PENGARUH MEDIAN TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN DALAM KOTA Fadhliya A Arifin 1), Martha L Siregar 2), Heddy R Agah 3) Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: fadhliya.arifin@gmail.com 1), leni@eng.ui.ac.id 2), agah@eng.ui.ac.id 3) Abstrak Secara fisik terdapat beberapa jenis median, yaitu median yang ditinggikan, median yang direndahkan, dan median garis. Median ditinggikan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan. Median direndahkan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan, dan median garis terdiri dari dua buah marka membujur garis utuh. Jenis median pada perhitungan kapasitas jalan untuk daerah perkotaan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), tidak disebutkan faktor penentu atau faktor koreksi. Pada MKJI 1997 hanya disebutkan untuk perhitungan jalan terbagi dan tak terbagi, tidak ada faktor median yang mempengaruhinya. Untuk kapasitas jalan dengan kondisi dua-lajur dua-arah ditentukan berdasar arus dua arah (kombinasi dua arah), dan untuk jalan dengan banyak lajur (> 2 lajur) arus dipisahkan per arah sehingga perhitungan kapasitas ditentukan per lajur. Lebar efektif jalan akan berkurang akibat efek psikologis pengendara terhadap bangunan median yang dibuat. Penelitian ini mengkaji besaran perubahan kapasitas jalan akibat dari pemasangan berbagai macam bentuk median. Dasar analisis adalah MKJI tahun 1997. Hasil analisis menyatakan bahwa lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang sebesar 50 cm (18%). Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm (18%).Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm (4%). Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,79. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median pagar sebesar 0,78. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,81. Kata kunci: Median, Kapasitas Jalan, Lebar efektif pada median, Volume Lalu lintas. The Influence Of Median On The Urban Road Capacity Abstract The physical types of road medians are categorized into raised, lowered, and line medians. The raised median consists of marginal strip and raised median structure. The lowered median consists of marginal strip and lowered median structure, whereas the line median consists of double solid line markings. On the 1997
Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI 1997), the determination or correction factor of median types in urban road capacity calculation is not mentioned. The capacity calculation for two-lane two-way road is determined by two-way flow (two-way combination) while the capacity for roads with multiple lanes (> 2 lanes) is calculated separately by the flow of each ways. Hence, the capacity calculation is based on each lane. Width effectiveness of roads will decline due to drivers psychological reaction towards the set median structure. This study examines the scale of road capacity changes due to the installation of various road medians. The basis of analysis is MKJI 1997. The result shows that effective usage of road width for roads with raised median decreased by 50 cm (18%) from the total road width of 280 cm to only 230 cm of effectively used road. Meanwhile, the decrease of effective road width usage for roads with line median is only 10 cm (4%) from 280 cm to 270 cm. The median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.79 while the median factor for roads with barrier median is 0.78. Lastly, the median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.81. Key words: Median, Road Capacity, Effective width of median, Traffic Volume 1. Pendahuluan Jenis median yang ada saat ini beraneka macam bentuknya, antara lain: median datar yang berbentuk marka, median ditinggikan, median direndahkan, separator, kansteen, kereb, dan barier. Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), perhitungan kapasitas jalan untuk daerah perkotaan tidak menyebutkan faktor berbagai jenis median yang ada. Pada MKJI 1997 hanya disebutkan untuk perhitungan jalan terbagi dan tak terbagi, tidak ada faktor median yang mempengaruhinya. Median akan mempengaruhi kapasitas suatu jalan, yang akan mempengaruhi tingkat pelayanan jalan tersebut, sehingga mengakibatkan penurunan kecepatan. Penelitian ini membahas tentang pengaruh berbagai jenis median terhadap kapasitas ruas jalan. Titik beratnya adalah pada fungsi median sebagai pemisah jalur dan pengaruhnya terhadap kapasitas ruas jalan dan karakteristik pergerakan arus lalu lintas. Jenis kendaraan dan jarak kendaraan terhadap berbagai macam median, perlu diperhitungkan pengaruh median pada kapasitas jalan. Pada saat ini analisis kapasitas belum memasukan nilai faktor jenis median pada perhitungan kapasitas jalan dan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. 2. Metode Penelitian Setelah dilakukannya pengumpulan dan pengolahan data dari hasil survey lapangan, maka dilakukan analisis yaitu : a) Dari data penelitian, didapat jarak ban kendaraan terhadap berbagai macam median berikut kecepatan kendaraan. Dari data tersebut diolah untuk mendapatkan hasil lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh pengendara, pengaruh median pada kapasitas jalan, dan
koreksi faktor median pada perhitungan kapasitas ruas jalan dalam kota pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 terhadap berbagai jenis median. b) Data hasil pengamatan di lokasi yang berupa jarak ban kendaraan dari median dikelompokkan menurut berbagai variasi jenis median, dan dikelompokkan kembali setiap jenis kendaraan. Data jarak kendaraan terhadap median setiap jenis kendaraan dikelompokkan per jarak 10 cm dari median (10cm, 20cm, 30cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm, 90 cm, 100 cm). Kemudian dihitung jumlah dan presentase dari jarak tiap kendaraan terhadap median. Dari perhitungan ini didapatkan lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh pengendara. c) Data hasil pengamatan dilokasi yang berupa jarak ban kendaraan dari berbagai variasi jenis median dianalisis menggunakan metode deskripsi statistik yang mempunyai tujuan untuk memberikan deskripsi data yang dilihat dari berapa banyaknya sampel, nilai yang paling sering muncul (modus), dan nilai rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Digunakan juga standar deviasi untuk mengetahui sebaran sekelompok data. d) Menghitung kapasitas jalan yang telah dikoreksi pada setiap jenis median. 1. Kapasitas jalan untuk 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Bentuk median ditinggikan dan median berbentuk pagar termasuk dalam jalan 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Kapasitas jalan yang telah dikoreksi pada Jalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur adalah 1427 smp/jam. 2. Kapasitas jalan untuk 2 arah 4 lajur tak terbagi. Bentuk median garis termasuk dalam jalan 2 arah 4 lajur tak terbagi. Kapasitas jalan yang telah dikoreksi pada Jalan Raya Cinangka Raya, Parung, Depok adalah 1269 smp/jam. e) Menghitung faktor median pada perhitungan kapasitas jalan dibagi menjadi 3 sesuai dengan jenis median yang diteliti, yaitu median jenis ditinggikan, pagar, dan garis. yang diperhitungkan pada penambahan faktor median pada perhitungan kapasitas jalan adalah kendaraan mobil penumpang dan kendaraan berat (mobil/truk). Hal ini dikarenakan kedua kendaraan tersebut mempunyai kecenderungan untuk mendekat ke median. Kedua kendaraan tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jarak ban kendaraan yang dilalui terhadap jalan dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis. Setelah itu dibuat grafik antara jarak ban kendaraan dan frekuensi tiap jarak 10 cm dari median untuk kendaraan mobil penumpang, kendaraan berat (mobil/truk), dan total dari kedua kendaraan. Dari grafik-grafik tersebut didapatkan nilai regresi, kemudian nilai
regresi tersebut diturunkan dan didapatkan nilai puncak dari grafik antara jarak ban kendaraan dan frekuensi tiap jarak 10cm dari median. f) Dari nilai puncak tersebut mempunyai nilai rentang pengurangan antara 5% - 10%. Dari nilai puncak pada grafik antara jarak ban kendaraan dan frekuensi tiap jarak 10cm dari median akan mengurangi lebar lalu lintas efektif jalan. Faktor median pada perhitungan kapasitas jalan dapat diperkirakan dengan perhitungan sebagai berikut : f! =!!!!! Dimana: fm = faktor median.. (1) W We = lebar lalu lintas = lebar lalu lintas efektif setelah dikurangi jarak ban kendaraan dari median. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Lebar jalan terhadap median a) Median Ditinggikan Hasil pengamatan jarak ban kendaraan (mobil penumpang, motor, dan truk/bus) untuk median ditinggikan selama periode pengamatan 1 jam 15 menit (13.30 14.45 WIB) dengan lokasi pengamatan yang berada pada Jl. Raya Taman Mini (arah Kp. Rambutan) Jakarta Timur disajikan pada Tabel 1, 2, dan 3. Tabel 1. Persentase Mobil Penumpang Terhadap Ban Dari Median Ditinggikan 1 0 8 8 0.7% 0.7% 2 10 27 35 2.3% 3.0% 3 20 68 103 5.8% 8.8% 4 30 113 216 9.6% 18.4% 5 40 150 366 12.8% 31.1% 6 50 251 617 21.4% 52.5% 7 60 195 812 16.6% 69.1% 8 70 147 959 12.5% 81.6% 9 80 117 1076 10.0% 91.6% 10 90 54 1130 4.6% 96.2% 11 100 45 1175 3.8% 100.0% Pada tabel 1 dapat dilihat 70% kendaraan mobil penumpang paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 812 dari total jumlah
kendaraan mobil penumpang, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (21,4%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. Tabel 2. Persentase Motor Terhadap Ban Dari Median Ditinggikan 1 0 0 0 0.0% 0.0% 2 10 1 1 1.6% 1.6% 3 20 2 3 3.2% 4.8% 4 30 5 8 7.9% 12.7% 5 40 1 9 1.6% 14.3% 6 50 4 13 6.3% 20.6% 7 60 3 16 4.8% 25.4% 8 70 12 28 19.0% 44.4% 9 80 17 45 27.0% 71.4% 10 90 14 59 22.2% 93.7% 11 100 4 63 6.3% 100.0% Pada tabel 2 dapat dilihat 70% motor paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 80 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 45 dari total jumlah kendaraan motor, persentase terbesar berada pada jarak 80 cm (27%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 200 cm. Motor memiliki kecenderungan untuk bergerak menjauh dari median. Tabel 3. Persentase Truk/Bus Terhadap Ban Dari Median Ditinggikan 1 0 5 5 3.2% 3.2% 2 10 11 16 7.1% 10.3% 3 20 17 33 10.9% 21.2% 4 30 18 51 11.5% 32.7% 5 40 15 66 9.6% 42.3% 6 50 27 93 17.3% 59.6% 7 60 19 112 12.2% 71.8% 8 70 18 130 11.5% 83.3% 9 80 17 147 10.9% 94.2% 10 90 6 153 3.8% 98.1% 11 100 3 156 1.9% 100.0%
Pada tabel 3 dapat dilihat 70% berat (truk / bus) paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0-60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 112 dari total jumlah kendaraan berat, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (17,3%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. kendaraan besar mempunyai kecenderungan mendekat ke arah median. 70% mobil penumpang dan truk/bus memiliki kecenderungan bergerak mendekati median dengan jarak antara 0 60 cm. Dengan demikian lebar lalu lintas yang digunakan untuk median dengan tipe ditinggikan hanya selebar 220 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 60 cm. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. b) Median Pagar Hasil Pengamatan jarak kendaraan (mobil penumpang, motor, dan truk/bus) untuk median pagar dilaksanakan selama periode 1 jam 15 menit (14.00 15.15 WIB) dengan lokasi pengamatan di Jl. Raya Taman Mini (arah Kp. Rambutan) Jakarta Timur disajikan pada tabel 4, 5, dan 6. Tabel 4. Persentase Mobil Penumpang Terhadap Ban dari Median Pagar 1 0 22 22 1.9% 1.9% 2 10 52 74 4.4% 6.3% 3 20 57 131 4.9% 11.2% 4 30 100 231 8.6% 19.8% 5 40 86 317 7.4% 27.1% 6 50 207 524 17.7% 44.8% 7 60 175 699 15.0% 59.8% 8 70 183 882 15.7% 75.4% 9 80 162 1044 13.9% 89.3% 10 90 89 1133 7.6% 96.9% 11 100 36 1169 3.1% 100.0% Pada tabel 4 dapat dilihat 70% mobil paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 70 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 882 dari total jumlah kendaraan
mobil penumpang, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (17,7%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. Tabel 5. Persentase Motor Terhadap Ban dari Median Pagar 1 0 2 2 3.1% 3.1% 2 10 1 3 1.6% 4.7% 3 20 1 4 1.6% 6.3% 4 30 2 6 3.1% 9.4% 5 40 2 8 3.1% 12.5% 6 50 6 14 9.4% 21.9% 7 60 6 20 9.4% 31.3% 8 70 13 33 20.3% 51.6% 9 80 19 52 29.7% 81.3% 10 90 3 55 4.7% 85.9% 11 100 9 64 14.1% 100.0% Pada tabel. 5 dapat dilihat 70% motor paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 80 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 52 dari total jumlah kendaraan motor, persentase terbesar berada pada jarak 80 cm (29,7%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 200 cm. Tabel 6. Persentase Truk/Bus Terhadap Ban dari Median Pagar 1 0 16 16 11.9% 11.9% 2 10 8 24 5.9% 17.8% 3 20 14 38 10.4% 28.1% 4 30 13 51 9.6% 37.8% 5 40 5 56 3.7% 41.5% 6 50 31 87 23.0% 64.4% 7 60 14 101 10.4% 74.8% 8 70 11 112 8.1% 83.0% 9 80 16 128 11.9% 94.8% 10 90 6 134 4.4% 99.3% 11 100 1 135 0.7% 100.0%
Pada tabel. 6 dapat dilihat 70% berat paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 101 dari total jumlah kendaraan berat, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (23,0%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. -kendaraan besar mempunyai kecenderungan mendekat ke arah median. 70% mobil dan truk/bus memiliki kecenderungan bergerak mendekati median dengan jarak antara 0 70 cm. Dengan demikian lebar lalu lintasyang digunakan untuk median dengan tipe pagar hanya selebar 210 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 70 cm. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. c) Median Garis Hasil pengamatan jarak ban kendaraan (mobil penumpang, motor, dan truk/bus) untuk median garis selama periode pengamatan 1 jam 15 menit (13.30 14.45 WIB) dengan lokasi pengamatan yang berada pada Jl. Raya Cinangka (arah Parung) Depok disajikan pada tabel 7,8, dan 9. Tabel 7. Persentase Mobil Penumpang Terhadap Ban dari Median garis 1 0 22 22 5.3% 5.3% 2 10 12 34 2.9% 8.3% 3 20 29 63 7.0% 15.3% 4 30 42 105 10.2% 25.5% 5 40 61 166 14.8% 40.3% 6 50 79 245 19.2% 59.5% 7 60 67 312 16.3% 75.7% 8 70 36 348 8.7% 84.5% 9 80 22 370 5.3% 89.8% 10 90 12 382 2.9% 92.7% 11 100 30 412 7.3% 100.0% Pada tabel 7 dapat dilihat 70% mobil paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 60 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 312 dari total jumlah kendaraan mobil, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (19,2%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm.
Tabel. 8. Persentase Motor Terhadap Median Garis 1 0 15 15 9.9% 9.9% 2 10 2 17 1.3% 11.3% 3 20 4 21 2.6% 13.9% 4 30 4 25 2.6% 16.6% 5 40 13 38 8.6% 25.2% 6 50 40 78 26.5% 51.7% 7 60 14 92 9.3% 60.9% 8 70 7 99 4.6% 65.6% 9 80 30 129 19.9% 85.4% 10 90 0 129 0.0% 85.4% 11 100 22 151 14.6% 100.0% Pada tabel 8 dapat dilihat 70% motor paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 70 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 99 dari total jumlah kendaraan motor, persentase terbesar berada pada jarak 50 cm (26,5%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan hanya selebar 230 cm. Tabel 9. Persentase jumlah kendaraan truk/bus terhadap jarak ban kendaraan dari median garis 1 0 18 18 14.2% 14.2% 2 10 26 44 20.5% 34.6% 3 20 15 59 11.8% 46.5% 4 30 18 77 14.2% 60.6% 5 40 11 88 8.7% 69.3% 6 50 12 100 9.4% 78.7% 7 60 7 107 5.5% 84.3% 8 70 9 116 7.1% 91.3% 9 80 3 119 2.4% 93.7% 10 90 2 121 1.6% 95.3% 11 100 6 127 4.7% 100.0% Pada tabel 9 dapat dilihat 70% berat paling banyak bergerak dari median dengan jarak 0 50 cm dengan jumlah kendaraan sebesar 100 dari total jumlah kendaraan berat, persentase terbesar berada pada jarak 10 cm (20,5%). Lebar jalur lalu lintas adalah 280 cm sehingga lebar lalu lintas yang digunakan menjadi 270 cm. berat tidak
memperdulikan kendaraan dari arah berlawanan, sehingga mendekat ke median berbentuk garis. -kendaraan besar mempunyai kecenderungan mendekat ke arah median berbentuk garis. mobil dan truk/bus memiliki kecenderungan bergerak mendekati median garis dengan jarak antara 0 50 cm. Prosentase terbesar jarak dari median garis terletak pada kendaraan berat dengan jarak 10 cm (20,5%). Dengan demikian lebar lalu lintas yang digunakan untuk median dengan tipe garis adalah sebesar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median garis berkurang sebesar 4%. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm (96%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 10 cm (4%). 3.2. Pengaruh Median Terhadap Kapasitas Jalan Kapasitas jalan dipengaruhi oleh lebar jalur lalu lintas, pemisah arah, hambatan samping dan ukuran kota. Lebar jalur lalu lintas efektif yang digunakan oleh para pengendara pada berbagai jenis median akan berbeda satu sama lain. Lebar jalur lalu lintas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan, jika lebar lalu lintas efektif berkurang maka akan mengurangi kapasitas jalan tersebut. Pada median ditinggikan lebar lalu lintas yang digunakan adalah selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. Pada median ditinggikan lebar lalu lintas yang digunakan adalah selebar 230 cm (82,1%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 50 cm atau 17,9%. Pada median garis lebar lalu lintas yang digunakan adalah selebar 270 cm (96%) dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 10 cm atau 4%. Tabel 13 Ban terhadap Median Pada median ditinggikan ada 85% data kendaraan yang berada pada jarak 30 100 cm, sedangkan 90% kendaraan bergerak pada jarak 20 100 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang
digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah 260 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 20 cm atau 7,1%. Pada median pagar ada 85% data kendaraan yang berada pada jarak 30 100 cm, sedangkan 90% kendaraan bergerak pada jarak 20 100 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah 260 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 20 cm atau 7,1%. Pada median garis ada 85% data kendaraan yang berada pada jarak 20 100 cm, sedangkan 90% kendaraan bergerak pada jarak 10 100 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 10 cm atau 3,6%. Pada perhitungan faktor median, kendaraan yang diperhitungkan pada Jalan yang dilengkapi dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis adalah kendaraan mobil dan kendaraan besar (mobil/truk). Hal ini dikarenakan kedua kendaraan tersebut mempunyai kecenderungan untuk mendekat ke arah median. Kedua kendaraan tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jarak kendaraan yang dilalui terhadap jalan dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis. a) Jalan Dilengkapi Dengan Median Ditinggikan Gambar 1. Grafik perbandingan antara jarak kendaraan terhadap median ditinggikan dan frekuensi kendaraan untuk total kendaraan mobil penumpang dan truk/bus. Pada gambar1 nilai puncak berada pada jarak kendaraan dari median ditinggikan sebesar 63,07 cm dengan frekuensi sebesar 200 kendaraan, dengan rentang puncak sebesar ± 5% adalah 59,92 cm 66,22 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah antara 220,08 cm 213,78 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 21,4% - 23,65%.
Didapatkan nilai faktor median sebesar fm = 0,79. Perhitungan kapasitas jalan terkoreksi pada median ditinggikan akan menjadi C = 1127 smp/jam. Kapasitas jalan berkurang 21% dari perhitungan kapasitas jalan yang telah dikoreksi untuk 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Volume lalu lintas selama satu jam pengamatan pada jalan taman mini dengan median ditinggikan sebesar 1410 smp/jam dengan kecepatan rata-rata sebesar 42,6 km/jam. Rasio V/C pada jalan dengan median ditinggikan sebesar 1,25, dalam kenyataannya jalan tersebut sudah dalam keadaan macet. Hal ini dapat juga dilihat dari kecepatan kendaraan yang terjadi hanya berkisar 30 40 km/jam, padahal seharusnya jalan tersebut dapat berjalan dengan kecepatan 60 km/jam. b) Jalan Dilengkapi Dengan Median Pagar Gambar 2. Grafik perbandingan antara jarak kendaraan terhadap median pagar dan frekuensi kendaraan untuk total kendaraan mobil penumpang dan truk/bus. Pada gambar 2 nilai puncak berada pada jarak kendaraan dari median pagar sebesar 65,66 cm dengan frekuensi sebesar 177 kendaraan, dengan rentang puncak sebesar ± 5% adalah 62,37 cm 68,94 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah antara 217,63 cm 211,06 dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 22,27% - 24,62%. Didapatkan nilai faktor median sebesar fm = 0,78. Perhitungan kapasitas jalan pada median ditinggikan akan menjadi C = 1113 smp/jam. Kapasitas jalan berkurang 22% dari perhitungan kapasitas jalan yang telah dikoreksi untuk 2 arah 4 lajur dengan pemisah jalur. Volume lalu lintas selama satu jam pengamatan pada jalan taman mini dengan median pagar volume lalu lintas selama satu jam pengamatan sebesar 1308 smp/jam dengan kecepatan rata-rata sebesar 41 km/jam. Rasio V/C pada jalan dengan median pagar sebesar
1,17, dalam kenyataannya jalan tersebut sudah berjalan dalam keadaan merayap. Hal ini dapat juga dilihat dari kecepatan kendaraan yang terjadi hanya berkisar 30 40 km/jam, padahal seharusnya jalan tersebut dapat berjalan dengan kecepatan 60 km/jam. c) Jalan Dilengkapi Dengan Median Garis Gambar 21. Grafik perbandingan antara jarak kendaraan terhadap median garis dan frekuensi kendaraan untuk total kendaraan mobil penumpang dan truk/bus. Nilai puncak berada pada jarak kendaraan dari median garis sebesar 54,67 cm dengan frekuensi sebesar 67 kendaraan, dengan rentang puncak sebesar ± 5% adalah 51,93 cm 57,40 cm. Jadi lebar lalu lintas efektif yang digunakan oleh kendaraan pada median ditinggikan adalah antara 228,07 cm 222,60 dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, lebar lalu lintas berkurang 18,55% - 20,5%. Didapatkan nilai faktor median sebesar fm = 0,81. Perhitungan kapasitas jalan pada median ditinggikan akan menjadi C = 1028 smp/jam. Kapasitas jalan berkurang 19% dari perhitungan kapasitas jalan untuk 2 arah 4 lajur tak terbagi. Volume lalu lintas selama satu jam pengamatan pada jalan cinangka raya, parung, depok dengan median ditinggikan sebesar 746 smp/jam dengan kecepatan rata-rata sebesar 57,7 km/jam. Rasio V/C pada jalan dengan median ditinggikan sebesar 0,73. 4. Kesimpulan 1. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median ditinggikan berkurang sebesar 18%. 2. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median ditinggikan berkurang sebesar 18%.
3. Lebar lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm. Lebar lalu lintas pada jalan dengan median ditinggikan berkurang sebesar 4%. 4. Pada median dengan bentuk fisik kendaraan mobil dan kendaraan besar mempunyai kecenderungan untuk menjauh dari median tersebut, sedangkan pada kendaraan yang berada pada median garis tidak mempedulikan adanya median. Hal ini dikarenakan adanya persepsi bahaya yang dirasakan oleh pengemudi dikarenakan adanya median berbentuk fisik. 5. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,79. 6. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median pagar sebesar 0,78. 7. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,81.
DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Perhubungan. (2006). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan. Jakarta : Dep. Perhubungan. 2. Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Marga. 3. Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Marga. 4. Departemen Pekerjaan Umum. (2004). RSNI Geometri Jalan Perkotaan (RSNI T-14-2004). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. 5. Hobbs, F.D. (1973). Traffic Planning and Engineering. Birmingham : Pergamon Press. 6. Khisty, C. Jotin; B. Kent Lall. (2005). Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 7. Laboratorium Transportasi Jurusan Sipil. (1998). Pedoman Praktikum Teknik Transportasi. Jakarta : Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Indonesia. 8. Pignataro, Louis J. (1973). Traffic Engineering. New Jersey : Prentice Hall. 9. Rusmawan, Teddy. (2011). Pengaruh Median Dengan Pembatas Beton Terhadap Jenis Kecelakaan Di Jalan Tol. Jakarta : Universitas Indonesia. 10. Sukirman, Silvia. (1994). Dasar-Dasar Perencanaan Geometril Jalan. Bandung : Nova. 11. Soedirdjo, Titi Liliani. (2002). Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas. 12. Underwood, Geoffrey; Athy Ngai; Jean Underwood. (2012). Driving experience and situation awareness in hazard detection. Safety Science 56 (2013) 29 35. Tersedia pada :http://www.sciencedirect.com. 13. Wells, G.R. (1993). Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: Penerbit Bhatara.