MEMBRAN GUIDED TISSUE REGENERATION UNTUK REGENERASI PERIODONTAL. (Guided Tissue Regeneration Membrane for Periodontal Regeneration)

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBRAN GUIDED TISSUE REGENERATION UNTUK REGENERASI PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan hilangnya perlekatan epitel gingiva, hilangnya tulang alveolar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang

I.! PENDAHULUAN. A.!Latar Belakang Masalah. Kasus kerusakan tulang pada bidang kedokteran gigi dapat disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerusakan jaringan periodontal yang meliputi gingiva, tulang alveolar, ligamen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. periodontitis. Dalam kondisi kronis, periodontitis memiliki gambaran klinis berupa

TUGAS PERIODONSIA 1. Nama : Rahayu Sukma Dewi NIM :

BAB 11 KURETASE GINGIVAL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, terlihat adanya ketertarikan pada polypeptide growth factor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Tumbuhnya insidensi lesi yang terjadi pada tulang. rawan ditandai oleh peningkatan tajam dari individu

DASAR PEMIKIRAN PERAWATAN PERIODONTAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB 2 DEMINERALIZED FREEZE-DRIED BONE ALLOGRAFT. Penyakit periodontal adalah suatu penyakit yang melibatkan struktur

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

Zulkarnain, drg., M.Kes

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fraktur merupakan salah satu kasus yang sering terjadi pada hewan

[JDS] JOURNAL OF SYIAH KUALA DENTISTRY SOCIETY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Global Burden Disease Report, World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Lee dkk., 2012). Periodontitis kronis sering

PROSES PENYEMBUHAN JEJAS PADA JARINGAN PULPA. Sartika Puspita *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB 14 PENANGGULANGAN CACAT TULANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

Klasifikasi Penyakit Periodontal Periodontitis Kronis Periodontitis kronis merupakan kasus yang paling banyak ditemui dalam kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kemajuan di bidang kedokteran merupakan hal yang. tidak dapat dipungkiri pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pencangkokan tulang. Tulang merupakan jaringan kedua terbanyak. tahun dilakukan diseluruh dunia (Greenwald, 2002).

KURETASE GINGIVAL & KURETASE SUBGINGIVAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH PENAMBAHAN PLATELET RICH PLASMA PADA BOVINE POROUS BONE MINERAL TERHADAP PENYEMBUHAN JARINGAN PERIODONTAL PADA TERAPI POKET INFRABONI

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan jika menutupi gigi yang akan dicabut (Archer, 1975). Pencabutan gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman,

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan

Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai distributor beban gaya yang bekerja pada tulang subkondral yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Etiologi timbulnya defek pada mandibula adalah bermacam-macam, mulai

FUNGSI JARINGAN PULPA DALAM MENJAGA VITALITAS GIGI. Sartika Puspita *

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

Diabetes merupakan faktor resiko periodontitis yang berkembang dua kali lebih sering pada penderita diabetes daripada penderita tanpa diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. mekanime patologi. Penyembuhan tulang atau union dapat dinilai dari

Penyakit periodontitis merupakan salah satu masalah yang banyak. dijumpai baik di negara berkembang, sedang berkembang, dan bahkan di negara

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan

mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Pasien RSGM Universitas Jember Oktober-November Tahun 2015

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL

PRINSIP BEDAH PERIODONTAL. Drg. Ika Andriani.,MDSc.,Sp.Perio

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. jaringan, setelah transplantasi gigi. Meskipun ada kemungkinan bahwa prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Komplikasi yang sering terjadi pasca prosedur dental adalah infeksi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan luka pada soket gigi dan tulang alveolar. Proses penyembuhan tulang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. prosedur yang kompleks dengan kemungkinan resiko terhadap pasien

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang

Perawatan Periodontitis pada Puskesmas Sumbersari, Puskesmas Wuluhan dan RS Bondowoso

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32

Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi

Dry Socket Elsie Stephanie DRY SOCKET. Patogenesis Trauma dan infeksi adalah penyebab utama dari timbulnya dry soket.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar delapan juta orang mengalami kejadian patah tulang dengan jenis patah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lunak dan tulang penyangga gigi dengan prevalensi dan intensitas yang masih

hiperplasia gingiva pada daerah interdental, labial dan lingual. Terlihat juga gingiva berwarna merah dan 4,5 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori

Transkripsi:

MEMBRAN GUIDED TISSUE REGENERATION UNTUK REGENERASI PERIODONTAL (Guided Tissue Regeneration Membrane for Periodontal Regeneration) Agus Susanto*, Susi Susanah**, Bambang Pontjo Priosoeryanto***, Mieke Hemiawati Satari**** *Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran E-mail : agus.susanto@fkg.unpad.ac.id **Bagian ILmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ***Bagian Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor ****Bagian Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Berbagai tehnik bedah dan bahan terus dikembangkan untuk meningkatkan regenerasi periodontal. Salah satu metode bedah yang sering digunakan pada defek periodontal adalah menggunakan barrier membran guided tissue regeneration (GTR) atau guided bone regeneration (GBR). Prinsip GTR/GBR adalah menggunakan barrier membran untuk menutupi tulang dan ligamen periodontal, kemudian memisahkannya sementara dari epitel gusi. Fungsi membran ini meningkatkan dan menjaga bekuan darah dan bertindak sebagai scaffold untuk perlekatan dan proliferasi sel, terdapat dua jenis membran yaitu membran non resorbable dan resorbable. Membran non resorbable pada umumnya terbuat dari polytetrafluoroethylene, membran ini sifatnya stabil, nondegradable dan biokompatibel, tetapi penggunaannya memerlukan bedah kedua untuk mengambil membran. Membran resorbable berasal dari bahan sintetik seperti asam poliglikolik, asam polilaktat dan bahan alami seperti kolagen dan tulang laminar. Pembuatan membran yang ideal masih terus dikembangkan, membran kolagen saat ini lebih sering digunakan karena mempunyai biocompatibility yang optimal walaupun tingkat resorpsi membran sulit untuk diprediksi. 1

Kata kunci : membran resorbable, membran non resorbable, guided tissue regeneration. ABSTRACT Various surgical techniques and materials continue to be developed to improve periodontal regeneration. One surgical method that is often used in periodontal defects is to use barrier membrane guided tissue regeneration (GTR) or guided bone regeneration (GBR). The principle of GTR / GBR consists of placing barrier membrane to cover the bone and periodontal ligament, thus temporarily separating them from gingival epithelium. Barrier membrane can also help to stabilize the clot and to act as a scaffold for cell attachment and proliferation, they are divided into two types of membrane : nonresorbable and resorbable membrane. Non-resorbable membrane is generally made of polytetrafluoroethylene, there are stable, nondegradable and biocompatible, but its use requires a second surgery to take out the membrane. Resorbable membrane derives from synthetic materials such as polyglycolic, polylactic acid and natural materials such as collagen and laminar bone. Manufacture of membranes that is ideal still being developed, collagen membrane is the most popular due to its optimal biocompatibility although the rate of resorption of the membrane is difficult to predict. Keywords : resorbable membrane, non-resorbable membrane, guided tissue regeneration. PENDAHULUAN Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang menyebabkan kerusakan perlekatan jaringan di sekitar gigi, ditandai dengan pembentukan poket periodontal, resesi gusi, kehilangan perlekatan klinis (clinical attachment loss/cal), dan kerusakan 2

tulang alveolar. 1 Apabila sudah sampai menyebabkan kerusakan tulang alveolar di sekitar gigi dan kegoyangan, diperlukan perawatan komprehensif dan metode tertentu, meliputi perawatan non bedah maupun bedah periodontal. 2 Perbaikan klinis hasil perawatan non bedah dan bedah periodontal dapat diamati dengan mengevaluasi berkurangnya inflamasi dan kedalaman poket serta penambahan perlekatan klinis. Setelah perawatan umumnya terbentuk long junctional epithelium, bukan merupakan perlekatan baru (new attachment). 3 Perlekatan baru terjadi apabila terdapat pembentukan sementum baru disertai dengan adanya ikatan dengan fiber kolagen, pembentukan ligamen periodontal, dan tulang alveolar baru. Pada pembentukan long junctional epithelium bakteri dan produknya dapat dengan mudah masuk dan menyebabkan kerusakan jaringan sehingga berisiko untuk rekurensi penyakit periodontal. Berbagai bahan cangkok tulang dan metode bedah periodontal dikembangkan untuk mengatasi masalah long junctional epithelium. 3,4 Berbagai perawatan bedah regeneratif telah digunakan dalam perawatan penyakit periodontal, dan terus dikembangkan dalam hal berbagai pendekatan bedahnya maupun penggunaan bahan-bahan yang dapat membantu regenerasi jaringan, seperti penggunaan barrier membran, bone graft (cangkok tulang), bahan osteoconductive/osteoinductive, dan growth factor. Salah satu pendekatan bedah yang sering digunakan dan telah terbukti berhasil meningkatkan regenerasi jaringan yaitu metode atau cara guided tissue regeneration (GTR) dan guided bone regeneration (GBR). 5 Pada metode GTR dan GBR digunakan barrier membran yang tersusun dari bahan material yang biokompatibel. Kriteria atau syarat suatu barrier membran GTR atau GBR adalah biocompatibility, cell exclusion, mampu memertahankan ruang, integrasi jaringan 3

dan mudah digunakan. 5,6 Biocompatibility artinya bahan tersebut aman dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan. Cell exclusion adalah bahan membran dapat memisahkan koagulum pada daerah luka dengan epitelium gingiva. Selain syarat-syarat tersebut, sekarang ini suatu membran diharapkan mempunyai aktivitas biologis (biological activity) yaitu bahan tersebut mampu merangsang sel sel regenerasi jaringan. 6,7 Secara umum, membran dikelompokkan menjadi 2 yaitu membrane non resorbable dan resorbable. Membran non resorbable adalah membran yang tidak dapat diserap tubuh sehingga membran ini harus dilepaskan setelah 3-6 minggu pascabedah. Sementara itu penggunaan membran resorbable tidak memerlukan bedah kedua untuk mengangkat membran karena membran ini diserap oleh tubuh. Berbagai studi klinis menunjukan pengurangan kedalaman poket dan peningkatan perolehan tingkat perlekatan klinis dengan terapi GTR yang menggunakan membran resorbable dan non resorbable. 6,7,8 Tujuan penulisan artikel ini yaitu menjelaskan penggunaan berbagai jenis barrier membran, karakteristik, dan perannya dalam regenerasi jaringan. PRINSIP GUIDED TISSUE REGENERATION (GTR) DAN GUIDED BONE REGENERATION (GBR) Penelitian yang pertama kali tentang potensi biologis metode GTR dilakukan oleh Gottlow dkk, penelitiannya memperlihatkan regenerasi perlekatan jaringan ikat dan tulang alveolar dengan menggunakan membran non resorbable expanded polytetrafluoroethylene (eptfe). Prinsip biologis metode GTR/GBR adalah menggunakan membran untuk mencegah masuknya sel sel jaringan epitel dan jaringan 4

ikat masuk ke permukaan akar atau defek tulang, dengan kata lain mencegah jaringan yang tidak diinginkan, yaitu sel sel non osteogenik berproliferasi pada defek tulang. 9,10 Metode GTR adalah penggunaan barrier membran untuk memisahkan jaringan epitel gingiva dan jaringan ikat dengan ligamen periodontal atau tulang alveolar untuk meningkatkan regenerasi jaringan periodontal (Gambar 1). Sel-sel progenitor yang berasal dari ligamen periodontal, tulang alveolar dan darah, dapat berdiferensiasi menjadi jaringan pendukung periodontal baru, terjadi pembentukan tulang alveolar baru, ligamen periodontal dan sementum. Indikasi penggunaan membran dengan metode GTR antara lain: perawatan defek infrabony, keterlibatan furkasi (furcation involment) dan resesi gusi. Aplikasi membran lainnya yang penting, pada kasus untuk mempertahankan lebar tulang alveolar untuk penempatan implant (ridge preservation), konsep ini dinamakan guided bone regeneration (GBR) 5,11,12 (Gambar 2). Gambar 1. Penyembuhan setelah metode GTR. (G) setelah dilakukan bedah flep. (T) Membran (warna biru) memisahkan jaringan epitel dan jaringan ikat dari permukaan gigi, ligament periodontal dan tulang. Ligament periodontal (3), dan tulang (4) dapat melakukan regenerasi tanpa adanya gangguan. (R) penyembuhan/ regenerasi jaringan. 12 5

Gambar 2. Skematik metode Guided Bone Regeneration 7 KRITERIA BARRIER MEMBRAN Pada tahun 1994, Hardwick dkk merumuskan daftar kriteria barrier jaringan untuk GTR, hal ini juga dapat diaplikasikan untuk barrier yang dipakai untuk GBR. Kriteria dan syarat membran tersebut adalah biocompatibility, cell exclusion, space maintenance, integrasi dengan jaringan dan mudah digunakan. Membran harus dapat diterima jaringan sekitarnya, tidak menyebabkan toksisitas terhadap jaringan, dapat memisahkan jaringan lunak dengan tulang, mampu mempertahankan ruang untuk pertumbuhan tulang baru dan dapat berinteraksi atau menyatu dengan jaringan. Persyaratan tambahan lain perlu dipenuhi yaitu bahwa reaksi jaringan yang disebabkan resorpsi membran dan produk sampingnya haruslah minimal. 6,7 Ada sejumlah faktor yang penting untuk keberhasilan GTR/GBR, di antaranya stabilitas membran, lama fungsi barrier, akses yang baik untuk sel yang berasal dari tulang dan sumsum tulang ke ruangan tersebut, suplai darah pada daerah regenerasi dan pencegahan dehisensi jaringan melalui membran. Barrier membran jaringan bisa diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu membran non resorbable dan resorbable. 13 6

MEMBRAN NON RESORBABLE Membran non resorbable dibuat dari bahan lembaran tipis, terutama polimer. Sifatnya stabil, nondegradable dan biokompatibel. Membran non resorbable yang paling awal dipasarkan dan paling terkenal adalah membran expanded polytetrafluoroethylene (eptfe), bahan ini menjadi standar untuk regenerasi tulang tak lama setelah GBR dikenal dan diterima dalam terapi kedokteran gigi. Keterbatasan utama dari membran non resorbable adalah kebutuhan akan bedah tambahan untuk mengambil membran. Penggunaan membran polytetrafluoroethylene pada suatu penelitian klinis menunjukan penurunan kedalaman poket dan perbaikan tingkat perlekatan yang secara statistik signifikan setelah 6 bulan pada perawatan kelainan furkasi molar bawah, tetapi perbaikan tulang tidak menunjukan bukti yang cukup kuat. 6,10 Komplikasi yang sering terjadi yang berhubungan dengan membran non resorbable adalah dehisensi jaringan dan terbukanya membran, hal tersebut diikuti oleh infeksi. Percobaan pada binatang memperlihatkan bahwa paparan membran yang prematur dan luka dehisensi merusak regenerasi tulang. Berkaitan dengan perkembangan membran resorbable, dan meningkatkanya bukti berkaitan dengan efektifitiasnya, pemakaian membran non resorbable menjadi terbatas dan indikasinya hanya kasus tertentu saja. 7 MEMBRAN RESORBABLE Membran resorbable memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan non resorbable. Terlepas dari fakta bahwa tidak ada keharusan untuk pembedahan kedua untuk mengangkat bahan membran, bahan ini memperlihatkan penyembuhan jaringan yang baik, integrasi membran dengan jaringan dan cepat teresorpsi jika terdapat luka yang terbuka karena adanya kontaminasi bakteri. Bahan pembuatan membran yang 7

digunakan berasal dari polimer alami atau sintetik. Kelompok yang paling sering digunakan untuk tujuan medis adalah aliphatic polyester dan kolagen. Kualitas berbagai membran resorbable telah diteliti secara eksperimental dan klinis, pada umumnya para peneliti dan klinisi setuju bahwa dibandingkan dengan membran non resorbable, tempat yang dirawat dengan membran resorbable memperlihatkan komplikasi lebih rendah, sehingga menjadi standar untuk berbagai keadaan klinis dan menjadi pengganti membran e-ptfe non resorbable. 6 Jenis membran resorbable yang banyak digunakan adalah membran kolagen yang diambil dari kolagen kulit, tendon, usus hewan (sapi atau babi). Kolagen telah banyak digunakan dibidang kedokteran gigi karena dapat diterima oleh tubuh, tidak menimbulkan reaksi yang membahayakan bagi tubuh, dan berperan pada penyembuhan. Kolagen juga mempunyai aktivitas biologis seperti berperan pada pembentukan koagulum, kemotaksis dan mengaktifkan netrofil dan sel sel fibroblas ligamen periodontal dan gingiva, serta mempunyai imunogenesis yang rendah. Alasan inilah mengapa kolagen dipilih sebagai salah satu bahan dalam pembuatan membran resorbable. Fungsi membran kolagen ini adalah meningkatkan dan menjaga pembentukan bekuan darah dan bertindak sebagai scaffold untuk adhesi dan pertumbuhan sel. 10,11 Membran kolagen resorbable harus memfasilitasi perlekatan dan proliferasi sel pada permukaan membran dan menutupi defek tulang. Perlekatan sel pada permukaan membran merangsang regenerasi jaringan dan perlekatan tersebut dapat menstabilkan bekuan darah dan integrasi membran dengan jaringan. Penelitian Kasaj dkk menyebutkan bahwa proliferasi sel fibroblas dan osteoblas lebih banyak menggunakan membran yang berasal dari kolagen. Penggunaan membran kolagen pada prosedur 8

GTR/GBR dapat mempengaruhi proliferasi sel dalam proses regenerasi jaringan dan tulang. 5 Membran kolagen yang berasal dari kolagen sapi (BioGide ) teresorpsi dalam 8 minggu, membran tersebut dapat meningkatkan regenerasi periodontal. Membran kolagen tipe I dari tendon sapi (BioMend ), membran ini adalah semi-oklusif (ukuran pori 0.004 µm) dan resorbs dalam 4 sampai 8 minggu. Studi klinis menunjukkan efektivitas membran tersebut dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran defek. Jenis lain membran kolagen tipe I yang berasal dari pericardium dan cross-linked oleh diphenolphosphorylazide telah dievaluasi untuk membran GTR, percobaan pada hewan anjing menunjukkan potensi lemah regeneratif, namun studi klinis menunjukkan hasil yang efektif. 6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PERAWATAN Faktor yang mempengaruhi regenerasi periodontal seperti yang telah dibahas pada World workshop in Periodontics pada tahun 1996, berbagai faktor yang mempunyai implikasi atau menunjukan pengaruh yang merugikan pada terapi regeneratif periodontal adalah kontrol plak yang buruk, merokok, faktor defek tulang atau gigi, dan penatalaksanaan bedah. Kontrol plak dan kemampuan pasien untuk membersihkan gigi merupakan hal yang penting untuk memperoleh hasil perawatan yang maksimal. Motivasi dan pemeliharaan kebersihan mulut setelah bedah harus terus ditingkatkan. Merokok merupakan faktor resiko yang tidak hanya menyebabkan progresifitas penyakit, tetapi juga mempengaruhi hasil perawatan. Merokok mempunyai pengaruh yang mengganggu penyembuhan luka periodontal dan berhubungan dengan respon penyembuhan yang tidak baik pada perawatan guided tissue regeneration. 3 9

Seringkali defek endo-perio yang kronis memperlihatkan gambaran yang sama sebagai defek intrabony. Perawatan defek endo-perio tanpa melakukan perawatan endodontik terlebih dahulu akan menyebabkan kegagalan terapi. Karakteristik defek seperti lebar, kedalaman defek dan dinding tulang yang tersisa dapat mempengaruhi respon hasil perawatan klinis pada bedah regeneratif. Semakin lebar defek tulang berhubungan dengan penurunan perbaikan tulang dan respon penyembuhan klinis. Karakteristik defek intrabony dengan tiga atau dua dinding mempunyai respons yang positif pada prosedur bedah regeneratif. Selain itu, pada bedah regeneratif yang harus diperhatikan saat penatalaksanaan bedah, hal yang penting untuk memastikan sebelum bedah yaitu tersedianya jaringan yang cukup untuk melakukan penutupan luka secara komplit. 3 PEMBAHASAN Membran kolagen merupakan jenis membran resorbable yang sering digunakan. Kolagen telah banyak digunakan di kedokteran gigi karena dapat diterima oleh tubuh, tidak menimbulkan reaksi yang membahayakan bagi tubuh, dan berperan pada penyembuhan. 10,11 Kekurangan kolagen adalah cepat mengalami degradasi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Padahal untuk berfungsi sebagai barrier, membran tersebut harus bertahan dalam periode waktu tertentu. Lamanya fungsi barrier membran merupakan hal penting untuk keberhasilan perawatan. Hilangnya struktur integritas membran kolagen disebabkan oleh biodegradasi kolagen yang cepat oleh makrofag dan polimorphonuclear leukosit melalui aktivitas enzimatik menjadi masalah utama pada tipe membran kolagen resorbable. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan stabilitas membran kolagen, secara kimia dengan memperkuat struktur kolagen pada proses pembuatan membran. Penggunaan multilayer membran, imersi 10

membran dengan antobiotik tetrasiklin merupakan usaha untuk meningkatkan stabilitas membran. 5,7 Fungsi barrier membran pada prosedur GTR untuk regenerasi periodontal dalam waktu 4-6 minggu, sementara untuk prosedur GBR memerlukan waktu yang lebih panjang ( 6 bulan). 7,11 Beberapa studi klinis, Vourus dkk, menunjukkan pengurangan kedalaman poket dan perolehan perlekatan klinis dengan metode GTR menggunakan barrier membran resorbable. 8,14 Penelitian histologis pada subjek manusia oleh Aurer, dkk mengindikasikan bahwa membran ini dapat meningkatkan regenerasi jaringan periodontal setelah 3 bulan waktu penyembuhan. 6 Tetapi penelitian Khoshkhoonejad, dkk menyimpulkan penggunaan membran kolagen tidak memiliki keuntungan dalam regenerasi jaringan pada defek tulang intrabony. 14 Efektivitas membran resorbable menunjukan beberapa keterbatasan dalam regenerasi jaringan dan penelitian klinis lebih lanjut diperlukan untuk menilai perannya dalam regenerasi tulang. 14.15 Pendekatan baru regenerasi jaringan untuk regenerasi periodontal terfokus pada dua pendekatan utama, dengan menggunakan mediator biologis untuk meningkatkan populasi sel pada luka/defek periodontal. Pendekatan pertama dengan menggunakan berbagai peptides, preparasi protein dan growth factor untuk regenerasi jaringan, seperti penggunaan enamel matriks, platelet rich plasma dan growth factor (Platelet derived growth factor). Pendekatan kedua dengan menggunakan faktor diferensiasi pertumbuhan untuk meningkatkan regenerasi periodontal. Bone morphogenic protein (BMP) dan transforming growth factor (TGF-β1) merupakan faktor diferensiasi yang telah secara luas digunakan untuk regenerasi periodontal dan tulang. 3,6 Penggunaan membran GTR/GBR dapat meningkatkan regenerasi jaringan periodontal, walaupun regenerasi secara komplit sulit untuk dicapai. Keuntungan membran resorbable tidak memerlukan 11

bedah kedua untuk mengambil membran karena membran terabsorbsi dalam jangka waktu tertentu. Membran kolagen mempunyai keuntungan tambahan yang berhubungan dengan aktivitas biologis dari kolagen yaitu: bersifat hemostatis, menarik dan mengaktifkan sel fibroblas gingiva dan ligamen periodontal, berpotensi menambah ketebalan jaringan, mempercepat penyembuhan luka. 10,15 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat ini membran kolagen lebih sering digunakan, karena dapat diterima dengan baik oleh jaringan, tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dan dapat mempercepat penyembuhan luka. Fungsi membran kolagen bertindak sebagai scaffold untuk perlekatan dan pertumbuhan sel. Proses pembuatan membran terus diteliti dan dikembangkan dengan memperbaiki struktur dan karakteristik fisik membran maupun dengan menambahkan antibiotik dan faktor pertumbuhan. DAFTAR PUSTAKA 1. Hinrich JE, Novak MJ. Classification of diseases and condition affecting the periodontium. In : Newman MG, Takei N, Klokkevold P, Carranza FA, eds. Carranza s clinical periodontology 11 th ed. St. Missouri: Elsevier Saunders, 2012 :34-64. 2. Haghighati F, G Saaveh. Essentials in periodontal regeneration. J Dentistry 2007; 4(2):78-88. 3. Kao RT, Conte G, Nishimine D and Dault S. Tissue engineering for periodontal regeneration. J CDA 2005;33(3):205-15. 4. Alhaezaimi K, Al-shalan, O Neil R, Shapurian T, Naghshabandi J, Leni P et al. Connective tissue-cementum regeneration. A New histologic regeneration following the use of enamel matrix derivative in dehiscence type defects. The International J Periodontic & Restorative dentistry 2009; 29(4): 425-33. 5. Bottino MC, Thomas V, Schmidt G, Vohra YK, Gabriel Chu, Kowolik MJ et al. Recent advances in the development of GTR/GBR membranes for periodontal regeneration. Dent Material 2012: 703-21. 12

6. Aurer A, Jorgic K. Membrane for periodontal regeneration. Acta Stomatol Croat. 2005; 39(1):107-12. 7. Haim Tal, Ofer Moses, Avital K, Carlos N. Bioabsorbable collagen membrane for guided bone regeneration. Bone regeneration. 2012 :111-38. 8. Vourus I, Aristodimou E, Konstantinidis A. Guidded tissue regeneration in intrabony periodontal defect following treatment with two bioabsorbable membranes in combination with bovine bone mineral graft. J Clin Periodontol 2004; 31:908-17. 9. Hagi TT, Laugisch O, Ivanovic A, Sculean A. Regenerative periodontal therapy. Quintessence Int Periodontology. March 2014;45(3): 185-91. 10. Khan R, Khan MH, Bey A. Use of collagen as an implantable material in the reconstructive procedure an overview. Biology and Medicine 2011;3 (4):25-32. 11. Behring J, Junker R, Walboomers XF, Chessnut B, Jansen JA. Toward guided tissue and bone regeneration: morphology, attachment, proliferation and migration of cells cultured on collagen barrier membrane. A systematic review. Odontology 2008; 96:1-11. 12. Wolf HF, Rateitschak KH, Hassell TM. Regenerative method. In: Rateitschak KH, Wolf HF eds. Colour atlas of dental hygiene-periodontology.3 rd ed. New York: Thieme Stuttgart, 2006: 323-54. 13. Rothamel D, Benner M, Fienitz, Happe A, Kreppel M, Joachim H, Biodegradation pattern and tissue integration of native and cross linked porcine collagen soft tissue augmentation matrices an experimental study in the rat. Head and Face Medicine 2014; 10:10. 14. Khoshkhoonejad AA, Miremandi A, Rokn AR, Eslami B, Dehghan M, Kalbasi H. Effect of GBR in combination with deproteinized bovine bone mineral on the healing of calvarial defects in rabbit. J Dentistry 2006;3(2): 77-86. 15. Kyun lee C, Tae Koo K, Il Kim T, Jo Seol Y, Moo Lee Y, Chul Rhyu I, et al. Biological effect of porcine-derived collagen membrane on intrabony defects. J Periodontal Implant Sci 2010;40:232-8. 13