*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Keywords: Anemia, Social Economy

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KOMPLEKS PASAR 45 KOTA MANADO Fitriani Valentine Limpeleh*

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SD KATOLIK St. THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

ABSTRACT. Objective: To identify association between immunization and nutrition status of children under five.

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

Keywords: Mother Rearing System, Nutritional Status, 1-3 Years Old Children. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH 5 TAHUN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUSUKAN SURAKARTA

HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DAN STATUS KESADARAN GIZI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON I, BANTUL

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

FREKUENSI KONSELING GIZI, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PERUBAHAN BERAT ENERGI PROTEIN (KEP) DI KLINIK GIZI PUSKESMAS KUNCIRAN, KOTA TANGERANG

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA 6-48 BULAN TERHADAP STATUS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS SEI TATAS KABUPATEN KAPUAS

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

Key Words :consumption of street food, daily food intake, nutritional status. Bibliography : 80 ( )

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALANTAKAN KECAMATAN LANGOWAN. Eirene. Maradesa*, Nova H. Kapantow*, Maureen I. Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Makanan sehari-hari perlu mengandung cukup energi dan zat yang esensial untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan mengatur proses tubuh. Ketiga jenis zat makro berupa karbohidrat, lemak, dan protein menghasilkan energi bagi tubuh melalui proses metabolisme (pembakaran). Sumber energi yang utama adalah karbohidrat dan lemak, sedangkan protein terutama digunakan sebagai zat pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan September November tahun 2014 di Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan dengan total responden sebesar 84 anak berumur 1-3 tahun. Penelitian ini menggunakan kuesioner Food Recall 2 24 Jam, alat timbangan berat badan, pengukuran tinggi badan/microtoice, program SPSS, dan program nutrisurvey sebagai instrument. Asupan energi yang kurang berjumlah 38.09% dan lebih berjumlah 26.19% selanjutnya asupan protein yang kurang berjumlah 10,71% dan lebih berjumlah 63,10% selanjutnya Status gizi menurut umur (TB/U), pendek berjumlah 31% dan normal berjumlah 53,6% selanjutnya status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT/U) gemuk berjumlah 3,6% dan normal 96,4%, hasil uji menunjukan bahwa tidak berhubungan antara asupan energi dengan status gizi menurut TB/U (p=0,926), IMT/U (p=0,139) selanjutnya asupan protein dengan status gizi menurut TB/U (p=0,926), IMT/U (p=0,363) menunjukan bahwa tidak berhubungan antara asupan protein dengan status gizi pada anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Walantakan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan antara asupan energi dan asupan protein dengan status gizi menurut TB/U, IMT/U di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan. Kata Kunci : Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi ABSTRACT Daily food should caontain adeqnate energy and essential nutrition for reputation types of substances are carbohydrates macro, fats and for the body through metabolic processes (combustion). The main energy source is carbohydrate and fat and protein is mainly used as a builder substance and maintain the cells and tissues of the body. This study was anobservational analytic with cross sectional approach conducted in September- November 2014 in PHC walantakan District Langowan with total subject 84 children aged 1-3 years. this researchuse the questionnaire, Food Recall 2 24 hours, the scale weight, height measurement/microtoice, SPSS and nutrisurvey programas a research instrument. Data processing with Spearman Rank test with α=0,05, CI=95%. Less energy intake amounted to 38,09% and amounted to 26,19%, intake of protein is less amounted to 10,71% and amounted to 63,10% subsequent nutritional status according to age (TB/U), amounting to 31% shorter and amounted to 53,6% next normal nutritional status according to the nutritional status of the index according to the Body Mass Index (IMT/U) amounted to 3,6% fat and 96,4% of normal, test results shows that there is correspondence between energy intake and nutritional status TB/U (p=0,926), IMT/U (p =0,139) protein intake and nutritional status TB/U (p=0,926), IMT/U (p=0,363) address that is notnot related between. There s no relationship between energy intake and protein intake with nutritional status according to TB/U, IMT/U in the working area of community health center walantakan langowan. Keyword: Energy intake, Protein Intake, Nutritional Status 49

PENDAHULUAN Saat ini dunia tengah menghadapi masalah gizi ganda yaitu kekurangan dan kelebihan gizi. Kekurangan gizi yaitu kurang vitamin A (KVA), anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) dan kekurangan energi protein (KEP), sedangkan masalah kelebihan gizi juga yang kini dihadapi ialah masalah obesitas (Almatsier, 2009). Kini terdapat lebih banyak orang yang memiliki berat badan berlebih dibandingkan dengan gizi kurang di seluruh dunia (Barasi, 2007). Masalah gizi juga terjadi pada anak usia prasekolah dan usia sekolah (Almatsier dkk, 2011). Masalah gizi pada anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara kurang asupan dan keluaran zat gizi, yaitu asupan yang melebihi keluaran ataupun sebaliknya (Arisman, 2009). Kekurangan zat gizi pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi dan gangguan perkembangan kognitif (Barasi, 2007). Hasil Riskesdas 2013 Status gizi balita menurut indikator BB/U menunjukkan bahwa prevalensi beratkurang (underweight) menurut provinsi dan nasional. Secara nasional, prevalensi berat kurang pada tahun 2013 adalah 19,6% terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 yaitu 18,4% dan 17,9% pada tahun 2010 terlihat meningkat. Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 2013 sampai 2015. Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi gizi buruk-kurang pada anak balita sebesar 19,6% yang berarti masalah gizi berat-kurang di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. sementara anak yang mengalami gizi buruk di Sulawesi Utara tahun 2010 secara nasional sebesar 10,6%. Pada tahun 2012 prevalensi gizi buruk pada anak balita di Sulawesi Utara sebanyak 94 jumlah kasus, jumlah kasus tersebut merupakan jumlah terkecil dalam 5 tahun terakhir yaitu 106 kasus pada tahun 2007 (Profil Kesehatan Sulawesi Utara, 2012). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara asupan energi dan asupan protein dengan status gizi ( TB/U dan IMT/U) anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa. 50

METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Walantakan denganjumlah sampel 84 anak.subjek yang diambil untuk memenuhi kriteria inklusi yaitu anak tidak sedang terinfeksi suatu penyakit kronis (Diare, TBC, DB, Malaria, Campak dan Polio) dan mendapatkan persetujuan dari responden dengan mengisi informed consent. Selanjutnya kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah anak yang sakit pada saat penelitian. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengukuran tinggi badan, berat badan dan wawancara untuk kuesioner food recall. Analisis data dalam penelitian ini yaitu Analisis Univariat dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel penelitian. Analisis bivariat dilakukan uji korelasi Rank Spearman pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05) HASIL Analisis Univariat Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 84 sampel, responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak berumur 1 sampai 3 tahun yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kiriteria eksklusi. Jenis kelamin perempuan merupakan distribusi terbesar dalam penelitian ini yaitu sebanyak 43 subjek (51,1%) sedangkan subjek dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 subjek (48,9%). Berdasarkan umur, subjek yang berumur 13-24 bulan merupakan distribusi terbesar yaitu sebanyak 45 subjek (53,58%). Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur ibu diketahui paling banyak terdapat pada umur 25-45 tahun yaitu 71,43%, dan kelompok umur <25 tahun sebanyak 25% sedangkan pada kelompok umur >45 tahun berjumlah 3,57% responden. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan diketahui paling banyak tamat SMA berjumlah 51 (60,8%) responden. Distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diketahui yang bekerja sebagai IRT berjumlah 73 (87%) responden. Tabel 1. Persentase Asupan Energi anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Walantakan. Asupan n % Energi 51

Kurang 32 38,09% Cukup 30 35,72% Lebih 22 26,19% Total 84 100 Berdasarkan hasil penelitian persentase anak usia 1-3 tahun diketahui bahwa anak dengan asupan energi kurang berjumlah 38,09%, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Persentase asupan protein anak usia 1-3 diketahui bahwa anak dengan asupan protein lebih berjumlah 63,10%., asupan protein cukup berjumlah 26,10%, sedangkan anak dengan asupan protein kurang berjumlah 10,71%. Analisis Bivariat Asupan energi dengan status gizi berdasarkan TB/U menggunakan uji Spearman Rank, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi berdasarkan TB/U dengan taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,926 (p 0,05). Asupan protein dengan status gizi berdasarkan TB/U menggunakan uji Spearman Rank, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan Tabel 2. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U Status Gizi IMT/U Asupan Energi Kurang Cukup Lebih Normal Gemuk r p 32 29 20 0 1 2 0,10 0,139 Hasil uji spearman Rank menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi IMT/U dengan taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,139 (p 0,05). Tabel 3. Hubungan Antara Asupan Protein Dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U Asupan Protein Kurang Cukup Lebih Status Gizi IMT/U Normal Gemuk r p 9 22 50 0 0 3 0,101 0,363 Hasil uji spearman Rank menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi IMT/U dengan taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,363 (p 0,05). antara asupan protein dengan status gizi berdasarkan TB/U dengan taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,926 (p 0,05). PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun berjumlah 84 sampel. Berdasarkan analisi 52

statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman antara variabel asupan energi dengan status gizi TB/U diperoleh nilai p=0,926 (p 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi TB/U, antara variabel asupan energi dengan status gizi IMT/U diperoleh nilai p=0,139 (p 0,05). Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan antara variabel asupan energi dengan status gizi IMT/U. Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman antara variabel asupan protein dengan status gizi TB/U diperoleh nilai p=0,926 (p 0,05) diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi TB/U, antara variabel asupan protein dengan status gizi IMT/U diperoleh nilai p=0,363 (p 0,05). Hal tersebut menunjukanbahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi IMT/U. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukakan oleh Muchlis N, (2011) pada 127 balita di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang. Analisis data menggunakan uji chi square dengan hasil tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi BB/TB (p=0,061), asupan protein dengan status gizi TB/U (p=1,000), asupan protein dengan status gizi BB/TB (p=0,650) sebaliknya terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi TB/U (p=0,027). Penelitian Sulistya (2013) dengan menggunakan uji chi square, didapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi kurang. Hasil penelitian yang dilakukan pada anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan berbanding terbalik dengan hasil penelitian Purwaningrum (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara asupan makanan (energi dan protein) dengan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas Sewon I Bantul, Yogyakarta dan ada hubungan antara status kesadaran gizi keluarga (KGK) dengan status gizi di wilayah kerja puskesmas Sewon I Bantul, Yogyakarta. Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa asupan makanan (energi dan protein) secara tidak langsung dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan dukungan keluarga, salah satunya penelitian dari Retnaningsih C, dkk (2011). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Prakoso 53

(2012) dimana terdapat hubungan antara asupan makanan dengan status gizi (p=0,012). Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhariati (2013) yaitu makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau digunakan manusia supaya dapat hidup. Zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat-zat makanan ini mempunyai fungsi sebagai sumber energi atau tenaga, menyumbang pertumbuhan badan dan mengganti sel-sel yang rusak mengatur keseimbangan air, mineraldan asam basa di dalam cairan tubuh serta sebagaimekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit dan antitoksin. Dalam penelitian ini didapati ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan status gizi anak balita. Energi dalam tubuh manusia timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Dengan demikian agar dapat tercukupi kebutuhan energinya diperlukan intake zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Zat gizi adalah zat atau unsurunsur kimia yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, perkembangan, pertumbuhan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya (Almatsier, 2009). KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi TB/U (p=0,926), IMT/U (p=0,139)pada anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan. 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi TB/U (p=0,926), IMT/U (p=0,363) pada anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan. SARAN 1. Disarankan kepada pihak Puskesmas untuk meningkatkan kegiatan monitoring dan penilaian status gizi secara berkala dan juga memberikan bimbingan konsultasi gizi kepada ibu balita. 2. Disarankan untuk ibu dari balita untuk lebih memperhatikan pola 54

makan dan konsumsi makan sesuai dengan kebutuhan gizi setiap balita, dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari biasakan makan-makanan yang bergizi. 3. Pada penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi status gizi tidak hanya asupan energi dan protein. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S, Soetardjo S & Soekatri M. 2011.Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Arisman, 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi.Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Barasi, M. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Kementerian Kesehatan R.I. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Muchlis N, (2011). Hubungan Asupan Energi Dan Protein Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Tamamaung. Online di http://repository.unhas.ac.id/handl e/123456789/7908/novayeni %20Muclis%20K21106024.pdf?S equence = 1 (Diakses Pada 07/02/2015) Prakoso I, (2012). Hubungan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan GiziDan Tingkat Konsumsi Energi Dengan Status Gizi BalitaDi Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Online di:http://jurnal.upload.ac.id/ejourn al/article/download/761/807. (Diakses pada 22/08/ 2014) Profil Kesehatan Sulawesi Utara, 2012 Purwaningrum S, (2012). Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I, Bantul. Journal of Nutrition College. 3(1) : 98-105 Online di:http://ejournals1.undip.ac.id/ind ex.php/jnc (Diakses pada 20/08/2014) Retnaningsih CH, (2011).Penilaian Status Gizi Berdasarkan Kecukupan Energi (Kalori) Dan Protein Pada Balita (Usia 3 5 Tahun) Di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. SERI KAJIAN ILMIAH, Vol 14, Nomor 2, November 2011. Online di: http:// eprints. ac. id/ 42008/ 2/582_chairunisa_G2C009045.pdf. (Diakses Pada 22/08/2014) Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 55

Sulistya H, (2013). Hubungan Tingkat Asupan Energi dan Protein Dengan KejadianGizi Kurang Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal Gizi, Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol 2 (1). No: 25-30. Online dihttp://jurnal. unimus.ac.id/index.php/jgizi/articl e/view/753 (Diakses Pada 06/02/2015) Suhariati. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Status Gizi Di Posyandu Melati Desa Jerukwangi Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. Jurnal Sain Med, Vol 5. No 1 Juni 2013:22-30. Online dihttp:www.kopertis7.go.id/uploa djurnal/suhariati_akbid_pamena ng_kediri.pdf (Diakses Pada 06/02/2015) 56