PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN

I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA

PENGARUH ph DAN TEGANGAN PADA PEMBUATAN SERBUK ITRIUM DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL PROSES PASIR SENOTIM DENGAN ELEKTROLISIS

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah

KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PEMISAHAN Y, Dy, Gd HASIL EKSTRAKSI DARI KONSENTRAT ITRIUM MENGGUNAKAN KOLOM PENUKAR ION

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Jurnal Kimia Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

ID PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Logam Tanah Jarang (LTJ) adalah salah satu sumber daya alam yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAYAAN UNSUR TANAH JARANG SECARA DESTRUKSI DAN PENGENDAPAN DARI PASIR MONASIT BANGKA ANNA ROHANI ROIDA MANURUNG

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

EKSTRAKSI Y, Dy, Gd DARI KONSENTRAT ITRIUM DENGAN SOLVEN TBP DAN D2EHPA. EXTRACTION OF Y, Dy, Gd FROM YTTRIUM CONCENTRATE BY TBP AND D2EHPA SOLVENTS

BAB 3 METODE PERCOBAAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

PENELITIAN LOGAM TANAH JARANG DI INDONESIA. Isyatun Rodliyah

BAB III METODE PENELITIAN

DOBEL SOLVEN UNTUK EKTRAKSI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

3. Metodologi Penelitian

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN DISPROSIUM (Dy) OKSIDA DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL OLAH PASIR SENOTIM DENGAN METODE EKSTRAKSI TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

120 PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI Murdani Soemarsono dan Dwi Biyantoro P3TM BATAN ABSTRAK PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI.Telah dilakukan penelitian pembuatan oksida LTJ memakai umpan hasil dijesti pasir senotim dengan cara pengendapan dan kalsinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan kadar unsur logam tanah jarang. Parameter yang dipelajari yaitu : pengendapan, waktu kalsinasi, dan suhu kalsinasi. Dari hasil pengendapan dan kalsinasi diperoleh data kondisi optimum yaitu pada = 1,5, waktu kalsinasi = 1 2 jam, dan suhu kalsinasi = 1000 1100 o C. Pada kondisi ini diperoleh kadar unsur logam tanah jarang sebagai berikut : Y = 36,48 %, La = 3,36%, Ce = 5,89%, Nd = 2,25%, Gd = 1,58%, dan Sm = 0,72%. ABSTRACT PRODUCTION OF RARE EARTH OXIDE FROM DIGESTION OF XENOTIME SAND BY PRECIPITATION AND CALCINATION. The production of rare earth oxide using feed of xenotime sand digestion by precipitation and calcination has been done. The purpose of the research is to increase the concentration of rare earth element. Parameter studied were of precipitation, time of calcination, and temperature of calcination. From the results of precipitation and calcination was obtained. The optimum condition data namely = 1.5, time of calcination = 1 2 hours, and temperature of calcination = 1000 1100 o C. At those condition the rare earth element concentration gained were as follow : Y = 36.48 %, La = 3.36%, Ce = 5.89%, Nd = 2.25%, Gd = 1.58%, dan Sm = 0.72%. U PENDAHULUAN nsur unsur tanah jarang (rare earth element) banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri seperti industri metalurgi baja, laser, elektronik, optik, super konduktor, magnet, tabung warna TV, dan lain lain.unsur ini banyak terkandung dalam pasir senotim yang merupakan hasil samping dari penambangan PT Timah di pulau Bangka, Singkep dan Belitung. Pasir senotim memiliki dua arti penting yang dapat mendatangkan keuntungan sekaligus sebagai mata dagangan strategis dalam arti pengamanan kebutuhan Nasional akan thorium sebagai bahan bakar untuk reaktor suhu tinggi. Sebagai bahan strategis yang sangat berguna untuk pengembangan material baru, karena mempunyai sifat yang unik yang sangat menguntungkan. Logam tanah jarang secara keseluruhan merupakan bahan yang komersial dan bernilai ekonomi tinggi. Itrium (Y) banyak dijumpai dalam pasir xenotim, dan banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri seperti baja, laser, tabung warna TV, magnet dan keramik. Lantanum (La) dan serium (Ce) banyak dipakai dalam industri metalurgi. Neodimium (Nd) banyak dipakai dalam industr magnet. Gadolinium (Gd) dan samarium (Sm) dipakai di bidang industri nuklir karena mempunyai penampang serapan netron yang besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian logam tanah jarang harus dilakukan karena LTJ merupakan bahan yang strategis, sukar diperoleh dan kegunaannya sangat banyak bagi industri pada umumnya, misalnya beberapa unsur tanah jarang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang cukup besar seperti Dy, Sm dan Gd. Unsur unsur ini dalam bidang nuklir dapat digunakan sebagai bahan pembuat batang kendali nuklir. Secara lengkap unsur tanah jarang terdiri dari : Lantanum (La), Serium (Ce ), Praseodinium (Pr), Neodinium (Nd), Preomethium (Pm), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb),

121 Dysprosium (Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Tulium (Tm), Iterbium (Yb), Lutesium (Lu) dan ditambah dua unsur lagi yaitu Itrium (Y) dan Scandium (Sc). Pasir senotim adalah senyawa logam tanah jarang phosfat (Y,LTJ) PO 4 atau sering pula ditulis sebagai YPO 4 dalam bentuk struktur kristal tetragonal dengan kadar itrium ( Y ) = ± 20 %. Total kadar campuran logam tanah jarang berkisar antara 55% sampai 70% LTJ 2 O 3 kadar individual logam tanah jarang didalam konsentrat dapat ditentukan dengan optikal spektrometer, netron analisis dan lain lain. Pengotor pengotor yang sering terikat dalam pasir senotim yaitu : Al, Fe, Mg, Si, Ti, dan Zr. Untuk mendapatkan logam tanah jarang dengan kemurnian tinggi perlu dilakukan proses pemurnian dengan langkah langkah proses yaitu : dijesti pasir senotim, pengenceran, filtrasi, pengendapan, kristalisasi, dijesti bertingkat dan pelarutan. Proses dijesti, pengenceran dan filtrasi dimaksudkan untuk menghilangkan pengotorpengotor tersebut diatas. Unsur unsur pengotor ini tertinggal dalam endapan pada saat penyaringan dan filtrat yang diambil kaya akan unsur unsur logam tanah jarang yang terdapat dalam filtrat. Pada proses peningkatan konsentrat logam jarang maka perlu memanfaatkan filtrat hasil dijesti H 2 SO 4 dengan cara pengendapan. Pada pengendapan dengan amonia (NH 4 OH) diperlukan waktu pengendapan yang relatif baik agar RE yang terdapat didalam endapan diharapkan bisa diambil secara maksimum (konsentrasi tinggi). Pada penelitian ini parameter yang diteliti adalah pengendapan, waktu kalsinasi dan suhu kalsinasi. Ketiga parameter tersebut sangat berpengaruh terhadap tingginya konsentrasi LTJ yang dihasilkan. TATA KERJA Bahan Pasir senotim, H 2 SO 4 tehnis (96 %), aquadest, NH 4 OH, asam oksalat, kertas saring, standar torium dan logam tanah jarang. Alat Ayakan, magnetik stirer, timbangan analitik, peralatan gelas, almari asam, corong, kertas saring, meter (Beckman), alat pendar sinar X, oven, furnace, beker glas berbagai ukuran, dan gelas arloji. Cara kerja 1. Pasir senotim berat 100 gram dengan ukuran 200 325 mesh dimasukkan ke dalam gelas piala 1000 ml, kemudian didijesti dengan ditambah asam sulfat pekat sebanyak 200 ml. 2. Campuran dipanaskan sampai suhu 210 o C dengan pemanas listrik dan diaduk dengan magnetik stirer (pengadduk magnit) selama 5 jam. 3. Hasil dijesti kemudian diencerkan dengan air es sampai volume menjadi 5000 ml dan dilanjutkan dengan penyaringan, diperoleh filtrat dan endapan. 4. Kemudian diambil 500 ml filtrat untuk proses pengendapan secara selektif, dengan cara ditambah amonia pada 1,5. Filtrat hasil penyaringan dilanjutkan diendapkan pada = 2,5. Filtrat hasil penyaringan yang terakhir diendapkan pada = 7, kemudian dilakukan pemisahan antara endapan dan filtrat. 5. Filtrat dan endapan masing-masing percobaan tersebut di atas dianalisis memakai alat pendar sinar X. 6. Pengendapan serentak dilakukan dengan cara diambil 100 ml filtrat hasil dijesti diendapkan pada 2,5 kemudian ditambah asam oksalat (30 gram). Endapan kemudian dipanaskan pada suhu 100 o C. 7. Endapan masing masing metode pengendapan dikeringkan pada suhu 100 0 C, lalu dikalsinasi dalam furnace pada suhu 900 o C selama satu jam. 8. Endapan yang telah dikalsinasi ditimbang masing masing sebanyak 0,5 gram dimasukkan kedalam kontainer ditambah genteng soka 5,5 gram (pengenceran 12 kali) lalu dimasukkan kedalam shaker dikocok sampai homogen. Setelah 15 menit pengocokkan dihentikan. Endapan lalu ditimbang masing masing 5 gram masukan dalam container yang dibawahnya telah ditutup dengan spex film untuk di analisis. 9. Masing masing filtrat 5 ml, lalu dimasukkan kedalanm kontainer dan ditutup dengan spex film, selanjutnya filtrat dianalisis dengan alat pendar sinar X. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh pengendapan selektif Data hasil percobaan pada pengendapan selektif yang diperoleh dipakai untuk mengevaluasi kadar unsur torium (Th) dan logam

122 tanah jarang Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm dalam filtrat dan endapan. Endapan yang diperoleh pada berbagai kemudian dikeringkan pada suhu 100 o C. Endapan kering disimpan dalam eksikator. Hasil perhitungan data analisis ditunjukkkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kadar unsur LTJ dengan pengendapan selektif pada berbagai Kadar LTJ dalam filtrat, ppm Umpan 302,15 5428,08 990,02 804,96 243,69 290,82 519,96 1,5 69,71 1330,70 56,41 17,75 0,00 0,00 0,00 2,5 36,98 14,70 17,91 0,00 0,00 0,00 0,00 7 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Keterangan : Umpan filtrat hasil dijesti Dari data Tabel 1 tampak bahwa pada 7 kandungan unsur torium dan logam tanah jarang (LTJ) dalam filtrat sudah tidak terdeteksi.hasil pengendapan dengan amonia terbanyak diperoleh pada 1,5. Dari data dalam Tabel 1, kemudian dipakai untuk menghitung efisien pengendapan torium dan unsur logam tanah jarang (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm). Hasil ditunjukkan dalam Gambar 1. Efisiensi Pengendapan, % 120 80 40 0 Kadar Unsur Th dan LTJ Th Y La Ce Nd Gd Sm Gambar 1. Hubungan antara efisiensi pengendapan Th dan unsur LTJ pada PH = 1,5 Pada Gambar 1 di atas tampak bahwa pad 1,5 hampir semua unsur mengendap di atas 75%. Hal ini disebabkan karena terbentuk endapan torium hidroksida = Th(OH) 4 dan LTJ(OH) 3 paling banyak. Analisis endapan hasil pengeringan pada 1,5 kadarnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh pada kadar LTJ hasil pengendapan dan pengeringan suhu 100 o C Berat, g 1,5 2,46 23,34 1,86 3,68 1,38 1,12 0,21 15,150 2,5 0,16 21,06 0,72 0,12 0,11 0,37 0,11 2,227 7,0 0,21 0,22 0,00 0,00 0,00 0,18 0,00 0,043 Keterangan : Volume filtrat hasil dijesti = 500 ml B. Pengaruh pengendapan serentak Pengendapan serentak dilakukan dengan cara yaitu filtrat hasil dijesti diendapkan dengan amonia pada 2,5 dan ditambah asam oksalat. Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar hasil pengendapan yang diperoleh

123 tanpa perlakuan variasi, dengan cara larutan umpan diendapkan pada 2,5, dan ditambah dengan asam oksalat. Data hasil percobaan yang diperoleh dipakai untuk mengevaluasi kadar unsur torium (Th) dan logam tanah jarang Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm dalam filtrat dan endapan. Endapan yang diperoleh kemudian dikeringkan pada suhu 100 o C. Endapan kering disimpan dalam eksikator. Hasil ditunjukkkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Pengendapan serentak pakai amonia = 2,5 & asam oksalat. Kadar LTJ dalam filtrat, ppm Th Y La Ce Nd Gd Eu Umpan 302,15 5428,08 990,02 804,96 243,69 290,82 519,96 2,5 & as oksalat 175,96 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Keterangan : Volume umpan filtrat hasil dijesti = 100 ml Dari data Tabel 3 tampak bahwa dengan percobaan ini hampir semua LTJ mengendap semua kecuali torium. Hal ini tampak bahwa pengaruh asam oksalat yang dapat menyebabkan semua unsur logam tanah jarang mengendap. Torium tidak mengendap semua mungkin asam oksalat yang ditambahkan terserap semua untuk mengendapkan LTJ, sehingga untuk mengendapkan torium perlu asam oksalat lebih yang banyak. Dari data dalam Tabel 3, kemudian dipakai untuk menghitung efisien pengendapan torium dan unsur logam tanah jarang (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm). Hasil ditunjukkan dalam Gambar 2. Pada Gambar 2 tampak bahwa semua unsur LTJ mengendap. Hasil analisis endapan hasil pengeringan pada 2,5 dan asam oksalat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Efisiensi Pengendapan, % 120 80 40 0 Kadar Uns ur Th dan LTJ Th Y La Ce Nd Gd Sm Gambar 2. Hubungan antara effisiensi pengendapandengan Th dan unsur LTJ pada 2,5 dan asam oksalat Tabel 4. Kadar endapan LTJ hasil pengeringan suhu 100 o C Berat, g 2,5 + as oksalat 3,36 36,30 2,58 5,28 1,92 1,22 0,24 2,277 Keterangan :Volume umpan filtrat = 100 ml Pengendapan pada 2,5 & penambahan asam oksalat 30 g Dari data yang ditunjukkan dalam tabel dan gambar di atas diketahui bahwa dengan penambahan amonia dan asam oksalat pengendapannya kurang selektif, hal ini disebabkan karena hampir semua LTJ mengendap semua.

124 Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa untuk mengendapkan torium dan unsur logam tanah jarang (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm) relatif lebih baik menggunakan pengendapan selektif. Hal ini dikarenakan pada pengolah proses pemisahan berikutnya sebagai umpan konsentrat LTJ relatif kandungan pengotor toriumnya lebih sedikit. C. Pengaruh waktu kalsinasi Pada percobaan kalsinasi umpan yang dipakai adalah endapan kering pada pengendapan dengan amonia pada = 1,5. Penelitian yang dikerjakan adalah mempelajari pengaruh waktu kalsinasi pada suhu yang tetap 900 o C terhadap hasil yang diperoleh. Percobaan dilakukan dengan variasi pada berbagai waktu : 1 jam, 2, 3, 4, dan 5 jam dalam furnace. Hasil endapan pada setiap waktu percobaan yang diteliti beratnya ditimbang kemudian di analisis. Data hasil percobaan yang diperoleh dipakai untuk mengevaluasi kadar unsur torium (Th) dan LTJ (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm) hasil kalsinasi. Hasil penimbangan berat Th dan LTJ ditunjukkkan pada Gambar 3 dan perhitungan data analisis ditunjukkkan dalam Tabel 5. Gambar 3. Hubungan antara waktu kalsinasi vs berat LTJ Tabel 5. Pengaruh waktu kalsinasi terhadap kadar endapan LTJ Waktu, jam 1 3,38 25,32 2,96 5,47 1,96 1,32 0,37 2 3,40 27,12 2,92 5,53 1,91 1,38 0,48 3 3,72 28,80 2,99 5,51 1,98 1,42 0,65 4 3,85 29,52 3,11 5,45 2,09 1,41 0,66 5 3,85 30,48 3,26 5,89 2,25 1,56 0,72 Keterangan : pengendapan selektif = 1,5 Berat awal = 5 gr Suhu = 900 o C Dari Gambar 3 tampak bahwa waktu kalsinasi relatif sudah baik selama 1 2 jam. Pengurangan berat paling besar terajdi mulai jam ke 1, dimana berat awal semula 5 gram setelah dikalsinasi pada suhu 900 o C menjadi 1,364 gram. Setelah waktu kalsinasi di atas 2 jam beratnya relatif sudah hampir sama. Hal ini karena selama waktu kalsinasi beratnya relatif sudah konstan, mulai jam ke 2 berat sudah tampak ajeg sudah tidak ada massa yang berkurang. Dengan semakin naiknya suhu kecenderungan komposisi kadar relatif tidak terlalu banyak berubah. Dibandingkan dengan komposisi kadar sebelum dikalsinasi tampak terjadi perubahan kenaikaan kadar torium (Th) maupun kadar logam tanah jarang (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm).

125 D. Pengaruh suhu kalsinasi Pada percobaan kalsinasi umpan yang dipakai adalah endapan kering hasil pengendapan dengan amonia pada = 1,5. Penelitian yang dikerjakan adalah mempelajari pengaruh suhu kalsinasi selama waktu diambil tetap yaitu 2 jam. Percobaan dilakukan dengan variasi pada berbagai suhu : 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, 1000 o C, dan 1100 o C. Hasil endapan pada setiap waktu percobaan yang diteliti beratnya ditimbang kemudian di analisis. Data hasil percobaan yang diperoleh dipakai untuk mengevaluasi kadar unsur torium (Th) dan LTJ (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm) hasil kalsinasi. Hasil penimbangan berat Th dan LTJ ditunjukkkan pada Gambar 4 dan perhitungan data analisis ditunjukkkan dalam Tabel 6. Gambar 4. Hubungan antara suhu kalsinasi vs berat LTJ Suhu, o C Tabel 6. Pengaruh suhu kalsinasi terhadap kadar endapan LTJ 600 2,28 25,11 1,81 4,48 0,48 0,82 0,44 700 2,91 26,05 1,93 4,51 0,77 0,91 0,47 800 3,80 26,82 2,41 4,91 0,94 1,01 0,57 900 3,40 27,12 2,92 5,53 1,91 1,38 0,48 1000 3.85 36,48 3,36 5,89 2,25 1,58 0,72 1100 3.34 36,47 3,48 5,48 2,15 1,83 0,73 Keterangan : pengendapan selektif = 1,5 Berat awal = 5 gr Waktu = 1 2 jam Dari Gambar 4 tampak bahwa suhu kalsinasi relatif paling baik yaitu pada suhu 1000 o C - 1100 o C. Pengurangan berat tampak nyata mulai suhu 600 o C, dimana berat awal semula 5 gram pada suhu pengeringan 100 o C setelah dikalsinasi terjadi pengurangan berat yang nyata. Di atas suhu 600 o C sampai 1000 o C penurunan berat agak kecil dan setelah suhu 1000 o C relatif sudah mulai konstan beratnya sudah hampir sama sudah tidak ada pengurangan massa. Dengan semakin naiknya suhu kecenderungan komposisi kadar relatif tidak terlalu banyak berubah. Dibandingkan dengan komposisi kadar sebelum dikalsinasi tampak terjadi perubahan kenaikaan kadar torium (Th) maupun kadar logam tanah jarang (Y, La, Ce, Nd, Gd, dan Sm). KESIMPULAN Pada pembuatan oksida logam tanah jarang dengan cara pengendapan dan kalsinasi diperoleh hasil sebagai berikut :

126 Pada pengendapan selektif hanya memakai amonia pada = 1,5 diperoleh umpan kalsinasi relatif lebih baik dari pada memakai umpan pengendapan serentak memakai amonia dan asam oksalat. Hasil kalsinasi yang optimum diperoleh pada waktu = 1 2 jam dan suhu = 1000 1100 o C, diperoleh kadar LTJ sebagai berikut: Y = 36,48 %, La = 3,36%, Ce = 5,89 %, Nd = 2,25 %, Gd = 1,58 % dan Sm = 0,72 %. DAFTAR PUSTAKA 1. PRAKASH S., Advanced Chemistry of Rare Earth, S Chand & Co (PVT), New Delhi (1975). 2. WATSON. P. L., Overview of The History Economics And Technology of The Rare Earths, And Their Potential, E. I. Du Pont de Nemours & Company, pp 5-40, Rare Earth Horizons, Proceeding and Report of The Conference held at The National Measurement Laboratory, Lindfild, (1987) 3. DOUGLAS, DANIEL, AND ALEXANDER, Concepts and Metal of Inorganik Chemistry, John Wiley and Sons, New York (1994). 4. DWI BIYANTORO, KRIS TRI BASUKI, R.SUBAGIONO.DAN MV PURWANI, Ekstraksi dan Stipping Itrium Dengan Membran Emulsi Span 80 dan DEHP Proseding Seminar Nasional ke 32, temu Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia, Yogjakarta, ( 2005 ). 5. PERRY S, Chemical Engineers Handbook, edisi 7, (1997). 6. SCHWEITZER, P. A., Handbook of Separation Technique for Chemical Engineers, 2 nd ed., McGraw-Hill Book Company, New York (1988) TANYA JAWAB Tri Rusmanto Jelaskan kalau suhu kurang/lebih 100 1100 o C, apa pengaruhnya? Apa kegunaan logam-logam jarang yang didapat, pada industri apa? Murdani Soemarsono Suhu kalsinasi LTJ diperoleh pada suhu 1000 1100 o C didapat endapan Y = 36,47 36,48%. Kalau suhu kurang dari 1000 1100 o C, maka kadar LTJ Y antara 25% - 26% <<< 36,48%. Kegunaan LTJ di industri : industri metalurgi, baja, laser, elektronik, optik, super konduktor, magnet, tabung TV. Tunjung Indrati Berdasarkan judulnya adalah Peningkatan LJTJ, tetapi di kesimpulan tidak ada data peningkatan tersebut mencapai berapa %, mohon penjelasan! Berapa tingkat kemurnian LJTJ? Murdani Soemarsono Judulnya bukan peningkatan LJTJ, tetapi pembuatan oksida logam tanah jarang dari umpan hasil dijesti pasir sinotim dengan cara pengendapan dan kalsinasi. Peningkatan hasil LJTJ dapat dilihat pada 1,5. Hasil Y adalah 36,48% dan pada 2,5 sampai dengan 7, hasilnya lebih kecil. Tingkat kemurnian LJTJ dicapai pada suhu kalsinasi 1000 1100 o C dan waktu kalsinasi 1 2 jam dengan tingkat kemurnian LJTJ Y = 36,48%, La = 5,8%, Nd = 2,25%, Gd = 1,58% dan Sn = 0,72%.