KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENGATASI PERKAWINAN ANAK. OLEH SRI DANTI ANWAR Kemen PP-PA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009

Fakta Pernikahan Usia Muda

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

Tujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan presentase pernikahan usia muda

Penyebab dan Akar Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Latar Belakang KLA. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP)

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya kota layak anak. Mewujudkan Kota Layak Anak merupakan hak

CATATAN PENGANTAR Hentikan Kematian Ibu Indonesia

Press Release Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2010

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

I. PENDAHULUAN. subjek dan objek pembangunan nasional Indonesia dalam usaha mencapai aspirasi

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERWUJUDAN HAK ANAK

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Policy Brief Determinan Kehamilan Remaja di Indonesia (Analisis SDKI 2012) Oleh: Nanda Wahyudhi

KEYNOTE SPEECH PADA FORUM DISKUSI EVALUASI PILKADA SERENTAK 2015 Jakarta, 4 Mei 2016

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sesuai dengan isi Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1

BAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap

PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

RANCANGBANGUN KURIKULUM PELATIHAN KETAHANAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER BAGI FASILITATOR (TOT)

Situasi Global dan Nasional

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

PERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT

Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014).

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang Perkawinan menuliskan

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini

Tujuan program ini untuk meningkatkan kelancaran pelayanan administrasi perkantoran dan aparatur. Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain:

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal perkembangan otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Untuk memperoleh

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE KEMENTERIAN PP DAN PA JAKARTA DARI TANGGAL 10 OKTOBER 13 OKTOBER 2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di India sangat memperhatinkan sekali. Di satu sisi anak-anak dipaksakan oleh

MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENGATASI PERKAWINAN ANAK OLEH SRI DANTI ANWAR Kemen PP-PA

DATA & FAKTA DI INDONESIA Hasil Susenas 2012 mencatat 11,13% perempuan menikah di usia 10-15 tahun dan sekitar 32,10% kawin di usia 16-18 tahun Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda tinggi di dunia (rangking 37), tertinggi ke dua di ASEAN (World Fertility Policies 2012) Pada tahun 2010 terdapat 158 negara dengan usia legal minimum menikah adalah 18 tahun keatas, dan Indonesia masih di luar itu

Jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 tahun yang menikah (11,7%) lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun (1,6%)(Riskesdas 2010) Propinsi dengan persentase perkawinan dini (15-19 tahun) tertinggi adalah Kalimantan Tengah (52,1%), Jawa Barat (50,2%), KalSel (48,4%), Babel (47,9%) dan Sulawesi Tengah (46,3%)

MENGAPA ISU INI PENTING UNTUK DIKAJI Selama ini penelitian terkait pernikahan dini masih sangat terbatas dan lebih banyak kepada analisis kajian kesehatan ataupun kajian hukum dan agama Kajian dari sisi kependudukan sulit diperoleh terutama dampaknya dari sisi sosial dan ekonomi Promosi himbauan menikah muda belum dikuatkan dengan kajian yang komprehensif secara kependudukan (tidak sebatas KB dan AKI) Isu menikah muda belum menyentuh masyarakat desa, perlu dikaji lebih mendalam sehingga ada justifikasi untuk advokasi kependudukan

PENYEBAB PERNIKAHAN DINI REGULASI UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Berdasarkan penelitian Pusat Studi Kebijakan Kependudukan UGM, Tahun 2014 setidaknya ada 5 (lima) faktor utama penyebab perkawinan usia anak, yakni: 1. Kemiskinan Probabilitas keluarga miskin untuk mengawinkan anaknya di usia dini, 3x lebih tinggi daripada keluarga tidak miskin 2. Tingkat Pendidikan Ortu yang rendah Ada hubungan signifikan antara status ekonomi keluarga, pendidikan orangtua dan pekerjaannya terhadap anak-anak yang dikawinkan lebih dini

3. Tradisi Setempat Pengaruh adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan masyarakat dalam hal perkawinan 4. Perubahan Tata Nilai Dalam Masyarakat Anak-anak sekarang lebih permisif terhadap calon pasangannya (seks bebas dan kehamilan yang tidak dikehendaki) misalnya 70% perkawinan anak terjadi di Wonogiri pada tahun 2011, akibat seks bebas dan kehamilan yang tidak dikehendaki, begitu juga di Kabupaten Pasuruan 5. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman Anak Perempuan & Pengaruh Sosial Media (31,9%) anak yang menikah di bawah umur tidak tahu jika sekali berhubungan seksual dapat hamil, begitu juga informasi dari media sosial tentang pendidikan seks/masalah kesehatan kurang komprehensif, memicu perilaku menyimpang dan berujung pada perkawinan usia sekolah

AKIBAT PERNIKAHAN USIA DINI LANJUT SEKOLAH RENDAH DROP OUT SEKOLAH TINGGI PERNIKAHAN DINI SUBORDINASI KELUARGA KDRT PELUANG KEMATIAN IBU TINGGI HAK KESPRO RENDAH

AKIBAT KERANGKA PEMIKIRAN PENYEBAB 1.Pendidikan Rendah 2.Kemiskinan 3.Budaya 4.Pernikahan Yg Diatur Aspek Sosial Ekonomi Pernikahan Dini Respon Kebijakan Publik Budaya, Kebiasaan, &Prakteknya Aspek Kebijakan Aspek Budaya 5.Seks bebas remaja Aksesibilitas kesejahteraan Keterbukaan Kesetaraan Aspek Kesempatan Kematian Ibu KDRT Kespro Subordinasi Drop Out Mengapa Pernikahan di Usia Dini Berisiko? 1. Level Pemrosesan informasi yang masih kurang kurang pengalaman hidup 2. Proses pengambilan keputusan yang cenderung belum matang 3. Berpotensi besar membuahkan generasi yang lemah

KOMITMEN INTERNASIONAL DAN NASIONAL SEBAGAI DASAR PENTINGNYA PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN I. Komitmen Internasional 1. Konvensi Hak Anak, diratifikasi dengan Kepres 36 tahun 1990 2. Konvensi CEDAW, diratifikasi dengan UU No.7 tahun 1984 (Pasal 16 tentang Perkawinan) 3. International Convention On Civil And Political Rights, diratifikasi dengan UU No.12 tahun 2005 4. International Convention On Economic, Social And Cultural Rights, diratifikasi dengan UU No.11 Tahun 2005 II. Komitmen Nasional 1. UU No.35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak 2. UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM 3. UU No.23 Tahun 2004 tentang PKDRT

Dalam Konvensi Hak Anak, maka Indonesia wajib menjamin Hak Anak, antara lain: 1. Hak untuk didengar 2. Hak untuk bebas dari tindakan diskriminasi (Pasal 5 CEDAW, tentang batasan umur perkawinan bagi anak perempuan dan anak laki-laki) 3. Hak untuk mendapatkan berdasarkan best interest of the child 4. Hak atas perlindungan dari segala bentuk kekerasan/kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan 5. Hak untuk beristirahat, bersenang-senang, bermain dan rekreasi 6. Hak atas perlindungan dari eksploitasi yang mengganggu pendidikan atas membahayakan kesehatan, fisik, mental spiritual, moral atau sosial (perkawinan anak merugikan kesehatan anak, mengganggu pendidikan dan merupakan kekerasan thd anak dan bentuk eksploitasi terhadap anak)

Kebijakan Pemerintah Untuk Pendewasaan Usia Perkawinan Anak 1. Wajib belajar 12 tahun 2. Sosialisasi pentingnya pendidikan kespro (PP No.61 Tahun 2014 tentang Kespro) 3. Program KB dan Generasi Berencana 4. PUG dalam pembangunan nasional dan konsep KKG 5. Program Kabupaten/Kota Layak Anak 6. Revisi UU No.1 Tahun 1974, masuk prolegnas 2015-2019 7. Perbaikan RUU Kesetaraan Gender 8. Sosialisasi UU No.35 Tahun 2014 tentang perubahan UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 9. Bekerjasama dengan organisasi perempuan dan organisasi keagamaan dan ormas sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan 10. Permen PP&PA No.6 Tahun 2013 tentang Pembangunan Keluarga 11. Sosialisasi tentang parenting skill 12. Menyediakan program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan UKM Keluarga Miskin 13. Pembuatan Perda untuk pencegahan perkawinan anak

TANGGUNGJAWAB KITA KITA a. Negara Legislatif, yudikatif, eksekutif adalah pembuat regulasi, penegakan hukum dan pengawas b. Pemerintah lintas sektor, lintas bidang (bidang pemenuhan hak perempuan dan anak dan perlindungan khusus) c. Masyaraakt tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, Lembaga keagamaan, organisasi profesi dan sekolah d. Keluarga e. Orang tua Bertanggungjawab untuk : 1) Melakukan sosialisasi mengenai tujuan pernikahan, persiapan memasuki jenjang pernikahan dan pencegahan perkawinan usia anak-anak 2) Pemenuhan hak anak (Pengasuhan secara baik, pemenuhan hak atas agama, pendidikan, kesehatan, sosial, partisipasi anak)

3) Memenuhi perlindungan khusus anak (dari kekerasan seksual dan seluruh unsur yang menyebabkan terjadinya kekerasan) 4) Melakukan pencegahan, pengawasan, dan pemantauan pemenuhan hak anak (agama, pendidikan, kesehatan dan sosial) 5) Pemerintah/Pemda mengendalikan pernikahan dini melalui perencanaan kebijakan dan koordinasi lintas sektor secara intensif

TERIMA KASIH