V GAMBARAN UMUM BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Lampiran 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 5/ Permentan/OT. 140/1/2007

PENGANTAR. Ir. Suprapti

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 85,281,211, BELANJA LANGSUNG 123,982,604,692.00

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA UMUM PENGADAAN APBD / APBN TAHUN ANGGARAN 2012 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

.000 WALIKOTA BANJARBARU

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

11. HASIL EVALUASI (MONITORING) RENCANA AKSI KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU

6. RENCANA AKSI KINERJA (RAK) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KOTA BLITAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. perencanaan kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun Pekanbaru, Desember 2015 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROPINSI RIAU,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

IKU TAHUN 2017 SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG INDIKATOR KINERJA TARGET

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 34 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

RUMUSAN TEMU TEKNIS PEMANFAATAN ALSINTAN HASIL PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANGTAN SERPONG, 18 AGUSTUS 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 21 TAHUN 2010

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

3.a.2 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 (SEKRETARIS DAN KABID)

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN PADA SUB SEKTOR PERKEBUNAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU. 2. TUGAS : melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan strategis, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

Perda No. 03 / 2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi, SOT Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT 5.1. Latar Belakang Berdirinya BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Berdirinya Unit Pelayanan Daerah terpadu (UPTD) BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat di Desa Cihea Cianjur ini didasarkan pada beberapa permasalahan pertanian di Jawa Barat seperti permasalahan kekurangan tenaga kerja dalam bidang pertanian, mahalnya mesin-mesin pertanian, jumlah mesin pertanian yang terbatas dan relatif rendahnya kemampuan dan keterampilan teknis ORM (Operation, Repair and Maintenance) petani atau Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Permasalahan kekurangan tenaga kerja dalam bidang pertanian memang merupakan masalah klasik. Peran generasi muda dalam hal pertanian semakin terdegradasi dengan pengaruh perubahan zaman yang modern. Para generasi muda tidak tertarik dengan pekerjaan di bidang pertanian. Mereka lebih tertarik berurbanisasi ke kota mengadu nasib dengan bekerja sebagai uruh-buruh pabrik, atau bekerja di bidang pekerjaan informal. Sehingga yang bekerja di bidang pertanian hanya sebagian besar generasi tua dan sebagian kecil generasi muda. Oleh karena itu, dengan hadirnya BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dapat meningkatkan ketertarikan generasi muda bekerja di bidang pertanian yang lebih mekanis. Permasalahan lainnya adalah mahalnya harga mesin-mesin pertanian. Mesin-mesin pertanian merupakan hal yang penting dalam peningkatan produktivitas di setiap proses pertanian dan pengolahan produk hasil pertanian. Namun harga mesin pertanian yang relatif mahal dan jumlahnya yang terbatas bagi mayoritas petani di Jawa Barat sangat memberatkan dari segi biaya produksi. BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat ini diharapkan dapat menanggulangi permasalahan mahalnya mesin-mesin pertanian dengan tersebarnya pelayanan UPJA. 46

5.2. Sejarah Berdirinya BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Balai Pengembangan Teknologi merupakan nama yang diberikan pada balai ini pada tahun 2002. Sebelumnya pada tahun 1988 balai ini merupakan Unit Percobaan dan Percontohan Alsintan sesuai dengan SK GUb No. 061/Kep-1048- ORTAK/88, tanggal 04 Juli 1988. Karena semakin berkembangnya teknologi pertanian dan semakin tingginya kebutuhan alat mesin pertanian yang tepat guna maka pada tahun 1999 Unit Percobaan dan Percontohan Alsintan berubah menjadi Balai Mekanisasi Pertanian sesuai dengan SK Gub No. 70 Tahun 1999, Tanggal 16 Oktober 1999 yang berada dibawah Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dengan kepala setingkat eselon dua. Semakin berkembang teknologi mekanisasi pertanian dan semakin dibutuhkannya lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi di Jawa Barat mengakibatkan Balai Mekanisasi Pertanian berubah menjadi Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sesuai dengan Permentan No. 5 Tahun 2002 (Lampiran 1) dan Kep Gub No. 53 Tahun 2002 pada tahun 2002 hingga saat ini. 5.3. Visi dan Misi BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Visi dari Balai mekanisasi Pertanian Jawa Barat adalah bersumber dan selaras dengan visi dari Provinsi Jawa Barat dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat dimana visi Jawa Barat adalah Mewujudkan Petani Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis, dan Sejahtera. Untuk mendukung pencapaian visi Jawa Barat tahun 2010 tersebut maka pemerintah melakukan akselerasi peningkatan kesejahteraan. Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Mewujudkan Petani Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis, dan Sejahtera. BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat memiliki visi BPT Mekanisasi Pertanian Sebagai Pengatur Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian yang Handal dalam Mewujudkan Petani Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera Untuk mewujudkan visi tersebut Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat memiliki beberapa misi. Misi Balai Mekanisasi pertanian Jawa Barat adalah : 1) Menjadikan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sebagai lembaga terakreditasi dan terstandardisasi untuk melakukan fungsi pengaturan, 47

pengawasan, dan pengujian serta memberikan rekomendasi terhadap alat mesin pertanian yang diintroduksikan di Provinsi Jawa Barat guna menunjang pengembangan usaha komoditi padi, palawija, dan hortikultura yang berdaya saing tinggi berwawasan lingkungan dan berkerakyatan. 2) Mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian selektif, tepat guna, dan berwawasan lingkungan, khususnya hasil rekayasa dan rancang bangun serta modifikasi bangsa sendiri melalui peningkatan sumberdaya manusia, dalam rangka memanfaatkan sumber dayaalam dan sumberdaya buatan. 3) Menjadikan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sebagai pusat IPTEK mekanisasi pertanian yang dapat menjalankan fungsi pelayanan, fasilitasi, dan pembinaan yang optimal kepada petani dan pengguna. 4) Meningkatkan dan memberdayakan kemampuan sumberdaya manusia pertanian melalui pemanfaatan IPTEK sesuai dengan ruang lingkup teknologi mekanisasi pertanian. 5) Menumbuhkembangkan embrio lembaga pemberdayaan masyarakat yang telah ada seperti UPJA dan bengkel alat mesin pertanian untuk memantapkan sistem agribisnis yang efektif dan efisien. 6) Menciptakan lapangan kerja baru di masyarakat dalam bidang teknologi mekanisasi pertanian untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perdesaan dalam upaya pengembangan kewirausahaan. 7) Menjadikan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sebagai sumber income generating bagi pendapatan asli daerah. 5.4. Motto BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat memiliki Motto Untuk Kita Balai Ini Ada. Motto ini memiliki pengertian bahwa balai ini merupakan balai yang ada dan berkembang untuk peningkatan teknologi mekanisasi pertanian di Jawa Barat dan juga untuk peningkatan kemampuan teknologi mekanisasi petani di Jawa Barat. 48

5.5. Organisasi BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat 5.5.1. Tugas, Pokok, dan Fungsi UPTD Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian tanaman Pangan dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 53 Tahun 2002 memiliki tugas, pokok dan fungsi sebagai berikut: 1) Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengembangan, pelayanan, dan pendidikan atau pelatihan. 2) Fungsi : a) Melaksanakan teknis operasional perekayasaan dan rancang bangun alat mesin pertanian tepat guna. b) Melaksanakan teknis operasional pengujian dan adaptasi alat mesin pertanian. c) Melaksanakan teknis operasional bengkel kerja (workshop) dan fasilitasi penggunaan alat dan mesin pertanian diuptd lingkup dinas dan para petani pengguna. 5.5.2. Struktur Organisasi 1) Struktur Internal Balai BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat merupakan balai mekanisasi pertanian pertama yang ada di Indonesia. BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat secara struktural berada di bawah Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dan Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat sendiri berada di bawah Pemerintah Daerah Jawa Barat. BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dipimpin oleh satu orang kepala balai yang membawahi satu orang kasubag tata usaha, dua kepala seksi, tiga bagian instalasi, dan kelompok fungsional lainnya. Seperti yang tercantum dalam bagan struktur organisasi BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat pada Gambar 8. 49

KEPALA BALAI Ir. Wawan Wintarasa, MM Kasubag Tata Usaha Ir. Syarif Hidayat Kelompok Jabatan Fungsional Seksi Rekayasa dan Rancang Bangun Ir. Moh Soleh Seksi Pengujian dan Adaptasi Instalasi Plumbon Rusadi Rusadi Gambar 8. Bagan Struktur Organisasi BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Sumber : BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat (2010) 2) Keadaan Pegawai Instalasi Padaherang Tatang Sukiman BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat mempunyai jumlah pegawai sebanyak tiga puluh enam orang. Masing-masing terdiri dari tiga puluh empat orang pegawai laki-laki dan dua orang pegawai perempuan dengan berbagai tingkat pendidikan yang beragam. Pegawai di BPT Mektan Jabar mayoritas merupakan pegawai negeri sipil (PNS) dari Dispertan Jabar. Tingkat pendidikan di BPT Mektan Jabar kebanyakan merupakan lulusan SMU atau STM sehingga masih sangat dibutuhkan peningkatan kemampuan bagi para pegawai. Keadaan pegawai BPT Mektan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Keadaan Pegawai BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Tahun 2009 Kondisi 2009 Tingkat Pendidikan PNS Non PNS Sarjana S-2 3 1 Sarjana S-1 5 5 D-III - 1 SMU/ STM 14 5 SMP 1 1 SD - - Sumber: BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat (2009) Instalasi Rengasdengklok Sutisna, SP 50

5.6. Prosedur Perancangan Alat Mesin Pertanian dan Ruang Lingkup Pengujian Sebagai suatu lembaga dinas yang memiliki fungsi melaksanakan teknis operasional perekayasaan dan rancang bangun alat mesin pertanian tepat guna BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat melaksanakan pembuatan alat mesin pertanian (alsintan) yang disesuaikan dengan kebutuhan para petani di Jawa Barat. Terdapat beberapa tahap prosedur dalam perancangan alsintan di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Berikut adalah prosedur perancangan alat dan mesin pertanian di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat: 1) Design requirement, yaitu permintaan produksi suatu alsintan yang dapat diperoleh dari customer, petani, kelompok tani, Gapoktan, UPJA, operator, bengkel, pengguna, penyalur, pabrikan, pakar atau akademisi serta hasil kajian economic engineering. 2) Conceptual design, yaitu mendefinisikan fungsi dan spesifikasi alat, menentukan batasan dan kriteria, juga menentukan kisaran harga 3) Preliminary design, yaitu menentukan bentuk dasar, ukuran utama dan ukuran luar, sertamenentukan kebutuhan komponen 4) Detail design, yaitu memilih dan mendaftar komponen, memilih dan menentukan bahan, membuat gambar teknik lengkap untuk setiap komponen, sub-assembly dan final assembly 5) Production design, yaitu menentukan proses produksi dan pengerjaan, membuat urutan dan jadwal pekerjaan 6) Quality design, yaitu memilih dan menentukan teknik, prosedur, dan jadwal pemeriksaan. Memilih peralatan ukur, menentukan prosedur pengujian. Setelah seluruh prosedur perancangan tersebut dilaksanakan maka dimulai pembuatan alsintan yang telah sebelumnya ditentukan di bengkel workshop yang ada di BPT mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Setelah alsintan tersebut selesai diproduksi maka dilaksanakan pengujian yang terdiri dari empat tahap. Pengujian dilakukan terhadap prototype (alsintan hasil rancang bangun yang meliputi : 1) Uji Fungsional dan Verifikasi yaitu menguji sejauh mana setiap komponen dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, serta memverifikasi dimensi dan kapasitas alsintan, serta dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan alat sesuai Permentan No.05/OT.104/I/2007. 51

2) Uji Adaptasi yaitu menguji sejauh mana alsintan dapat diaplikasikan sesuai kondisi fisik wilayah dan kondisi sosial ekonomi petani di wilayah pengembangannya. 3) Pengkajian Economic Engineering yaitu mengkaji sejauh mana alsin yang diintroduksikan dapat menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas hasil, dan nilai tambah sehingga dinilai menguntungkan secara ekonomis. 4) Uji Petik yaitu melakukan uji petik terhadap alat mesin pertanian yang diintroduksikan di wilayah Jawa Barat Apabila alat dan mesin yang dihasilkan telah melalui seluruh pengujian dan memberikan hasil yang baik maka alsintan tersebut dapat dipromosikan kepada UPJA, Gapoktan, dan bengkel yang ada di Jawa Barat. Namun apabila hasil pengujian menunjukan terdapat kekurangan dalam alsintan tersebut maka harus dilaksanakan perbaikan terhadap alsintan tersebut hingga mendapatkan hasil yang baik. 5.7. Prosedur Pelayanan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat menerima konsultasi teknologi dan konsultasi teknik juga bantuan teknis bagi petani, bengkel, UPJA, maupun lembaga pemerintahan. Prosedur pelayanan dari BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dapat di lakukan melalui: 1) Informasi Teknologi dan Konsultasi Teknik a) Kunjungan langsung pada setiap hari kerja b) Surat ke BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat ke alamat Jl.Darmaga Timur, Bojongpicung, Cianjur dengan nomor telp atau Fax (0263) 322358. 2) Bantuan Teknis a) Instansi Pemerintah atau Swasta : surat permohonan ditujukan langsung pada BPT Mekanisasi Pertanian dengan tembusan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat b) Petani, Kelompok Tani, Gapoktan, UPJA, atau UP3HP : surat permohonan disampaikan melalui Dinas Pertanian Kabupaten atau Kotamadya setempat atau surat permohonan ditujukan langsung kepada 52

BPT Mekanisasi Pertanian setelah diketahui oleh Dinas Kab atau Kota setempat 5.8. Sarana dan Prasarana Sebagai penunjang kelancaran kerja dan fungsi, BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dengan berbagai sarana. Kegiatan pengembangan sistem informasi pertanian didukung oleh bagian tata usaha, proses perancangan berbagai alat diatur oleh bagian rancang bangun dan proses pengujian alat dilakukan oleh bagian pengujian dan adaptasi. Gedung balai dilengkapi dengan ruang pertemuan, perpustakaan, ruang pengelolaan data sistem informasi (tata usaha), ruang rancang bangun, ruang pengujian dan adaptasi, laboratorium pasca panen, laboratorium pasca panen pada, ruang showroom yang berisi mesin-mesin pertanian yang diuji maupun yang dihasilkan oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat, rumah dinas, dan sarana olahraga (lapangan voli dan lapangan tenis). Ruang pengujian dilengkapi dengan alat pengujian yang ada seperti dinamometer yang berfungsi untuk mengukur besarnya torsi, kecepatan, serta konsumsi bahan bakar mesin (contohnya, mesin diesel) yang secara otomatis dapat terekam oleh komputer. 5.9. Hasil Kegiatan Rekayasa dan Rancang Bangun Hasil kegiatan rekayasa dan rancang bangun yang telah dilakukan antara lain; Winnower Jagung, Tray Dryer, Chopper, Mixer, Power Thresher Resin, Extruder, Blender, Modifikasi Roda Besi Traktor Buatan Cina, Tray Drayer, Cool Box, Alat Pembuat Pupuk Organik, dan mesin pembuat emping. 5.10. Kerjasama Kemitraan BPT Mekanisasi Jawa Barat dalam operasionalnya mengembangkan dan menjalin kerjasama dengan instansi maupun lembaga pendidikan tinggi di Jawa Barat, diantaranya : 1) Pengembangan rancangan alsintan a) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian b) Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna c) Puslit TTG Universitas Padjajaran 53

2) Kemitraan sejajar dalam rangka transfer teknologi a) Dinas Pertanian Kabupaten atau Kota b) Fakultas Manajemen Industri Pertanian Universitas Padjajaran c) Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) d) UPTD Lingkup Pertanian di Jawa Barat 3) Pendukungan kelayakan produk a) CV Pratama Putra b) CV Massagi 4) Pelayanan pembinaan konsultasi dan bantuan teknis a) Instalasi Balai Pengembangan Benih Lingkup Dinas Pertanian b) Unit Pelayanan Jasa Alsintan Proyek Pengembangan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pertanian (UPJA SPL) sebanyak 171 unit. c) Unit Pelayanan Jasa Alsintan Peningkatan Mutu Intensifikasi (UPJA PMI) sebanyak 16 unit. d) UPJA Gapoktan Jagung (8 unit) e) Unit Pelayanan Jasa Alsintan Unit Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (UPJA UP3HP) sebanyak 14 unit. f) UPJA Swadaya Kabupaten atau Kotamadya 5) Pelayanan masyarakat atau umum diantaranya : a) Instansi Pemerintah atau Swasta b) Sekolah Kejuruan c) Petani atau Pengguna Alat Mesin 5.11. Fasilitas BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat BPT Mekanisasi Jawa Barat dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menggunakan beberapa fasilitas sebagai penunjang dalam pengembangan teknologi mekanisasi pertanian di Jawa Barat. Fasilitas yang dimiliki BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat adalah: 1) Fasilitas Rekayasa dan Rancang Bangun a) Studio Gambar dan Desain b) Workshop 54

2) Fasilitas Pengujian a) Laboratorium Uji Mutu Alat Mesin b) Laboratorium Uji Performance Motor Penggerak c) Laboratorium Pengkajian Economic Engineering d) Lahan Sawah Pengujian seluas dua hektar 3) Fasilitas Promosi dan komunikasi 4) Fasilitas Bangunan a) Ruang Kantor b) Workshop c) Showroom d) Laboratorium e) Sarana Olahraga (lapangan voli dan tennis) f) Rumah Dinas 5.12. Kegiatan Fasilitasi Untuk melayani masyarakat pertanian Jawa Barat BPT Pertanian Jawa Barat sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas sebagai penggerak dalam pengembangan teknologi mekanisasi pertanian di Jawa Barat mengadakan berbagai kegiatan fasilitasi bagi para petani, bengkel, UPJA, dan lembaga lain yang membutuhkan bantuan dalam hal alat dan mesin pertanian. Berbagai kegiatan fasilitasi yang dilaksanakan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat antara lain : 1) Temu Teknologi Alsintan Temu teknologi alsintan dilaksanakan oleh BPT Mekanisasi Pertanian setiap tahunnya dalam kegiatan perancangan alat dan mesin pertanian baru yang akan dikembangkan oleh BPT Mekanisasi Pertanian. Temu teknologi alsintan ini dihadiri oleh akademisi yang ahli dalam bidang teknologi mekanisasi pertanian, pihak swasta pembuat alat dan mesin pertanian, dan juga pihak dari BPT Mekanisasi Pertanian. Pertemuan ini menghasilkan kesimpulan alat apa yang seharusnya dibuat dan dikembangkan oleh BPT Mekanisasi Pertanian sesuai dengan kebutuhan petani. 55

2) Pelayanan Informasi Teknologi BPT Mekanisasi Pertanian melayani pihak lain yang membutuhkan informasi tentang teknologi pertanian. Pelayanan informasi teknologi ini boleh diakses oleh siapa saja dan dari mana saja, sehingga tidak hanya masyarakat pertanian di Jawa Barat. 3) Pembinaan Teknis Perbengkelan Pembinaan teknis perbengkelan dilaksanakan oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat secara rutin kepada para bengkel maupun UPJA yang memiliki unit usaha bengkel yang telah bekerjasama dengan balai. Pelatihan alat mesin pertanian baru dilksanakan kepada bengkel dan UPJA setiap tahunnya, sehingga bengkel ataupun UPJA dapat segera memproduksi alat mesin pertanian yang telah dikembangkan oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. 4) Pembinaan Teknis Pengoperasian dan Perawatan Pembinaan teknis pengoperasian dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kepada UPJA dan petani pengguna. Pelatihan ini dilaksanakan setiap tahunnya untuk berbagai alat dan mesin pertanian yang dihasilkan oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. 56