BAB I PENDAHULUAN. Kajian psikologi meramabah pada dunia olahraga.kajian olahraga tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia Internasional. Nama-nama besar telah lahir seperti Ferry Soneville,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

B. Kategori Tunggal Kategori yg menampilkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari perilaku. Maka dari itu olahraga merupakan bidang yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan olahraga beregu yang terdiri atas satu tim yang beranggotakan lima

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara di kancah International. Nama-nama besar kini telah lahir seperti Ferry

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PEMBINAAN PRESTASI ATLET PENCAK SILAT DEWASA DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NASKAH PUBLIKASI PRESTASI ATLET TAE KWON DO DIY DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL

Tingkat Percaya Diri Atlet Sepak Bola dalam Menghadapi Pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bola basket merupakan cabang olahraga yang mulai dikenal di Indonesia

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

2016 HUBUNGAN ANTARA KECERD ASAN INTELEKTUAL, KECERD ASAN EMOSIONAL, D AN KETERAMPILAN TEKNIK D ENGAN PRESTASI PENCAK SILAT ATLET PPLP JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013

KEPERCAYAAN DIRI DAN PRESTASI ATLET TAE KWON DO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Fitri Yulianto, H. Fuad Nashori

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

Journal of Physical Education and Sports

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

2015 PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGEKSEKUSI PENALTI DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENAMPILAN PUNCAK PEMAIN SEPAK BOLA AREMA INDONESIA SKRIPSI. Oleh : Mukhammad Sspta Winahyu

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. 2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Kajian psikologi meramabah pada dunia olahraga.kajian olahraga tidak hanya mengkaji jasmani dan rohani. Olahraga saat ini juga menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia seperti pendidikan, sosial budaya, psikologi, fisiologi dll.wilayah kajian olahraga memandang perilaku gerak manusia yang bersifat universal, maksudnya tidak hanya berorientasi pada fisik melainkan aspek psikis juga.aspek psikis memainkan peranan penting dalam mencapai prestasi pada bidang olahraga. Oleh karena itu mendorong banyak pihak untuk mengkaji secara khusus untuk mempelajarinya dan diterapkan yaitu psikologi olahraga. 1 Seseorang yang mengikuti pertandingan khususnya dibidang olahraga disebut olahragawan atau atlet.tugas sebagai atlet yaitu latihan teknik dan fisik.tujuan sebagai atlet dengan melakukan latihan yaitu untuk mencapai prestasi terutama dibidang olahraga. 2 Pencak silat 1 J S.Husdarta, Psikologi Olahraga (Bandung Alfabeta 2010) Hal 2 2 Sukadiyanto, perbedaan reaksi emosional antara olehragawan body contact dan non body contact (jurnal psikologi vol 33, no. 1, 50-62) hal 1 1

2 merupakan bagian dari bidang olahraga, dikatakan sebagai bidang olahraga karena terdapat unsur jasmani dan rohani.tugas atlet pencak silat yaitu dengan latihan teknik menendang, memukul, dan menjatuhkan lawan. IPSI merupakan induk organisasi pencak silat di Indonesia.Tugas induk organisasi ini yang bertugas menaungi aliran-aliran pencak silat yang ada di Indonesia.Pencak silat merupakan olahraga seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Dalam perkembangannya pencak silat lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat inti ajaran beladiri dalam pertarungan.silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khusunya dipertandingan dalam SEA Games 3. Pencak silat atau silat ialah seni beladiri Asia yang berakar budaya melayu.pencak silat di Indonesia diatur oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia biasa disingkat IPSI.Pertandingan pencak silat kategori tanding merupakan pertandingan yang menampilkan 2 orang atlet silat dari kubu yang berbeda.keduanya saling berhadapan unsur pembelaan diri dan terlibat konrtak langsung saat bertanding dan merupakan jenis pertandingan body contact. Peraturan pertandingan pencak silat terdapat dua kategori yaitu kategori tanding dan kategori seni.peraturannya hanya menampilkan dua 3 Subagyo, Pencak Silat (Surabaya Unesa University Press 2012) Hal 1

3 orang atlet pesilat dari kontingen berbeda serta menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan. Untuk kategori seni tunggal menampilkan seorang pesilat dengan memperagakan kemahirannya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat dan mantap, penuh kejiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori. 4 Kebutuhan psikologis dan fisiologis antara pertandingan individu dan team lebih dibutuhkan pertandingan yang dimainkan secara individu.pertandingan individu pada kepercayaan dirinya lebih rendah dibandingkan pertandigan secara team.sedangkan kecemasan pada pertandingan individu lebih tinggi dibandingkan team. 5 Pertandingan pencak silat berbeda dengan pertandingan pada bidang olahraga lainnya, misalnya permainan bola basket. Pencak silat cirikhasnya dimainkan secara individu, sedangkan bola basket dimainkan secara tim. Untuk kondisi secara psikologisnya lebih dibutuhkan olahraga individu dibandingkan olah raga yang secara tim. Karena pencak silat pertandingan langsung dengan sentuhan fisik. Reaksi emosional antara petandingan body contact maupun nonbody contact. Pertandingan body contact memiliki reaksi emosional lebih tinggi daripada non body contact. Olahraga dengan sentuhan 4 Subagyo, Pencak Silat (Surabaya Unesa University Press 2012) Hal 84 5 Ahmad,J.R., Md, S.Y., & Azis, A.Z. Pre-competition anxiety levels in individual and team sports athletes. Proceeding of the international on social science research, ICSR 2013 (e-isbn 978-967-11768-1-8) Hal 1200

4 langsung fisik cepat mudah menimbulkan emosi dibandingkan dengan pertandingan dengan tidak langsung sentuhan fisik. 6 Secara psikologis pertandingan pencak silat membutuhkan konsentrasi, tetap tenang meskipun pada kondisi yang tegang dan secara teknik yaitu menggunakan teknik beladiri dengan tangkisan, jatuhan, pukulan, dan tendangan. Hal ini serupa dengan pendapatnya Subagyo (2012) bahwa pencak silat merupakan olahraga beladiri yang membutuhkan banyak konsentrasi 7. Kehilangan konsentrasi dapat menyebabkan seorang atlet bisa kehilangan gelar juaranya. Kosentrasi merupakan aspek yang penting dalam olahraga, tidak hanya pada saat pertandingan, akan tetapi pada saat latihan 8. Karena olahraga individu membutuhkan konsentrasi yang tinggi pada penampilanya maka kepercayaan diri dalam bertanding diperlukan. Menang dan kalah dalam kejuaraan biasanya menjadi standar ukuran berhasil tidaknya seorang atlet mengembangkan ketrampilan olahraganya.menang dan kalah erat kaitannya dengan prestasi atau kemampuan dalam pertandingan pencak silat dan penampilan seorang atlet berhubungan dengan berbagai faktor. Untuk mencapai prestasi atlet memerlukan rasa percaya diri, karena tanpa kepercayaan diri atlet tidak akan dapat mencapai prestasi yang diimpikan. Kurang percaya diri sama dengan meragukan dirinya sendiri, 6 Sukadiyanto. Perbedaan reaksi emosional antara olahragawan body contactnon body contact. Jurnal psikologi, 33, No. 1, 50-62. Hal 11 7 Subagyo, Pencak Silat (Surabaya Unesa University Press 2012) Hal 1 8 Satiadarma, Monty P. Dasar-dasar psikologi olahraga (Jakarta: pustaka sinar Harapan. 2000) Hal 225

5 dan ini merupakan bibit ketegangan, khususnya pada waktu menghadapi pertandingan maupun setelah menghadapi pertandingan. Kurangnya rasa percaya diri dapat menghambat atlet untuk berprestasi tinggi, karena mempunyai pengalaman yang sedikit. Kepercayaan diri mempunyai andil terhadap tercapainya suatu prestasi. Dengan rasa percaya diri atlet akan merasa sanggup dan mampu untuk mencapai prestasi tertentu. 9 Sebagai seorang atlet yang rutin saat berlatih untuk bisa mengikuti pertandingan, akan tetapi pada saat kondisi di gelanggang ia tidak mampu menampilkan penampilannya dengan baik, dan hasil latihan rutinnya menjadi kaku saat berada dalam gelanggang menjadi pudar begitu saja ketia ia berada di arena gelanggang. Sehingga pada kondisikondisi seperti ini ia dikatakan kurang percaya diri. Sehingga, ia menjadi ragu-ragu, konsentrasinya menghilang karena tidak berani untuk menggunakan strategi untuk menghadapi lawan, sulit melakukan serangan kepada lawan, dan merasa cemas melihat lawannya lebih hebat sehingga merasa sulit untuk menentukan strategi. 10 Membangun rasa percaya diri pada atlet dengan berperilaku penuh percaya diri, menuntaskan tugas akhir, persiapan yang mantap akan bertanding dan tanggung jawab pelatih pada atletnya. Karenanya penting untuk memberikan latihan sebaik-baiknya pada atlet supaya 9 Fitri, Yulianto. Kepercayaan diri dan prestasi atlet Tae Kwo Do daerah istimewa Yogyakarta.Jurnal psikologi universitas diponegoro vol. 3 No. 1, 2006. Hal 55 10 Satiadarma, Monty P. Dasar-dasar psikologi olahraga (Jakarta: pustaka sinar Harapan. 2000) Hal 247

6 iamenuntaskan latihannya dengan baik, program latihan disusun agar atlet menyeleseikan tugasnya dngan benar. 11 Pelatih berperan dalam membangun kepercayaan diri atlet, karenanya atlet yang sering dicemooh akan merasa kurang percaya diri dan tidak akan mau mencoba. Menurut Satiadarma (2000:256) pelatih meskipun sebagai mentor atau guru yang memberikan latihan yang berupa fisik, teknik, dan strategi bertanding akan tetapi juga sebagai motivator yang bertugas membangun perilaku percaya diri atlet dalam menghadapi situasi sosial tertentu seperti pada saat kondisi bertanding 12. Pemahaman dari beberapa orang mengenai kepercayaan diri yaitu mereka yang berani tampil dalam menunjukkan penampilan terbaiknya dan tidak malu saat dilihat oleh penonton.atlet yang mempunyai kepercayaan diri yaitu berani tampil, tidak malu-malu, tidak takut saat betanding.itu semua merupakan pandangan yang salah mengenai kepercayaan diri. Pertandingan pencak silat merupakan pertandingan individu, baik kategori tanding maupun kategori seni tunggal, karena peraturannya 2 orang atlet dari kubu yang berbeda maka diperlukan konsentrasi yang tinggi.jenis olah raga juga membawa pengaruh kepercayaan diri dan kecemasan, seperti hasil penelitian Ichraff dkk (2013:55) 13 olah raga individu dan olah raga team hasilnya bahwa olah raga individu 11 Satiadarma, Monty P. Dasar-dasar psikologi olahraga (Jakarta: pustaka sinar Harapan. 2000) Hal 256 12 Ibid Hal 256 13 Ichraf, A., Ali, B. M., Khaled, T., Liwa, M., Ali, E., Effect of gender and type of sport on anxiety and self-esteem(journal of Humanities and Social Science Invention, Vol 2, 2319 7722) hal 55

7 mempunyai keyakinan diri yang lebih rendah dibandingkan olah raga team.jadi jika olah raga individu mempunyai keyakinan yang rendah maka kecemasannya akan tinggi. Woodman dan Hardy (2003) berpendapat jenis olahraga dapat dikategorikan menjadi olahraga tim dan individu. Menurutnya olahraga individu lebih banyak tekanan dari pada olahraga tim. Dari hipotsisnya bahwa kecemasan dan efek rasa percaya diri ukuran lebih tinggi untuk olahraga individu daripada olahraga tim. 14 Literatur sebelumnya melaporkan bahwa state - A lebih tinggi dalam olahraga individual dibandingkan dengan olahraga tim. Namun, kepercayaan diri ditemukan lebih rendah pada olahraga individu daripada olahraga tim (Martens et al, 1990;.Zeng, 2003). Hasil pengujiannya sampel Independent t-test ini digunakan untuk membandingkan sifat antara kecemasan atlet olahraga individu dan tim. Sebuah perbedaan signifikan yang ditemukan dalam skor kecemasan sifat antara individu (M = 44,35, SD = 3,90) dan atlet olahraga tim, (M = 41,54, SD = 5.47); t (50) = 2.13, p <0,05 (dalam Radzi, yusof, & Zakaria, 2013) 15. Menurut Yulianto Fitri & Nashori Fuad (2006) Kurang percaya diri berarti juga meragukan kemampuan diri sendiri, dan ini jelas merupakan bibit ketegangan, khususnya pada waktu menghadapi pertandingan melawan pemain yang seimbang kekuatannya, sehingga ketegangan pada 14 Wordman Tim dan Hardy Lew, The relative impact of cognitive anxiety and self-confidence upon sport performance: a meta-analysis (journal of sport science, 2013, 21, 443-457) hal 445 15 Radzi. Jamilah Ahmad, dkk. 2013. Pre-Competition Anxiety Levels In Individual and Team Sports Athletes.Social Science Research. (Malaysia. e-isbn 978-967- 11768-1-8) hal

8 waktu bertanding tersebut merupakan bibit kekalahan. Jadi Percaya diri adalah rasa percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk mencapai prestasi tertentu; apabila prestasinya sudah tinggi maka individu yang bersangkutan akan lebih percaya diri, jika atlet pesilat kurang percaya diri ini merupakan bibit dari rasa ketegengan. Kepercayaan diri diperlukan karena sebagai asesmen sebelum bertanding seperti kecemasan, ketakutan, konsentrasi, dan rendahnya kepercayaan diri. Kepercayaan diri sebagai control atlet saat akan tampil, jika atlet pada saat akan tampil atlet tidak akan mengalami kecemasan. 16 Menurut Satiadarma (2000: 257) Menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet juga perlu latihan fisik. Tanpa latihan fisik yang cukup, maka atlet akan merasa dirinya memiliki ketahanan yang kurang untuk mengikuti pertandingan. Jika atlet sudah merasa ketahanannya kurang maka atlet akan merasa percaya dirinya berkurang pada saat bertanding. Apalagi dalam pertandingan nantinya akan terjadi adu ketahanan. Pendapat diatas sesuai pada kondisi altet pencak silat karena peraturanya langsung dengan sentuhan fisik dengan lawan tandingnya. Menurut komarudin (2013:68) atlet dengan kepercayaan diri kurang akan meragukan kemampuan yang dimilikinya. Atlet menjadi tegang dan putus asa. Keadaan ini akan merugukan atlet untuk menampilkan penampilan terbaiknya. Kurang percaya diri membuat atlet cemas ketika bertanding karena perasaan tegang yang 16 Gezelsofloo, H., Parsian, H., Choorli, A., and Feizi, M. R, The Impact of Pre- Competition Anger on Self-Confidence and Success of Volleyball Players in Premier League and its Relation with Athletes Experience (Journal of Educational and Management Studies ISSN: 2322-4770) hal 215

9 dialaminya.dalamdunia olahraga atlet seringkali dihadapkan pada situasi-situasi yang penuh ketegangan. Situasi yang penuh ketegangan akan membuat atlet menjadi cemas. Atlet menjadi cemas karena ia kurang percaya diri pada saat bertanding, sehingga ia merasa belum siap untuk mencapai apa yang ia harapkan. Sesuai pendapat Husdarta (2010: 70) atlet dengan kepercayaan diri yang rendah dapat menjadikan atlet mengalami kecemasan.tiap kecemasan yang dialami oleh setiap atlet berbeda-beda berdasarkan sumber dan faktor yang menjadi cemas. Kecemasan yang dialami oleh atlet merupakan kecemasan sesaat, karena kecemasan yang dialami berdasarkan pada situasi pertandingan.pada saat berada digelanggang kecemasan muncul setelah bertanding kecemasan menurun.serupa dengan pendapat Satiadarma (2000: 96) kecemasan pada atlet dipicu pada situasi tertentu yaitu saat atlet mengahadapi pertandingan dan sedang berada digelanggang. Menurut Weinberg dan gould (2007) atlet dengan kepercayaan diri rendah meningkatkan kecemasan dan merusak konsentrasi. Kurang percaya diri menjadikan fokusnya agak berkurang dibandingkan yang memiliki fokus yang kuat. 17 Woodman dan Hardy (2003: 454) dalam meta analisisnya menyatakan bahwa keduanya kecemasan dan kepercayaan diri memiliki hubungan yang signifikan untuk penampilan pertandingan olahraga. 17 Juuso, Malmikare. Self-esteem, anxiety and motivation the effect of psychological factors on sport performance. (Iran: University of applied science, 2011) hal 7

10 artinya ukuran pengaruh untuk kecemasan dan kepercayaan diri menjadi signifikan tinggi untuk laki-laki dibandingkan atlet perempuan. Faktor yang menyebabkan kecemasan yaitu usia. Tingkat usia memberikan kontribusi pada kecemasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sroufe (1996) (dalam Amir, 2012) mengemukakan bahwa remaja berada pada masa menuju kematangan mempunyai kemungkinan yang besar untuk mengalami kecemasan.pada masa ini, remaja digambarkan aktif menjelajahi berbagai pilihan untuk menentukan identitas diri.mereka masih kebingungan untuk menentukan identitas yang sesuai dengan dirinya sehingga emosi mereka sangat labil.sebagai akibatnya mereka sering keliru menanggapi suatu situasi. Penelitian yang dilakukan oleh Woodman dan Hardy (2003) dalam sebuah meta analisis telah mengungkapkan bahwa adanya pengaruh antara kepercayaan diri terhadap kecemasan bertanding. Hasil penelitian yang dilakukannya, variabel kecemasan menunjukkan ukuran (r=70.10 (P50.05)) dan kepercayaan diri menunjukkan ukuran (r = 0,24 (P50.001)). Dari hasil yang didapat bahwa kepercayaan diri berperan signifikan untuk menurunkan kecemasan. Sebab kepercayaan yang tinggi akan menurunkun kecemasan atlet ketika akan bertanding, sebaliknya jika semakin rendah kepercayaan diri akan meningkatkan kecemasan ketika bertanding. Dari pembahasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti atlet Nur Harias di kota malang, baik dari kategori fight maupun seni. Selain tertarik, sangat penting untuk dijadikan evaluasi bagi pelatih Nur Harias.

11 Penelitian yang dilakukan berdasarkan pengalaman pernah mengikuti pertandingan, hal ini juga didukung minat peneliti.maka dari itu peneliti mengusulkan judul pengaruh kepercayaan diri terhadap kecemasan bertanding pada atlet pencak silat Nur Harias di kota Malang. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kepercayaan diri pada atlet pencak silat Nur Harias Malang? 2. Bagaimana tingkat kecemasan atlet pencak silat Nur Harias pada saat bertanding? 3. Apakah ada pengaruh kepercayaan diri terhadap kecemasan bertanding pada atlet pencak silat Nur Harias di kota Malang? C. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahaui kepercayaan diri pada atlet pencak silat Nur Harias di kota Malang. 2. Untuk mengetahui kecemasan pada atlet pencak silat Nur Harias Malang saat Pertandingan 3. Apakah ada pengaruh kepercayaan diri terhadap kecemasan saat pertandingan pada atlet pencak silat Nur Harias Malang. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Manfaat teoritis

12 Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan keilmuan dalam bidang psikologi pada khususnya dan pada bidang keilmuan psikologi olahraga. 2. Manfaat konkritnya Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan kajian penelitian selanjutnya dan sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.bagi yang berminat pada penelitian psikologi olah raga khususnya olah raga pencak silat. Bagi subyek, bisa mengetahui tentang pengaruh kepercayaan diri terhadap kecemasan bertanding dan diharapkan bisa menjadi wacana untuk menjadi lebih baik dan bersemangat serta lebih percaya diri. Bagi mahasiswa psikologi, untuk memberi masukan pengetahuan tentang kepercayaan diri dan kecemasan bertanding pencak silat. 3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan informasi yang telah diperoleh.

1 13