. (2006). Diagnosting and

13 Changing Organization Morissan. (2010). Psikologi Culture. USA: Jossey-Bass. Ernawan, E. R. (2011). Budaya Organisasi dalam Perspektif Ekonomi dan Bisnis. Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Bandung: Alfabeta. Ketut, G. (2010). Pembuktian Jakarta: Indonesia. Universitas Budaya Organisasi pada Kepuasan Kerja. Jurnal Sinambela, L. P. (2012). Kinerja Pegawai Teori, Pengukuran Akutansi, Manajemen Bisnis dan Implementasi. dan Sektor Publik (JAMBSP). Vol, 6. No, 3. Juni 2010: 289. Lumbanraja, P. (2009). Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan dan Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutrisno, E. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tanglalisan, H. N. (2007). JURNAL APLIKASI Manajemen Publik. Jakarta: MANAJEMEN. Vol, 7. No 2, Mei 2009: 450-453. Mobley, W. H. 1986. Pergantian Karyawan: Sebab, Akibat, PT.Grasindo Indonesia. Wijono, S. (2010). Psikologi Indstri dan Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media dan Pengendaliannya. Group. Terkemahan. Jakarta: PT Pustaka Binama Pressindo. Williams, K. Y., & O'Reilly, C. A. (1998). Demography and Diversity In Organizations. JAI-Press Inc.