BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 15% penduduk Amerika Serikat memiliki kadar kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya. (1) Penyakit arteri koroner adalah penyebab utama kematian keseluruhan untuk wanita dan meningkat secara dramatis setelah menopause karena hilangnya perlindungan estrogen. (2) Zat gizi atau nutrisi di dalam makanan merupakan kunci perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Asupan makanan yang buruk merupakan factorrisiko untuk penyakit kronik yang mematikan ataupun mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler. Kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada wanita melebihi pada pria di Amerika Serikat. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler untuk usia dibawah 55 tahun secara signifikan lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita, namun angka kematian penyakit arteri koroner dan sindrom koroner akut setelah usia 65 tahun lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada pria. (3) Hasil Riskesdas 2007, Prevalensi nasional Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala adalah 7,2%. Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Jantung diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan SulawesiBarat. (4) Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) yang terdiagnosis dokter serta yang terdiagnosis dokter pasien dengan gejala mirip

PJK meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur65-74 tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen,menurun sedikit pada kelompok umur 75tahun. Prevalensi PJK yang terdiagnosis dokter serta yang terdiagnosis dokter pasien dengan gejala mirip PJK lebih tinggi pada perempuan (0,5%dan 1,5%). (5) PJK terdiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi diperkotaan, namun berdasarkan terdiagnosis dokter pasien dengan gejala mirip PJK lebih tinggi dipedesaan dan pada kuintil indeks kepemilikanterbawahmenunjukkan prevalensi jantung koroner berdasarkan terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan terdiagnosis dokter pasien dengan gejala mirip PJK sebesar 1,5 persen. Prevalensi jantung koroner berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKIJakarta, Aceh masing-masing 0,7 persen, lalu Sumatera Barat 0,6 %. Sementara prevalensi jantung koroner berdasarkanterdiagnosis dokter pasien dengan gejala mirip PJK tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%),dan Sulawesi Barat (2,6%). (4) Penyakit jantung koroner (PJK) di RSUP DR.M.Djamil tahun 2013 termasuk tiga penyakit dengan prevalensi tertinggi. Pada unit rawat rawat jalan penyakit jantung diperoleh data rata-rata pasien yang datang berobat sehari ± >100 pasien dan pada umumnya merupakan pasien PJK. Berdasarkan data yang diperoleh kunjungan pasien untuk kontrol biasanya dilakukan sekali sebulan, ini menandakan banyaknya pasien penyakit jantung di sumatera barat terutama yang berobat ke RSUP DR.M.Djamil Padang. Hasil survei pendahuluan laporan sub bagian rekam medis RSUP Dr.M.Djamil Padang pasien PJK tahun2010 sebanyak 63 orang dengan 13 orang wanita menopause. (6) Pada tahun 2011 meningkat menjadi 98 orang dengan 17 orang

wanita menopause. (7) Pada tahun 2012 terdapat 18 orang wanita menopause mengalami PJK. (8) Pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang signifikan pasien PJK wanita menopause yakni sebanyak 101 orang. (9) Penyakit jantung koroner (PJK) biasanya terjadi pada usia setengah baya.penyakit jantung koroner tidak mudah terlihat seperti penyakit lainnya (kulit, tumor, patah tulang atau penyakit infeksi). Keluhan pada penderita bersifat khas dan terasa berat, sehingga mudah ditebak.akan tetapi beberapa penderita hanya menampakkan gejala yang samar, bahkan ada yang tanpa keluhan sama sekali. Usia di atas 40 tahun merupakan usia yang rentan terkena PJK. Sehingga jika sudah merasakan keluhan yang mengarah ke penyakit jantung, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan. (10) Penelitiandenganrancangankasus kontroltentang faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK) sudah banyak diteliti, diantaranya penelitian Yusnidar (2007) yang dilakukan pada wanita usia > 45 tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang terbukti berpengaruh dengan kejadian PJK pada wanita usia > 45 tahun adalah menopause, penuaan, inaktivitas fisik; riwayat diabetes mellitus, riwayat hipertensi dan tingkat pengetahuan, kemudian penelitian di tempat yang sama yang dilakukan oleh Supriyono (2008), penelitian dilakukan pada pasien yang berusia 45 tahun, didapatkan hasil faktor risiko yang berpangaruh terhadap kejadian PJK adalah dislipidemia; kebiasaan (11, 12) merokok; dan penyakit diabetes mellitus. Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktifmenuju masa non-produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormonestrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia selama lebih kurang 12 bulan berturut-turut.menurunnya kadar estrogenmempengaruhi sistem reproduksi dan juga

mempengaruhi sistem non-reproduksiseperti gangguan vasomotor, urogenital, kardiovaskuler, psikis, daya ingat,nafsu makan, metabolisme, dan osteoporosis. (13) Penelitian Sunita tahun 2011 menyatakan bahwa defisiensi estrogen selama menopause dapat menyebabkan risiko penyakit kardiovaskuler. Estrogen memberikan efek baik terhadap wanita termasuk perlindungan terhadap serangan jantung. Wanita setelah menopause memiliki risiko tinggi kematian akibat akibat penyakit kardiovaskuler karena penurunan hormon estrogen. Komplikasi menopause adalah gejala langsung dari defisiensi estrogen dan dampak jangka panjangnya yaitu penyakit jantung koroner. (13) Jenis bahan makanan yang dapat memicu penyakit jantung koroner yaitu konsumsi lemak jenuh yang terdapat pada daging sapi. Lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang dapat menyebabkan aterosklerosis. lemak tak jenuh, tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal yang bermanfaat bagi kesehatan jantung terdapat dalam ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran. (14) Berdasarkan penelitian Nur Indrawati tahun 2004 diketahui gambaran asupan pasien PJK di RSUP Dr.M.Djamil yang merupakan masyarakat minangkabau yaitu tinggi akan konsumsi lemak jenuh yang berasal dari daging sapi sedangkan konsumsi ikan, sumber protein nabati seperti tahu dan tempe serta sayur dan buah masih rendah. (15) Penelitian Ratna Djuwita 2013 menyatakan bahwa kebiasaan mengonsumsi daging sapi sebagai makanan sumber kaya asamlemak jenuh dan protein hewani. Terlihat pada respondenyang sering mengonsumsi daging sapi, prevalensi hiperkolesterolemialebih tinggi secara bermakna dibandingkanresponden yang jarang mengonsumsi daging sapi,perbedaan ini terlihat baik pada kaum laki-laki

maupunkaum perempuan. Pasien dengan hiperkolesterolemia ini akan berisiko terkena penyakit jantung koroner. (16) Konsumsi ikan dikaitkan dengan penurunan risiko dari semua penyebab, penyakit jantung iskemik dan kematian Stroke di 36 negara.selain itu, dalam studi hidup Jepang di Jepang atau Brazil, Mizushima et al melaporkan hubungan dosisrespons antara frekuensi asupan ikan mingguan dan mengurangi faktor risiko CVD (misalnya, obesitas, hipertensi, glycohemoglobin, ST-T segmen perubahan pada EKG).Sebuah studi terbaru yang dilakukan dengan wanita di Nurses 'Health Study melaporkan hubungan terbalik antara asupan ikan dan asam lemak omega-3 dan kematian PJK.Dibandingkan dengan wanita yang jarang makan ikan (kurang dari sekali per bulan), risiko kematian PJK adalah 21%, 29%, 31%, dan 34% lebih rendah untuk konsumsi ikan 1-3 kali per bulan, sekali per minggu, untuk 4 kali per minggu, dan> 5 kali per minggu, masing-masing (P untuk trend = 0.001).Membandingkan kuintil ekstrim asupan ikan, pengurangan risiko kematian PJK tampaknya kuat untuk kematian PJK daripada nonfatal MI (RR 0,55 berbanding 0,73). (17) Konsumsi ikan telah terbukti berhubungan dengan penurunan kematian jantung mendadak. Pada studi kasus-kontrol berbasis populasi, hubungan negatif yang kuat dilaporkan antara asupan ikan dan risiko kematian mendadak (yaitu, 5,5 g omega-3 asam lemak per bulan, setara dengan dua porsi ikan berlemak setiap minggu, dikaitkan dengan 50% penurunan risiko serangan jantung primer). (17) Penelitian Ratna Djuwita 2013 menyatakan bahwa Asupan protein nabati, kekerapan mengonsumsi tempe, asupan serat serta kekerapan mengonsumsi sayur dan buah dapat dipertimbangkan sebagai makanan yang protektif atau dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah. (16) Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Nina Aryati, 2011 menyatakan bahwa kelompok responden yang

mengkonsumsi serat kurang dari AngkaKecukupan Gizi (AKG) mempunyai risiko 18 kali lebih besar terhadapkejadian PJK dibanding kelompok yang konsumsi seratnya memenuhi AKG. (18) Kadar isoflavone atau phytoestrogen pada proteinnabati mempunyai hipokolesterolemik efek. Tempe merupakansalah satu makanan sumber protein nabati yangumumnya dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Peningkatkan asupan tempe berhubungan dengan penurunankadar LDL dan kandungan asam amino pada tempemempunyai potensi memperbaiki kadar profil plasma lipid. (16) Konsumsi makanan dari sumber protein nabati seperti tempe dan tahu, kemudian konsumsi sayur dan buah dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Dari latarbelakangdiatasmakapenelitiinginmenelititentang Perbedaan Konsumsi Bahan Makanan Penderita Penyakit Jantung Koroner Dan Non Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita Menopause Di Unit Rawat Jalan RSUP Dr.M.DjamilTahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah MengetahuiApakah Ada Perbedaan Konsumsi Bahan Makanan Antara Penderita Penyakit Jantung Koroner Dan Non Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita Menopause Di Unit Rawat Jalan RSUP Dr.M.DjamilTahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Perbedaan Konsumsi Bahan Makanan Penderita Penyakit Jantung Koroner Dan Non Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita Menopause Di Unit Rawat Jalan RSUP Dr.M.DjamilTahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi reratakonsumsi daging, ikan, tahu, tempe, sayur dan buah pada pasien penyakit jantung koroner. 2. Mengetahui distribusi rerata konsumsi daging, ikan, tahu, tempe, sayur dan buah pada pasien non penyakit jantung koroner. 3. Mengetahui perbedaan rata-rata konsumsi daging, ikan, tahu, tempe, sayur dan buah pada pasien penyakit jantung koroner dan pasien non penyakit jantung koroner. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaatbagiahligizi Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan acuan oleh ahli gizi dalam melaksanakan konseling agar pasien didampingi dan seberapa besar diet yang diberikan dapat dilaksanakan oleh pasien dengan baik. 1.4.2 Manfaatbagipeneliti lain Diharapkanhasilpenelitianinidapatdijadikanreferensidalammenelitiperbedaan konsumsi bahan makanan antara penderita penyakit jantung koroner dan non penyakit jantung koroner pada wanita menopause. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitianiniuntukmelihatperbedaan konsumsi bahan makanan penderita penyakit jantung koroner dan non penyakit jantung koroner pada wanita menopause.variabel dependen adalah penyakit jantung koroner pada wanita menopause, sedangkan variabel independen adalah konsumsi bahan makanan.