BAB IV ANALISA PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB III DATA DAN ANALISA

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V HASIL RANCANGAN

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI OTISTA JAKARTA TIMUR

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN KAWASAN SCBD

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam


PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB IV. ANALISA PERENCANAAN.

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB III: DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 Pemilihan Lokasi dan Lokasi Tapak 4.1.1 Lingkungan Tapak Dalam Buku Profil Penataan Ruang DKI Jakarta tahun 2003, pada bagian 2.2.3 Kawasan permukiman tercantum bahwa pemanfaatan ruang kawasan permukiman di Kotamadya Jakarta Pusat adalah sebagai berikut: Pembangunan rumah susun di kawasan permukiman kumuh berat untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah 1) Kecamatan Jati Negara Dari data yang didapatkan dari Dinas Tata Ruang DKI Jakarta dalam peta ( LRK ) yangmenunjukkan luas wilayah peruntukkan rumah susun adalah sekitar 25.480 M 2. Lahan tersebut diperuntukkan untuk Wsn (wisma susun) dengan tipe massa bangunan tunggal. Terletak di salah satu jalur strategis perekonomian kota Jakarta. Ketentuan KDB dan KLB adalah 55 dan 3. Terletak pada Kecamatan kramat jati dan memang merupakan daerah yang sering digusur untuk pembangunan gedung-gedung penunjang sentra ekonomi seperti perkantoran, perhotelan dan juga rumah susun. Kawasan ini sudah menjadi kawasan bisnis. Halaman 29

Perbatasan wilayah lokasi peruntukan rumah susun saat ini tidak sepenuhnya kosong tetapi digunakan juga sebagai pemukiman kumuh oleh masyarakat. Dan menurut rencana Dinas Tata Kota akan dibuat menjadi daerah pemukiman. Lahan ini memiliki akses jalan besar JL Otista,sedangkan sekitar lahan terdapat bangunan kelurahan Bidara cina,lahan ini pun berdekatan dengan kali ciliwung yang diharapkan dapat digunakan sesuai peruntukannya.jumlah warga jati negara 2500 jiwa 4.1.2 Masa Bangunan Jumlah unit per blok = 210, per lantai = 30 unit Apabila bangunan menggunakan sistem double loaded coridor sehingga terdapat 15 unit hunian maka diambil perkiraan ukuran blok dengan luas = 53 x 18 = 954 m2 Tinggi bangunan di atas permukaan tanah= umlah lantai x tinggi per lantai = 8 x 3,5 m = 28 m Panjang bangunan = 53 m Lebar bangunan = 18 m 4.1.3 Orientasi Massa Apabila bangunan menghadap Tenggara maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut : Tenggara / Barat Laut - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = 1484 189 = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) Halaman 30

=84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31,5 + 189 =220,5 Timur Laut / Barat Daya - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = 504 - (1( 2 x 23 ) = 504-46 = 458 m2 Tenggara / Barat Laut Timur Laut / Barat Daya Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Tenggara = 220,5 : 1295 = 0,170 Halaman 31

WWR Barat Laut = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur Laut = 46 : 458 = 0,1 WWR Barat Daya = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk tengara adalah SF=97 Faktor radiasi untuk barat laut adalah SF= 211 Faktor radiasi untuk timur laut adalah SF=113 Faktor radiasi untuk barat daya adalah SF=176 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Tenggara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 97 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 4,947 = 5,051 W/m2 Barat Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 211 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 11,271 = 11,375 W/m2 Timur Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 113 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 3,99 = 11,384 W/m2 Barat Daya = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 176 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 5,28 = 5,393 W/m2 Halaman 32

Nilai OTTV keseluruhan = Tengara + Timur Laut + Barat Laut + Barat Daya = ( 1484 x 5,501 ) + ( 504 x 11,384 ) + ( 1484 x 11,375) + ( 504 x 5,393) : 3598 = ( 8163,484 + 5737,536 + 16880,5 + 2719,08) : 3598 = 33500.6 : 3598 = 9,310 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Apabila bangunan menghadap Barat Daya maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Barat Daya / Timur Laut - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = 1484 189 = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) =84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31,5 + 189 Halaman 33

=220,5 Timur / Barat - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = 504 - (1( 2 x 23 ) = 504-46 = 458 m2 Barat Daya / Timur Laut Barat Laut / Tenggara Luas keseluruhan dinding = 2 ( 1295 ) + 2 ( 504 ) = 2590 + 1008 = 3598m2 Luas keseluruhan jendela = 2 (220,5 ) = 441 m2 Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 Halaman 34

- Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Barat Daya = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur Laut = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Barat Laut = 46 : 458 = 0,1 WWR Tengara = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk barat daya adalah SF= 176 Faktor radiasi untuk timur laut adalah SF= 113 Faktor radiasi untuk barat laut adalah SF= 211 Faktor radiasi untuk tenggara adalah SF= 97 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Barat Daya = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 176 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 8,976 = 9,080W/m2 Timur Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 113 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 6,783 = 6,887 W/m2 Barat Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 211 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 6,33 = 6,443 W/m2 Tengara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 97 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 2,91 Halaman 35

= 3,023 W/m2 Nilai OTTV keseluruhan = Barat Daya + Tenggara + Timur Laut + Barat Laut = ( 1764 x 8,448 ) + ( 378 x 1,864 ) + ( 1764 x 5,462) + ( 378 x 3,916 ) : 4284 = ( 14902,272 + 704,592 + 9634,968 + 1480,248 ) : 4284 = 26722,08 : 4284 = 6,238 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Apabila bangunan menghadap Selatan maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Selatan / Utara - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = 1484 189 = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) Halaman 36

=84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31,5 + 189 =220,5 Timur / Barat - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = 504 - (1( 2 x 23 ) = 504-46 = 458 m2 Selatan / Utara Timur / Barat Luas keseluruhan dinding = 2 ( 1295 ) + 2 ( 504 ) = 2590 + 1008 = 3598m2 Luas keseluruhan jendela = 2 (220,5 ) = 441 m2 Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Halaman 37

Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Selatan = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Utara = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur = 46 : 458 = 0,1 WWR Barat = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk selatan adalah SF=97 Faktor radiasi untuk utara adalah SF=130 Faktor radiasi untuk timur adalah SF=112 Faktor radiasi untuk barat adalah SF=243 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Selatan = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 97 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 4,947 = 5,051 W/m2 Utara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 130 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 6,63 = 6,734 W/m2 Timur = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 112 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 3,66 = 3,733 W/m2 Barat Halaman 38

= 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 243 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 7,29 = 8,424 W/m2 Nilai OTTV keseluruhan = Selatan + Timur + Utara + Barat = ( 1484 x 5,501 ) + ( 504 x 3,773 ) + ( 1484 x 6,374) + ( 504 x 8,424) : 3598 = ( 8163,484 + 1901,592 + 9459,016 + 4245,696) : 3598 = 23769,788 : 3598 = 6,606 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Apabila bangunan menghadap Barat maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Barat / Timur - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = 1484 189 = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Halaman 39

Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) =84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31,5 + 189 =220,5 Timur / Barat - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = 504 - (1( 2 x 23 ) = 504-46 = 458 m2 Barat / Timur Utara / Selatan Luas keseluruhan dinding = 2 ( 1295 ) + 2 ( 504 ) = 2590 + 1008 = 3598m2 Luas keseluruhan jendela = 2 (220,5 ) = 441 m2 Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Halaman 40

Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Barat = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Utara = 46 : 458 = 0,1 WWR Selatan = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk barat adalah SF= 243 Faktor radiasi untuk timur adalah SF= 112 Faktor radiasi untuk utara adalah SF= 130 Faktor radiasi untuk selatan adalah SF= 97 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Barat = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 243 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 12,393 = 12,497 W/m2 Timur = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 112 ) = 0,021 x 0,498 x 10 + 5,712 = 5,816 W/m2 Utara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 130 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 3,9 = 4,013 W/m2 Halaman 41

Selatan = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 97 ) = 0,021 x 0,54 x 10 + 7,29 = 2,91 W/m2 Nilai OTTV keseluruhan = Barat + Selatan + Timur + Utara = ( 1764 x 12,497 ) + ( 378 x 2,91) + ( 1764 x 5,816) + ( 378 x 4,013) : 4284 = ( 22044,708 + 1099,98 + 10259,424 + 1516,914 ) : 4284 = 34921,026 : 4284 = 8,15 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Kesimpulan yang bisa ditarik dari perhitungan OTTV dari sebuah bentuk masssa bangunan memanjang dan tinggi ini adalah bahwa nilai yang dihasilkan relatif sangat kurang dari 45 W/m2. Hal ini dikarenakan fasade bangunan hanya terdiri dari 2 jenis material yaitu beton dan kaca. Dan luas dari opening sangat minim. Sehingga masih dapat ditambahkan luas dari kaca maupun ragam material yang belum digunakan seperti untuk balkon atau overstek dan lain sebagainya. Tetapi terdapat perbedaan antara nilai-nilai OTTV yang dihasilkan berdasarkan dari orientasi bangunan yang dipilih. Nilai yang terbesar didapat apabila massa bangunan ini bagian yang memanjangnya menghadap barat dan timur. Dan nilai OTTV yang terendah dihasilkan bila bangunan menghadap Tenggara ataupun Halaman 42

Selatan. Pemilihan bentuk memanjang untuk mendapat jumlah unit yang maksimal mengingat ketinggian maksimal hanya 8 tingkat saja. Tabel Nilai OTTV fasade dari Simulasi Gedung berukuran (53 x18 ) m2 dengan orientasi, sebagai berikut: Orientasi Nilai OTTV Fasade (W/m2) Total U TL T TG S BD B B L Selatan-Utara 6,734-3,733-5,051-8,424-6,606 Tenggara- Barat - 11,384-5,051-5,393-10,1 9,30 Laut Barat Daya- Timur - 6,887-3,023-9,080-3,92 6,238 Barat-Timur 4,013-5,816-2,91-12,497-8,15 Highlight hijau muda adalah nilai OTTV total fasade terendah yaitu apabila bangunan menghadap Selatan dan Utara. Dan highlight orange menunjukkan nilai OTTV total fasade tertinggi yaitu ketika fasade menghadap barat ataupun timur. 4.1.4 Analisa Kebutuhan dan Luasan Ruang Kebutuhan ruang dan luasan ruang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Presentase penggunaan ruang Ket : Satu kepala keluarga 5 jiwa Jumlah Penduduk 2500 jiwa Jumlah penduduk 2500 Rumus = = = 500 KK Kepala Keluarga 5 Halaman 43

KLB = 1,67 (1 - KDB) = 1,67 (1 14 %) = 1,4362 AF = KLB LA = 1,4362 25000 m² = 35905 AF = KB LA = 14 % 25000m² = 3500 n = Σ AF = 35905 = 10,25 ~ 11 tingkat AF 3500 Peruntukan massa bangunan Fasum dan Fasos 3 : 7 Rumus Peruntukan Lahan : Fasum dan Fasos, = 30 % 35905 = 10771,5 Hunian = 70 % 35905 = 25133,5 Ruang untuk sirkulasi (kolidor) dan tangga darurat, service = 20 % Rumus : Luas lantai untuk hunian = Hunian ( Hunian Sirkulasi, dll) = 25133,5 ( 25133,5 20 % ) = 25133,5 5026,7 = 20106,8 type yunit = type 27 luas lantai hunian 20106,8 Jumlah yunit = = = 745 kk luasan yunit 27 luas lantai hunian 20106,8 Jumlah / lantai = = = 2872,4 jumlah lantai 7 Halaman 44

jumlah / lantai 2872,4 Jumlah tower = = = 3 tower panjang x lebar bangunan 53 x18 Rusunawa(Tower) 6664m2 Area bersama Ada 3 tower Pada setiap bloknya lantai 1 digunakan sebagai fasum dan fasos. Sedangkan hunian dimulai dari lantai 2. Karena batas maksimum tingkat adalah 8 maka, hanya ada 7 tingkat hunian. 4.2 Kebutuhan Ruang 4.2.1 Program Ruang Rusunawa Sifat Jenis Letak Fungsi Sumber Standar Kapasitas Luas (m2) Semi Kantor Lingkar Publik Pengelola Dalam Ruang GM A 12 m2 1 unit 12 Ruang Tamu NAD 20m2 1 unit 20 R.Ass.Manager NAD 12 m2 1 unit 12 R.Sekretaris NAD 15 m2 1 unit 15 R.Public Relation NAD 8 m2/org 2 unit 16 Gudang File A 12 m2 2 unit 24 Ruang Meeting NAD 2,25 m2/org 1 unit 24 Pantry A 8 m2 2 unit 16 Sub Total 139 Publik Fasilitas Umum Luar Parkir Penghuni TSS 12,5 m2 / unit 300 3750 Tamu A 30% penghuni 60 750 Halaman 45

Publik Publik Semi Publik Publik Fasilitas Sosial Lingkar Dalam Pengelola / Staff A 75%x22+5 10 125 Karyawan A 1,8 m2 6 75 Mushola 9 m2 1 unit 9 Ruang Wudhu 2 m2 / unit 2 unit 4 Toilet Wanita 2,16 WC NAD m2/unit 1 unit 2,16 0,5 m2 / unit 1 unit 0,5 Wastafel NAD Toillet Pria 2,16 WC NAD m2/unit 1 unit 2,16 0,5 m2 / Wastafel NAD unit 1 unit 0,5 Sub Total 4715,7 Ruang Pertemuan NAD 1,3 m2/org 300 org 390 2,14 Panggung NAD m2/org 10 org 21,4 50% Ruang Kontrol AJM panggung 10,7 Sub Total 422,1 Fasilitas Sosial Caunter A 9 Lingkar Dalam Retail 100 Supermarket A 80% luas 300 Laundry 100 Sub Total 509 Fasilitas Umum Fasilitas Umum Klinik Ruang Periksa BPDS 12 m2 2 12 Lingkar Luar Ruang Tunggu BPDS 2,3 m2 6 13,8 Ruang Dokter NAD 15 m2 2 30 Counter Obat A 10 Child Care Ruang Main NAD 2,25 m2 10 org 22,5 Ruang Makan NAD 0,24 m2 10 org 2,4 Toilet A 8 Playground H 2,32 m2 / unit 50 116 Sub Total 214,7 R.Tamu + 10 m2 / Makan unit 1 10 R.Dapur 3 m2 / unit 1 3 R.Tidur 9 m2 / unit 1 9 K.Mandi 3 m2 / unit 1 3 Halaman 46

Balkon 2 m2 / unit 1 2 Sub Total 27 Grand total 6077,3 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang No Ruang Luas ( m2 ) 1 Fasos + Fasum b Kantor 139 c Ruang Pertemuan 422,1 e Klinik + Child Care 214,7 f Retail 509 g Parkir + Ruang Luar 1133,9 Total Fasos + Fasum 2468,5 2 Total Hunian 17010 Grand Total 19478,5 4.2.2 Sirkulasi dan organisasi ruang sirkulasi Pengelola Kendaraan Drop Off Parkir Masuk / Keluar Masuk ke Ruangan Bekerja Istirahat Pejalan Kaki Pedestrian Halaman 47

sirkulasi Penyewa Kendaraan Drop Off Parkir Masuk / Keluar Pedestrian Masuk Ke Rusunawa Pejalan Kaki Pedestrian 4.2.3 Organisasi Ruang Di bagian belakang di letakan area fasilitas olah raga dan auditorium sebagai ruang bersama pada bangunan Di bagian utara dan selatan memiliki 3 area parkir karena akses ke bangunan rusunawa dapat tercapai dengan baik Di bagian utara dan selatan di letakan akses kendaraaan masuk dan keluar saite dan di sisi depan di letakan akses pejalan kaki agar mudah masuk ke dalam bangunan Di bagian utara di letakan 3 tower rumah susun yang di arsir berwarna merah karena nilai ottv terendah adalah arah utara dan selatan maka dapat memaksimalkan pencahayaan ke bangunan Area orientasi bangunan yang mengarah ke luar kawasan pada umumnya akan bising ole karena kendaraan yang jalan-jalan yang membatasi kawasan tersebut. Tetapi jalan-jalan yang ada di Timur, Barat,Selatandan utara tidak Halaman 48

dilalui oleh kendaraan umum. Jadi hanyalah kendaraan pribadi seperti mobil atau motor yang pada umumnya dimiliki oleh para pekerja di gedung-gedung perkantoran sebelahnya. Sedangkan di bagian Timur dan barat yang berbatasan dengan pelataran parkir gedung-gedung di sampingnya juga berpotensi kebisingan lebih tinggimaka diletakkan area service, fasilitas sosial, dan taman. 4.2.4 Analisa Sistem Struktur Bangunan Rusunawa terbuat dari konstruksi beton, yang dalam pengerjaannya dapat dilakukan melalui 3 alternatif pelaksanaan konstruksi, yaitu secara konvensional, pracetak sebagian dan pracetak penuh. Sistem beton konvensional merupakan sistem pembangunan yang menggunakan teknik konvensional baik dari segi struktur maupun arsitektur. Pembuatan strukturnya menggunakan teknik cor di tempat dengan cetakan dan perancah dari kayu. Pembuatan komponen dinding arsitekturnya menggunakan bahan bata atau batako yang diplester dan diaci. Sistem beton pracetak sebagian merupakan sistem pembangunan strukturnya sudah menggunakan sistem pracetak, Sistem beton pracetak penuh merupakan sistem pembangunan yang komponen struktur maupun arsitekturnya menggunakan sistem pracetak, seperti terlihat pada Gambar berikut ; Halaman 49