Nuryn Fatiris Syamawati et al., Campur Kode Bahasa Jawa Terhadap Bahasa Indonesia Pada Interaksi...

dokumen-dokumen yang mirip
CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

INTERFERENSI BAHASA MELAYU JAMBI KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIIIA DI SMP N 20 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017. Rohyati Kartikaputri

KEANEKABAHASAAN (MULTILINGUALISME) DALAM VIDEO PROMOSI DESTINASI PARIWISATA JEGEG BAGUS DENPASAR

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. Kata kunci: kontak bahasa, campur kode. Abstract

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

CAMPUR KODE PADA BERITA UTAMA BALI ORTI BALI POST

PEMERTAHANAN BAHASA JAWA PADA INTERAKSI SISWA DAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KAJIAN SOSIOLINGUISTIK DI MTS AL-HIKMAH PASIR DEMAK

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

Volume 1 (1) Desember 2013 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-7

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: ISTI JABAHTUL MAULIA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

ANALISIS CAMPUR KODE PADA DIALOG TOKOH DALAM FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C. HARAHAP ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MAHASISWA PBSID ANGKATAN 2013 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM FORUM DISKUSI PERKULIAHAN

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI DAN TANDA BACA DALAM TEKS LHO PADA SISWA SMA KELAS X

CAMPUR KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS 1 SD NEGERI 3 GEROKGAK

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Yogi Adi P., Campur Kode Bahasa Daerah dan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia...

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PERCAKAPAN GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII A DI SMP NEGERI 1 JUWIRING KABUPATEN KLATEN

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

ROSI SUSANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI ABSTRACT

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

INTERFERENSI DALAM TEKS HASIL PRODUKSI CERPEN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

Daftar Isi. Abstrak Kata Pengantar Ucapan Terima Kasih. Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Alih Kode Pada Masyarakat Sosial Kelas Atas

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 2 JATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

ALIH KODE DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR KELAS VII MTS AL-KAUTSAR SRONO BANYUWANGI

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

JURNAL ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG CODE SWITCHING AND CODE MIXING ON RADIO S ADVERTISEMENT AT TULUNGAGUNG REGENCY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA

CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA FILM JOKOWI SKRIPSI. Oleh. Agung Tri Debbyansyah NIM

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

Transkripsi:

1 Pendahuluan CAMPUR KODE BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X SMAN 1 GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI ( CODE MIXING FROM JAVANESE INTO BAHASA INDONESIA IN THE TEACHING AND LEARNING PROCESS OF BAHASA INDONESIA TO THE TENTH GRADES AT PUBLICT SENIOR HIGH SCHOOL 1 GLENMORE ) BANYUWANGI REGENCY Nuryn Fatiris Syamawati, Suhartiningsih, Anita Widjajanti Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jl. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: suhartiningsihfkip@yahoo.co.id Abstrak Masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Kondisi masyarakat yang multilingual tersebut mengakibatkan interaksi antara siswa dengan guru dan antarsiswa sering terjadi mencampuradukan bahasa yang disebut dengan campur kode. Campur kode juga terjadi pada pembelajaran Kabupaten Banyuwangi. Bahasa yang digunakan pada campur kode tersebut adalah campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud campur kode, faktor faktor yang melatarbelakangi campur kode dan fungsi campur kode. Metode. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2012:4). Data berupa tuturan yang mengandung wujud campur kode yaitu kata, frasa, dan klausa yang menunjukkan adanya wujud campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia digunakan sebagai rancangan kualitatif dalam penelitian ini. Mengacu pada rumusan masalah, jenis penelitian ini adalah deskriptif. Hasil. Hasil dan pembahasan penelitian ini meliputi:1) campur kode berwujud kata (kata dasar, kata berimbuhan, dan kata ulang ), 2) frasa, dan 3) klausa. Faktor - faktor yang melatarbelakangi antara lain; 1) faktor rasa kedaerahan, dan 2) faktor sosial. Fungsi campur kode bahasa jawa terhadap bahasa Indonesia yang ditemukan sebagai berikut; 1) fungsi sosial, dan 2) fungsi kultural. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan campur kode yang terjadi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi yaitu campur kode berbentuk kata, sementara itu penggunaan campur kode berwujud frasa dan klausa tidak mendominasi. Kata Kunci: Kedwibahasaan, Campur kode. Abstract Indonesian people usually use two languages in daily life. These are the local language as a first language and Indonesian as a second language. This multilingual society conditions affects to students - teacher interaction and student - student interaction in the use of language. Mixing language in students - teacher interaction and student - student interaction communication is called mixed code. The mix code also happened in learning of Bahasa Indonesia in class X SMAN 1 Glenmore Banyuwangi. The language used in the mixed code are are the mixing of Java language code to Bahasa Indonesia. Purpose. This research was conducted in order to describe the form of mixed code, the factors which became the background of mixed code and the function of mixed code. Method. This research design is qualitative research (Bogdan and Taylor in Moleong, 2012:4). The data in the form speeches which contain with mixed are words, phrases, and clauses. The data showed the influence of mixed code of Javanese to Indonesian that was used as a qualitative design in this research. Referring to the problem of the research, this research is a descriptive research. Results. the results and the discussion of this research was include : 1 ) mixed code in the form of words (root of word, word with suffixes, and the word with repetition), 2 ) phrases, and 3 ) clauses. The background factors include: 1 ) the regionality factors, and 2 ) the social factors. The function of Mixed code influence of Javanese language to Indonesian Language found as follows: 1 ) social function, and 2 ) cultural function. Conclusion. The results and discussion of mixed code that occurred in Indonesian language learning at class X SMAN 1 Glenmore Banyuwangi showing a result in the influence of mixed code on words, while the use of mixed code on phrases and clauses did not dominate. Keywords: bilingualism, Mixed code.

2 Komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan oleh individu satu dengan individu lainnya untuk memperoleh atau mendapatkan informasi. Dalam komunikasi dibutuhkan suatu media yang mampu memperlancar dan mempermudah untuk mendapatkan dan memperoleh informasi tersebut. Bahasa merupakan alat komunikasi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa selalu digunakan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Bahasa merupakan alat perantara dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Artinya, melalui bahasa seseorang dapat berhubungan dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain itu bisa berupa aktivitas menanyakan, menyatakan, mengharapkan, menyuruh, meminta dan sebagainya. Situasi pemakaian bahasa merupakan kondisi atau konteks bahasa tersebut digunakan. Situasi pemakaian bahasa bisa dibagi menjadi dua macam, yang pertama pemakaian bahasa ragam baku atau resmi dan ragam tidak baku atau tidak resmi. Ragam bahasa baku atau resmi biasanya digunakan pada situasi resmi dan keperluan resmi seperti dalam proses pembelajaran, seminar dan rapat dinas. Sedangkan ragam bahasa tidak baku atau tidak resmi digunakan pada percakapan dalam keluarga, percakapan dalam jual beli barang, percakapan dengan teman, dan interaksi sosial lainnya. Pada umumya situasi kebahasaan masyarakat Indonesia merupakan situasi kedwibahasaan. Masyarakat di Indonesia sangat beraneka ragam. Salah satu keragamannya adalah keragaman bahasa yang digunakan. Pada umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Seseorang yang menguasai dua bahasa disebut bilingual dan yang menguasai lebih dari dua bahasa disebut multilingual. Kondisi masyarakat yang multilingual tersebut mengakibatkan interaksi antara siswa dengan guru dan antarsiswa sering terjadi mencampuradukan bahasa yang disebut dengan campur kode. Campur kode juga terjadi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Bahasa yang digunakan pada campur kode tersebut adalah campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia. Seiring dengan dibangunnya beberapa sarana pendidikan dan sarana pelayanan masyarakat, pada akhirnya masyarakat Jawa lebih mendominasi khususnya di bidang pendidikan. SMAN 1 Glenmore adalah satu-satunya Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kecamatan Glenmore. Sebagai satu-satunya sekolah yang berlabel negeri, sekolah ini menjadi tujuan favorit seluruh masyarakat Glenmore untuk menyekolahkan putra dan putrinya. Dengan perkembangan mayoritas masyarakatnya, siswa-siswi serta staf pengajar di SMAN 1 Glenmore kebanyakan masyarakat Jawa, tentunya hal ini berimbas ke proses interaksi yang terjadi di dalamnya. Kebanyakan, interaksi yang terjadi menggunakan bahasa ibu dalam konteks ini adalah bahasa Jawa. Pemakaian bahasa Jawa di ruang lingkup sekolah terjadi dalam interaksi pembelajaran di dalam kelas, tidak terkecuali interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore. Masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana wujud campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi. (2) Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya campur kode bahasa Glenmore Kabupaten Banyuwangi, dan (3) Bagaimana pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) wujud campur kode bahasa Jawa Banyuwangi; 2) faktor-faktor yang melatarbelakangi campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia dalam pada Glenmore Banyuwangi; dan 3) fungsi campur kode bahasa Glenmore Banyuwangi. Metode Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2012:4). Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung bentuk campur kode berupa kata, frasa, dan klausa. Tuturan tersebut diperoleh dari rekaman yang dikumpulkan oleh peneliti. Sumber data penelitian ini adalah tiga orang guru bahasa Indonesia serta siswa-siswa yang berinteraksi pada pembelajaran Banyuwangi, yang didasarkan dengan pertimbangan interaksi tersebut menunjukkan wujud campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua metode yaitu metode simak (teknik sadap dan teknik teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap)), dan metode Angket (Questioner). Menurut (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2012:4), metode deskriptif digunakan untuk memperoleh hasil analisis secara kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini langkah-langkah sebagai berikut : (1) Seleksi data, (2) pengodean data, (3) pemeriksaan keabsahan data, (4) pengklasifikasian data, (5) pendeskripsian data. Seleksi data dilakukan dengan menyeleksikan data berdasarkan katagori atau jenis kontak bahasa yang termasuk campur kode. Pengodean data dilakukan dengan memberi kode untuk penggunaan bahasa yang tercampur dan wujudwujud campur kode, karena keduanya saling berhubungan. Pemeriksaan keabsahan data, yaitu data yang telah diseleksi

3 berdasarkan campur kode diperiksa dengan melihat literatur yang berhubungan dengan data campur kode tersebut. Data yang sudah terseleksi dan telah diperiksa keabsahannya dikumpulkan, dikelompokkan sesuai kategorinya. Selanjutnya, data dideskripsikan lebih jelas tentang wujud-wujud campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia, faktor-faktor yang melatarbelakangi dan pada bembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore. Hasil dan Pembahasa Kajian mengenai bentuk campur kode, faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi dan fungsi campur kode bahasa Glenmore Kabupaten Banyuwangi dijabarkan sebagau berikut. Bentuk campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi meliputi: campur kode berwujud kata (terdiri dari kata dasar, kata berimbuhan, dan kata ulang), frasa, dan klausa. 1) Campur Kode Berwujud Kata Campur kode berwujud kata adalah penyisipan unsur kebahasaan dari bahasa lain yang berupa kata oleh kedwibahasaan dalam konteks kalimat bahasa tertentu. Kentjono (1992:44) mengatakan bahwa kata adalah susunan gramatikal bebas yang terkecil. Selanjutnya, Kentjono (1992:44) juga menyatakan berdasarkan fungsi morfologis yang berlaku, kata dapat dibedakan menjadi kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk. a) Campur Kode Berwujud Kata Dasar Siswa : Ada telu bu, paragraf induktif, deduktif ambek campuran. Kata telu [Tәlu] merupakan campur kode kata dasar yang yang berasal dari bahasa Jawa. Kata telu artinya dalam bahasa Indonesia yaitu tiga. Kata telu tersebut digunakan untuk menggantikan kata tiga karena memiliki arti yang sama, yaitu sebagai nama lambang bilangan asli serta berkedudukan sebagai kata bilangan sehingga keduannya dapat saling menggantikan dalam konteks kalimat tertentu. b) Campur Kode Berwujud Kata Berimbuhan Siswa : Kan ancene ngarang pak. Kata ancene [ancәnә] di atas merupakan campur kode berwujud kata berimbuhan. Kata ancene merupakan kata bahasa Jawa yang disisipkan pada interaksi di atas sehingga terbentuk interaksi yang bercampur kode. Kata ancene merupakan kata berimbuhan dari bentuk dasarnya ancen dengan tambahan sufiks [...+e]. Kata ancene dalam bahasa Indonesia secara leksikal memliki arti yang sama dengan kata memang, yaitu sebenarnya atau benar-benar sehingga keduanya dapat saling mengisi atau menggantikan dalam sebuah konteks kalimat. c) Campur Kode Berwujud Kata Ulang Guru : Ya, sudah nanti sepulang sekolah kita bareng-bareng menjenguk Viktor. Kata bareng-bareng [barәῆ - barәῆ] di atas merupakan campur kode berwujud kata ulang. Kata bareng-bareng merupakan kata bahasa Jawa yang disisipkan pada interaksi di atas sehingga terbentuk interaksi yang bercampur kode. Kata bareng-bareng merupakan kata ulang penuh atau seluruh dari bentuk dasarnya bareng. Kata dasar bareng memiliki arti bersama. Kerena memiliki arti leksikal yang sama kata tersebut dapat menggantikan kedudukan masing-masing dalam suatu konteks kalimat. 2) Campur Kode Berwujud Frasa Campur kode berwujud frasa adalah penyisipan unsur kebahasaan dari bahasa lain yang berupa frasa oleh dwibahasawan dalam konteks kalimat bahasa tertentu. Guru : Jadi gunanya menulis ini untuk nanti kamu untuk menuliskan lamaran pekerjaan, disamping itu mungkin, menowo salah satu atau salah dua onok sing pengen dadi guru. Frasa onok sing pengen dadi [Onok siῆ pԑῆәn dadi] merupakan campur kode berwujud frasa.frasa onok sing pengen dadi guru merupakan frasa bahasa Jawa yang disisipkan pada tuturan bahasa Indonesia sehingga berbenuk kalimat yang bercampur kode. Frasa onok sing pengen dadi diungkapkan oleh guru pada interaksi di atas. frasa Onok sing penen dadi pada bahasa Indonesia yang berarti ada yang berkeinginan menjadi sehingga menjadi satu kesatuan frasa yang bermaksud untuk mempermudah pemahaman sang siswa tentang yang dibicarakan oleh sang guru. 3) Campur Kode Berwujud Klausa Campur kode berwujud klausa adalah penyisipan unsur kebahasaan dari bahasa lain yang berupa klausa oleh dwibahasawan dalam konteks kalimat bahasa tertentu. Guru : Sik siji, ket mau nyapo wae?lo wes mari dikumpulne! Gak semua halaman 10,11,12,13 semua isiannya juga. Klausa ket mau nyapo wae? merupakan klausa bahasa Jawa yang disisipkan pada interaksi pembelajaran di atas. Klausa ket mau nyapo wae [kәt mau ṅapo waԑ] berasal dari kata ket artinya mulai. Mau artinya tadi dan nyapo wae yang artinya sibuk apa. Jadi klausa pada data tersebut bermakna belum selesai-selesai. Klausa ket mau nyapo wae tersebut dapat digunakan untuk menggantikan kalimat kenapa belum selesai karena secara tidak langsung kalimat tersebut memiliki makna atau arti yang sama.

4 Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan kepada guru bahasa Indonesia dan siswa diperoleh data faktor-faktor yang melatarbelakangi dalam penggunaan bahasa sebagai berikut. 1) Faktor Rasa Kedaerahan Faktor rasa kedaerahan terbentuk karena penutur bangga dan ingn meunjukan bahwa si penutur cukup kuat rasa kedaerahannya atau ingin menunjukkan kekhasan daerahnya. Faktor rasa kedaraerahan tersebut mempengaruhi dalam pemilihan bahasa dengan menggunakan atau menyisipkan bahasa yang dimiliki oleh daerahnya. 2) Faktor Sosial Faktor sosial terbentuk siapa yang memiliki tingkatan lebih tinggi akan lebih dihargai masyarakat yang tingkat sosialnya tinggi. Misalkan saja pemakain bahasa Jawa disamping terjadi untuk menghormati lawan tuturnya. Penyisipan bahasa tersebut untuk memberi nilai yang lebih. Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan kepada guru bahasa Indonesia dan siswa diperoleh data dalam penggunaan bahasa sebagai berikut. 1) Fungsi Sosial Fungsi sosial terbentuk yang mana guru dan siswa mempunyai latar belakang bahasa yang sama. Perbedaan penggunaan bahasa terlihat saat komunukasi yang dilakukan siswa terhadap guru dan komunikasi yang dilakukan sesama siswa. Seperti data disamping ketika berkomunikasi dengan guru, siswa menggunakan bahasa Jawa yang lebih halus, dan ketika berbicara dengan teman sebayanya menggunakan bahasa Jawa kasar. 2) Fungsi Kultural Fungsi kutural terbentuk pada saat interaksi berlangsung dan menyisipkan bahasa Jawa yang tidak dimengerti, sehingga guru menjelaskan makna kata yang belum dimengerti oleh siswa. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian campur kode bahasa Jawa bahasa Indonesai di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi, dapat disimpulkan hal sebagai berikut. Pertama, Wujud campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenomre Kabupaten Banyuwangi meliputi. a) campur kode berwujud kata ( terdiri dari kata dasar, kata berimbuhan, dan kata ulang ), b) campur kode berwujud frasa, c) campur kode berwujud klausa. Kedua, Faktor-faktor yang melatarbelakangi campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi meliputi: a) faktor rasa kedaerahan, dan b) faktor sosial. Ketiga, Fungsi campur kode bahasa Jawa Banyuwangi meliputi: a) fungsi sosial, dan b) fungsi kultural. Dari hasil pembahasan dan penarikan kesimpulan, saran yang diberikan adalah sebagai beerikut. 1) Bagi Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Indonesia, hendaknya lebih meningkatakan pengetahuan bahasa dan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan bahasa khususnya di bidang sosiolinguistik. 2) Bagi guru bahasa Indonesia hasil penelitian ini sebaiknya digunakan sebagai acuan untuk menghindari penggunaan campur kode dalam proses pembelajaran. 3) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini hanya terbatas pada bentuk, faktor, dan fungsi campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya yang berminat meneliti penelitian sejenis dapat mengembangkan aspek-aspek lain yang tidak terjangkau dalam penelitian ini, seperti jenis kata apa sajakah yang bercampur kode. Ucapan Terima Kasih Penulis menyampaikan terima kasih kepada selaku Dosen Pembimbing Utama Dra.Suhartiningsih, M.Pd. dan Anita Widjajanti., S.S., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Anggota atas bimbingan yang telah diberikan untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Daftar Rujukan [1] Arikunto, suharsini. 1993. Managemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. [2] Chaer, Abdul dan Agustina, Leony.1995. Sosiolinguistik Sebagai Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. [3] Kentjono, Joko, Ed.1992. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Jember. [4] Ramlan.1987. Morfologi Suatu Tinjaun Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. [5] Soeratno dan Arsyad, Lincolin. 1995. Metodologi Penelitian. UPP AMP YKPN. [6] Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

5 [7] Suwito.1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori Dan Problema. Surakarta: Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret.