xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

dokumen-dokumen yang mirip
D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

xxiv r min Rmax Rnv Rnt

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB III LANDASAN TEORI

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

DAFTARSIMBOL. DAFTAR Sllv!BOL - HAL vii. tinggi blok persegi tegangan tekan ekivalen. Ast At. j arak s pada komponen struktur lentur tinggi.

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR GEDUNG YAYASAN PRASETIYA MULYA DENGAN LANTAI BETON BERONGGA PRATEGANG PRACETAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG STRUKTUR PORTAL GEDUNG PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beban angin. Menurut PPI 1983, pengertian dari beban adalah: lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah.

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

Perencanaan Struktur Tangga

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN DINDING GESER DI BANDUNG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PERENCANAAN APARTEMEN SOLO PARAGON TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

DAFTAR NOTASI. ct cb. = Luas tulangan total tulangan longitudinal. = Jarak dari sumbu pusat penampang bruto ke serat tekan terluar atas.

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

E c = Modulus elastisitas beton (MPa) E s = Modulus elastisitas baja tulangan (MPa) EI = Kekuatan lentur komponen struktur tekan f = Lendutan yang dii

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR NOTASI. : Tinggi blok tegangan persegi ekuivalen. : Koefisien momen lapangan arah x. : Koefisien momen tumpuan arah y

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG TINGKAT TINGGI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan Pembangunan Apartment 20 Lantai ini harus memenuhi

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

BAB III LANDASAN TEORI

Sebagai akibat cara elemen stmktur ini memikul beban dalam bidang (terutama dengan cara tarik dan tekan), stmktur cangkang dapat lebih tipis dan

TUGAS AKHIR DESAIN STRUKTUR GEDUNG A KAMPUS TERPADU STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

Perhitungan Penulangan Kolom Suatu kolom portal beton bertulang, yang juga berfungsi menahan beban lateral, dengan dimensi seperti gambar :

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB III LANDASAN TEORI. dan SNI 1726, berikut kombinasi kuat perlu yang digunakan:

Transkripsi:

DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² Ag = Luas bruto penampang (mm²) An = Luas bersih penampang (mm²) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm²) Al = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm²) Ao = Luas bruto yang dibatasi oleh lintasan aliran geser (mm 2 ) Aoh = Luas penampang yang dibatasi oleh garis as tulangan sengkang (mm 2 ) As = Luas tulangan tarik non prategang (mm²) As = Luas tulangan tekan non prategang (mm²) At = Luas satu kaki sengkang tertutup pada daerah sejarak s untuk menahan torsi (mm²) Av = Luas tulangan geser pada daerah sejarak s atau Luas tulangan geser yang tegak lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah sejarak s pada komponen struktur lentur tinggi (mm²) b = Lebar daerah tekan komponen struktur (mm²) bo = Keliling dari penampang kritis yang terdapat tegangan geser maksimum pada pondasi (mm) bw = Lebar badan balok atau diameter penampang bulat (mm) C = Jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm) Cc = Gaya pada tulangan tekan Cs = Gaya tekan pada beton d = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) d = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (mm) db = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang (mm) xxiii

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi ex = Jarak kolom kepusat kekakuan arah x ey = Jarak kolom kepusat kekakuan arah y E = Pengaruh beban gempa atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan gempa Ec = Modulus elastisitas beton (MPa) E cb = Modulus elastisitas balok beton E cp = Modulus elastisitas pelat beton I b = Momen inersia terhadap sumbu pusat penampang bruto balok I p = Momen inersia terhadap sumbu pusat penampang bruto pelat fc = Kuat tekan beton yang disyaratkan (MPa) fy = Kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan non prategang (MPa) f vy = Kuat leleh tulangan torsi longitudinal (MPa) f ys = Kuat leleh tulangan sengkang torsi (MPa) h = Tinggi total dari penampang hn = Bentang bersih kolom Ln = Bentang bersih balok Mu = Momen terfaktor pada penampang (Nmm) Mnb = Kekuatan momen nominal persatuan jarak sepanjang suatu garis leleh Mnc = Kekuatan momen nominal untuk balok yang tak mempunyai tulangan tekan (Nmm) Mn = Kekuatan momen nominal jika batang dibebani lentur saja (Nmm) Mnx = Kekuatan momen nominal terhadap sumbu x Mny = Kekuatan momen nominal terhadap sumbu y Mox = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu x untuk aksial tekan yang nol xxiv

Moy MRx MRy M 1 M 2 M 1ns M 2ns M 1s M 2s = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah x = Momen puntir arah y = Momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada Komponen tekan; bernilai positif bila komponen struktur melengkung dengan kelengkungan tunggal, negatif bila struktur melengkung dengan kelengkungan ganda (Nmm) = Momen ujung terfaktor yang lebih besar pada Komponen tekan; selalu bernilai positif (Nmm) = Nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung yang tidak menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis konvensional (orde pertama). Bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda (Nmm) = Nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung yang tidak menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (Nmm). = Nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung yang menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis konvensional (orde pertama). Bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda (Nmm) = Nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung yang menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (Nmm). xxv

Nu = Beban aksial terfaktor P cp = keliling luar penampang beton (mm) P b = Kuat beban aksial nominal pada kondisi regangan seimbang (N) P c = Beban kritis (N) P CP = Keliling penampang beton (mm) Ph = Keliling dari garis as tulangan sengkang torsi P n = Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan (N) P o = Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas nol (N) P u = Beban aksial terfaktor pada eksentrisitas yang diberikan (N) S = Spasi tulangan geser atau torsi kearah yang diberikan (N) Tc = Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan beton Tn = Kuat momen torsi nominal (Nmm) Ts = Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh Tulangan tarik Tu = Momen torsi tefaktor pada penampang (Nmm) Vc = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N) Vs = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser (N) Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang (N) x = Dimensi pendek bagian berbentuk persegi dari penampang α = Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur dari pelat dengan lebar yang dibatasi secara lateral oleh garis panel yang bersebelahan pada tiap sisi balok α m = Nilai rata-rata α untuk semua balok tepi dari suatu panel β = Rasio bentang dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari pelat dua arah βd = Rasio beban aksial tetap terfaktor maksimum tehadap beban aksial terfaktor maksimum xxvi

A S ρ = Rasio tulangan tarik bd A ρ = Rasio tulangan tekan S ' bd ρ b = Rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang ρ max = Rasio tulangan tarik maksimum ρ min = Rasio tulangan tarik minimum = Faktor reduksi kekuatan ε = Regangan (mm) ε c = Regangan dalam beton (mm) λ d = Panjang penyaluran (mm) λ db = Panjang penyaluran dasar (mm) λ dh =Panjang penyaluran kait standar tarik diukur dari penampang kritis hingga ujung luar kait (bagian panjang penyaluran yang lurus antara penampang kritis dan titik awal kait (titik garis singgung) ditambah jarijari dan satu diameter tulangan).(mm) λ hb = Panjang penyaluran dasar dari kait standar tarik (mm) λ n = Bentang bersih untuk momen positif atau geser dan rata-rata dari bentang-bentang bersih yang bersebelahan untuk momen negatif λ u = Panjang bebas (tekuk) pada kolom δ ns = Faktor pembesaran momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara ujung-ujung komponen struktur tekan δ s = Faktor pembesaran momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan pengaruh penyimpangan lateral akibat beban lateral dan gravitasi xxvii

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan xxviii