BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teoritis 1. Ekspor a. Pengertian Ekspor Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB II TELAAH PUSTAKA. memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional, karena nilai. dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.2.1 Tinjauan tentang Impor Menurut Tambunan (2001:1), perdagangan internasional diartikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara yang meliputi kegiatan ekspor dan impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa antara lain terdiri dari biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi dan fee atau royalty teknologi (lisensi). Perdagangan antar negara akan timbul karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran. Perbedaan permintaan tersebut disebabkan oleh jumlah dan jenis kebutuhan, jumlah pendapatan, selera, kebudayaan, dan sebagainya. Dari segi penawaran, disebabkan oleh perbedaan faktor produk baik kuantitas, kualitas maupun dalam hal komposisi faktor-faktor produksi tersebut. Perbedaan faktor produksi akan membedakan tingkat produktivitas tiap negara. Faktor harga juga menentukan adanya perbedaan harga komparatif antar negara menyebabkan timbulnya arus persaingan perdagangan internasional (Nopirin, 2000:206). Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri ke dalam wilayah pabean suatu negara dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (Hutabarat, 1995:43). Christianto (2013:39) juga menyatakan bahwa impor adalah arus masuk dari sejumlah barang dan jasa ke dalam pasar sebuah negara baik untuk keperluan konsumsi ataupun sebagai

bahan modal atau sebagai bahan baku produksi dalam negeri. Impor akan menimbulkan aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari negaranegara lain yang merupakan bocoran pada aliran pendapatan. Impor akan menurunkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan merumitkan masalahmasalah ekonomi yang dihadapi negara (Sukirno, 2006:377). Menurut Rizky (2013:249) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto suatu negara, meliputi : a. Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam dan luar negeri. b. Harga-harga barang di dalam dan luar negeri. c. Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk membeli mata uang asing. d. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri. e. Ongkos angkutan barang antar negara. f. Kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional. Besarnya impor yang dilakukan suatu negara, antara lain ditentukan oleh sampai dimana kesanggupan barang yang diproduksi di negara-negara lain untuk bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan di negara itu. Impor juga dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Apabila barang dari luar negeri mutunya lebih baik atau harganya lebih murah daripada barang-barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka akan terjadi kecenderungan negara tersebut akan mengimpor lebih banyak dari luar negeri. Kegiatan impor juga terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi domestik dan volume ekspor. Fenomena ini merupakan karatristik dari suatu negara berkembang yang

cukup tinggi ketergantungannya terhadap fluktuasi ekonomi eksternal (Yuliadi, 2008:89). 2.1.2 Tinjauan tentang Faktor/Variabel yang Mempengaruhi Impor (1) Harga Definisi harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Suatu barang masuk di pasar sangat dipengaruhi oleh faktor harga. Hal ini karena variabel harga terkait dengan permintaan dan penawaran terhadap suatu barang. Menurut Tjiptono (2008 : 151-152) dari sudut pandang pemasaran merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga juga merupakan unsur dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah secara tepat (Doni, 2013:70). Harga adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk (Sarini, 2013;1251). Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Penentuan harga dipengaruhi oleh unsur permintaan dan penawaran. Berdasarkan teori, teori permintaan mengacu pada permintaan pembeli terhadap suatu barang, sedangkan teori penawaran menyatakan sifat para penjual di dalam menawarkan suatu barang yang akan dijualnya. Penggabungan permintaan pembeli dan penawaran penjual tersebut yang dapat menetapkan harga keseimbangan atau harga pasar dan jumlah barang yang diperjual belikan (Sukirno, 2002:78).

Sesuai dengan hukum permintaan semakin tinggi harga, maka diperkirakan permintaan barang tersebut oleh konsumen semakin menurun dan sebaliknya semakin rendah harga barang tersebut permintaan konsumen akan semakin meningkat (Udiyana, 2009). Para penjual menawarkan barangnya, pada berbagai tingkat harga : 1. Harga barang itu sendiri, 2. Harga barang-barang lain, 3. Ongkos produksi, 4. Tujuan perusahaan, 5. Tingkat teknologi. (2) Produk Domestik Bruto Menurut McEachern (2000:146), Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam N. Gregory Mankiw (2005;10), PDB adalah pendapatan total yang dihasilkan oleh penduduk tetap suatu negara. Produk Domestik Bruto (PDB) juga dapat diartikan sebagai nilai barang barang dan jasa jasa yang diproduksikan oleh faktor faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing dalam satu tahun tertentu (Suramaya, 2012:60). Menurut Sharifuddin (2011:131) Produk Domestik Bruto adalah nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu periode tertentu. Dalam suatu perekonomian negara, barang dan jasa yang diproduksi bukan hanya diproduksi oleh penduduk negara tersebut tetapi juga diproduksi dari negara lain.

Sukirno (2008) menyatakan bahwa di negara-negara berkembang yang sering juga dinamakan sebagai Dunia Ketiga konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun orang asing dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai negara dan perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara dimana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering sekali juga membantu menambah ekspor. Operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara dan nilai produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian, produk domestik bruto atau dalam istilah bahasa Inggrisnya Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing. Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui tiga pendekatan yaitu (Badan Pusat Statistik, 2015;2): (a) Pendekatan Produksi Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi, besarnya nilai produksi (angkaangka PDB) diperoleh dari nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang dan jasa yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard

Industrial Classification) sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Sektor Primer, Sektor Sekunder, Sektor Tersier. (b) Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen-komponen ekonomi, yaitu: a. Konsumsi Rumah Tangga (RT) = C b. Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto = I c. Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) = G d. Expor Impor = ( X M ) Dalam keseimbangan perekonomian nasional, sering diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut: PDB = C + I + G + ( X M)... (2.1) (c) Pendekatan Pendapatan Diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (belum dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan: PDB = sewa + upah + bunga + laba... (2.2) Sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.

(3) Kurs Valuta Asing Valuta asing atau foreign exchange adalah mata uang negara lain dari suatu perekonomian (Pratama dan Manurung, 2008:91). Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara (Zainul, 2015:76). Menurut Adek (2013:149) kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi lainnya. Menurut Suramaya (2012:54) kurs juga merupakan variabel makroekonomi yang turut mempengaruhi volatilitas harga saham. Valuta asing yang dipergunakan mempunyai nilai tertentu dalam mata uang negara lain. Nilai tersebut menakar berapa banyak suatu mata uang harus ditukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Perbandingan pertukaran tersebut disebut dengan kurs valuta asing (foreign exchange rate). Kuncoro dalam Triyono (2008) menjabarkan lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu sistem kurs mengambang (floating exchange rate), kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs), sekeranjang mata uang (basket of currencies), dan kurs tetap (fixed exchange rate). Kelima sistem kurs tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Kurs Mengambang Sistem kurs mengambang atau floating exchange rate menggunakan mekanisme pasar dalam menentukan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Jika dalam suatu negara terdapat campur tangan pemerintah

dalam menjaga kestabilan nilai kursnya, maka sistem tersebut merupakan sistem kurs mengambang terkendali atau managed floating exchange rate. b. Kurs Tertambat Sistem kurs tertambat atau pegged exchange rate menggunakan suatu atau sekelompok mata uang lain untuk dijadikan sebagai tempat menambatkan nilai mata uang dalam negeri. Satu atau sekolompok mata uang negara lain yang digunakan merupakan negara yang menjadi mitra dagang utama dari negara yang menambatkan nilai mata uangnya. c. Kurs Tertambat Merangkak Sistem kurs tertambat merangkak atau crawling pegs adalah sistem dimana negara mengubah nilai mata uangnya secara berkala dengan tujuan ke arah suatu nilai tertentu dalam jangka waktu tertentu. d. Sekeranjang Mata Uang Pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang (basket of currencies). Mata uang-mata uang yang dimasukkan ke dalam keranjang mata uang ditentukan oleh perannya dalam perdagangan. e. Kurs Tetap Negara menentukan nilai mata uangnya terhadap mata uang negara lain dan menjaganya agar terus berada pada nilai yang telah ditentukan dengan membeli atau menjual valuta asing. Dalam sistem kurs yang penentuannya berdasarkan mekanisme pasar, kurs akan berubah-ubah. Perubahan kurs valuta asing dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran valuta asing tersebut. Menurut

Nopirin (2011:148) permintaan dan penawaran valuta asing dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1) Pendapatan Apabila pendapatan meningkat relatif dengan negara lain maka makin besar kemungkinan impor yang berarti makin besar permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing akan meningkat sedangkan harga mata uang sendiri menurun. 2) Harga Kenaikan harga barang-barang secara umum atau inflasi akan menyebabkan impor meningkat dan ekspor menurun, sehingga permintaan valuta asing meningkat. 3) Tingkat Suku Bunga Kenaikan tingkat suku bunga akan cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan menurun dan nilai mata uang akan naik relatif terhadap valuta asing. Selain ketiga faktor ekonomi tersebut, perubahan kurs juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah faktor politis dan psikologi. Disaat kondisi politik dalam negeri sedang memburuk maka dana akan mengalir ke luar negeri sehingga kurs valuta asing akan meningkat. 2.1.3 Tinjauan tentang Hubungan Impor dengan Variabel yang Mempengaruhi (1) Hubungan Impor dengan Kurs Valuta Asing Harga barang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penentu impor Sukirno, 2002:383). Nilai impor dipengaruhi oleh kurs karena di dalam melakukan perdagangan internasional tiap negara menggunakan mata uang yang

berbeda maka kurs bertindak sebagai fasilitator untuk membandingkan nilai mata uang antar negara (Dewayani, 2015). Impor negara Indonesia turun, dipengaruhi oleh perkembangan perdagangan ketika kurs dollar tinggi (Suryandanu, 2014). Harga barang impor sangat dipengaruhi oleh kurs yang berlaku. Semakin menguatnya nilai kurs Amerika Serikat terhadap rupiah yang dipakai sebagai alat pembayaran internasional maka harga barang-barang tersebut akan semakin meningkat mengikuti nilai kurs pada saat itu. Dengan meningkatnya harga barang maka kecenderungan untuk mengimpor barang akan menurun. Begitu pula sebaliknya, jika kurs Amerika Serikat melemah, maka kecenderungan harga barang impor akan meningkat. Dengan menurunnya harga barang impor maka kecenderungan untuk mengimpor barang akan semakin meningkat karena memperoleh harga dengan lebih murah. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Radix (2010) yang menyimpulkan bahwa kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh secara signifikan terhadap impor. Penelitian yang dilakukan oleh Syarifah (2007) menyimpulkan bahwa nilai tukar rupiah berkorelasi negatif terhadap impor. Hasil tersebut sama dengan hasil nelitian yang dilakukan oleh Elif dan Oksan (2014) yang menyatakan bahwa kurs dollar Amerika Serikat memiliki dampak yang sangat kecil yang hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap impor. Teori permintaan menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara permintaan dengan harga. Pakpahan (2012:7) dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor daging sapi ke Indonesia menyatakan bahwa dalam jangka panjang maupun jangka pendek nilai tukar

rupiah terhadap dollar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai impor. Oleh karena itu Indonesia harus mengimpor daging sapi dari negara lain. Impor daging sapi yang setiap tahunnya meningkat memberikan dampak pada ekonomi Indonesia. Meskipun tidak ada dampak jangka pendeknya, tetapi pengaruh nilai tukar riil terhadap impor dalam jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan dalam keadaan nilai tukar mengambang (Jiranyakul, 2013:1269). Menurut Wira Satya dan Suresmiathi (2014:179) kurs dollar berpengaruh signifikan terhadap impor. (2) Hubungan Impor dengan Harga Teori penawaran adalah suatu teori yang menyatakan suatu hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Dalam teori penawaran dinyatakan bahwa semakin naik harga suatu barang, maka makin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan (Sukirno, 2006:86). Dalam perdagangan internasional, nilai impor menggambarkan jumlah barang yang ditawarkan. Semakin tinggi harga impor suatu barang, maka semakin sedikit nilai impor dari barang tersebut. Jadi, antara harga impor suatu barang dengan nilai impor barang tersebut terdapat suatu hubungan yang negatif. Harga mempengaruhi impor karena apabila harga diluar negeri lebih murah dari harga dalam negeri maka kemungkinan pemerintah akan mengambil kebijakan untuk mengimpor (Christianto, 2013). Perubahan harga akan mempengaruhi permintaan akan suatu komoditi (Chhapra, 2013). Produksi akan sangat mempengaruhi harga, faktor utama produksi beras adalah cuaca dan pasar, sebagai contoh apabila terjadi

banjir atau kekeringan yang berkelanjutan maka harga pasar akan mengalami fluktuasi (Supisra, 2012). Dampak dari harga pangan yang tinggi akan mempengaruhi fragmen masyarakat golongan rendah dan menengah (Scott dan Joseph, 2009), ditambah lagi semua proporsi pendapatan mereka digunakan hanya untuk membeli makanan (Christopher, 2011). Menurut Rita (2009:36) impor juga tergantung pada produksi dalam negeri dan harga dalam negeri. Penurunan produksi dalam negeri dan kenaikan tingkat harga suatu produk di dalam negeri akan menyebabkan kecenderungan untuk melakukan impor. (3) Hubungan Impor dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Perubahan pada tingkat pendapatan suatu negara akan membawa perubahan pada tingkat impor, semakin bertambah pendapatan suatu negara akan membawa penambahan impor, dan penurunan pendapatan akan mengakibatkan penurunan impor. PDB memberikan pengaruh positif terhadap impor, yang dimana PDB (pendapatan nasional) sangat penting terhadap impor yang digunakan sebagai sumber pembiayaan. Ini berarti bahwa PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor (Ronitua, 2012:7). Menurut Mahmudul et al. (2009:135), PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor. Di dalam penelitian Wira Satya dan Suresmiathi (2014:179) juga menyatakan bahwa PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai impor. Jika harga barang dan jasa di pasar internasional lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih baik daripada barang dalam negeri maka negara tersebut akan cenderung mengimpor barang tersebut. Namun impor pun dapat terjadi dikarenakan pendapatan dalam

negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli barang-barang impor pun meningkat (Sadono Sukirno, 2004). Hubungan PDB dan impor dapat tercermin dalam persamaan : PDB = C + I + G + ( X M)...(2.3) Pada rumus 2.3 terlihat bahwa impor merupakan variabel dari PDB, yang merupakan varibel kebocoran dari pendapatan nasional, jadi semakin besar impor akan mengurangi jumlah pendapatan nasional. PDB mencerminkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara, PDB yang meningkat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat meningkat. Ketika pendapatan mengalami peningkatan berarti daya beli masyarakat meningkat, namun ketika pasar dalam negeri supply barang lebih kecil daripada demand, maka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pemerintah akan mengekspor barang konsumsi maupun bahan baku untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Biasanya kebutuhan impor barang konsumsi melalui kebijakan pemerintah sedangkan bahan produksi melalui mekanisme pasar. 2.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan dan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1) Kurs dollar Amerika Serikat, harga daging sapi Australia, dan PDB sektor Peternakan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap impor sapi Australia ke Indonesia tahun 2010-2014.

2) Kurs dollar Amerika Serikat, dan harga daging sapi Australia secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor sapi Australia ke Indonesia, sedangkan PDB sektor Peternakan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai impor sapi Australia ke Indonesia tahun 2010-2014.