BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap

dokumen-dokumen yang mirip
48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

09. Mata Pelajaran Matematika

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

09. Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nora Madonna, 2013

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran ini. Meskipun dianggap penting, banyak siswa yang mengeluh kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Trianto (2009:16) belajar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan materi yang berhubungan dengan pembagian. Adapun tujuan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal penting yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik begitu pula

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperjelas suatu keadaan atau masalah. saat kita berada di rumah, di sekolah, di pasar, dan dilain tempat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu keharusan. Sebab selain matematika sebagai pintu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan sains sekaligus ilmu yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Selain dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia khususnya jurusan ilmu alam, Matematika juga dipelajari oleh siswa jurusan ilmu sosial karena keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap perkembangan ilmu sains, sosial, dan teknologi modern tidak dapat lepas dari bahasan Matematika. Hal ini yang mendasari pentingnya Matematika dalam pembelajaran siswa di sekolah secara keseluruhan dan pemecahan masalah dalam keseharian siswa. Di samping keterkaitannya dengan berbagai disiplin ilmu dan membantu mengembangkan berpikir logis dan kreatif, pemerintah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Nasional, melampirkan tujuan mata pelajaran Matematika dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, bahwa mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Pada jenjang sekolah menengah atas, matematika dipelajari oleh siswa dari kelas X sampai XII baik jurusan ilmu sosial maupun ilmu alam. Materi pembelajaran Matematika pada jenjang SMA antara lain aljabar, logika, himpunan, kalkulus, trigonometri, peluang, dan statistika. Salah satu materi Matematika di jenjang SMA adalah kalkulus yang disampaikan kepada siswa pada bab limit fungsi pada kelas XI (IPA dan IPS) di semester genap. Konsepkonsep pada kalkulus yang diawali dengan limit fungsi ini yang nantinya akan digunakan untuk dasar materi kalkulus lain pada kelas XI dan XII yaitu turunan dan integral. Pada saat siswa mempelajari materi turunan, siswa akan diminta untuk menelaah definisi turunan. Definisi turunan dapat dipahami hanya jika siswa memahami materi limit fungsi. Selanjutnya siswa juga akan mempelajari materi integral. Materi integral dan turunan juga berhungan satu sama lain. Maka mehamahi materi limit fungsi tentunya akan sangat membantu siswa dalam memahami materi turunan dan integral. Jika dari awal siswa tidak

3 memahami konsep dan prinsip limit fungsi, maka siswa akan kesulitan dalam memahami konsep dan prinsip materi turunan dan integral. Padahal diketahui ketiga materi ini adalah materi kalkulus yang nantinya akan dipelajari lebih lanjut di jenjang pendidikan selanjutnya. Hampir semua jurusan di universitas mewajibkan mata kuliah matematika, dan beberapa jurusan mewajibkan mata kuliah kalkulus. Selain pada mata pelajaran Matematika, konsep kalkulus juga diterapkan di mata pelajaran fisika pada materi gerak dan kecepatan, serta ilmu sains lainnya yang akan dipelajari pada jenjang perguruan tinggi jurusan ilmu alam. Oleh karena itu pentingnya mempelajari materi limit bukan hanya didasari karena materi ini diujikan pada ujian akhir tetapi juga untuk mendidik siswa mengembangkan kompetensi diri untuk pemecahan masalah dan pendidikan selanjutnya. Pihak guru dan sekolah sebagai ujung tombak pendidikan tentunya sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu siswa dalam mempelajari matematika khususnya materi limit fungsi. Salah satu sekolah yang berusaha untuk mencapai tujuan tersebut yaitu SMAN 1 Kasihan. Usaha-usaha yang telah dijalankan oleh SMAN 1 Kasihan yaitu berupa penyampaian materi yang dilakukan oleh guru, pendalaman materi rutin, ulangan harian, tugas-tugas, ujian tengah semester, ujian semester, dan ujian akhir. Upaya-upaya ini sudah dikerahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dengan meningkatkan nilai hasil pembelajaran siswa. Akan tetapi, hal tersebut belum tercapai khususnya pada siswa SMAN 1 Kasihan kelas XI IPA pada materi limit fungsi tahun ajaran

4 2013/2014. Hal ini didasarkan pada hasil observasi selama pembelajaran di kelas XI IPA bahwa sebagian siswa pada materi limit fungsi mengalami kesulitan saat pembelajaran dan menyelesaikan persoalan limit fungsi. Selain itu, dari hasil pengamatan cukup banyak siswa yang mengikuti ujian remidi untuk memperbaiki ulangan harian pada materi limit fungsi ini. Hasil ulangan harian limit fungsi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir April 2014 menunjukkan (lampiran 2) bahwa dari 32 siswa kelas XI IPA1, 15 diantaranya tidak mencapai ketuntasan. Sedangan untuk 32 siswa kelas XI IPA2, 21 siswa tidak mencapai ketuntasan. Dari 64 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 di SMAN 1 Kasihan pada ulangan harian materi limit fungsi diketahui sebanyak 36 siswa atau 56,25% tidak tuntas dengan kriteria ketuntasan minimum 75 dari SMAN 1 Kasihan. Rendahnya nilai ulangan harian siswa mengindikasikan kesalahan siswa saat menjawab soal ulangan harian limit fungsi. Salah satu indikator kesulitan belajar siswa adalah siswa melakukan kesalahan pada saat tes. Maka dapat disimpulakan bahwa kemungkinan sisw mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi limit fungsi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menganalisis masalah kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam mempelajari materi limit fungsi tahun ajaran 2013/2014. Selanjutnya penulis dapat menemukan dan menjelaskan kesulitan siswa selama pembelajaran sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan guru untuk memperbaiki pembelajaran.

5 B. Identifikasi Masalah 1. Sebagian siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan hasil ulangan harian tahun ajaran 2013/2014 pada materi limit fungsi tingkat ketuntasannya masih rendah. 2. Belum diketahui letak kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam mempelajari materi limit fungsi. C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kesulitan siswa dipandang dari sisi intelektualnya, yaitu konsep dan prinsip pada materi limit fungsi. D. Rumusan Masalah Masalah yang diajukan dalam penelitian yaitu mengetahui kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi.

6 F. Batasan Istilah 1. Kesulitan siswa mempelajari materi limit fungsi yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi yang ditunjukkan dengan kesalahan. 2. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan konsep dan prinsip dalam materi limit fungsi. 3. Analisis kesulitan siswa mempelajari materi limit fungsi adalah kajian kesulitan dan penyebab yang terindikasi dari kesalahan siswa dalam mengerjakan persoalan limit fungsi. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru : Sebagai pengetahuan dan pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai bagi siswa kelas XI IPA pada materi limit fungsi. 2. Bagi Peneliti : Menambah wawasan peneliti tentang kesulitan siswa khususnya kesulitan siswa pada materi limit fungsi.