PENGARUH MEDIAN TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN DALAM KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

PENGARUH KARAKTERISTIK JALAN DAN TATA GUNA LAHAN PADA PENENTUAN KAPASITAS JALAN STUDI KASUS : JAKARTA BARAT

PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN MENURUT PM 96/2015 DAN KM 14/2006

KELAYAKAN PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI JALAN SUNSET ROAD BALI FEASIBILITY OF MOTORCYCLE LANE APPLICATION IN SUNSET ROAD BALI

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEBARAN POSISI SEPEDA MOTOR DI JALUR JALAN PADA BERBAGAI KONDISI ARUS LALULINTAS

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

Djoko Sulistiono 1, Hera widyastuti 2, Catur Arief Prastyanto 2 1 Mahasiswa S 2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

PENGARUH PERBEDAAN PENGGUNAAN LAJUR TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

Heddy Rohandi Agah Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN RAMP SIMPANG SUSUN BAROS


BAB II LANDASAN TEORI. permukaan air, terkecuali jalan kereta, jalan lori, dan jalan kabel. (UU No. 38

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 ( ) ISSN:

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN KAJIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA JALAN GAJAH MADA KABUPATEN JEMBER. Oleh : Ir. Noor Salim, M.Eng

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 1, Januari 2014

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

PERENCANAAN PENINGKATAN KINERJA RUAS JALAN DEWI SARTIKA KOTA BANDUNG IMPROVEMENT PERFORMANCE ROAD DESIGN OF DEWI SARTIKA BANDUNG

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS JALAN (STUDI KASUS: JL. P. KEMERDEKAAN DEKAT MTOS JEMBATAN TELLO)

ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA)

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)

Analisa Tinjauan Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Jalan Yos Sudarso - Rumbai

EVALUASI KINERJA LALU LINTAS RUAS JALAN PANDAAN-GEMPOL SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA JALAN TOL

ARUS JENUH LAJUR BELOK KAJIAN PADA SATU PERSIMPANGAN BERSINYAL, DI BANDUNG TESIS MAGISTER

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KOTA MALANG (STUDI KASUS: SIMPANG PADA RUAS JL. BASUKI RAHMAT KOTA MALANG)

KINERJA LALU LINTAS PERSIMPANGAN LENGAN EMPAT BERSIGNAL (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN JALAN WALANDA MARAMIS MANADO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

EVALUASI FAKTOR PENGARUH TINGKAT PELAYANAN JALAN SUNGAI RAYA DALAM KOTA PONTIANAK

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

ANALISA KEMACETAN LALU LINTAS PADA PASAR TRADISIONAL DI RUAS JALAN SEKARAN-MADURAN

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

BAB I PENDAHULUAN. terpencil yang merupakan sentral produksi pertanian. Usaha penataan ruang kota dan daerah ditujukan sebagai wadah dari fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN INDEKS TINGKAT LAYANAN JALAN PASIR PUTIH DI KOTA PEKANBARU DITINJAU DARI ARUS PERGERAKAN LALU LINTAS

sementara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

PEMILIHAN MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME, KECEPATAN, DAN KERAPATAN JALAN DALAM KOTA (Studi kasus: Jalan Ahmad Yani, Denpasar)

Analisis Kinerja Ruas Jalan HOS Cokroaminoto Akibat Perkembangan Lalu Lintas di Yogyakarta

ANALISIS PARKIR PADA BADAN JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S.

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

PENGANTAR TRANSPORTASI

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

Transkripsi:

PENGARUH MEDIAN TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN DALAM KOTA Fadhliya A Arifin 1), Martha L Siregar 2), Heddy R Agah 3) Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: fadhliya.arifin@gmail.com 1), leni@eng.ui.ac.id 2), agah@eng.ui.ac.id 3) Abstrak Secara fisik terdapat beberapa jenis median, yaitu median yang ditinggikan, median yang direndahkan, dan median garis. Median ditinggikan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan. Median direndahkan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan, dan median garis terdiri dari dua buah marka membujur garis utuh. Jenis median pada perhitungan kapasitas jalan untuk daerah perkotaan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), tidak disebutkan faktor penentu atau faktor koreksi. Pada MKJI 1997 hanya disebutkan untuk perhitungan jalan terbagi dan tak terbagi, tidak ada faktor median yang mempengaruhinya. Untuk kapasitas jalan dengan kondisi dua-lajur dua-arah ditentukan berdasar arus dua arah (kombinasi dua arah), dan untuk jalan dengan banyak lajur (> 2 lajur) arus dipisahkan per arah sehingga perhitungan kapasitas ditentukan per lajur. Lebar efektif jalan akan berkurang akibat efek psikologis pengendara terhadap bangunan median yang dibuat. Penelitian ini mengkaji besaran perubahan kapasitas jalan akibat dari pemasangan berbagai macam bentuk median. Dasar analisis adalah MKJI tahun 1997. Hasil analisis menyatakan bahwa lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang sebesar 50 cm (18%). Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm (18%).Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm (4%). Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,79. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median pagar sebesar 0,78. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,81. Kata kunci: Median, Kapasitas Jalan, Lebar efektif pada median, Volume Lalu lintas. The Influence Of Median On The Urban Road Capacity Abstract The physical types of road medians are categorized into raised, lowered, and line medians. The raised median consists of marginal strip and raised median structure. The lowered median consists of marginal strip and lowered median structure, whereas the line median consists of double solid line markings. On the 1997

Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI 1997), the determination or correction factor of median types in urban road capacity calculation is not mentioned. The capacity calculation for two-lane two-way road is determined by two-way flow (two-way combination) while the capacity for roads with multiple lanes (> 2 lanes) is calculated separately by the flow of each ways. Hence, the capacity calculation is based on each lane. Width effectiveness of roads will decline due to drivers psychological reaction towards the set median structure. This study examines the scale of road capacity changes due to the installation of various road medians. The basis of analysis is MKJI 1997. The result shows that effective usage of road width for roads with raised median decreased by 50 cm (18%) from the total road width of 280 cm to only 230 cm of effectively used road. Meanwhile, the decrease of effective road width usage for roads with line median is only 10 cm (4%) from 280 cm to 270 cm. The median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.79 while the median factor for roads with barrier median is 0.78. Lastly, the median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.81. Key words: Median, Road Capacity, Effective width of median, Traffic Volume 1. Pendahuluan Jenis median yang ada saat ini beraneka macam bentuknya, antara lain: median datar yang berbentuk marka, median ditinggikan, median direndahkan, separator, kansteen, kereb, dan barier. Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), perhitungan kapasitas jalan untuk daerah perkotaan tidak menyebutkan faktor berbagai jenis median yang ada. Pada MKJI 1997 hanya disebutkan untuk perhitungan jalan terbagi dan tak terbagi, tidak ada faktor median yang mempengaruhinya. Median akan mempengaruhi kapasitas suatu jalan, yang akan mempengaruhi tingkat pelayanan jalan tersebut, sehingga mengakibatkan penurunan kecepatan. Penelitian ini membahas tentang pengaruh berbagai jenis median terhadap kapasitas ruas jalan. Titik beratnya adalah pada fungsi median sebagai pemisah jalur dan pengaruhnya terhadap kapasitas ruas jalan dan karakteristik pergerakan arus lalu lintas. Jenis kendaraan dan jarak kendaraan terhadap berbagai macam median, perlu diperhitungkan pengaruh median pada kapasitas jalan. Pada saat ini analisis kapasitas belum memasukan nilai faktor jenis median pada perhitungan kapasitas jalan dan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. 2. Metode Penelitian Setelah dilakukannya pengumpulan dan pengolahan data dari hasil survey lapangan, maka dilakukan analisis yaitu : a) Dari data penelitian, didapat jarak ban kendaraan terhadap berbagai macam median berikut kecepatan kendaraan. Dari data tersebut diolah untuk mendapatkan hasil lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh pengendara, pengaruh median pada kapasitas jalan, dan

koreksi faktor median pada perhitungan kapasitas ruas jalan dalam kota pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 terhadap berbagai jenis median. b) Data hasil pengamatan di lokasi yang berupa jarak ban kendaraan dari median dikelompokkan menurut berbagai variasi jenis median, dan dikelompokkan kembali setiap jenis kendaraan. Data jarak kendaraan terhadap median setiap jenis kendaraan dikelompokkan per jarak 10 cm dari median (10cm, 20cm, 30cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm, 90 cm, 100 cm). Kemudian dihitung jumlah dan presentase dari jarak tiap kendaraan terhadap median. Dari perhitungan ini didapatkan lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh pengendara. c) Data hasil pengamatan dilokasi yang berupa jarak ban kendaraan dari berbagai variasi jenis median dianalisis menggunakan metode deskripsi statistik yang mempunyai tujuan untuk memberikan deskripsi data yang dilihat dari berapa banyaknya sampel, nilai yang paling sering muncul (modus), dan nilai rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Digunakan juga standar deviasi untuk mengetahui sebaran sekelompok data. d) Menghitung kapasitas jalan yang telah dikoreksi pada setiap jenis median. 1. Kapasitas jalan untuk 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Bentuk median ditinggikan dan median berbentuk pagar termasuk dalam jalan 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Kapasitas jalan yang telah dikoreksi pada Jalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur adalah 1427 smp/jam. 2. Kapasitas jalan untuk 2 arah 4 lajur tak terbagi. Bentuk median garis termasuk dalam jalan 2 arah 4 lajur tak terbagi. Kapasitas jalan yang telah dikoreksi pada Jalan Raya Cinangka Raya, Parung, Depok adalah 1269 smp/jam. e) Menghitung faktor median pada perhitungan kapasitas jalan dibagi menjadi 3 sesuai dengan jenis median yang diteliti, yaitu median jenis ditinggikan, pagar, dan garis. yang diperhitungkan pada penambahan faktor median pada perhitungan kapasitas jalan adalah kendaraan mobil penumpang dan kendaraan berat (mobil/truk). Hal ini dikarenakan kedua kendaraan tersebut mempunyai kecenderungan untuk mendekat ke median. Kedua kendaraan tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jarak ban kendaraan yang dilalui terhadap jalan dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis. Setelah itu dibuat grafik antara jarak ban kendaraan dan frekuensi tiap jarak 10 cm dari median untuk kendaraan mobil penumpang, kendaraan berat (mobil/truk), dan total dari kedua kendaraan. Dari grafik-grafik tersebut didapatkan nilai regresi, kemudian nilai

regresi tersebut diturunkan dan didapatkan nilai puncak dari grafik antara jarak ban kendaraan dan frekuensi tiap jarak 10cm dari median. f) Dari nilai puncak tersebut mempunyai nilai rentang pengurangan antara 5% - 10%. Dari nilai puncak pada grafik antara jarak ban kendaraan dan frekuensi tiap jarak 10cm dari median akan mengurangi lebar lalu lintas efektif jalan. Faktor median pada perhitungan kapasitas jalan dapat diperkirakan dengan perhitungan sebagai berikut : f! =!!!!! Dimana: fm = faktor median.. (1) W We = lebar lalu lintas = lebar lalu lintas efektif setelah dikurangi jarak ban kendaraan dari median. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Lebar jalan terhadap median a) Median Ditinggikan Hasil pengamatan jarak ban kendaraan (mobil penumpang, motor, dan truk/bus) untuk median ditinggikan selama periode pengamatan 1 jam 15 menit (13.30 14.45 WIB) dengan lokasi pengamatan yang berada pada Jl. Raya Taman Mini (arah Kp. Rambutan) Jakarta Timur disajikan pada Tabel 1, 2, dan 3. Tabel 1. Persentase Mobil Penumpang Terhadap Ban Dari Median Ditinggikan 1 0 8 8 0.7% 0.7% 2 10 27 35 2.3% 3.0% 3 20 68 103 5.8% 8.8% 4 30 113 216 9.6% 18.4% 5 40 150 366 12.8% 31.1% 6 50 251 617 21.4% 52.5% 7 60 195 812 16.6% 69.1% 8 70 147 959 12.5% 81.6% 9 80 117 1076 10.0% 91.6% 10 90 54 1130 4.6% 96.2% 11 100 45 1175 3.8% 100.0% Pada tabel 1 dapat dilihat 70% kendaraan mobil penumpang paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 812 dari total jumlah

kendaraan mobil penumpang, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (21,4%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. Tabel 2. Persentase Motor Terhadap Ban Dari Median Ditinggikan 1 0 0 0 0.0% 0.0% 2 10 1 1 1.6% 1.6% 3 20 2 3 3.2% 4.8% 4 30 5 8 7.9% 12.7% 5 40 1 9 1.6% 14.3% 6 50 4 13 6.3% 20.6% 7 60 3 16 4.8% 25.4% 8 70 12 28 19.0% 44.4% 9 80 17 45 27.0% 71.4% 10 90 14 59 22.2% 93.7% 11 100 4 63 6.3% 100.0% Pada tabel 2 dapat dilihat 70% motor paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 80 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 45 dari total jumlah kendaraan motor, persentase terbesar berada pada jarak 80 cm (27%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 200 cm. Motor memiliki kecenderungan untuk bergerak menjauh dari median. Tabel 3. Persentase Truk/Bus Terhadap Ban Dari Median Ditinggikan 1 0 5 5 3.2% 3.2% 2 10 11 16 7.1% 10.3% 3 20 17 33 10.9% 21.2% 4 30 18 51 11.5% 32.7% 5 40 15 66 9.6% 42.3% 6 50 27 93 17.3% 59.6% 7 60 19 112 12.2% 71.8% 8 70 18 130 11.5% 83.3% 9 80 17 147 10.9% 94.2% 10 90 6 153 3.8% 98.1% 11 100 3 156 1.9% 100.0%

Pada tabel 3 dapat dilihat 70% berat (truk / bus) paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0-60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 112 dari total jumlah kendaraan berat, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (17,3%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. kendaraan besar mempunyai kecenderungan mendekat ke arah median. 70% mobil penumpang dan truk/bus memiliki kecenderungan bergerak mendekati median dengan jarak antara 0 60 cm. Dengan demikian lebar lalu lintas yang digunakan untuk median dengan tipe ditinggikan hanya selebar 220 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 60 cm. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. b) Median Pagar Hasil Pengamatan jarak kendaraan (mobil penumpang, motor, dan truk/bus) untuk median pagar dilaksanakan selama periode 1 jam 15 menit (14.00 15.15 WIB) dengan lokasi pengamatan di Jl. Raya Taman Mini (arah Kp. Rambutan) Jakarta Timur disajikan pada tabel 4, 5, dan 6. Tabel 4. Persentase Mobil Penumpang Terhadap Ban dari Median Pagar 1 0 22 22 1.9% 1.9% 2 10 52 74 4.4% 6.3% 3 20 57 131 4.9% 11.2% 4 30 100 231 8.6% 19.8% 5 40 86 317 7.4% 27.1% 6 50 207 524 17.7% 44.8% 7 60 175 699 15.0% 59.8% 8 70 183 882 15.7% 75.4% 9 80 162 1044 13.9% 89.3% 10 90 89 1133 7.6% 96.9% 11 100 36 1169 3.1% 100.0% Pada tabel 4 dapat dilihat 70% mobil paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 70 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 882 dari total jumlah kendaraan

mobil penumpang, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (17,7%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. Tabel 5. Persentase Motor Terhadap Ban dari Median Pagar 1 0 2 2 3.1% 3.1% 2 10 1 3 1.6% 4.7% 3 20 1 4 1.6% 6.3% 4 30 2 6 3.1% 9.4% 5 40 2 8 3.1% 12.5% 6 50 6 14 9.4% 21.9% 7 60 6 20 9.4% 31.3% 8 70 13 33 20.3% 51.6% 9 80 19 52 29.7% 81.3% 10 90 3 55 4.7% 85.9% 11 100 9 64 14.1% 100.0% Pada tabel. 5 dapat dilihat 70% motor paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 80 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 52 dari total jumlah kendaraan motor, persentase terbesar berada pada jarak 80 cm (29,7%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 200 cm. Tabel 6. Persentase Truk/Bus Terhadap Ban dari Median Pagar 1 0 16 16 11.9% 11.9% 2 10 8 24 5.9% 17.8% 3 20 14 38 10.4% 28.1% 4 30 13 51 9.6% 37.8% 5 40 5 56 3.7% 41.5% 6 50 31 87 23.0% 64.4% 7 60 14 101 10.4% 74.8% 8 70 11 112 8.1% 83.0% 9 80 16 128 11.9% 94.8% 10 90 6 134 4.4% 99.3% 11 100 1 135 0.7% 100.0%

Pada tabel. 6 dapat dilihat 70% berat paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 101 dari total jumlah kendaraan berat, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (23,0%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. -kendaraan besar mempunyai kecenderungan mendekat ke arah median. 70% mobil dan truk/bus memiliki kecenderungan bergerak mendekati median dengan jarak antara 0 70 cm. Dengan demikian lebar lalu lintasyang digunakan untuk median dengan tipe pagar hanya selebar 210 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 70 cm. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. c) Median Garis Hasil pengamatan jarak ban kendaraan (mobil penumpang, motor, dan truk/bus) untuk median garis selama periode pengamatan 1 jam 15 menit (13.30 14.45 WIB) dengan lokasi pengamatan yang berada pada Jl. Raya Cinangka (arah Parung) Depok disajikan pada tabel 7,8, dan 9. Tabel 7. Persentase Mobil Penumpang Terhadap Ban dari Median garis 1 0 22 22 5.3% 5.3% 2 10 12 34 2.9% 8.3% 3 20 29 63 7.0% 15.3% 4 30 42 105 10.2% 25.5% 5 40 61 166 14.8% 40.3% 6 50 79 245 19.2% 59.5% 7 60 67 312 16.3% 75.7% 8 70 36 348 8.7% 84.5% 9 80 22 370 5.3% 89.8% 10 90 12 382 2.9% 92.7% 11 100 30 412 7.3% 100.0% Pada tabel 7 dapat dilihat 70% mobil paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 312 dari total jumlah kendaraan mobil, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (19,2%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm.

Tabel. 8. Persentase Motor Terhadap Median Garis 1 0 15 15 9.9% 9.9% 2 10 2 17 1.3% 11.3% 3 20 4 21 2.6% 13.9% 4 30 4 25 2.6% 16.6% 5 40 13 38 8.6% 25.2% 6 50 40 78 26.5% 51.7% 7 60 14 92 9.3% 60.9% 8 70 7 99 4.6% 65.6% 9 80 30 129 19.9% 85.4% 10 90 0 129 0.0% 85.4% 11 100 22 151 14.6% 100.0% Pada tabel 8 dapat dilihat 70% motor paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 70 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 99 dari total jumlah kendaraan motor, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (26,5%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. Tabel 9. Persentase jumlah kendaraan truk/bus terhadap jarak ban kendaraan dari median garis 1 0 18 18 14.2% 14.2% 2 10 26 44 20.5% 34.6% 3 20 15 59 11.8% 46.5% 4 30 18 77 14.2% 60.6% 5 40 11 88 8.7% 69.3% 6 50 12 100 9.4% 78.7% 7 60 7 107 5.5% 84.3% 8 70 9 116 7.1% 91.3% 9 80 3 119 2.4% 93.7% 10 90 2 121 1.6% 95.3% 11 100 6 127 4.7% 100.0% Pada tabel 9 dapat dilihat 70% berat paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 50 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 100 dari total jumlah kendaraan berat, persentase terbesar berada pada jarak 10 cm (20,5%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan menjadi 270 cm. berat tidak

memperdulikan kendaraan dari arah berlawanan, sehingga mendekat ke median berbentuk garis. -kendaraan besar mempunyai kecenderungan mendekat ke arah median berbentuk garis. mobil dan truk/bus memiliki kecenderungan bergerak mendekati median garis dengan jarak antara 0 50 cm. Prosentase terbesar jarak dari median garis terletak pada kendaraan berat dengan jarak 10 cm (20,5%). Dengan demikian lebar lalu lintas yang digunakan untuk median dengan tipe garis adalah sebesar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median garis berkurang sebesar 4%. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm (96%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 10 cm (4%). 3.2. Pengaruh Median Terhadap Kapasitas Jalan Kapasitas jalan dipengaruhi oleh lebar jalur lalu lintas, pemisah arah, hambatan samping dan ukuran kota. Lebar jalur lalu lintas efektif yang digunakan oleh para pengendara pada berbagai jenis median akan berbeda satu sama lain. Lebar jalur lalu lintas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan, jika lebar lalu lintas efektif berkurang maka akan mengurangi kapasitas jalan tersebut. Pada median ditinggikan lebar lalu lintas yang digunakan adalah selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. Pada median ditinggikan lebar lalu lintas yang digunakan adalah selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. Pada median garis lebar lalu lintas yang digunakan adalah selebar 270 cm (96%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 10 cm atau 4%. Tabel 13 Ban terhadap Median Pada median ditinggikan ada 85% data kendaraan yang berada pada jarak 30 100 cm, sedangkan 90% kendaraan bergerak pada jarak 20 100 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang

digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah 260 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 20 cm atau 7,1%. Pada median pagar ada 85% data kendaraan yang berada pada jarak 30 100 cm, sedangkan 90% kendaraan bergerak pada jarak 20 100 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah 260 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 20 cm atau 7,1%. Pada median garis ada 85% data kendaraan yang berada pada jarak 20 100 cm, sedangkan 90% kendaraan bergerak pada jarak 10 100 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 10 cm atau 3,6%. Pada perhitungan faktor median, kendaraan yang diperhitungkan pada Jalan yang dilengkapi dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis adalah kendaraan mobil dan kendaraan besar (mobil/truk). Hal ini dikarenakan kedua kendaraan tersebut mempunyai kecenderungan untuk mendekat ke arah median. Kedua kendaraan tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jarak kendaraan yang dilalui terhadap jalan dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis. a) Jalan Dilengkapi Dengan Median Ditinggikan Gambar 1. Grafik perbandingan antara jarak kendaraan terhadap median ditinggikan dan frekuensi kendaraan untuk total kendaraan mobil penumpang dan truk/bus. Pada gambar1 nilai puncak berada pada jarak kendaraan dari median ditinggikan sebesar 63,07 cm dengan frekuensi sebesar 200 kendaraan, dengan rentang puncak sebesar ± 5% adalah 59,92 cm 66,22 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah antara 220,08 cm 213,78 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 21,4% - 23,65%.

Didapatkan nilai faktor median sebesar fm = 0,79. Perhitungan kapasitas jalan terkoreksi pada median ditinggikan akan menjadi C = 1127 smp/jam. Kapasitas jalan berkurang 21% dari perhitungan kapasitas jalan yang telah dikoreksi untuk 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Volume lalu lintas selama satu jam pengamatan pada jalan taman mini dengan median ditinggikan sebesar 1410 smp/jam dengan kecepatan rata-rata sebesar 42,6 km/jam. Rasio V/C pada jalan dengan median ditinggikan sebesar 1,25, dalam kenyataannya jalan tersebut sudah dalam keadaan macet. Hal ini dapat juga dilihat dari kecepatan kendaraan yang terjadi hanya berkisar 30 40 km/jam, padahal seharusnya jalan tersebut dapat berjalan dengan kecepatan 60 km/jam. b) Jalan Dilengkapi Dengan Median Pagar Gambar 2. Grafik perbandingan antara jarak kendaraan terhadap median pagar dan frekuensi kendaraan untuk total kendaraan mobil penumpang dan truk/bus. Pada gambar 2 nilai puncak berada pada jarak kendaraan dari median pagar sebesar 65,66 cm dengan frekuensi sebesar 177 kendaraan, dengan rentang puncak sebesar ± 5% adalah 62,37 cm 68,94 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah antara 217,63 cm 211,06 dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 22,27% - 24,62%. Didapatkan nilai faktor median sebesar fm = 0,78. Perhitungan kapasitas jalan pada median ditinggikan akan menjadi C = 1113 smp/jam. Kapasitas jalan berkurang 22% dari perhitungan kapasitas jalan yang telah dikoreksi untuk 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Volume lalu lintas selama satu jam pengamatan pada jalan taman mini dengan median pagar volume lalu lintas selama satu jam pengamatan sebesar 1308 smp/jam dengan kecepatan rata-rata sebesar 41 km/jam. Rasio V/C pada jalan dengan median pagar sebesar

1,17, dalam kenyataannya jalan tersebut sudah berjalan dalam keadaan merayap. Hal ini dapat juga dilihat dari kecepatan kendaraan yang terjadi hanya berkisar 30 40 km/jam, padahal seharusnya jalan tersebut dapat berjalan dengan kecepatan 60 km/jam. c) Jalan Dilengkapi Dengan Median Garis Gambar 21. Grafik perbandingan antara jarak kendaraan terhadap median garis dan frekuensi kendaraan untuk total kendaraan mobil penumpang dan truk/bus. Nilai puncak berada pada jarak kendaraan dari median garis sebesar 54,67 cm dengan frekuensi sebesar 67 kendaraan, dengan rentang puncak sebesar ± 5% adalah 51,93 cm 57,40 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah antara 228,07 cm 222,60 dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 18,55% - 20,5%. Didapatkan nilai faktor median sebesar fm = 0,81. Perhitungan kapasitas jalan pada median ditinggikan akan menjadi C = 1028 smp/jam. Kapasitas jalan berkurang 19% dari perhitungan kapasitas jalan untuk 2 arah 4 lajur tak terbagi. Volume lalu lintas selama satu jam pengamatan pada jalan cinangka raya, parung, depok dengan median ditinggikan sebesar 746 smp/jam dengan kecepatan rata-rata sebesar 57,7 km/jam. Rasio V/C pada jalan dengan median ditinggikan sebesar 0,73. 4. Kesimpulan 1. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median ditinggikan berkurang sebesar 18%. 2. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median ditinggikan berkurang sebesar 18%.

3. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median ditinggikan berkurang sebesar 4%. 4. Pada median dengan bentuk fisik kendaraan mobil dan kendaraan besar mempunyai kecenderungan untuk menjauh dari median tersebut, sedangkan pada kendaraan yang berada pada median garis tidak mempedulikan adanya median. Hal ini dikarenakan adanya persepsi bahaya yang dirasakan oleh pengemudi dikarenakan adanya median berbentuk fisik. 5. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,79. 6. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median pagar sebesar 0,78. 7. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,81.

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Perhubungan. (2006). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan. Jakarta : Dep. Perhubungan. 2. Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Marga. 3. Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Marga. 4. Departemen Pekerjaan Umum. (2004). RSNI Geometri Jalan Perkotaan (RSNI T-14-2004). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. 5. Hobbs, F.D. (1973). Traffic Planning and Engineering. Birmingham : Pergamon Press. 6. Khisty, C. Jotin; B. Kent Lall. (2005). Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 7. Laboratorium Transportasi Jurusan Sipil. (1998). Pedoman Praktikum Teknik Transportasi. Jakarta : Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Indonesia. 8. Pignataro, Louis J. (1973). Traffic Engineering. New Jersey : Prentice Hall. 9. Rusmawan, Teddy. (2011). Pengaruh Median Dengan Pembatas Beton Terhadap Jenis Kecelakaan Di Jalan Tol. Jakarta : Universitas Indonesia. 10. Sukirman, Silvia. (1994). Dasar-Dasar Perencanaan Geometril Jalan. Bandung : Nova. 11. Soedirdjo, Titi Liliani. (2002). Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas. 12. Underwood, Geoffrey; Athy Ngai; Jean Underwood. (2012). Driving experience and situation awareness in hazard detection. Safety Science 56 (2013) 29 35. Tersedia pada :http://www.sciencedirect.com. 13. Wells, G.R. (1993). Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: Penerbit Bhatara.