BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan. dampak pada fisiologis manusia, karena tidur berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

PROSES TERJADINYA MASALAH

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Istimewah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. xiv

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria ( Centers for Disease Control and Prevention [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi dan ansietas) di Indonesia sebesar 6% (lebih dari 14 juta jiwa) untuk usia 15 tahun ke atas, dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertinggi. Kecemasan adalah kondisi kejiwaan penuh kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal aneh (Az-Zahrani, 2005). Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan, tergantung pada tingkatannya (ringan, sedang, berat dan panik) (Videbeck, 2015). Kecemasan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, dan melindungi diri sendiri jika masih dalam batas normal (cemas ringan). Sebaliknya, kecemasan yang berlebihan akan sangat mengganggu kehidupan individu. Hal ini dikarenakan cemas mempengaruhi seseorang pada empat hal; 1) secara fisik, diantaranya: detak jantung meningkat, rasa tidak nyaman di perut (butterflies), gemetar, mual, ketegangan otot, berkeringat, dan nafas 1

2 pendek; 2) secara kognitif, yaitu sulit konsentrasi, motivasi belajar menurun, mudah lupa, dan disorientasi (waktu, orang, dan temp at); 3) secara emosional, yaitu: gelisah, khawatir, bingung, tidak bisa mengendalikan diri, dan mudah putus asa; 4) secara perilaku, seperti komunikasi inkoheren, menjauhi benda, tempat, atau situasi tertentu, dan menarik diri dari kehidupan sosial (Videbeck, 2015). Kecemasan terjadi salah satunya pada saat Ujian Nasional (UN). Beberapa media, baik media cetak maupun online telah memberitakan hal tersebut, diantaranya yakni seorang siswi SMA 2 Salatiga tidak bisa melanjutkan mengerjakan UN karena pingsan. Panitia Ujian Nasional mengatakan bahwa siswi tersebut pingsan karena takut hasil ujian jelek sehingga belajar terlalu keras dan mengakibatkan kelelahan (Kundori, 2013). Selain itu, sejumlah siswa di Kabupaten mendatangi paranormal agar mendapat ketenangan saat mengerjakan soal, dan puluhan siswa di Purbalingga mengalami kesurupan saat sebelum dan setelah mengerjakan Ujian Nasional (Andrianto, 2011). Kecemasan menjelang UN juga timbul karena nilai UN digunakan untuk seleksi masuk jenjang pendidikan selanjutnya, salah satunya untuk masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur tidak tertulis (Aminah, 2015). Berdasarkan hasil studi pendahuluan tanggal 23 Januari 2016 melalui wawancara dengan 10 siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang akan mengikuti UN, 7 dari 10 siswa mengatakan merasakan cemas yang terkadang mengganggu konsentrasi dan mengurangi kualitas tidur. 2

3 Penyebab kecemasan antara lain karena belum melakukan banyak latihan soal, takut soal ujian sulit, dan takut hasil ujian jelek. Tiga siswa lainnya mengatakan merasa sedikit cemas karena banyak yang harus dipelajari. Penanganan kecemasan terdiri dari dua macam pendekatan, yakni farmakologi dan non-farmakologi (Videbeck, 2015). Saat ini banyak dikembangkan terapi non-farmakologi untuk menangani kecemasan karena terapi farmakologi memiliki banyak efek samping bagi tubuh. Townsend (2009) menyebutkan bahwa obat -obatan anti ansietas dapat menyebabkan depresi susunan syaraf pusat secara menyeluruh, ketergantungan fisik atau psikologis, dan mengakibatkan toleransi obat jika digunakan terus-menerus. Salah satu terapi non-farmakologi adalah hidroterapi. Hidroterapi merupakan metode pengobatan menggunakan air untuk mengobati/meringankan kondisi sakit dengan mengandalkan responrespon tubuh terhadap air (Damayanti, 2014). Penelitian terkait hidroterapi yang pernah dilakukan diantaranya oleh Damayanti (2014) tentang hidroterapi rendam hangat yang memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, dan penelitian oleh Im, et al. (2013) tentang hidroterapi dengan pusaran air ( whirlpool hydrotherapy) yang efektif mengurangi nyeri dan ansietas pada pasien myofascial pain syndrome. Beberapa studi juga telah menemukan adanya pengaruh hidroterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan, salah satunya oleh Bahadorfar (2014) pada jurnalnya yang berjudul A Study Of Hydrotherapy and Its 3

4 Health Benefits yang menyatakan bahwa efek massage oleh aliran semburan air membantu mengurangi stres, ansietas, dan merilekskan otot tubuh. Stan (2013) juga mengatakan air bekerja melalui interaksi dengan sistem saraf untuk mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi. Prinsip penanganan kecemasan yang dilakukan dengan hidroterapi juga terjadi saat seseorang berwudhu. Menggosok anggota wudhu memberikan efek massage pada tubuh (Sagiran, 2012). Air wudhu mendinginkan ujung-ujung syaraf jari tangan dan kaki yang berguna memantapkan konsentrasi pikiran. Selain itu, terdapat ratusan titik akupunktur pada anggota tubuh yang terkena air wudhu yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan atau urutan ketika berwudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang bersifat terapi (Matheer, 2015). Membasuh tubuh menggunakan air lima kali sehari membantu mengistirahatkan organ tubuh dan meredakan ketegangan fisik dan psikis, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: Apabila engkau sedang marah, maka berwudhulah. (HR. Ahmad) Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh berwudhu terhadap tingkat kecemasan sebagai alternatif pengganti hidroterapi, yang tidak hanya untuk mengurangi kecemasan, tetapi juga memiliki nilai ibadah bagi yang melakukannya. 4

5 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh berwudhu terhadap tingkat kecemasan siswa SMA yang menghadapi Ujian Nasional? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh berwudhu terhadap tingkat kecemasan pada siswa SMA yang menghadapi Ujian Nasional 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik responden penelitian. b. Mengetahui tingkat kecemasan siswa SMA yang menghadapi Ujian Nasional sebelum dan setelah berwudhu pada kelompok intervensi. c. Mengetahui tingkat kecemasan siswa SMA yang menghadapi Ujian Nasional sebelum dan setelah berwudhu pada kelompok kontrol. d. Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan siswa SMA yang menghadapi Ujian Nasional sebelum berwudhu antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. e. Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan siswa SMA yang menghadapi Ujian Nasional setelah berwudhu antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. 5

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Mampu menjadi salah satu dasar dan tambahan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya di bidang keperawatan jiwa. b. Memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh berwudhu terhadap tingkat kecemasan, salah satunya pada siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional. 2. Bagi Masyarakat a. Agar masyarakat dapat mengetahui pengaruh berwudhu terhadap tingkat kecemasan. b. Sebagai masukan program preventive dalam kesehatan jiwa. 3. Bagi Institusi a. Institusi pendidikan secara umum terlebih bagi institusi yang berlandaskan islam dapat menerapkan kebijakan penggunaan terapi berwudhu dalam mengurangi kecemasan siswa maupun seluruh anggota civitas akademika. b. Institusi pelayanan kesehatan secara umum terlebih bagi institusi yang berlandaskan islam dapat menerapkan kebijakan penggunaan terapi berwudhu dalam pemberian asuhan keperawatan sebagai intervensi mengurangi kecemasan. 6

7 4. Bagi Peneliti Lain Menambah referensi ilmiah tentang intervensi untuk mengurangi kecemasan, sehingga dapat digunakan oleh peneliti lain yang ingin meneliti hal yang berhubungan dengan kecemasan. E. Keaslian Penelitian 1. Zarghami (2012), penelitiannya selama delapan minggu terkait pelatihan hydrotherapy di kolam renang pada sejumlah pekerja lakilaki di salah satu perusahaan di kota Omidiyeh, Iran, berdampak positif terhadap kesehatan mental, diantaranya yakni menurunkan tingkat depresi dan kecemasan para pekerja tersebut. Metode penelitian ini adalah semi experiment dengan control group design. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada responden dan jenis hydrotherapy yang digunakan. 2. Utomo (2015) tentang pengaruh wudhu terhadap kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum keperawatan. Penelitian ini menggunakan desain quasy-exsperiment dengan one group pre-test and post test yang dilakukan pada 15 responden sesaat sebelum ujian dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh wudhu terhadap penurunan kecemasan dengan nilai p=0,000 (p< 0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada desain penelitian dan jenis responden yang dipilih. 7

8 3. Rahmania (2010) tentang pengaruh wudhu dalam shalat tahajjud terhadap populasi angka kuman di rongga mulut. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental laboratory dengan dua kelompok independent, yaitu kelompok pengamal shalat tahajjud dan kelompok bukan pengamal shalat tahajjud. Persamaan penelitian ini terletak pada intervensi yang digunakan. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel dependent nya. Ketiga penelitian di atas memiliki perbedaan maupun persamaan dengan peneliti. Baik dalam variabel dependent maupun independent. Peneliti belum menemukan adanya penelitian yang serupa dengan Pengaruh Berwudhu Terhadap tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA yang Menghadapi Ujian Nasional. 8