PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA LMS DAN ALGORITMA GENETIK UNTUK FILTER ADAPTIF PENGHILANG NOISE

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

Penggunaan Tapis Adaptif Dalam Proses Editing suara Pada Pembuatan Film Layar Lebar

APLIKASI TAPIS ADAPTIF FIR UNTUK MENGHILANGKAN ARTEFAK PADA SINYAL ELEKTROKARDIOGRAFI

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

PENGIDENTIFIKASIAN PARAMETER FUNGSI ALIH SISTEM PADA PLANT SIMULASI ORDE TIGA DAN EMPAT DENGAN METODE ALGORITMA GENETIK

Aplikasi Algoritma Genetik Untuk Mengestimasi Waktu Tunda

SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DIJITAL FILTER ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS, RLS, FAST KALMAN, DAN GAL

Jaringan Neuro-Fuzi Berbasis Algoritma Genetik Dinamis Multiresolusi untuk Pemodelan Sistem Chaotic Diskrit Henon

PERANCANGAN BANDPASS FILTER DENGAN ALGORITMA GENETIK (APLIKASI PAKET PEMROGRAMAN MATLAB)

ANALISIS PENGURANGAN DERAU PADA SINYAL LOUDSPEAKER MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

ANALISIS GALAT AKIBAT KUANTISASI PADA IMPLEMENTASI DIGITAL SISTEM ADAPTIF LMS

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

Makalah Seminar Tugas Akhir

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Denny Hermawanto

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA LMS DAN NLMS UNTUK PEREDAMAN DERAU SECARA ADAPTIF Sulamul Arif [1], Ir Ngatelan,MT [2], Achmad Hidayatno, ST, MT [3]

ANALISIS SINYAL SEISMIK GUNUNG MERAPI, JAWA TENGAH - INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ADAPLET (TAPIS ADAPTIF BERBASIS WAVELET)

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

Adaptive IIR Filter Untuk Active Noise Controller Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

ISSN: X 77 IMPUTASI MISSING DATA DENGAN K-NEAREST NEIGHBOR DANALGORITMA GENETIKA

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

APLIKASI PEMBAGIAN KELOMPOK KELAS MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK PADA SMA BUDI MULIA TANGERANG

PENEMPATAN FILTER PASIF PARALEL UNTUK MEREDUKSI HARMONISA TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Merancang Fungsi Keanggotaan Pada Kendali Logika Fuzzy

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author:

SIMULASI KENDALI ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS UNTUK IDENTIFIKASI PLANT ORDE-2

ACOUSTIC ECHO CANCELLATION MENGGUNAKAN ALGORITMA NLMS Rizal Ali Sahar [1], Achmad Hidayatno ST, MT [2], Darjat ST, MT [2]

PERANDINGAN NLMS DAN RLS PADA ADAPTIVE NOISE CANCELLER MENGGUNAKAN LABVIEW

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Lingkup Metode Optimasi

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

APLIKASI PENYUSUNAN JADWAL DENGAN ALGORITMA GENETIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BUDI MULIA TANGERANG

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM PADA PLANT ORDE DENGAN METODE GRADIENT

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

Algoritma Genetik: Alternatif Metode Penentuan Strata Optimum dalam Perancangan Survei

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI PENYANDIAN KONVOLUSIONAL

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

Penekanan Derau secara Adaptif pada Pengenalan Ucapan Kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1

(S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

ACOUSTIC ECHO CANCELLATION MENGGUNAKAN ALGORITMA NLMS Rizal Ali Sahar [1], Achmad Hidayatno ST, MT [2], Darjat ST, MT [2]

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Transkripsi:

Simposium Nasional I Rapi 22 PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA LMS DAN ALGORITMA GENETIK UNTUK FILTER ADAPTIF PENGHILANG NOISE Renaldi Bonadr Jurusan Teknik Elektro Undip Jl. Prof. Sudharto, Tembalang Semarang Renaldi_b@yahoo.com Sumardi Jurusan Teknik Elektro Undip Jl. Prof. Sudharto, Tembalang Semarang sumardi@engineer.com Sudjadi Jurusan Teknik Elektro Undip Jl. Prof. Sudharto, Tembalang Semarang sudjadi@undip.ac.id ABSTRAK Filter adaptif merupakan sebuah filter dengan pengatur koefisien. Pada penghilang noise parameter filter diatur sehingga dapat mengoptimalkan sinyal dari distorsi (cacat) seminimal mungkin. Algoritma LMS digunakan sebagai algoritma pada filter adaptif FIR, yang kinerjanya bisa menghilangkan noise dari sinyal yang telah terkena noise, tapi tidak cukup baik untuk menghilangkan sebagian besar noise pada sinyal yang terkena noise. Untuk mengatasi permasalahan ini maka digunakan algoritma genetik. Algoritma genetik merupakan suatu algoritma yang berbasiskan pendekatan evolusi, yang melakukan seleksi berdasarkan kemampuan bertahan hidup suatu individu. Pembanding kedua algoritma ini (algoritma LMS dan algoritma genetik) adalah MSE (mean square error) yang minimum, MSE semakin minimum maka sinyal yang dihasilkan semakin mirip dengan sinyal yang diinginkan. Penggunaan algoritma LMS pada filter adaptif FIR menghasilkan MSE sebesar.8476, sedangkan hasil yang lebih baik didapat saat penggunaan algoritma genetik dengan MSE sebesar 3.4x. Kata Kunci: Algoritma LMS, Algoritma genetik, minimum MSE. I. PENDAHULUAN Penyelesaian masalah terdistorsinya sinyal dengan noise ini bisa diselesaikan dengan filter adaptif. Komponen kunci dari filter adaptif adalah pengesetan aturan, atau algoritma yang berfungsi untuk mengkoreksi pada proses adaptasi. Koreksi yang dihasilkan harus mengurangi MSE (mean square error). Algoritma sering digunakan yaitu algoritma least mean square (LMS). Algoritma ini bisa menghasilkan solusi pada lokal minimal, sehingga hasil yang diinginkan jadi keliru. Algoritma genetik digunakan sebagai pembanding pada makalah ini, dimana genetik mendapatkan solusi pada multi titik, sehingga bisa didapat solusi yang terbaik. Algoritma genetik sangat cocok digunakan untuk memecahkan masalah optimasi komplek dan juga untuk aplikasi yang membutuhkan pemecahan masalah adaptif. Dengan keunggulan tersebut, algoritma genetik diterima pada berbagai kalangan dan telah diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti kontrol, robotika, identifikasi sistem (Man,997), penghilang noise (Hayes,996). II. TUJUAN Tujuan dari makalah ini adalah membandingkan kinerja filter adaptif penghilang noise menggunakan algoritma LMS dan algoritma genetik, dengan melihat pada nilai MSE (mean square error). III. DASAR TEORI 3.. Filter Adaptif FIR Aplikasi filter adaptif penghilang noise (sinyal interferensi) dapat dibuat blok diagram seperti gambar. Pada penghilang noise, filter adaptif membuang noise dari sinyal dalam waktu riil. Sinyal yang diinginkan x( adalah kombinasi noise v ( dan informasi yang dibutuhkan d(. Untuk menghilangkan noise, dibutuhkan noise referensi v 2 (. Noise yang dipakai pada simulasi ini adalah noise murni Gaussian. ISSN : 42-962 E - 67

Simposium Nasional I Rapi 22 x(=d(+v ( + - + v 2 ( Filter Adaptif y( e( Gambar. Filter adaptif penghilang noise 3.2. Algoritma LMS (least mean square) Persamaan dasar filter FIR (Ifeachor, 993) adalah N k H ( z) = h( k) z () k = Tanggapan filter FIR yang menghasilkan estimasi mean-square (akar rata-rata) yang minimum dari proses yang diharapkan d(, estimasi sinyal yang diinginkan adalah: p T y( = wn ( k) v2 ( n k) = wn v2 ( k = Dimana w n = [w n (), w n (),..., w n (p)] T (3) w n adalah vektor koefisien filter pada waktu n, dan v 2 ( = [v 2 (, v 2 (n-),..., v 2 (n-p)] T (4) Pada keadaan yang sebenarnya sinyal yang diinginkan d( tidak diketahui dan cenderung dinyatakan dengan fungsi random, tapi untuk kepentingan simulasi maka diumpamakan sinyal d( merupakan sinyal yang dibentuk dari sinyal sinus dan beramplitudo maksimum sama dengan satu. Disini diharapkan sinyal hasil keluaran dari proses adaptif e( akan mendekati sinyal yang diinginkan d(. Semakin mirip dengan sinyal yang diinginkan maka MSE akan semakin minimum, N 2 ξ ( = d( e( (5) N n= dimana e ( n ) x ( n ) y ( n ) x ( n ) w T = = v 2 ( n ) (6) n update untuk w n adalah: * wn + = wn + µ E{ e( v2 ( } (7) dan dikenal sebagai algoritma LMS. Algoritma LMS konvergen dalam rata-rata jika ukuran langkah µ memenuhi persamaan: <µ < (8) 3.3. Pendekatan Pencarian Genetik Algoritma genetik merupakan teknik pencarian yang diilhami oleh mekanisme evolusi dan genetik alam. Menurut teori evolusi, hanya individu terkuat saja yang dapat bertahan dan menghasilkan keturunan yang lebih berkualitas. Dalam bentuk matematis, suatu algoritma genetik akan memetakan suatu masalah pada suatu himpunan gen yang berbentuk string biner, kemudian akan di konversi kedalam nilai riil untuk menghasilkan pnenotype yang merupakan kode riil dari parameter dalam suatu ruang solusi dimana masing-masing string tersebut merepresentasikan suatu kandidat solusi bagi suatu masalah. Kemudian algoritma genetik akan memanipulasi kandidat-kandidat solusi tersebut dengan menggunakan operasi-operasi genetik, sehingga dihasilkan kandidat-kandidat solusi yang lebih berkualitas. Operator genetik adalah seleksi, rekombinasi (crossover), dan mutasi. 3.3. Seleksi Seleksi berguna untuk mencapai nilai target yang ditentukan dari parameter optimasi yang ingin dicapai. Operator seleksi dapat dikatakan merupakan model dari siapa yang terkuat (fittest) dia yang bertahan (survive) yang terjadi pada evolusi alam. (2) ISSN : 42-962 E - 68

Simposium Nasional I Rapi 22 3.3.2 Crossover Rekombinasi gen merupakan suatu mekanisme yang penting untuk terjadinya evolusi. Dalam algoritma genetik, metode yang biasa digunakan adalah pindah silang (crossover) Proses pindah silang bertujuan untuk menambahkan keanekaragaman individu didalam populasi dengan mengawinkan individu-individu pada populasi. Individu baru akan mewarisi sifat dari induknya. 3.3.3 Mutasi Keanekaragaman individu dalam populasi telah dihasilkan dengan menggunakan proses seleksi dan pindah silang. Dengan kedua operator genetik tersebut dapat terjadi hilangnya struktur gen tertentu sehingga tidak bisa diperoleh kembali informasi yang terkandung didalamnya. Operator mutasi diperkenalkan sebagai cara untuk mengembalikan informasi yang hilang tersebut. Melalui mutasi, individu baru dapat diciptakan dengan melakukan pengubahan terhadap satu atau lebih nilai gen pada individu yang sama. 3.4 Pendekatan Algoritma Genetik untuk Filter Adaptif FIR Seperti pada algoritma LMS, genetik pada filter adaptif penghilang noise juga berberfungsi untuk mengadaptasi koefisien filter untuk mendapatkan sinyal hasil yang terbaik. Fungsi objektif yang digunakan untuk melaksanakan operator genetik adalah: N N n= 2 J = e( d( (4) IV. PERANCANGAN SIMULASI Struktur filter yang digunakan pada filter adaptif menggunakan algoritma LMS dan algoritma genetik adalah struktur transversal. noise referensi yang digunakan adalah noise aditif Gaussian yang dibangkitkan secara random pada algoritma LMS dan diplot tetap. Pengukuran MSE (mean square error) pada kedua algoritma (LMS dan genetik) diukur pada 5 iterasi terakhir. Alasannya karena cara kerja algoritma LMS yang secara bertahap memperbaiki sinyal keluaran dengan mengadaptasi koefisien filter, berbeda dengan algoritma genetik yang mendapatkan hasil estimasi dengan berdasarkan jumlah generasi. Data simulasi a. Algoritma LMS Pada Filter FIR, ukuran langkah µ yang digunakan.,.25, dan.5 dengan orde filter yang disimulasikan orde, orde 3 dan orde 7. b. Algoritma genetik Orde yang digunakan sama seperti pada algoritma LMS. Simulasi dilakukan masing-masing 6 kali untuk setiap jenis filter dengan mengubah-ubah jumlah populasi (MAXGEN), probabilitas crossover (Pc), dan probabilitas mutasi (Pm), seperti dibawah ini.. MAXGEN=3, Pc =.75 dan Pm =. 2. MAXGEN=3, Pc =.85 dan Pm =. 3. MAXGEN=3, Pc =.95 dan Pm =. 4. MAXGEN=, Pc =.75 dan Pm =. 5. MAXGEN=, Pc =.85 dan Pm =. 6. MAXGEN=, Pc =.95 dan Pm =. V. HASIL SIMULASI Pengharapan pada simulasi ini adalah didapat MSE yang seminimum mungkin, sehingga sinyal x( dapat direduksi noisenya mendekati sinyal yang diinginkan d(. Pada aplikasi filter adaptif untuk menghilangkan noise dari sinyal masukan yang mengandung noise x( seperti pada gambar 2. Pada aplikasi ini juga dibutuhkan noise referensi seperti pada gambar 3. ISSN : 42-962 E - 69

Simposium Nasional I Rapi 22.5.5 -.5 - -.5 5 5 2 25 Gambar 2. Contoh sinyal yang telah tercampur dengan noise x(..8.6.4.2 -.2 -.4 -.6 5 5 2 25 Gambar 3 Contoh sinyal noise referensi v 2 (.5 Sinyal diinginkan d( Hasil proses e(.5 -.5 - -.5 5 5 2 25 Gambar 4. Sinyal hasil dengan filter FIR LMS orde.5 Sinyal diinginkan d( Sinyal hasil e(.5 -.5 - -.5 5 5 2 25 Gambar 5. Sinyal hasil dengan Filter FIR LMS orde 3 Simulasi menggunakan algoritma LMS pada filter adaptif FIR penghilang noise memberikan MSE (error akar rata-rata) sebesar.8476, pada orde dengan µ senilai.25. ISSN : 42-962 E - 7

Simposium Nasional I Rapi 22 Pada orde 3 dengan µ=.25 MSE yang didapat sebesar.59, dan pada orde 7 hasil MSE yang didapat sebesar.387 dengan ukuran langkah yang lebih kecil, yaitu µ=. Ternyata orde memberikan nilai MSE yang paling kecil, perbaikan hingga.25454 dibandingkan orde 3 dan pada orde 7 sebesar.57594. Terlihat bahwa penambahan orde filter tetap tidak memberikan hasil yang lebih baik, dan sebaliknya sinyal hasil dan MSE yang didapatkan lebih buruk daripada hasil simulasi pada orde. Kita juga dapat menyimpulkan bahwa nilai ukuran langkah µ yang terbaik digunakan adalah.25 yang memberikan nilai MSE yang lebih kecil pada filter orde dan orde 3 yang disimulasikan. Sedangkan untuk orde yang lebih besar yaitu orde 7 dibutuhkan µ yang lebih kecil untuk mendapatkan MSE yang minimum. Hasil simulasi filter FIR menggunakan algoritma genetik pada 3 generasi dan generasi hanya memberikan sedikit perbedaan pada MSE yang didapatkan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan populasi besar ( generasi) pada simulasi ini hanya memberikan sedikit koreksi dan tidak seimbang dengan waktu pencarian yang jauh lebih lama. Pada simulasi ini orde filter yang lebih kecil relatif memberikan nilai MSE yang lebih besar, sehingga penggunaan orde filter yang lebih besar memberikan grafik hasil yang lebih baik. Peningkatan orde mempunyai pengaruh pada filter FIR orde 3, yang dapat menghasilkan MSE yang lebih kecil dibandingkan dengan orde. Grafik hasil penghilang noise yang terbaik terjadi pada filter FIR orde 3 dengan probabilitas crossover.75 dan probabilitas mutasi. yang 4 memberikan nilai MSE 3.4x, nilai ini memberikan perbaikan 5.53x daripada MSE yang terminimum pada filter FIR orde, dan perbaikan 5.48x daripada MSE minimum pada orde 7. Grafik hasil pada filter FIR menggunakan genetik memberikan sinyal hasil yang sudah sangat mendekati sinyal yang diinginkan d(. Semua hasil estimasi yang paling baik dari seluruh orde filter FIR yang disimulasikan memberikan hasil yang paling optimum pada penggunaan operator genetik Pc=.75 dan Pm=., operator yang paling berpengaruh pada nilai Pm-nya, hal ini disebabkan adanya probabilitas mutasi yang lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya perubahan gen semakin besar, sehingga dengan adanya semakin banyak variasi maka akan mendorong untuk tercapainya hasil yang optimum secepat mungkin. Tabel merupakan rangkuman hasil simulasi dari penggunaan 2 algoritma (LMS dan genetik) dan jenis filter orde yang digunakan. Pada tabel terlihat bahwa untuk filter adaptif FIR menggunakan algoritma LMS menghasilkan MSE yang paling baik sebesar.8476, yang didapat pada Orde dengan penggunaan µ=.25, hasil ini sangat jauh perbedaannya dengan hasil yang didapat pada algoritma genetik yang memberikan MSE yang paling minimum pada orde 3 dengan operator genetik Pc=.75 dan Pm=. yang memberikan MSE sebesar 3.4x. Tabel. Hasil simulasi filter adaptif dengan algoritma LMS dan genetik No Algoritma Orde µ Maxgen Pc Pm MSE LMS.25 - - -.8476 2 LMS 3.25 - - -.59 3 LMS 7. - - -.387 4 Genetik -.75..55633 5 Genetik 3 -.75. 3.42E-6 6 Genetik 7 -.75. 8.52E-6 VI. KESIMPULAN Hasil optimasi algoritma LMS (least mean square) dibandingkan dengan algoritma genetik untuk filter adaptif penghilang noise, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Algoritma genetik bisa diaplikasikan pada penghilang noise filter adaptif untuk filter digital FIR. 2. Filter adaptif FIR menggunakan algoritma LMS untuk menghilangkan noise menghasilkan MSE yang minimum sebesar.8476 pada orde. ISSN : 42-962 E - 7

Simposium Nasional I Rapi 22 3. Penggunaan algoritma genetik untuk filter adaptif FIR penghilang noise memberikan MSE yang minimum sebesar 3.4x pada orde 3. 4. Pada algoritma LMS penentuan parameter ukuran langkah sangat mempengaruhi pada besarnya MSE yang didapatkan. 5. Parameter yang sangat berpengaruh pada pencapaian MSE yang minimum pada algoritma genetik adalah probabilitas crossover Pc dan probabilitas mutasi Pm. DAFTAR PUSTAKA Chen, S., Istepanian, R., and Luk, B.L., Digital IIR Filter Design Using Adaptive Simulated Annealing, Department of Electronics and Computer Science, University of Southampton. Chipperfield, A., Fleming, P., Pohlheim, H., Fonseca, C., Genetic Algorithm Toolbox for Use with MATLAB, Version.2 User s Guide, Department of Automatic Control and Systems Engineering, University of Sheffield. Coletti, M., Lash, T., Mandsager, C., Michalski, R.S., and Moustafa, R., 999, An Experimental Application of Learnable Evolution Model and Genetic Algorithms to Parameter Estimation in Digital Signal Filters Design, P99-9, MLI 99-5. Davis, L., 99, Hand Book of Genetic Algorithm, Van Nostrand Reinhold, New York. Flockton, S.J., and White, M.S., 993, The Application of Genetic Algorithms to Infinite Impulse Response Adaptive Filters, In IEE Colloquium Digest 993/39, page 9/-4, IEE. Golberg, D.H, 989, Genetic Algorithms in Search, Optimization, and Machine Learning, New York: Addison-Wesley. Hayes, M.H., 996, Statistical Digital Signal Processing and Modeling, New York: John Wiley & Sons, Inc. Haykin, S., Adaptive Filter Theory, Second Edition, Prentice-Hall, Englewood-Cliffs, NJ, 99. Ifeachor, E.C., Jervis, B.W., 993, Digital Signal Processing A pratical Approach, Addison- Wesley Publishing Company, Wokingham. Man, K.F., Tang, K.S., and Kwong, S., 996, Genetic Algorithms: Conceps and Applications, IEEE Transactions on Industrial Electronics, Vol. 43, No.5, pp: 59-534. Man, K.F., Tang, K.S., Kwong, S., and Halang, W.A., 997, Genetic Algorithms for Control and Signal Processing Advances in Industrial Control, Springer, London. Malik, Leevy D., 2, Optimasi Base Point Unit Pembangkit Thermal Multi Area dengan Algoritma Genetik, Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, Semarang. MathWorks, 2, Filter Design Toolbox for Use with MATLAB, Version 2 User s Guide, The MathWorks. Inc. Ng, S.C., Leung, S.H., Chung, C.Y., Luk, A., and Lau, W.H., 996, The Genetic Search Approach, A New Learning Algorithm for Adaptive IIR Filtering, IEEE Signal Processing Magazine, pp. 38-46. Shynk, J.J., 989, Adaptive IIR Filtering, IEEE ASSP mag., pp. 4-2. Sundaralingam, S., and Sharman, K., Genetic Evlution of Adaptive Filters, Dept. of Electronics & Electrical Engineering, The University of Glasgow. White, M.S., and Flockton, S.J., Adaptive Recursive Filtering Using Evolutionary Algorithms, Department of Physics, Royal Holloway, University of London. Widrow, B. and Stearns, S., 985, Adaptive Signal Processing, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ. Wirnitzer, B., Prof., 999, Adaptive Filter A Matlab (Nano) Toolbox and Laboratory Exercises, ver.., FH-Mannheim, Institut fűr digitale Signalverarbeitung. ISSN : 42-962 E - 72