Oleh YATI NURYATI A

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh YATI NURYATI A

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DE KABUPATEN GARUT DAM SOPPEIUIG :

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA SISTEM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permenhut Nomor P. 56/Menhut-II/2007, Persuteraan Alam

ANALISIS PENDAPATAN, NILAI TAMBAH DAN KESEMPATAN KERJA USAHATANI SUTERA ALAM PADA DUA BENTUK KEMITRAAN DI KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT.

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

ANALISA PENDAPATAN, NlLAl TAMBAN, DAN KESEMPATAN KERJk PADA USAHATAN1 SUTERA

ANALISA PENDAPATAN, NlLAl TAMBAN, DAN KESEMPATAN KERJk PADA USAHATAN1 SUTERA

BALAI PERSUTERAAN ALAM

Oleh : Tanti Novianti A

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha

KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya persediaan yang memadahi diperusahaan maka akan terancam kegagalan

Belajar sambil Berlibur ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera Oleh : Ernita

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN Tekstil merupakan salah satu andalan ekspor non-migas pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. yang bernilai tinggi, mudah dilaksanakan, pengerjaannya relatif singkat,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali usaha di bidang tekstil. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RAMI DAN DUKUNGAN PADA PILOT PROJECT PENGEMBANGAN RAMI DI KABUPATEN GARUT

ABSTRAK. Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Absorption Costing, Variable Costing. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha terus mengalami perubahan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

cukup lama berkembang di Indonesia Industri tersebut mulai berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

Peluang Investasi Sutra Alam

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS. PERTANI AN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI PEMINTALAN BENANG SUTERA ALAM

ANWklSlS PEBGADAAN BANAN BAKU DAW PENGOLAHAW SERAT KAPAS PADA lndustri TEKSTIL

ANWklSlS PEBGADAAN BANAN BAKU DAW PENGOLAHAW SERAT KAPAS PADA lndustri TEKSTIL

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan industri pariwisata di Indonesia terus mendapatkan

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

Jumlah Biaya PENERIMAAN (b) Kg =

PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009

TIPOLOGI USAHA SUTERA ALAM DI KECAMATAN DONRI- DONRI KABUPATEN SOPPENG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA PERSUTERAAN ALAM (Studi Kasus pada Koperasi Petani Pengrajin Ulat Sutera Sabildmgan III,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

VII DAMPAK PENCAPAIAN KEBIJAKAN GERNAS DAN PENERAPAN BEA EKSPOR KAKAO TERHADAP KINERJA INDUSTRI HILIR DAN PENERIMAAN PETANI

Oleh : Weny Indah Kusumawati Nrp :

Strategi Adaptasi Pengusaha Kerajinan Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) di. Tengah Kemajuan Teknologi

A. Malsari Kharisma Alam, A.Amidah A., Sitti Nurani S 83

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

ANALISIS PERBANDINGAN KONSUMSI BUAH NASIONAL DAN BUAH IMPOR DI WILAYAH JAKARTA TIMUR DAN JAKARTA UTARA

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

ANALISIS IMPOR SERAT DI INDONESIA. JURUSAPd ILMU-IIILMU SOSLAL EKONOMI P ERTmM FAKULTAS PERTAMAN INSTITUT PERTIUUW BOGOR 1997

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian

KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN

KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dan perekonomian baik secara nasional

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

STRUKTUR BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA TENUN SUTRA KABUPATEN GARUT (Studi Kasus Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut) RD NOER ASSYIFA

DALAM PENGEMBANGAN SERAT RAMI

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

Transkripsi:

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAN TITIK IMPAS PENJUALAN KAIN SUTERA ALAM (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI",Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh YATI NURYATI A29 1205 JURUSAN EMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1996

YATI NURYATI. Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Titik Impas Penjualan Kain Sutera Alam (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI", Kabupaten Garut-Jawa Barat) (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI). Kain sutera alam merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang mempunyai peluang pasar cukup besar. Dalam kaitannya dengan aspek pengolahan; industri pertenunan kain sutera alam cukup ideal dikembangkan di Indonesia karena mempunyai keterkaitan ke belakang dengan usaha budidaya tanaman murbei, pemeliharaan ulat sutera di pedesaan, dan industri pemintalan benang sutera alam. Dengan semakin berkembangnya industri pertenunan kain sutera alam diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pendapatan penduduk, dan devisa negara. Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI" merupakan salah satu unit usaha pertenunan kain sutera alam di Indonesia. Perusahaan ini masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan memproduksi dua jenis kain sutera alam, yait~i kain tenun polos dan kain tenun ikat. Penggunaan ATMB dalam proses produksi menyebabkan rendahnya produksi dan kualitas kain yang dihasilkan. mempengaruhi nilai penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini Oleh mencakup proses produksi kain tenun polos dan kain tenun ikat. (2) Menganalisis nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan benang sutera alam menjadi kain tenun polos dan kain tenun ikat. (3) Menganalisis titik impas penjualan kain tenun polos dan kain

tenun ikat, serta kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. (4) Menganalisis pengaruh perubahan volume penjualan, biaya tetap, dan biaya variabel terhadap titik impas dan kemampuan pemsahaan dalarn memperoleh laba. Alat analisis yang digunakan adalah analisis nilai tambah, analisis titik impas. analisis kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, dan analisis sensitivitas. Pengolahan benang sutera alam menjadi kain tenun polos dan kain tenun ikat telah dapat menciptakan nilai tambah, yaitu masing-masing sebesar Rp 99 102.67 dan Rp 205 183.58 per kilogram benang sutera alarn. Dalam kaitannya dengan tingkat penjualan menunjukkan bahwa penjualan kain tenun polos dan kain tenun ikat pada. tahun 1995, telah melampaui penjualan pada tingkat impas. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pertenunan kain tenun polos dan kain tenun ikat telah dapat memberikan keuntungan terhadap perusahaan. Sedangkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari penjualan kain tenun polos lebih tinggi dibandingkan pada kain tenun ikat, yaitu masing-masing sebesar 22.20 persen dan 21.1 1 persen. Tingginya kemampuan memperoleh laba pada penjualan kain tenun polos antara lain disebabkan karena penjualan kain tenun polos lebih tinggi dibandingkan kain tenun ikat. Dari hasil analisis sensitivitas, peningkatan volume penjualan sebesar 24.8 persen (cateris paribus) dapat meningkatkan kernampuan perusahaan dala~n memperoleh laba dari penjualan kain tenun polos dan kain tenun ikat. Sedangkan peningkatan biaya tetap dan biaya variabel sebesar 7.4 persen (cateris paribus) dapat rnenurunkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dimana penurunan kemampuan memperoleh laba akibat peningkatan biaya variabel lebih besar dibandingkan penurunan kemampuan memperoleh laba akibat peningkatan biaya tetap.

Selanjutnya, penurunan biaya tetap dan biaya variabel sebesar 7.4 persen (cateris paribus) dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dimana peningkatan kemampuan memperoleh laba akibat penurunan biaya variabel lebih besar dibandingkan peningkatan kemampuan memperoleh laba akibat penurunan biaya tetap. Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari penjualan kain tenun ikat, perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan produksi dan penjualan kain tenun ikat. Peningkatan produksi ini hams disertai dengan peningkatan diversifikasi motif kain dan membuat motif yang irp to date sehingga dapat memenuhi selera konsumen yang lebih beragam dan memperluas daerah pemasaran. Selain itu, perusahaan perlu lebih mengefisienkan penggunaan faktor produksi tenaga kerja langsung dan bahan baku karena perubahan kedua jenis biaya tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan kemampuan memperoleh laba. Sedangkan bagi perusahaan pertenunan kain sutera alam yang lainnya, disarankan untuk mengembangkan kain tenun ikat karena telah dapat menciptakan nilai tambah yang cukup besar sehingga dengan berkembangnya usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan penduduk. Dalam upaya pengembangan sutera alam Indonesia, maka perlu diadakan studi banding antara industri pertenunan kain sutera alam yang menggunakan ATBM dengan industri pertenunan kain sutera alam yang menggunakan ATM. Selain itu, perlu diadakan penelitian sutera alam terpadu mulai industri hulu sampai industri hilir.

- ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAN TITIK IMPAS PENJUALAN KAIN SUTERA ALAM (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI", Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh Y AT1 NURY AT1 A 29 1205 Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sajana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor - ~~~ -~ -~ - - - ~- - - JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1996