Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
KESENIAN SHOLAWATAN DI GEREJA KATOLIK MATER DEI BONOHARJO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

BAB II KAJIAN TEORI. (Humaniora). Akan tetapi di saat sekarang ini sejarah lebih sering dikategorikan

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB IV KESIMPULAN. Mengikuti uraian pada bab-bab dalam penelitian, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

maupun praktis: 1. Secara Teoritis a) Memberikan pengetahuan dari sisi perkembangan penggunaan instrumen musik dalam kesenian terbangan.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

Tema 7 Indahnya Keragaman Negeriku Sub Tema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

2014 KONSEP KESEJAHTERAAN HIDUP DALAM MANTRA

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

PEDOMAN OBSERVASI. Aspek-aspek yang akan diamati dalam penelitian ini antara lain: 1. Penyajian Kesenian Sholawatan Santi Pujan Sabda Jati

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I P E N D A H U L U A N

PERAN DAN FUNGSI MUSIK KESENIAN KUBRO SISWO MUDO KECAMATAN KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. oleh Orkes Keroncong Flamboyant Yogyakarta pada dasarnya. menggunakan teknik ornamen (nada hiasan). Teknik ornamen (nada

BAB IV PENUTUP. yang berada di provinsi Sumatera Utara. Gendang singindungi (double sided

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI KESENIAN TUMBUAK BANYAK DI DESA UJUNG PADANG KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Menanya Membuat pertanyaan secara lisan Melanjutkan cerita berdasarkan gambar secara tertulis tentang

BAB IV PENUTUP. perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di

KESENIAN TERBANG BANDUNG DI DESA WIROGUNAN KECAMATAN PURWOREJO KOTA PASURUAN

FUNGSI DAN BENTUK PENYAJIAN MUSIK KRUMPYUNG DI DESA HARGOWILIS KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB IV PENUTUP. Kesenian Incling Krumpyung Laras Wisma di Kecamatan Kokap

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

Transkripsi:

2 Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta A. Pendahuluan Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik sudah masuk dalam unsur liturgi dan berfungsi sebagai sarana untuk memuji Tuhan. Berpijak pada peraturan Konsili Vatikan II yang mengatakan tidak ada larangan dalam menggunakan alat musik dan diperbolehkannya enkulturasi yaitu penyesuaian Gereja dengan kebudayaan setempat, serta akulturasi yakni perpaduan dua kebudayaan yang berlainan, maka tidak heran jika dalam hal penyajian musik Gereja Katolik di seluruh dunia sungguh sangat kaya akan keaneka-ragaman, dikarenakan Negara. Sholawatan merupakan salah satu contoh kesenian, adanya perbedaan budaya yang dimiliki oleh setiap jenis kegiatan tersebut pada awal mulanya dimiliki umat muslim sebagai pujian terhadap Tuhan dan menceritakan riwayat hidup Nabi Muhammad, SAW. Gereja Mater Dei Bonoharjo terdapat kelompok kesenian sholawatan bernama Santi Pujan Sabda Jati Sholawatan ini hanya dipakai saat Misa dengan bahasa Jawa saja. Di samping untuk mengiringi Misa, sholawatan Santi Pujan ini juga sering diundang sebagai penghibur pada acara-acara kemasyarakatan seperti syukuran dan tirakatan. Disini peneliti akan mencari tahu bagaimana awal mula umat Katolik bisa memiliki kesenian tersebut. Sebagaimana diketahui sholawatan merupakan music Islami yang berisikan pujian-pujian kepada Allah dan menjadi salah satu media penyebaran agama Islam di Jawa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejarah lahirnya sholawatan Santi Pujan Sabda Jati, teknik permainan alat musik terbang, fungsi sholawatan, dan tanggapan umat terhadap kesenian ini. B. Kajian Teori Sejarah adalah sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan, serta memahami nilai dan makna budaya yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa masa lampau (Abdurahman, 2007:14). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan sejarah adalah riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan terutama untuk raja-raja yang memerintah. Penelitian ini menggunakan teori sejarah untuk mengetahui asal muasal lahirnya kesenian sholawatan Katolik di lingkungan gereja.

3 Sebagaimana diketahui dalam kamus musik Banoe (2003:546) pengertian teknik permainan adalah cara atau teknik sentuhan pada alat musik atas nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya. Maka peneliti merumuskan teknik permainan di sini adalah cara pemain menerapkan suatu cara yang berhubungan dengan seni, khususnya sentuhan tangan dalam memainkan alat musik terbang. Teknik permainan dalam kesenian sholawatan ini pada dasarnya sama dengan sholawatan mauludan, karena menggunakan alat yang sejenis yaitu terbang. Sudah pasti cara membunyikannya pun dengan cara dipukul menggunakan telapak tangan. Selain itu aransemen musik juga hampir sama, namun perlu diketahui penyajian dan gaya memukul masing-masing alat berbeda. Dalam permainan sholawatan katolik menambahkan instrumen kendang dan terbang kenting dipukul hanya menggunakan jari telunjuk saja, hal ini dilakukan agar timbre (warna suara) dan ritmis yang dihasilkan terdengar lebih variatif. Sebagaimana diketahui musik merupakan bagian dari kesenian dan kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan (Koentjaningrat, 1986: 203-204). Menurut Boedhisantoso dalam skripsi Susetyo tentang musik rebana mengatakan musik salah satu kebutuhan manusia secara universal yang tidak pernah lepas dari masyarakat. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa musik diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah keindahan dan dapat diketahui pula bahwa musik mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia. Menurut Merriam (1980) dalam buku The Anthropology Of Musik, dituliskan ada sepuluh fungsi musik, yaitu: Pengungkapan Emosional, Kenikmatan Estetis, Hiburan, Komunikasi, Perlambang (penggambaran simbolik), Reaksi Jasmani (respon fisik), Penyelenggaraan Kesesuaian dengan Norma Sosial, Pengesahan Lembaga Sosial dan Ritual Religius, Kesinambungan dan Stabilitas Budaya, Pengintegrasian Sosial (kebersamaan). Adapun fungsi musik yang akan dikaji atau berkaitan dengan sholawatan yaitu kenikmatan estetis, hiburan, komunikasi, penyelenggaraan kesesuaian dengan norma sosial, pengesahan lembaga sosial dan ritual religius, kesinambungan dan stabilitas budaya, serta pengintegrasian sosial. Kamus Pelajar Bahasa Indonesia (2009:398) menuliskan tanggapan adalah bertanya untuk meminta penjelasan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2001:1137-1138). tanggapan adalah sambutan terhadap ucapan kritik, komentar dan sebagainya Melihat dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa tanggapan adalah komentar (penjelasan) seseorang terhadap sesuatu yang dilihat. Peneliti akan mencaritahu tanggapan umat terhadap kesenian sholawatan Katolik di Gereja Mater Dei Bonoharjo. Hal ini dilakukan untuk

4 mengetahui apakah selama ini kesenian sholawatan tersebut memberikan pengaruh positif atau sebaliknya. C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yaitu penelitian untuk mengungkap fenomena pengalaman yang dialami oleh pemilik atau pelaku budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara baku, yaitu wawancara menggunakan kalimat baku dan pertanyaan yang diajukan sama untuk setiap responden. Sedangkan klasifikasinya menggunakan wawancara tertutup dan terbuka. Sumber data diperoleh dari artikel, skripsi, buku milik pribadi maupun dari internet. Kemudian dilengkapi dengan hasil wawancara dari pelatih paguyuban, umat dan Pastur. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Awal mula penyebaran agama Katolik di tanah Jawa bermula dari Sendangsono yaitu tempat ziarah bagi umat Katolik yang terletak di desa Promasan kelurahan Banjarroya kecamatan Kalibawang. Masyarakat Semagung Promasan semenjak dahulu memiliki kesenian sholawatan Maulud Nabi yang sering dipertunjukan oleh kaum Muslim untuk puji-pujian (berdoa) dan sebagai hiburan saat acara kemasyarakatan seperti kelahiran dan pendirian rumah. Melihat fenomena itu Br. Tirto (1954) merintis penulisan sholawatan yang dikenal dengan nama Slaka (sholawatan Katolik). Untuk membedakan dari sholawatan Maulud, syair lagu slaka yang dinyanyikan diambil dari Alkitab Perjanjian Lama. Alhasil semakin sering warga melihat slaka dan mendengar kotbah yang disampaikan bruder membuat masyarakat semakin tertarik masuk menjadi orang Katolik. Walaupun alat yang digunakan sama namun hal yang membedakan instrumen satu dan yang lainnya adalah ukuran, cara memainkannya serta fungsi setiap alat pada saat dimainkan. Dalam perkembangannya sholawatan Katolik menggunakan dodok (kendang) dan keyboard sebagai instrumen tambahan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: Kenting merupakan instrumen yang memiliki ukuran paling kecil di antara terbang lainnya, alat ini dibuat dari kayu glugu yang kemudian pada satu sisinya ditutup dengan kulit kambing. Cara memainkannya hanya dipukul menggunakan telunjuk, ritmis yang dihasilkan pada alat ini yaitu singkop dibunyikan terus menerus sepanjang permainan. Kempyang merupakan alat instrumen perkusi yang berbentuk seperti kenting dengan ukuran lebih besar. Pola permainan kempyang yaitu dimainkan setelah kenting dibunyikan dua kali. Berfungsi sebagai penguat irama agar

5 musik terdengar lebih rapat (tidak kosong). Cara memainkan Kempul sama persis dengan kempyang yaitu dipukul menggunakan empat jari dibunyikan pada ketukan berat dengan posisi alat diletakkan disisi kiri tubuh di atas paha kaki kiri, tangan kiri memegang bagian atas instrumen sedangkan tangan kanan memukul. Jenis Kendang yang digunakan adalah kendang batangan. Teknik yang dipakai dalam tabuhan kendang yaitu irama pantes yakni bunyi yang dihasilkan tidak berdasarkan pola pakem tapi asalkan irama kendang dapat berjalan seiring dan terdengar nyaman. Jedor instrumen ini digantung pada sebuah kayu yang berbentuk persegi empat. Dipukul tepat ditengah membrane menggunakan pemukul khusus yang terbuat dari kayu. Ujung pemukul dilapisi karet sampai berbentuk bulat lalu dibungkus dengan kain. Keyboard instrumen ini sengaja ditambahkan khusus sewaktu paguyuban Santi Pujan Sabda Jati bertugas mengiring koor pada perayaan Misa. Fungsi utama alat musik ini untuk mengambil nada (melodi) pada awal lagu sehingga memudahkan terbang untuk masuk secara bersamaan lalu diikuti kelompok paduan suara. Adapun fungsi musik sholawatan Santi Pujan Sabda Jati dapat penulis sampaikan sebagai berikut: Kenikmatan Estetis (kenyamanan psikologi) hadirnya kesenian sholawatan dalam masyarakat Katolik memberikan pengaruh positif bagi psikologi umat. Umat khususnya para pemain merasakan ketenangan, kebahagiaan dan kebanggaan ketika mendengar serta memainkan sholawatan. Hiburan dalam acara Umat Kristiani. Paguyuban Santi Pujan Sabda Jati kerap kali diminta untuk tampil mengisi acara malam tirakatan tempat pelaksanaan pertunjukan biasanya diadakan di rumah atau gedung yang sudah dipersiapkan oleh penyelenggara. Komunikasi kepada Tuhan dan Umat Unsur komunikasi dalam kesenian sholawatan Santi Pujan Sabda Jati dibedakan menjadi dua, yakni vertikal dan horizontal. Vertikal mempunyai arti berhubungan dengan Tuhan sedangkan horizontal kepada sesama manusia menyampaikan pesan kepada sesama baik berupa himbauan, larangan, ataupun pujian. Penyelenggaraan Kesesuaian dengan Norma Sosial (Media Nasehat) Di sini musik sebagai media pengajaran akan norma-norma dalam kehidupan manusia. Penyampaian ini terdapat melalui teks atau syair nyanyian yang berisi aturan. Bagian dalam Prosesi Keagamaan Sholawatan Santi Pujan Sabda Jati seiring berjalannya waktu mengalami perkembangan, mulai dari awal tahun 2006 sholawatan (terbang) dipakai untuk mengiringi paduan suara di Gereja. Namun kesenian sholawatan ini hanya bertugas saat Misa dengan bahasa Jawa saja karena para pemain beranggapan kurang sesuai jika Misa bahasa Indonesia diiringi terbang, musik terbang

6 disesuaikan dengan lagu dalam buku nyanyian Kidung Adi. Pengintegrasian Sosial (rasa kebersamaan) Paguyuban kesenian sholawatan Santi Pujan Sabda Jati secara tidak sengaja menjadi sebuah wadah organisasi yang bersifat majemuk, anggota yang ada berasal dari berbagai latar belakang dan status sosial yang berbeda-beda di sini mereka memiliki rasa tenggang rasa dan saling menghormati. Walau terdapat kaum muda kurang meminati sesuatu yang berkaitan dengan tradisi karena dianggap kuno, akan tetapi dalam penelitian ini kaum muda dapat menerima sholawatan dengan tangan terbuka dan masih mau untuk diajak berlatih kesenian tersebut. Maka pada pada bagian ini dapat disimpulkan bahwa kesenian sholawatan Katolik diterima menjadi bagian dalam masyarakat dan Gereja. E. Kesimpulan dan Saran Kesenian ini sengaja dibuat oleh Br. Mateus Tirtosumarto, Sj pada tahun 1954 sebagai media untuk mengenalkan agama Katolik di desa Promasan Sendangsono. Slaka sengaja diadopsi dari sholawat Maulud karena pada zaman dahulu sholawatan merupakan kesenian hiburan musik Islami yang cirri khasnya menggunakan instrument musik terbang dan syair yang dinyanyikan merupakan isi puji-pujian kepada Allah dan riwayat perjalanan nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, untuk membedakannya Br. Mateus Tirtosumarto, Sj mengaransemen ulang komposisi sholawad Maulud dan syairnya memakai isi dari Alkitab Perjanjian Lama. Seiring berjalannya waktu sekitar tahun 1965 akhirnya sholawatan Katolik mengalami perubahan, syair lagu yang digunakan diambil dari Alkitab Perjanjian Baru. Walau syair lagu berbeda namun tujuan penggunan sholawatan Katolik sama dengan sholawatan Mauludan, yakni sebagai pujian kepada Tuhan. Teknik permainan sholawatan Katolik dengan Mauludan hampir sama. Hal ini terjadi karena kedua kesenian ini menggunakan instrument sama yaitu terbang. Ada jenis 4 (empat) terbang yang digunakan yaitu kenting, kempyang, kempul, dan jedor. Hanya saja dalam sholawatan Katolik ditambahkan kendang batangan yang berfungsi sebagai pengatur pola irama (tempo). Sedangkan lagu dinyanyikan dalam bentuk macapatan. Keyboard khusus disertakan jika paguyuban Santi Pujan Sabda Jati menjadi pengiring Misa, suara yang digunakan yaitu seruling atau flute. Fungsi Kesenian Sholawatan Santi Pujan Sabda Jati sangat beragam, yaitu dapat ditinjau sebagai fungsi: Kenikmatan Estetis (kenyamanan Psikologis), Hiburan dalam acara umat

7 Kristiani, Komunikasi kepada Tuhan dan Umat, Penyelenggaraan Kesesuaian dengan Norma Sosial (nasehat), Bagian dari prosesi beribadah, Kesinambungan dan Stabilitas Budaya (media pelestari budaya), Pengintegrasian Sosial (Rasa Kebersamaan). Selama penelitian penulis menemukan beberapa tanggapan dari 8 (delapan) umat yang berhasil diwawancarai, yakni tidak suka (menolak) dalam hal ini umat benar-benar tidak bisa menerima kesenian sholawatan. Bagi mereka sholawatan dimiliki oleh umat muslim jadi tidak sesuai jika dimainkan di Gereja. Adapun yang menerima, bagi mereka ada dan tidak nya kesenian sholawatan tidak menjadi masalah, akan tetapi mereka masih bisa menerima kesenian ini bahkan senang hati jika diajak untuk terlibat. Selanjutnya yang sangat menerima, kehadiran kesenian sholawatan dalam Gereja disambut sangat antusias. Mereka meyakini musik sholawatan bisa membuat suasana beribadah menjadi lebih khusyuk, seni tradisi masyarakat Jawa pun secara tidak langsung ikut dilestarikan, selain itu kesenian ini bisa menjadi jembatan kerukunan antar umat beragama. Bagi pemain sholawatan hendaknya lebih meningkatkan kreativitas serta apresiasi terhadap kesenian sholawatan. Selain itu bagi para seniman sholawatan hendaknya terus ikut berperan serta dalam mengembangkan kesenian sholawatan sehingga sholawatan Katolik terus berkembang dan dapat memberikan warna baru terhadap kesenian tradisional masyarakat Jawa. Daftar Pustaka Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Percetakan Kanisius. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Edisi Ketiga. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka. Kamus Pelajar Bahasa Indonesia. 2009. Surabaya: Lima bintang. Koentjaningrat. 1984. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Pusat Pembinaan Bahasa & Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Merriam, Alan P. 1964. The Antrophology Of Music. Indiana : Nort University Press Yogyakarta, Juli 2012 Pembimbing 1 Yogyakarta, Juli 2012 Pembimbing II, Drs. A.M. Susilo Pradoko, M.Si. Dra. MG. Widyastuti, M.Sn NIP. 19600703 198812 2 001