BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka-angka dari hasil penelitian setelah di peroleh dari jawaban kuisioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. 1. atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon pedagang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif adalah bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu hanya

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian Deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara univariant. Penelitian yang bersifat deskriptif mempunyai tujuan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersikap kuantitatif. Dimana peneliti hanya menggambarkan,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. fakta yang di teliti. Pendekan kuantitatif yaitu pendekatan yang bertolak dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fakta, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya tentang gejala dari permasalahan yang timbul di lapangan. Kajiannya

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun alokasi waktu pengumpulan data penelitian ini telah


BAB III METODE PENELITIAN. pemirsa, penulis menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. yang bertujuan mendeskrifsikan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan penelitian deskriptif

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang

III. METODE PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Menurut Masri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAPAT PRIA DEWASA TENTANG MAJALAH POPULAR

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Isaac dan Michael menyebutkan bahwa metode deskriptif bertujuan melukiskan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Deskriptif ialah pencarian fakta dengan intepretasi

BAB III METODE PENELITIAN. kenyataan sosial yang terjadi, dan menghasilkan seperangkat kategori dan

29 Dalam hal ini, peneliti memaparkan secara detail dan mendalam mengenai tingkat kesadaran merek KOPITIAM versi Abdul Alex. Sedangkan untuk analisany

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis. (case study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan).

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diharapkan. Metode penelitian sebagai pengamatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan variable lain. Penelitian yang berdifat deskriptif hanya memaparkan. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

BAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yakni, Laskar Pelangi dengan cara menonton film tersebut. Berdasarkan objek

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

SIKAP MAHASISWA TERHADAP PEMBERITAAN KEKERASAN WARTAWAN INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif sebagai metode dalam suatu kelompok manusia, suatu objek suatu set kondisi, suatu sistim pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masyarakat sekarang. Tujuannya yaitu untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. 47 Adapun deskriptif yang ditunjukan untuk : 1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengindentifikasikan masalah lisan memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evakuasi. 4. menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 48 k Pendekatan kuntitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka. Pendekatan uantitatif yang 47 48 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia,1988, Hlm.141 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2000 Hlm 25 40

41 bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi atau bidang tertentu secara factual dan cermat. 49 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan survey. Survey adalah pengumpulan informasi dengan menggunakan kuesioner dan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi. Tujuan dari penelitian survey bisa berupa pengambilan data sederhana, tapi bisa juga menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada. 50 Penulis memakai survey sebagai metode penelitiannya karena informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunkan kuesioner menggunkanakuesioner dimana informasi dikumpulkan dari beberapa bagian populasi untuk mewakili populasi, jadi penelitian survey hanya mengampil smapel dari populasi secara random. 51 Metode survei selain merupakan metode pengumpulan data secara primer dan sekaligus terjadi komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Data penelitian yang sebagaian besar data deskriptif berasal dari subjek yang menyatakan opini, sikap, pandanggan, pengalaman, dan penelitian karakter tertentu secara individual 49 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka Depdikbud 1995, hal 144 50 M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia, 1996 hal 63. 51 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian, Jakarta, LP3ES, 1989, hlm 19

42 maupun kelompok. Terdapat dua bentuk teknik pengumpulan dalam survei, melalui wawancara dan kuesioner. 52 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian. 53 Dalam Penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta fakultas film dan Televisi angkatan 2007 sebagai objek penelitian, karena mahasiswa fakultas film dan televisi mempelajari mengenai perfilman yang menyangkut peran LSF. Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta fakultas film dan televisi angkatan 2007 berjumlah176 orang, dan yang aktif berjumlah 176 orang. 54 3.3.2 Sampel Salah satu hal yang menajubkan dalam penelitian adalah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel 55 52 Ruslan Rosady, Metode Penelitian,Public Relation dsn Komunikasi, Rajagrafindo Persada, Jakarta,2001, hal 122-24 53 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka Depdikbud 1995, hal 146 54 Tabel rekapitulasi daftar ulang mahasiswa, Institut Kesenian Jakarta 55 Jalalludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, bandung Remaja Rosdakarya, 2000, hlm 78

43 Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili karakteristik serupa dengan populasi. Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi. Tehnik penarikan sampel yang digunakan adalah sampling random sederhana, sampling random sederhana adalah menarik sample yang menuliskan unsur populasi dalam secarik kertas, kemudian di undi sampai memperoleh jumlah yang dikehendaki dalam penelitian ini sampelnya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta fakultas Film dan Televisi angkatan 2007. Dan rumus yang diginakan dalam sampel ini adalah N = 1, jadi N =Populasi yang akan diteliti secara random atau secara acak. Jumlah Mahasiswa Institut Kesenian Jakarata Fakultas Film dan Televisi Angkatan 2007 56 Terdaftar Aktif Cuti 176 131 0 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer adalah sumber data utama dalam penelitian kuantiatif adalah kata kata dan tindakan. Dengan membagikan kuisioner kepada responden yang terpilih merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Di dalam kuisioner yang akan 56 Tabel rekapitulasi daftar ulang mahasiswa periode 2007-2008, Institut Kesenian Jakarta

44 dibagikan terdapat pertanyaan pertanyaan ynag akan membantu penulis dalam mendapatkan data data mengenai penelitian ini. Kuisioner akan disebarkan secara langsung kepada responden yang sudah terpilih sebagai sample. 57 1. Persepsi Dalam mengomentari sesuatu hal dalam kehidupan pasti semua orang berbeda-beda, ada komentarnya lain dengan yang lain ada pula yang sama, semua itu disebut persepsi. Seperti hal yang dikemukakan oleh Sarah Trenholm bahwa persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi kita. 58 Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindivisu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. 59 2. Peran Lembaga Sensor Film LSF didirikan oleh pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tentang Perfilman tahun 1992, khususnya Bab V 57 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana prada, Jakarta, 2006, hal 106 58 Sarah Trenholm dan Arthur Jensen. Interpersonal Communication. Edisi ke-2. Belmont, California: Wadsworth,1991, hal 179 59 Deddy Mulyana,M.A, Ilmu Komunikasi,Rosda, hal 167

45 Pasal 33 dan 34 menyangkut soal sensor. Di dalam Undang-undang itu, LSF mempunyai wewenang untuk memotong bagian gambar tertentu, meniadakan suara tertentu, hingga menolak untuk menayangkan film tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1994, Bab II pasal 4 Tentang Lembaga Sensor Indonesia, LSF berfungsi untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dampak negatif yang timbul dalam peredaran, pertunjukan dan atau penayangan film dan reklame film yang tidak sesuai dengan dasar, arah dan tujuan perfilman Indonesia. 60 Penyensoran sendiri dilakukan dengan memeriksa dan meneliti segisegi keagamaan, ideologi dan politik, sosial budaya, dan ketertiban umum. Penyensoran sendiri bertujuan supaya film-film yang beredar tidak membuat masyarakat untuk bersimpati terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan hal-hal yang bersifat amoral, melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ketertiban umum dan perbuatan-perbuatan melawan hukum lainnya dan bersimpati terhadap sikap-sikap anti Tuhan dan anti agama, serta melakukan penghinaan terhadap salah satu agama yang dapat merusak kerukunan hidup antar-umat beragama. Dalam urusan sensor, ada kaitannya dengan Jurnalistik akan tetapi lembaga sensor dibanding dengan orang di jurnalistik, para pekerja film 60 http://www.kilasberita.com/kb-hot/indonasia/6463-tugas-dan-wewenang-lsf

46 tertinggal minimal 1 langkah. Dalam pasal 4 ayat ( 2 ) UU No. 40/1999 tentang pers ( selanjutnya disebut UU Pers ), dinyatakan bahwa Terhadap pers nasional tidak dikenakan pnyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran. Dibandingkan dengan pasal;33 UU No. 8/1992 tentang perfilman ( selanjutnya disebut UU perfilman ) perlakuan istimewa diberikan kepada pers nasional masih dibelenggu oleh sensor. Ketertinggalan perfilman nasional dari pers nasional juga semakin terasa jika kita mencemarti pasal tentang ketentuan pidana dalam UU pers pasal 18 ayat 1. Yang berisisi Setiap orang yang melawan hukum secara sengaja dengan melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 2,3, dan 4 akan dipenjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000. Tampak jelas bahwa pers tidak perlu disensor sehingga yang melakukan penyensoran terhadap pers akan dikenai hukuman pidana. Di pihak lain, sesuai film maupun reklame yang akan diedarkan, diekspor, dipertunjukan, dan atau ditayangkan wajib menjalani penyensoran. 61 3.4.2 Data Sekunder Merupakan pengumpulan data yang diperluka dalam bentuk yang sudah jadi, berupa publikasi. Dalam hal ini penulis mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dengan cara melakukan studi kepustakaan. 61 Heru Effendy, Industri Perfilman Indonesia, Erlangga,2002 hal 7-8

47 Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku buku literatur komunikasi, buku buku teknologi komunikasi, surat kabar, tabloid, majalah, internet atau artikel yang berkompeten dan berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian dengan menggunakan cara ini dilaksanakan untuk memperoleh berbagai teori, sehingga dapat memberikan pengertian secara teoritis mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 62 3.5 Definisi dan Operasional Konsep 3.5.1 Definisi Konsep Dalam mengomentari sesuatu hal dalam kehidupan pasti semua orang berbeda-beda, ada komentarnya lain dengan yang lain ada pula yang sama, semua itu disebut persepsi. Seperti hal yang dikemukakan oleh Sarah Trenholm bahwa persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi kita. 63 Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindivisu, semakin mudah dan semakin sering mereka 62 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta,Baha Indonesia,1998, hal 211 63 Sarah Trenholm dan Arthur Jensen. Interpersonal Communication. Edisi ke-2. Belmont, California: Wadsworth,1991, hal 179

48 berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. 64 3.5.2 Operasional Konsep Variabel Dimensi Indikator Persepsi 1. Perhatian 1. Perhatian mengenai a. Sangat perhatian mahasiswa ( Stimulus ) keberadaan LSF b. Cukup Perhatian terhadap c. Kurang perhatian peran d. Tidak perhatian Lembaga Sensor 2. Perhatian tentang a. Sangat perhatian Film peran LSF dalam b. Cukup Perhatian menyensor film yang c. Kurang perhatian mengandung pornografi d. Tidak perhatian dan kekerasan 3. Perhatian pentingnya a. Sangat perhatian LSF dalam menyensor b. Cukup Perhatian film. c. Kurang perhatian d. Tidak perhatian 64 Deddy Mulyana,M.A, Ilmu Komunikasi,Rosda, hal 167

49 4. Perhatian mengenai kualitas kerja LSF selama ini dalam menyensor film yang a. Sangat perhatian b. Cukup Perhatian c. Kurang perhatian d. Tidak perhatian layak tayang. 5. Perhatian mengenai cara kerja LSF di mata masyarakat a. Sangat perhatian b. Cukup Perhatian c. Kurang perhatian d. Tidak perhatian 2. Penafsiran 1. Penafsiran tentang a. Sangat Positif (Interpretation) pengertian Lembaga b. Positif Sensor Film. c. Negatif d. Sangat Negatif 2. Penafsiran mengenai tayang film jika tidak ada Lembaga Sensor Film a. Sangat Positif b. Positif c. Negatif d. Sangat Negatif

50 3. Penafsiran tentang a. Sangat Positif wewenang Lembaga b. Positif Sensor film terhadap perfiliman c. Negatif d. Sangat Negatif 4. Penafsiran tentang fungsi Lsf terhadap perfilman. a. Sangat Posif b. Positif c. Negatif d. Sangat Negatif 5. Penafsiran tentang aturan - aturan Lsf terhada perfilman a. Sangat Tahu b. Cukup Tahu c. Kurang Tahu d. Tidak Tahu 3. Pengetahuan ( Kognitif ) 1. Pengetahuan tentang peran dari pengertian Lembaga Sensor Film a. Sangat tahu b. Cukup Tahu c. Kurang tahu d. Tidak tahu

51 2.Pengetahuan mengenai tayang film jika tidak ada Lembaga Sensor Film. a. Sangat tahu b. Cukup Tahu c. Kurang tahu d. Tidak tahu 3. Pengetahuan tentang a. Sangat tahu wewenang Lembaga b. Cukup Tahu Sensor film terhadap perfilman. c. Kurang tahu d. Tidak tahu 4. Pengetahuan tentang fungsi Lsf terhadap perfilman. a. Sangat tahu b.cukup Tahu c. Kurang tahu d. Tidak tahu 5. Pengetahuan tentang pasal pasal Lsf terhadap perfilman a. Sangat tahu b. Cukup Tahu c. Kurang tahu d. Tidak tahu

52 3.6 Teknik analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik analisa data yang digunakan adalah teknik Skala Jumlahan dengan menggunakan Skala Likers. 65 Dimana untuk membuat hasil yang baik dalam penelitian ini, skala Likers sangat cocok untuk menganalisa data data. Ada 5 pengkodean dalam penilaian Gambarabn Operasional konsep diatas dengan menggunakan pengukuran kala Likers, sebagai berikut : 1. Nilai 5 : Sangat bagus dan sangat baik adalah orang yang berpersepsi bahwa dia mengerti tentang lembaga sensor dengan baik. 2. Nilai 4 : Bagus atau baik adalah orang yang berpersepsi bahwa Lembaga sensor menjalankan perannya terhadap perfilman cukup baik. 3. Nilai 3 : Biasa saja adalah orang yang berpersepsi bahwa peran Lembaga Sensor film dalam perfilman biasa saja. 4. Nilai 4 : Tidak bagus atau tidak baik adalah orang yang berpersepsi bahwa fungsi Lsf ttidak baik untuk perfilman. 5. Nilai 1 : Sangat tidak bagus atau Sangat tidak baik adalah orang yang berpersepsi bahwa pasal pasal Lsf tidak baik untuk perfilman. 65 Sanapiah faisal, Format format penelitian social, 2005, hal 57

53 Rumus : Contoh I = Jarak Pengukuran ( R ) Jumlah Internal Keterangan : I = Interval R = Nilai Tertinggi ( NT ) Nilai Tengah ( NR ) NT = 15 Pertanyaan x jawaban skor tertinggi adalah 5 = 15 x 5 = 75 NR = 15 x Jawaban skor terendah adalah 1 = 15 x 1 = 15 Jumlah Interval = 5 i = 75-15 5 = 60 5 = 12 Sehingga berdasarkan hasil perhitungan Interval diatas maka deperoleh klasifikasi atau kategori persepsi sebagai berikut : Persepsi Sangat Positif 63 75

54 Persepsi Positif 51 62 Persepsi Normal 39 50 Persepsi Negatif 27 38 Persepsi Sangat Negatif 15-26